"Ghea, silakan masuk."
Seorang polisi berkumis tebal dan tatapan tajam telah menunggu di dalam ruang audiovisual yang dialihfungsikan menjadi ruang investigasi. Bocah tujuh belas tahun tersebut berjalan kikuk ke dalam ruangan. Keringat dingin mengalir di punggungnya.
"Apa kamu kenal dekat dengan Elmira?" tanya Pak Polisi. Tangannya memfokuskan posisi kamera menghadap ke wajah Ghea.
"Tidak, Pak."
"Kapan kamu terakhir kali bertemu dengan Elmira?"
Ghea mengatupkan bibirnya, dan mengepalkan kedua tangannya, "Kemarin siang," jawab Ghea. Suaranya jauh lebih kecil dibandingkan jawabannya yang pertama tadi.
"Kenapa barusan kamu jawabnya ragu-ragu?" tanya Pak Polisi dengan seringai kecil.
"Karena saya nggak begitu dekat dengannya, Pak. Ja-jadi nggak terlalu memperhatikan keberadaannya," ucap Ghea semakin gugup.
"Oke, apa ada yang kamu ketahui tentang dia?"
Lagi-lagi pertanyaan itu membuat Ghea gugup. Dia ingin sekali memutar bola matanya, dan mengusap poninya namun ditahan. Karena itu akan membuktikan kepada polisi, kalau dia mengetahui sesuatu.
"Nggak ada, Pak," jawab Ghea selang beberapa detik.
"Jadi kamu nggak tahu soal Elmira yang ditolak Yudha?"
Pertanyaan Pak Polisi barusan membuat Ghea mengangkat kepalanya dengan ragu. Apakah ini pertanyaan jebakan? Apakah kalau dia jawab 'iya' akan ada pertanyaan lanjutan?
"Soal itu itu saya tahu, Pak. Semua anak di kelas kami juga tahu," balas Ghea memasang wajah serius untuk meyakinkan Pak Polisi.
"Oke, baiklah. Sekarang kamu boleh keluar," ucap Pak Polisi kemudian.
"Terima kasih, Pak," balas Ghea lega dan buru-buru bangkit dari kursinya.
...***...
Hari ini pelajaran benar-benar ditiadakan. Seluruh siswa telah selesai diinvestigasi, termasuk Yudha. Namun tampaknya wajah lelaki itu biasa saja. Dia tidak terlihat merasa tertekan atau ketakutan, menjadi orang terakhir di sisa hidup Elmira.
Berita terakhir yang diperoleh, investigasi ditangguhkan sementara sampai HP Elmira yang hilang ditemukan. Sementara jasad siswi cantik tersebut dibawa ke rumah sakit polisi untuk divisum.
"Padahal aku selama ini nggak dekat sama Elmira. Tapi kenapa ya aku merasa nyesek, kalau kasus ini nggak terungkap?" batin Ghea. Matanya menatap tajam pria tampan yang duduk di barisan kursi paling depan.
Grkkk! Tiba-tiba Yudha berdiri dari kursinya dan berjalan ke tengah kelas. Semua siswa pun melihatnya dengan aneh, karena jarang sekali Yudha mau beranjak dari kursinya kecuali diperintah guru.
"Ghea, minta nomor HP Lo, dong," ucapnya tiba-tiba.
"Ha?"
Tidak hanya Ghea, tetapi juga seisi kelas merasa kebingungan. Seorang siswa paling tampan meminta nomor HP siswi paling jelek? Untuk apa?
"Bukannya Lo pernah mengirim pesan waku itu?" balas Ghea.
"Itu pakai nomor HP Erik. Anak IPA 2. Sekarang gue minta nomor Lo," ulang Yudha dengan tegas dan lantang. Seisi kelas bisa mendengarnya.
"Hei, Yudha. Untuk apa Lo minta nomor HP titisan katak sawah ini? Mau nyari tumbal, Lo? Wkwkk..." Anak-anak cowok di kelas menertawai Ghea yang sudah menahan marah dan juga malu.
"Kalian kenapa, sih? Hobi banget ngebully fisik orang? Dia itu temen sekelas kita. Emang salah gue minta nomor HP temen sekelas?" balas Yudha dengan berani.
"Nggak salah, sih. Cuma ya aneh aja. Lo nolak Elmira yang spek bidadari, tapi malah minta nomor HP katak sawah ini," balas para anak cowok lagi.
"Hei, gue manusia. Bukan katak sawah kayak kalian," seru Ghea dengan lantang. "Ini nomor HP gue. Save dengan nama Ghea Gantari, ya. Jangan katak sawah."
Dia tidak kegeeran kali ini, karena dia udah tahu apa tujuan Yudha meminta nomor HP-nya. Ghea juga tidak peduli dengan tatapan tidak suka dari para murid perempuan.
***
"Pulang sekolah nanti temui gue di gang belakang sekolah."
Ghea meberima pesan singkat dari nomor tidak dikenal. Tetapi sepertinya dia bisa menebak, kalau itu adalah Yudha.
Setelah pulang sekolah, Gha pun datang ke tempat yang dijanjikan Yudha tadi. Benar saja, lelaki itu sudah berada di sana menunggunya.
"Ada apa nyuruh gue datang ke sini? Sekarang udah mendung. Sebentar lagi turun hujan," kata Ghea tanpa basa basi.
"Soal tadi malam yang Lo lihat itu, udah Lo ceritain sama siapa aja?" tanya Yudha dengan wajah cemas dan senyuman yang kaku. Berbeda sekali dengan senyuman yang biasa dilihat oleh Ghea selama ini.
"Nggak ada. Gue nggak ceritain ke siapa-siapa, apalagi polisi," jawab Ghea dengan tegas. Dia tahu jawaban apa yang diinginkan oleh Yudha.
"Beneran. Syukurlah. Lo ternyata memang orang baik," ucap Yudha bernapas lega.
"Jangan senang dulu, apalagi muji-muji gue. Gue tahu IG couple kalian berdua dan punya rekaman kalian waktu kalian ngelakuin itu di dalan kelas kosong," ucap Ghea nekat.
(Bersambung)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Ai Emy Ningrum
kek mana itu spek bidadari 😳😳
modal dada sama paha dibilang spek bidadari...sejak kapan yak bidadari umbar diri ...mo heran tp itulah jaman sekarang /Shy//Silent/
2024-01-04
5