"Sella?" gumamnya lirih.
Flash Back~
Di suatu bar yang sangat ramai, bergaung musik keras nan heboh, diiringi dengan tarian liar para wanita dan lelaki. Lampu gemerlap malam tiada hentinya menyinari tempat itu. Banyak orang yang sangat menikmati lantunan musik DJ, salah satunya Baskoro.
"Sell? Kamu gak mau samperin itu laki-laki? Gile ok banget itu. Dompetnya, Sell," ujar salah satu Sella yang menatap Baskoro dari kejauhan.
"Heh, kamu ini bisa aja. Kamu kan tau kalau aku udah punya Evan. Lagian Evan bisa pua-sin, kok. Aku juga gak kekurangan kan sekarang?" jawab Sella sekenanya sembari mengambil gelas wine di depannya.
"Kalau ada yang lain kenapa mesti setia sih? Lagian kamu kemarin ngeluh kalau Evan mulai main gak selama dulu," lanjut temannya itu.
"Iya sih. Tapi ya mau gimana. Belum ada yang ok selain Evan. Lagian-," jawab singkat Sella.
"Sel, sel, dia menuju ke sini tuh," senggol temannya itu mengubah topik pembicaraan. "Keknya dia nyamperin meja kita deh?" senyum terkembang di wajahnya.
"Jangan GeEr deh kamu. Biarin aja. Lagian dia mau menikmati hidup," jawab Sella menenggak wine-nya.
Musik semakin keras menari di telinga, begitu juga dengan Baskoro menghampiri Sella dan temannya. Karena temannya memiliki firasat kalau Baskoro sudah sejak tadi dirinya menatap ke arah Sella.
"Sel, beneran dia menuju ke sini," ujar temannya itu.
Sella tak ingin menggubris temannya. Biarkan saja dia berkicau seperti burung beo. Lagian lelaki kaya itu tidak akan mau bersama dirinya. Namun sedetik kemudian, Sella seakan terkejut. Baskoro yang di bicarakan oleh temannya sudah berada di hadapannya. Begitu juga dengan temannya Sella. Ia mengerti, dan segera menyikut Sella, seakan meminta izin untuk pergi dari tempat mereka duduk.
"Sendiri aja?" suara bariton indah itu mengalun tepat di telinga Sella, seolah hanya suara itu saja yang mendominasi tempat nan super ramai itu.
Sella menoleh, "Iya." Lalu ia membuang muka lagi mencari sasaran yang tepat untuk dirinya.
"Saya sudah pesan dengan bos kamu untuk menemani saya malam ini," ujar Baskoro lagi memberitahu.
Tak berapa lama, Sella melihat seorang lelaki berjas rapi menghampiri dirinya. "Sel, kamu sudah di book sama Pak Baskoro. Layani dengan benar ya. Aku tau kamu pasti bisa menundukkannya," bisik lelaki itu.
Sella hanya melirik ke arah lelaki berjas rapi itu. "Johan selalu seperti itu. Dasar manajer gila. Apa gak tau kalau aku lagi galau gegara putus sama Evan?" gumam Sella.
"Selamat bersenang-senang, Pak Bas," ujar lelaki itu tepat di telinga Baskoro lalu berlalu pergi begitu saja.
Sella menatap kepergian atasannya dengan tajam. Lalu melirik sedikit ke arah Baskoro yang sedang menuangkan wine di dua gelas. Ia pun memberikannya ke arah Sella.
"Minumlah. Jangan sungkan terhadapku," ujar lelaki itu.
Sella tak menjawab. Ia menatap ke arah gelas yang berisi wine merah.
"Saya tak sengaja mendapatkan rekomendasi dari teman, kalau kamu. . ." Baskoro menghentikan ucapannya.
"Apa?" Sella berpaling dan menatap ke arah Baskoro kali ini.
"Hee, menarik. Dan dia sedikit cerita kalau kamu kesepian bahkan butuh teman setelah putusnya hubunganmu bersama dengan Evan. Bukan maksudku untuk mengungkit hal yang telah berlalu, tapi aku hanya kasihan denganmu," balas Baskoro lagi.
"Lalu?"
"Kita bisa jadi teman," ujar Baskoro lagi.
"Hanya teman?" tanya Sella.
"Tergantung kepadamu. Aku akan tetap menunggumu, Sella," balas Baskoro lagi.
Sella membuang wajahnya ke depan. Ia menatap lelaki itu lagi dengan pandangan yang berbeda. Mungkin ini bisa membuatnya lupa dengan mantan kekasihnya, Evan.
"Baiklah. Ayo kita pergi dari sini," ajak Sella berdiri dan menjauh dari kursi. Ia pun memulai langkahnya menuju ke jalan lorong yang sempit.
Baskoro menatap kepergian wanita itu sehingga dapat membuat hatinya mengikuti langkah wanita yang ada di depannya. Bahkan ia rela menunggu wanita yang sudah disukainya.
"Sel, tunggu! Kita mau ke mana?" teriak pelan Baskoro yang berada tepat di belakangnya.
Sella tak menggubris teriakan Baskoro. Ia berjalan terus menelusuri lorong nan temaram, sampai pada akhirnya ada sebuah anak tangga. Sella menaikinya perlahan, lalu melanjutkan langkahnya sampai ke depan pintu kamar paling ujung.
Itu adalah kamarnya. Namun, Sella menepis bayangan Evan ketika mereka bersama untuk menghabiskan waktu. Sella masih menunggu Baskoro. Tak lama kemudian, Baskoro sudah terlihat.
Baskoro pun mempercepat langkahnya untuk menghampiri Sella. "Sell, apa yang ingin kamu lakukan? Kenapa membawaku ke sini?"
"Bukannya bapak mau sama saya? Ayo, masuk," ajak Sella yang menempelkan kartu di pintu kamarnya.
Baskoro pun hanya bisa mengikuti dari belakang walaupun dirinya tidak ingin menolak. Mereka pun akhirnya masuk ke dalam kamar VIP itu. Sella melemparkan sepatunya begitu saja dan menarik Baskoro untuk dilemparkan ke atas king bed yang sudah disediakan. Baskoro mengitari sekelilingnya. Benar-benar seperti pasangan malam pertama.
"Apa yang akan kamu lakukan kepadaku, Sel?"
Sella tak menggubris Baskoro. Ia masuk ke ruangan lemari khusus pakaian, lalu berganti baju yang sangat sekkssi* dan transparan. Ia sudah tak memikirkan Evan lagi. Sella ikhlas kalau Evan memang sudah tidak mencintainya lagi. Ia pun melangkah mendekat ke arah Baskoro. Baskoro tetap memperhatikan wanita yang ada di depannya.
Memang Baskoro tak salah mendapatkan rekomendasi dari pihak manager club itu untuk mencobai Sella. Dari ujung kaki hingga ujung kepala, lekukan tubuh, bahkan Bo*kong*nya pun terlihat indah. Memang idaman para lelaki. Pikir Baskoro. Untung saja dirinya saat ini tidak meneteskan air liur yang keluar dari mulutnya karena kemolekan tubuh Sella.
Sella merangkak perlahan ke atas ranjang, menggerayangi betis Baskoro yang masih dibalut celana panjang khas orang kantoran bahkan kemejanya masih lengkap dengan dasi. Perlahan Sella narik dasi itu dengan sangat kasar, lalu ia tanpa aba-aba, langsung mencum*bu bibir Baskoro yang sudah basah.
Eumh ~ suara itulah yang hanya menghiasi kamar super besar itu. Seakan Baskoro langsung berg-a-irah dengan perlakuan Sella. Wanita itu berhasil membangkitkan yang seharusnya tetap tertidur.
Perlahan Sella membantu membukakan dasi yang masih membelit leher, lalu turun ke kancing kemeja. Dilemparnya begitu saja baju itu. Entah ke mana jatuhnya. Ikat pinggang pun dibukanya dengan cepat, dan membuka kancing cel-ana yang memang sudah menonjolkan sesuatu yang bangun di bawah sana. Tak ingin membuang waktu, Sella langsung menarik celana itu bahkan semuanya menjadi tak tertutupi.
Sella menatap sebentar ke arah Baskoro, lalu ia dengan mantab me-lah-ap benda tum-pul yang sedang berdiri itu.
Era-ngan dari Baskoro terdengar. Ia menikmati sekali yang dilakukan oleh sella terhadapnya malam itu.
Flash Back off~
Ting
Bunyi lift baru saja menyadarkan lamunan Baskoro. Yang tidak ia sadari adalah benda yang dibawah itu seolah-olah bangun dan membuat orang lain yang melihatnya salah tingkah, bahkan ada yang menutupi mulutnya dengan tangannya karena tertawa.
Baskoro langsung berlari di mana toilet berada.
"Sia-lan!"
.
.
.
Bersambung. . .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
karenina azalea 💖
baskoro otaknya terlalu kotor bgt/Grievance/
2024-02-06
1