Cedric

Cedric Batley, seorang remaja dengan segudang masalah yang dibuatnya, bolos, tawuran, mabuk-mabukan dan kenakalan khas remaja seumurannya.

Salah satu siswa kelas dua belas jurusan IPS yang hanya masuk seminggu sekali, paling banyak tiga kali seminggu remaja itu, hadir di sekolah.

Cedric tinggal bersama nenek dari pihak mendiang ibunya, yang meninggal saat dirinya lulus elementary school di luar negeri, sejak saat itu sang nenek mengurusnya dengan mengandalkan uang pensiun mendiang kakeknya yang seorang tentara.

Sedangkan sang ayah, jangan ditanya, lelaki yang paling Cedric benci di dunia ini, karena ulah ayahnya yang mempunyai hobi berselingkuh, membuat Cedric kehilangan sang ibu yang memiliki riwayat lemah jantung.

Sejak kematian sang ibu, Cedric bahkan menolak semua fasilitas dan uang untuknya dari sang ayah, ia lebih memilih hidup sederhana dengan sang nenek, meskipun untuk urusan sekolah ia tak bisa menghindar, bagaimanapun sekolah tempatnya belajar adalah milik keluarga ayahnya, karena itulah senakal apapun Cedric, ia tidak akan dikeluarkan dari sekolah.

Berkali-kali ia keluar masuk ruang BK namun sepertinya pihak sekolah memang enggan mengeluarkan dirinya.

Hari itu Cedric mendapati teman-temannya tengah memukuli seorang yang berseragam sekolah sama dengan dirinya.

Mungkin itu adik kelasnya, ini pemandangan yang biasa untuknya, memang Cedric bukan orang yang suka merundung adik kelasnya, namun ia membiarkan saja teman-temannya melakukan hal itu.

Cedric hanya akan memukul bahkan menghajar anak-anak dari sekolah lain saat dia ikut berpartisipasi dalam tawuran antar sekolah.

Namun hari itu entah mengapa ia justru menghentikan aksi teman-temannya, Cedric sengaja membawa adik kelasnya untuk menjauh, ia memintanya agar segera enyah dari hadapan mereka.

Namun lagi-lagi ia bertemu dengan adik kelasnya yang sedang dihajar oleh teman-temannya beberapa hari kemudian.

Apakah adik kelasnya itu bodoh, kenapa masih menghampiri Bimantara salah satu temannya sekaligus ketua gank sekolah mereka.

Bimantara memang gemar merundung adik-adik kelasnya, juga sering meminta uang pada mereka secara paksa.

Cedric tak terikat dengan gank yang dipimpin Bimantara, namun disegani serta ditakuti oleh anggota gank itu.

Kejadian dua tahun lalu saat mereka masih duduk dikelas sepuluh, Cedric menghajar Bimantara hanya karena tidurnya terusik, hingga remaja itu berakhir tak sadarkan diri selama tiga hari di rumah sakit.

Belum lagi kemampuan Cedric yang bisa mengalahkan lima orang sekaligus, saat anggota gank itu tidak terima ketuanya dibuat koma.

Sejak itulah mereka segan dan takut jika berhadapan dengannya, ditambah lagi mengetahui fakta jika Cedric adalah anak dari pemilik sekolah tempat mereka menimba ilmu.

Siang itu, usai pulang sekolah, Cedric menemui teman-temannya, untuk membicarakan tentang pembalasan dendam, karena salah satu teman mereka dipukuli hingga babak belur oleh musuh bebuyutan sekolah Pratama yaitu sekolah Merdeka.

Bimantara meminta Cedric untuk datang ke markas gank yang dipimpinnya di gang buntu tak jauh dari sekolah.

Namun saat hendak memasuki markas Bimantara, Cedric mendapati seorang gadis berseragam sama dengannya sedang mengamati markas milik temannya itu.

Cedric sengaja menepuk pundak gadis itu, namun sepertinya ia hendak dibanting, tentu Cedric tidak akan membiarkan hal itu terjadi, harga dirinya terluka jika harus berakhir babak belur oleh seorang gadis.

Setelah gadis itu tak berhasil membantingnya, gadis dengan kuncir kuda itu berbalik, dan menatapnya tajam, mengamatinya dari ujung kepala hingga ujung kakinya.

Sedikit kaget, ia mendapati seorang gadis yang terkenal berprestasi di sekolahnya sedang berada ditempat seperti ini.

"Udah ngeliatin gue?" ujar Cedric dengan senyum tengilnya, "Ngapain cewek kesini? Ada yang sedang Lo cari?" lanjutnya.

Gadis itu diam sejenak, mungkin sedang berfikir, "Lo kenal mereka?" tanyanya.

Cedric mengangkat sebelah alisnya, "Apa gue harus kenal mereka?" tanyanya ambigu.

Lagi-lagi gadis itu terdiam, namun akhirnya angkat bicara, "Bisa gue minta tolong?" tanyanya, sementara Cedric hanya mengangguk.

"Lo tau cowok yang belum lama masuk di gang ini, beberapa menit yang lalu? Bisa Lo bawa keluar dari sana?" mohonnya.

Cedric melihat kearah kumpulan teman-temannya, dan berfikir sejenak, "Apa yang gue dapet kalau gue berhasil bawa dia ke hadapan elo?" tanyanya.

Gadis itu merogoh saku seragamnya, ada uang berwarna hijau, "Gue cuman punya uang dua puluh ribu, ini bakal jadi milik Lo, kalo Lo bisa bawa dia kemari," ujarnya sambil menunjukan uang padanya.

"Oke," jawab Cedric.

Lelaki itu berlalu dari hadapan gadis itu, ia menghampiri teman-temannya yang sedang memukuli adik kelasnya, lagi-lagi dia lagi.

Cedric bernegosiasi dengan Bimantara, "Gue bakal bantuin Lo buat berhadapan dengan SMA Merdeka tapi bebasin itu bocah," tunjuknya pada adik kelasnya yang sudah terkapar dilantai namun masih tersadar.

Bimantara mengiyakan usulnya, namun sebelumnya ia memegang bahu Cedric, "Udah tiga kali Lo nyelamatin itu bocah, ada hubungan apa Lo sama dia?" ucapnya.

"Nggak ada apa-apa si, cuman kasian aja, badan kecil gitu, bisa mati itu bocah, Lo pukulin terus, mau Lo berurusan sama polisi?" sahut Cedric santai.

Akhirnya Bimantara menyuruh anak buahnya, untuk membebaskan adik kelas mereka, sebelum pergi Cedric sempat berpesan pada Bimantara, "Mulai sekarang jangan gangguin ini bocah, dia dalam perlindungan gue, kalau Lo macem-macem abis Lo," bisiknya tepat ditelinga Bimantara.

Cedric merangkul bahu adik kelasnya, ia berkata, "Udah tiga kali gue nyelamatin elo, kalau sampai yang keempat, gue yang bakal bikin Lo mati, sekarang Lo balik, cewek Lo dah nungguin tuh," bisiknya.

Setelah keduanya menghampiri gadis itu, Cedric menerima satu lembar uang berwarna hijau, ia menyimpannya di dompet, mungkin akan menjadi kenang-kenangan untuk dirinya.

Cedric kembali menghampiri Bimantara untuk membahas penyerangan yang akan mereka lakukan besok.

***

Keesokan harinya, Bimantara dan Cedric serta anggota gank sudah berkumpul di markas, mereka akan menyerang SMA Merdeka siang sepulang sekolah.

"Pokoknya jangan sampai bikin mereka sampai mati, cukup babak belur aja, jangan ada yang bawa pisau atau celurit, senakal-nakalnya kita jangan sampai bunuh orang, ngerti Lo pada?" Cedric memberi peringatan pada mereka.

Saat tawuran dimulai, Cedric dan Bimantara berdiri di paling depan, tentu saja hal itu membuat pihak SMA merdeka sedikit takut, mereka tau seperti apa dua orang itu, namun sudah kepalang basah, mereka tetap maju, meski tau, akhirnya akan seperti apa.

Tidak sampai sepuluh menit, SMA Merdeka dipukul mundur oleh SMA Pratama, tentu semua itu berkat campur tangan Cedric, bahkan ketua gank SMA Merdeka sudah babak belur dihajar Cedric.

Kemenangan ada ditangan SMA Pratama, namun belum sempat mereka merayakannya, sirine polisi terdengar, tentu para pelajar itu kocar-kacir melarikan diri.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!