"Gue tahu IG couple kalian berdua dan punya rekaman kalian waktu kalian ngelakuin itu di dalan kelas kosong."
Entah kenapa tiba-tiba hatinya tergerak ingin mempermainkan pria dingin ini. Entah karena dia capek dibully dan ingin membalikkan permainan, atau membalaskan rasa sakit Elmira yang tidak dapat terlampiaskan lagi.
Pancingan Ghea berhasil. Senyuman di wajah Yudha seketika menghilang. Kedua bola matanya melirik saku baju dan tas milik Ghea.
"Percuma Lo nyari HP gue buat hapus video itu. Karena udah gue backup ke tempat lain," ujar Ghea menyeringai tipis.
Wajah Yudha mengeras. Tatapannya dingin. Hembusan napasnya yang kasar bisa terdengar oleh Ghea dari jarak satu hasta ini.
"Lo nggak bakalan ngebunuh gue demi menghilangkan barang bukti, kan?" tanya Ghea secara gamblang.
"Ghea, dari awal gue udah bilang, kan? Gue nggak ngebunuh Elmira. Gue juga nggak paham kenapa dia pilih jalan itu."
"Padahal kalian baru aja ngerayain hari jadian satu bulan, kan?" sambung Ghea sambil menyeringai tipis.
"Lo tahu itu semua?" kata Yudha.
"Hanya dengan satu kata dari gue, posisi Lo bisa berubah jadi tersangka. Dan kalau nggak mau itu terjadi, Lo harus ikutin kata-kata gue," bisik Ghea sambil mendekati Yudha.
Yudha mundur beberapa langkah, saat Ghea mendongakkan wajahnya hendak mencium dirinya. Jujur, dia geli melihat wajah Ghea yang tampak aneh. Mungkin julukan katak sawah dari teman-temannya memang cocok untuk perempuan ini.
"Kenapa? Lo pilih ditangkap polisi atau ikutin perintah gue? Kalau Lo mau bunuh gue kayak Elmira, artinya Lo semakin dekat dengan polisi," ucap Ghea tersenyum jahat.
"Nggak ada permintaan lain?" tanya Yudha mencoba nego.
"Nggak ada. Kalau Lo coba-coba mau menghack IG couple kalian untuk ngilangin satu bukti, artinya sama aja Lo menekan tombol send pada video Lo dengan Elmira malam itu. Nggak akan ada yang tahu kalau yang nyebarin itu gue."
Glek! Yudha menelan ludahnya. Jakunnya bergerak di lehernya yang jenjang dan menggoda. Lelaki tampan itu baru menyadari, jika Ghea bukanlah cewek cupu seperti yang dipikirkan banyak orang selama ini.
"Oke. Tapi hanya sebatas ini, ya." Yudha menarik tubuh Ghea mendekatinya, lalu mencium kening dan puncak kepala perempuan itu.
...***...
"Woaaa... Gak disangka. Ciuman pertamaku sama Yudha, cowok paling populer di sekolah. Yah, meskipun itu bukan di bibir. Karena gue nggak mau sembarang ciuman bibir sama cowok."
Ghea senyum-senyum sendiri di dalam kamar sempitnya. Khayalan yang selama ini dia impikan, tidak disangka akhirnya terjadi. Yudha menjadi miliknya walau hanya beberapa detik.
"Aku beneran nggak menyangka, dia begitu mudahnya mengikuti permintaanku. Kira-kira besok gimana ya di sekolah? Apa dia bakalan menjauhiku?" batin Ghea sambil menatap layar HP-nya.
Tangan mungilnya berselancar di media sosial membuka akun milik Yudha. Ternyata media sosialnya sama sekali tidak diprivat. Dia bisa melihat semua foto-foto yang diunggah oleh Yudha yang mendapatkan ribuan like.
"Apa aku beneran bisa menjangkau pria sepopuler ini? Dia bukan cuma populer di sekolah, tetapi juga di medsos."
"Dasar istri gak berguna! Kamu nggak masak lagi hari ini?"
"Gimana aku mau masak? Kalau semua uangmu habis untuk judi!"
Prang! Ghea mendengar suara benda terjatuh dan pecah. Gadis itu menutup telinganya dengan bantal sambil menghembuskan napas kesal. Rasa bahagianya barusan langsung hilang, karena bapak dan ibunya bertengkar.
"Ah, sudahlah. Dasar betina. Bisanya nyalahin orang terus. Jangan salahlan aku, kalau aku nggak pulang ke rumah."
Brak!
Dinding rumah yang sebagian terbuat dari triplek itu bergetar, tatkala sang ayah membanting pintu rumah dengan kuat. Bersamaan dengan itu, Ghea juga bisa mendengar jeritan histeris sang ibu.
"Bisakah aku mendapatkan suasana rumah yang tenang sehari aja?" batin Ghea kesal.
Gadis itu kemudian keluar dari kamar. Terlihat ibunya menangis di sudut ruang tamu, dengan tangan berdarah. Sementara lantai kamar itu berserakan penuh kepingan kaca. Ternyata yang terjatuh tadi adalah foto pernikahan ibu dan bapaknya.
"Kenapa Ibu tidak bercerai saja dari Bapak? Aku nggak sanggup lihat Ibu dipukulin Bapak terus," ucap Ghea sembari mengumpulkan pecahan kaca itu dengan hati-hati.
"Ibu nggak bercerai demi kalian. Kalian masih butuh sosok Bapak untuk membiayai sekolah kalian. Gaji Ibu kerja di rumah makan nggak cukup," jawab Ibu sambil meringis kesakitan.
Ghea membuang pecahan kaca ke dalam tempat sampah sambil menghembuskan napas panjang. Setelah itu dia mengambil kotak obat dari dalam lemari.
"Bu, kita nggak butuh orang seperti itu, yang setiap hari cuma mangkal di tempat judi, lalu ujung-ujungnya mabuk minuman keras. Kita bertiga bisa menghidupi diri kita sendiri," ucap Ghea sambil mengobati luka di tangan sang ibu.
Ibu mengusap puncak kepala Ghea dengan lembut, "Nak, bapakmu seperti itu karena ada masalah di kantor. Masa kita mau dapat enaknya saja, giliran susah ditinggalin sendirian? Doakan saja bapakmu segera sadar dan berubah."
Ghea tersenyum sambil menahan tangis. Sungguh besar kesabaran ibunya yang menghadapi kemelut rumah tangga seperti ini.
Rrrr... Tiba-tiba Ghea mendengar sesuatu dari dalam kamarnya.
"Tumben? Siapa yang menelepon?" Selama ini, Ghea tidak memiliki teman dekat sampai teleponan bareng. "Yudha? Kenapa dia video call? Gimana ini? Rumahku lagi berantakan banget."
(Bersambung)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Ai Emy Ningrum
masalah dikantor kok dibawa bawa kerumh kerumh 😒😒 krja nya kan kata nya cuma judi sama mabok ajah tuh bapak nya Ghea..kantor mana yg masih nerima pegawey kek gituh..pecat dgn tidak hormat atuh 😹😹
2024-01-04
4