PF 12

Harus nya Renata tak pernah berniat untuk nya keluar dari zona nyaman ini, ia membiarkan masa hidup nya bekerja di tempat pelatihan di mana semua orang menerima kekurangan dan cacat yang ada pada diri nya.

namun sosok Morgan Yue Wirazuda datang dan merayu nya berulang kali, ia bahkan mengajak nya bekerja di Wirazuda coorporation milik nya.

Walau ia tidak mau dan merasa tidak percaya diri dengan wajah nya namun Morgan terus menyemangati dan memuji nya sebagai orang yang baik.hingga suatu hari tuan muda itu bilang kalau ia mencintai nya dan bersiap menjadi kekasih nya.

Ini jelas seperti mimpi di siang bolong, ia buruk rupa lalu pangeran berkuda putih menjemput nya.dongeng semacam apa ini..

Ia bahkan bukan cerita cinderella, karena cinderella adalah gadis yang cantik ,tapi diri nya? Ia sangat jauh dari kata cantik dan Morgan bilang kalau kecantikan hati nya lebih penting.

Kalau di fikirkan betapa bodoh nya ia saat itu percaya pada rayuan Morgan yang pada kenyataan nya pria itu ingin merebut kehidupan nya yang sangat berharga.

Setelah Raya Renata yang sebagai Zhea berpamitan pada bibi Rhona, ia segera melajukan moge nya menuju sebuah rumah sakit terdekat.

Ia mengambil sampel rambut yang telah di gabung jadi satu di dalam kantong, itu adalah rambut Raya, rambut Renata yang ia ambil dari apartemen nya dan rambut tuan Abelard.

Ternyata tadi malam alih-alih ia kembali ke kamar saat orang-orang sibuk melakukan ritual pengusiran setan, ia langsung berubah fikiran dan lebih memilih untuk pergi menyelinap ke kamar kedua orangtua nya itu..

Ia mengambil sisir rambut pria milik tuan Abelard dan mendapatkan satu helai rambut berukuran pendek di sana, memang nya rambut siapa lagi kalau bukan milik tuan Abelard. ia akan melakukan tes untuk melihat kecocokan pada Dna mereka..,setelah mengantar nya ia hanya perlu menunggu hingga sekitar satu minggu ke depan.

Sebelum kembali ke kediaman Abelard, Raya Renata pergi ke toko pakaian dan membelanjakan beberapa pakaian yang di ingin kan nya.., lalu ia membeli make up dan kosmetik yang bagus dengan uang nya yang sudah menumpuk di dalam kartu bank, uang nya sebagai Renata dan juga sebagai Raya.

Selama ini baik menjadi Raya atau pun Renata ia sudah bertahan tak menjadi wanita seutuh nya, tidak berdandan dan tidak membeli segala aksesoris yang di suka, tapi sekarang ia akan melakukan apa pun yang di sukai nya..

Saat ini masih satu pertanyaan di kepala nya, jika memang hasil tes Dna keluar dan semua terbukti ia ternyata adalah anak yang di buang itu lantas mengapa pengawal tuan Abelard mengatakan kalau ia sudah mati dengan pengawal itu jelas-jelas membawa selimut berdarah? apakah pengawal tuan Abelard mencoba berbohong? Lantas darah siapa kah itu?

Raya Renata sampai di rumah sudah hampir sore, ia langsung masuk ke kamar nya untung lah tidak ada para saudari nya yang seperti nenek lampir itu yang terus menerus tak bosan mengusik nya, setidak nya ia bisa masuk ke kamar nya tanpa gangguan.

Karena jika tidak sudah pasti mereka akan rese' apalagi melihat diri nya membawa banyak kantong belanjaan di tangan nya.

Saat sampai di kamar, ia mengintip sedikit lewat tirai jendela kamar nya..ada bibi Montana dan Mianza sedang lewat di luar sembari mendorong beberapa keranjang pakaian..

Bibi Montana sangat menyayangi Raya sebagai anak nya sendiri, begitu juga Renata walau hanya 5 hari waktu yang mereka miliki bersama. bibi Montana tidak menikah, ia hanya memiliki Mianza keponakan nya saja.

Setelah menyimpan aman beberapa peralatan yang di bawa nya, Raya Renata segera masuk kamar mandi untuk membersihkan diri nya..tadi ia membeli berbagai peralatan tubuh jadi ia akan langsung memakai nya.

Saat ia keluar dari kamar mandi, ia memakai setelan tidur yang cantik, raut wajah nya terlihat lebih cerah dari sebelum nya.

Mianza masuk dan mendapati nona muda nya terlihat menawan dan bercahaya, ia tidak bisa tidak memuji nya..

"nona anda terlihat cantik.." puji nya tulus, selain cantik Mianza juga melihat nona nya terlihat lebih ber-semangat.

"terimakasih Mianza, kau selalu pandai mengambil hati.." jawab Raya Renata merasa sangat tersanjung..

Mianza tersenyum seraya merapikan dan memasang seperangkat bedcover yang di bawa nya. setelah selesai ia bersiap keluar dari sana dan sebelum nya ia bertanya dengan sopan...

"Nona, makan malam anda mau di bawa kemari atau kah anda akan makan malam bersama tuan besar di ruang makan?" tanya Mianza

Karena kadang kala nona nya memilih diam di kamar tanpa makan sampai ia mengantar nya, dulu nona nya lelah dengan perundungan dan tidak selera makan. di meja makan pun percuma saja karena bukan nya merasa kenyang tapi malahan sakit hati dengan perlakuan kejam anggota keluarga nya.

"aku akan bergabung di meja makan.." jawab Raya Renata dengan mantap

"baik lah.." Mianza tersenyum dan keluar menutup pintu dari luar dengan pelan dan sopan.

Raya Renata fikir Jika di waktu lalu mereka selalu membuat nya kesusahan dan tak selera makan, maka kali ini ia akan makan sebanyak nya..jika perlu akan ia buat para orang gila nan kejam sekalian itu merasa hilang selera makan hingga mereka tidak kebagian dan merasa kelaparan, kali ini akan ia buat situasi menjadi terbalik..

"tunggu saja.."gumam nya seraya tersenyum penuh arti..

Saat makan malam berlangsung seluruh keluarga sudah berkumpul di meja makan, hanya Raya Renata yang belum muncul.

Dulu biasa nya ia selalu duduk di sana dan tidak pernah terlambat..ia dengan tau diri menunggu orang-orang sembari menunduk dengan rendah hati.tapi seperti nya kali ini situasi nya akan sangat berbeda..

Nyonya Abelard melihat anak tak berguna itu tak kunjung muncul ia dengan kesal menatap kursi yang kosong, Hanny dan Mahaa juga tampak nya sudah siap me-kompori sang mama.

Tuan Abelard duduk dengan rahang mengeras,kurang ajar sekali anak tak tau diri satu ini, kali ini ia mulai makin berani menantang mereka di meja makan