"Ngapain malam-malam ke sini Mbak Yasmin? hoaam." tanya Ijah, pembantu Silla sambil menguap, berdiri di depan pintu pagar yang belum ia buka.
"Silla sudah tidur apa belum?" tanya Yasmin sambil menatap petunjuk waktu pada ponsel yang ia kantongi.
Sekarang sudah menunjukkan pukul sebelas malam, bukan waktu yang pas untuk berkunjung. Tapi untuk demi bayi mungil yang sedang tidak berdaya dalam tabung inkubator.
"Sudah, mbak Silla biasanya jam sembilan malam sudah masuk kamar, soalnya kan harus bolak balik bangun saat si kembar minta susu."
"Bisa di bangunkan nggak? saya ada perlu darurat sekali. Tolong!" Yasmin menyatukan kedua telapak tangan nya di depan dada. Ini pertama kali nya Yasmin merendahkan dirinya untuk meminta sesuatu.
Ijah sampai termenung melihat Yasmin seperti itu, ia berpikir apakah Yasmin sedang mabuk?
"Bik Ijah!" teriak Yasmin sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Ijah yang masih tertegun.
"Eh, eh iyah? Apa nggak bisa besok aja? saya enggak enak membangunkan Bu Silla dan Pak Ferdy." tolak Ijah terlihat enggan.
"Kalau bisa besok, pasti saya besok ke sini nya. Ini demi seorang bayi yang butuh ASI. Ayolah, mbak! keponakan saya belum cukup umur sudah lahir, Ibunya dalam keadaan yang sangat lemah. Tidak mungkin untuk menyusui. Bayi yang berada di dalam inkubator juga tidak mungkin di beri susu formula, kebetulan Silla sedang punya bayi. Saya mau minta ASI- nya sedikit." jelas Yasmin agar Ijah mau menolong nya.
Mendengar tujuan Yasmin sangat urgent. Namanya bayi mana bisa menunggu, Ijah bersedia membangunkan majikannya.
Silla dan Ferdy sama-sama bangun dan menemui Yasmin. Mereka berdua menatap curiga pada Yasmin.
"Maaf jika aku mengganggu!" ucap Yasmin langsung.
Hatinya benar-benar nyeri melihat mantan suaminya sekarang ini, rasa kehilangan teramat sangat Yasmin rasakan. Mendadak ia merasa sentimentil, tapi segera ia tepis. Bukan waktunya memikirkan perasaannya.
"Kata Bik Ijah, kamu butuh ASI, untuk siapa?" tanya Silla langsung.
Meskipun pertama Silla merasa curiga dengan kedatangan Yasmin yang tiba-,tiba. Namun mengingat selama beberapa bulan ini keduanya sedang tidak ada gesekan, Silla mencoba berprasangka baik.
Apalagi Yasmin datang menjelang tengah malam, tidak mungkin mengajak dirinya untuk ribut. Lagi pula Yasmin bukan orang yang sudah kehilangan akal sehatnya, jadi untuk apa juga ribut tanya ada alasan yang jelas.
"Mbak Yuna barusan melahirkan, karena terjatuh mengejar si adek."
"Innalillahi wa innalillahi rojiun." ucap Silla dan Ferdy bersamaan.
"Mbak Yuna kondisinya lemah karena mengalami pendarahan, dan mbak Yuna tidak mungkin menyusui bayi nya. Mas Ferdy pasti tahu kalau bayi yang terlahir prematur di anjurkan di beri ASI, bukan susu formula."
Ferdy mengangguk.
"Jadi aku ke sini mau minta ASI-mu sedikit, Silla. Tolong!" Lirih Yasmin pada kata minta tolong.
Silla dan Ferdy saling berpandangan. Ferdy lalu berdehem pelan.
"Silla akan memberikan nya, iya kan Sil?" Ferdy menatap ke arah istrinya, Silla mengangguk.
"Tapi sepertinya tidak banyak dan terus menerus. Kamu tahu sendiri jika kami memiliki dua anak laki-laki yang menyusui bisa dua kali lipat daripada bayi perempuan, itu untuk satu anak laki-laki. Sementara ini untuk dua anak laki-laki. Sepertinya kalau Silla terus menerus membagi ASI nya...." Ferdy langsung menggeleng. Yasmin sudah mau angkat bicara tapi Ferdy mengangkat tangannya supaya Yasmin diam dulu.
"Dengarkan dan jangan di potong dulu!"
Yasmin menghembuskan nafasnya resah.
"Maaf! Tidak bermaksud menyinggung mu. Kamu belum ada niat menikah dalam waktu dekat kan?"
Yasmin dan Silla sama-sama kaget dengan pertanyaan Ferdy. Ferdy tersenyum kecil.
"Kalau kamu belum ada rencana itu bagus, kamu saja yang jadi ibu susu untuk anaknya Kak Yuna. Tapi kalau dalam waktu dekat kamu berencana mau menikah, minta izin pada calon suamimu! Sebab untuk menjadi ibu susu, ada prosedur yang harus kamu jalani, namanya induksi laktasi. Kamu bisa menyusui meskipun kamu belum punya bayi. Induksi laktasi itu untuk merangsang dan bisa menghasilkan ASI.
Ada serangkaian prosedur yang akan kamu jalani. Setelahnya dua sampai tiga minggu kamu bisa menghasilkan ASI sendiri. Itu juga kalau kamu mau menolong keponakanmu.
Jika kamu mau, saya akan membantu kamu mengurus prosedurnya ke rumah sakit.
Mas Gilang dan Kak Yuna saudaranya Silla, tentu jadi saudara saya juga." jelas Ferdy.
Diam-diam Silla menghembuskan nafasnya lega, dia kira apa tadi tanya-tanya Yasmin mau menikah atau tidak dalam waktu dekat. Ternyata....
"Sebelum ASI-mu keluar, aku akan memberikan ASI-ku untuk anak Kak Yuna." tambah Silla.
Yasmin terdiam, ia berpikir sejenak.
Mengingat keadaan Yuna yang mengalami pendarahan, di tambah anemia nya yang semakin menjadi ketika mengandung, Yasmin menjadi pesimis jika Yuna bisa menyusui bayi nya dalam waktu dekat.
Jika tahun kemarin ia sudah melempar kotoran di wajah kedua orang tuanya, dengan skandal yang pernah ia buat. Saatnya kini ia menjadi anak yang berguna.
Yasmin akhirnya mengangguk, ia yakin keputusannya untuk menjadi ibu susu untuk keponakan sendiri sudah tepat.
Silla dan Ferdy sama-sama tersenyum kecil dengan keputusan Yasmin.
"Sebentar, aku siapkan ASI nya terlebih dahulu!" Silla berdiri lalu masuk ke dalam kamarnya untuk melompat ASI nya. Ferdy mengikuti dari belakang, tidak mungkin Ferdy berdua-duaan dengan Yasmin di ruang tamu.
Setelah di rasa cukup, Silla memberikan ASI nya pada Yasmin.
"ASI untuk besok, biar di bawa Mas Ferdy." ucap Silla.
Yasmin mengangguk. Setelah mengucapkan terima kasih, ia segera pergi dan kembali ke rumah sakit.
"Silla, kamu tidak cemburu kan kalau Mas membantu Yasmin untuk menemui Dokter Mila besok?"
Silla cuma tersenyum, lalu menggeleng.
"Hanya membantu menjelaskan saja, supaya prosesnya segera dilakukan. Selanjutnya Yasmin bisa melanjutkan prosedurnya sendiri." terang Ferdy.
"Iya, aku percaya. Nggak mungkin juga Mas Ferdy akan bertindak konyol dengan CLBK, mungkin?"
"Insya Allah, nggak lah. Sudah ada kamu dan anak kita. Hidup Mas sudah sempurna. Jadi mau mencari apa lagi?"
"Iya, kalau Mas Ferdy macem-macem, Mas tahu sendiri aku ini pendendam.
Ferdy langsung tertawa.
"Tau lah. Mas nggak mau jadi Bara kedua, yang tidak mendapatkan kesempatan lagi saat melakukan sebuah kesalahan."
"Cakep...!"
"Eh, besok aku ikut ke rumah sakit mau jenguk Kak Yuna."
"Oke. Sekarang kita tidur atau ...." Ferdy langsung meraih pinggang Silla, dan mengajaknya masuk ke dalam kamar.
"Mau ngapain?" tanya Silla pura-pura tidak tahu.
"Tadi sudah tidur, terus di bangunkan. Mana bisa langsung tidur lagi. Kita cari kegiatan dulu ya!" ajak Ferdy mengunci pintu kamar.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Sabiya
typo Thor, harusnya Sila
2024-01-06
0