Raya Renata merasa jijik saat para pengikut dukun ini menarik,menyentuh dan memaksa nya untuk duduk tegak dan diam.
rapalan mantra-mantra terasa menyakitkan telinga nya,sangat tidak enak di dengar..
Ia terus berusaha melepaskan diri, entah air apa saja yang di percikan pada nya berkali-kali, wajah-wajah komplotan dukun ini terus menyeringai pada nya..
Tuan dan nyonya Abelard beserta dua puteri kesayangan nya terlihat duduk di sisi seraya merapalkan mantra-mantra bersama beberapa pelayan.Raya Renata merasa kalau mereka ini memang sudah gila..!!
dalam gumaman ketua dukun ini seperti nya ia mendengar ia mengusir hantu dalam tubuh nya, oooh jadi mereka ini menganggap perubahan sikap Raya adalah karena ada nya hantu yang merasuki nya? oke anggap saja begitu..aku adalah hantu dari anak yang kalian buang 20 tahun yang lalu..batin Raya Renata sengit.
Ia fikir hanya sekedar ritual pengusiran yang biasa saja, namun ia tak menyangka orang-orang ini menyeret nya ke arah ember berisi darah yang berbau sangat amis.
Yang benar saja, mereka ingin menekan kepala nya ke dalam wadah berisi darah tersebut,saat kepala nya mendekat Raya Renata merasa jijik dan sontak ingin muntah jadi ia mati-matian berontak sekuat tenaga...
"lepaskan bajingaaan.." teriak nya..
Salah satu anak buah dukun jatuh terkena tendangan nya tapi masih banyak antek-antek yang lain nya yang terus memaksa diri nya agar terpojok ke arah wadah darah ber-bau tersebut..
Setelah tendangan yang ia berikan tadi, anak buah dukun lebih banyak datang menyerang dan menekan nya, hingga ia kewalahan.
Ia sudah pasrah jarak kepala nya dengan darah wadah itu semakin dekat, Raya Renata hanya berfikir mungkin malam ini ia harus merelakan wajah nya berlumur darah yang bau.
Namun tiba-tiba suara yang menggelegar di depan pintu ruangan terdengar..
"apa-apaan ini?" suara bariton yang begitu marah..sampai para dukun dan anak buah nya tercekat.
Raya Renata juga buru-buru mengibas kan pegangan orang-orang yang mulai mengendur pada nya, ia melihat sosok Robert berdiri di pintu dengan wajah yang penuh amarah..
Tuan dan nyonya Abelard begitu juga Mahaa dan Hanny sangat kaget pada kedatangan Robert. pasangan suami istri ini tak menyangka Robert putera kesayangan nya berada di sini.
Setelah Robert kembali tadi siang, kemudian malam tadi ia kembali pergi ke-luar untuk satu urusan mendadak, mengira Robert akan kembali esok hari nyata nya ia malah kembali tengah malam seperti ini
"Robert..ini tak seperti yang kamu fikirkan.." kata Tuan Abelard cepat, ia seorang ayah yang memang sangat penuh wibawa dan di segani, namun semenjak Robert semakin dewasa ia yang sangat menyayangi putera nya menjadi kalah pengaruh.
Hal itu membuat pasangan suami istri itu lebih banyak mengalah kepada putera tertua nya karena mereka sangat teramat menyayangi nya melebihi bergunung-gunung harta berlian yang sangat berharga di dunia ini.
"suruh orang-orang pergi.." kata Robert marah, ia sangat tidak suka dengan ritual seperti ini
semenjak dulu ia kecil mama nya sangat suka melakukan ritual, semakin dewasa ia semakin muak dan melarang nya.
Saat ia tak ada.. ia berharap papa nya bisa menjaga mama nya dari hal semacam ini namun papa nya telah ikut terbuai dengan segala kepercayaan aneh yang sang mama buat.
"Robert, ritual hampir selesai..sebentar lagi" nyonya Abelard merasa ini terlalu sayang untuk di hentikan
"tidak ada lagi ritual, segera bayar mereka dan suruh pergi.."titah Robert lantang
nyonya Abelard merasa ia sudah membayar mahal orang dan ritual nya tidak selesai.
para dukun dan anak buah nya buru-buru keluar dari ruangan..wajah Robert terlihat marah ia menyalakan lampu dan menatap kedua orangtua nya, kedua adik kesayangan nya dan para pelayan secara bergantian. terlihat Raya Renata yang bangkit dari lantai dengan wajah kesal seraya mengusap lutut dan sikut nya yang terasa sakit juga merapikan rambut nya yang acak-acakan.
Tuan Abelard menghampiri putera nya..dan ia merasa serba salah menatap ke arah istri nya..
"papa.." lirih Robert
"bukan kah sudah ku bilang tidak ada lagi ritual" kata nya kecewa pada sang papa
"kami kali ini terpaksa untuk mengusir hantu dari tubuh nya.." Tuan Abelard menunjuk pada Raya Renata.
"hantu apa?" tanya Robert tak mengerti, ia ingat mereka bilang Raya di rasuki hantu tapi ia sama sekali tidak mirip orang yang kerasukan
"hantu Renata..dia datang ingin menuntut balas pada kami" jawab nyonya Abelard cepat
"siapa itu Renata?" tanya Robert heran, ia tak tau apa pun..
Nyonya Abelard merasa keceplosan menatap suami nya dengan bingung..
"katakan pada ku siapa Renata?" tanya Robert lagi setengah menekan intonasi suara nya
Raya selalu menggembel-embeli nama nya dengan Renata , bisa jadi orang-orang ini mengira hantu di tubuh Raya bernama Renata, tapi aneh nya mama nya bilang Renata menuntut balas dan tampak terlihat mama nya ketakutan, jadi secara tidak langsung mereka mengenal Renata kan?
"ah,mama mu salah bicara.." kata Tuan Abelard
"iya jangan di dengarkan, mama hanya asal bicara karena sedang panik" timpal nyonya Abelard menguatkan pernyataan suami nya.
Robert merasa ada yang tidak ia ketahui, jadi ia merasa penasaran..
"papa silahkan bawa mama berganti pakaian, tapi nanti kalian harus jelaskan pada ku siapa Renata.." kata Robert yang menatap orangtua nya yang sedang memakai jubah ritual, sangat memuakkan.
Tuan dan nyonya Abelard tidak bisa berkata lebih banyak,,dan segera berlalu di ikuti para pelayan. selama ini sejak kelahiran Raya dan Renata memang Robert pun saat itu tidak tau bayi yang di lahirkan mama nya adalah kembar. Bahkan bayi itu di rawat selama 5 hari di paviliun dan tak ada yang boleh mendekati paviliun termasuk diri nya.sejak kecil Robert begitu patuh hingga ia tak tau apa-apa tentang kelahiran Raya.ia saat itu adalah bocah yang berusia delapan tahun dan Mahaa berusia 3 tahun.
Yang mereka tau Raya lahir sendiri tanpa kembaran, dan kedua orang tua nya sangat membenci Raya sejak itu dan kedua anak ini pun mengikuti apa yang orangtua nya perbuat. dua tahun kemudian mama nya mengandung dan melahir kan Hanny di tahun berikut nya.dan kedua orang tua nya menyayangi Hanny jadi mereka pun mengikuti nya.
Robert dengan kalimat lembut menyuruh Mahaa dan Hannya segera pergi kembali ke kamar juga, dan ia menatap Raya Renata dengan acuh tak acuh..
"kau juga kembali lah ke kamar mu" kata Robert pada Raya Renata
Mahaa dan Hanny merasa harus nya tak perlu Robert berkata demikian karena nanti nya si anak bodoh ini malah kebaperan..,
namun baik Robert mau pun Hanny dan Mahaa sangat kaget dengan respon nya..
"aku tidak mau.." jawab Raya Renata dengan sinis
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 373 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
russehat
2024-02-22
1