"Assalamualaikum, Bu. Aku pulang."
Suara decitan kayu yang saling bergesekan memekakkan telinga, kala Ghea membuka pintu. Sebuah kaleng biskuit menyambut langkah kaki remaja tujuh belas tahun tersebut di depan pintu.
Ghea mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan yang remang-remang dan berbau apek ini. Ternyata tidak hanya kaleng biskuit saja yang sudah berpindah ke lantai, tetapi juga pecahan piring hadiah detergen. Sebuah genangan air di lantai juga tampak berasal dari sayur sop tadi pagi.
Ghea menarik napas panjang, "Sepertinya Bapak dan Ibu bertengkar lagi," ujarnya pada diri sendiri.
Perempuan itu terpaksa melangkahkan kakinya dengan sangat hati-hati, agar tidak terkena pecahan kaca. Matanya juga harus waspada, supaya tidak tergelincir karena ceceran kuah sop.
"Hiks... Hiks... Huhuhu..."
Ghea berhenti di depan pintu kamar orang tuanya. Hatinya perih mendengar suara tangisan sang ibu. Selalu seperti ini setiap hari.
"Bu? Apa Ibu baik-baik aja?" Ghea menempelkan tubuhnya di balik pintu.
"Kau sudah lihat masih nggak tahu juga? Anak bangssst! Sama saja sama Bapakmu. Dasar nggak peka!"
Ghea tidak marah mendengar umpatan sang ibu. Karena dia tahu, Ibunya adalah orang yang lemah lembut. Namun sejak semua masalah yang menimpa kedua orang tuanya, sikap ibunya pun berubah.
"Heh! Kau masih di sana? Di bawah sofa ada uang dua puluh ribu. Kau belilah telur untuk makan malammu dan adikmu. Ibu nggak masak."
Air mata Ghea tumpah. Pada saat terpuruk dan emosi tidak stabil seperti ini, ibunya masih saja memikirkan keadaan anak-anaknya.
"Gimana aku bisa lapar dan makan enak, kalau kondisi ibu seperti ini?" lirih Ghea. Dia memilih untuk kembali ke kamarnya daripada memikirkan makan malam.
"Aku harus belajar dengan benar supaya jadi orang sukses. Supaya aku bisa membawa ibu keluar dari rumah ini."
...***...
Ghea tersentak kaget ketika mendengar suara Bapaknya pulang. Ternyata tadi dia tertidur dan masih belum melepas seragam sekolahnya. Rasa lapar yang melilit perutnya dia abaikan.
Tangannya sibuk mengeluarkan buku dari dalam tas, untuk mengerjakan PR yang diberikan siang tadi. Hanya itu yang bisa dia lakukan saat ini, demi masa depannya.
"Loh, buku kimiaku mana? Bisa gawat kalau aku nggak ngumpulkan PR besok pagi?" Remaja itu mengecek setiap buku yang baru saja dia keluarkan dari dalam tas, tetapi buku yang dia cari tidak ada juga.
"Astaga! Jangan-jangan ketinggalan di dalam laci meja!"
Ghea semakin panik. Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Sudah pasti sekolah sudah sepi saat ini. Apalagi tidak ada kegiatan ekstrakulikuler, sudah pasti gerbang sekolah dikunci rapat.
"Nggak bisa. Aku harus tetap cari buku itu sampai dapat. Itu salah satu tiketku untuk dapat nilai bagus di pelajaran kimia."
...***...
Bruk!
Ghea meringis kesakitan, saat lututnya membentur tanah berbatu. Perempuan itu nekat memanjat pagar belakang sekolah, tempat para anak nakal biasa cabut dari sekolah. Namun sekarang tempat itu telah sepi, karena seluruh siswa telah pulang.
Ghea mempercepat jalannya menuju ke ruang kelas di lantai tiga. Langkah kakinya bergema ke seluruh lorong. Jantungnya berdegup kencang melihat ruangan kelas yang sepi dan gulita. Hanya ada beberapa lampu yang hidup. Suasananya pun menjadi horor.
Drrrk!
Tiba-tiba Ghea mendengar suara kursi bergeser dari salah satu ruangan yang sudah tidak digunakan lagi. Bukan hanya langkah kakinya, jantungnya pun mendadak berhenti mendengar suara itu.
"Si-siapa itu? Bukannya semua murid udah pulang?" batin Ghea dengan lutut menggigil.
Perasaan takut menguasai dirinya, tetapi hatinya enggan untuk pulang. Tinggal beberapa ruangan lagi sampai ke kelasnya.
Drrrk!
Suara itu terdengar lagi. Kali ini diiringi dengan hembusan napas yang panjang, seperti orang habis lari.
Rasa penasaran mengalahkan rasa takut Ghea. Dia pun menempelkan wajahnya ke kaca jendela. Jantungnya hampir saja melompat keluar. Dia melihat Yudha dan Elmira tengah bercumbu mesra.
"Astaga! Me-mereka ngapain?" Reflek Ghea mengangkat tangannya dan merekam Yudha dan Elmira.
"Bukannya tadi pagi Elmira ditolak sama Yudha? Terus ini apa?" Ghea merasa nyeri di dada. Cinta pertama yang tadi siang sempat membuat hatinya berbunga-bunga, justru melakukan hal mengejutkan dengan perempuan lain.
"Apa aku bongkar saja aib mereka dengan nomor tak dikenal?" Ghea yang merasa cemburu mulai berpikiran jahat. Dengan rekaman yang dia punya, sudah cukup membuktikan perbuatan bejat mereka.
"Udahlah, aku bukan siapa-siapa. Udah pasti aku bukan wanita pilihan Yudha. Lebih baik aku tidak terlibat dalam urusan siapa pun."
Ghea berhenti mengambil video dan kembali ke tujuan utamanya untuk mengambil buku. Dia membuka sendalnya, lalu berjalan berjingkat-jingkat menuju ke ruangan kelas.
Kakinya melangkah gamang, saat memasuki ruangan kelas. Di atas meja Yudha terdapat sebuah kado mungil dan secarik surat.
"Dear, my honney. Selamat hari jadian satu bulan. Kamu suka hadiahku? Walaupun nggak suka tetap diterima, ya. Selain itu aku juga bikin instagram khusus untuk kita berdua. Daaan... Ada satu hadiah spesial khusus untukmu. Datanglah ke kelas kosong jam delapan malam nanti."
Ghea merasa mau muntah membaca surat Elmira untuk Yudha. Tidak disangka, ternyata mereka sudah berpacaran selama satu bulan dan tidak terendus sedikit pun.
"Ah, itu bukan urusanku," gumam Ghea acuh. Dia lalu mengecek laci mejanya dan betul saja, buku kimianya tertinggal di sana.
Setelah menemukan bukunya, Ghea bergegas pulang. Dia mengambil jalan memutar supaya tidak melewati kelas kosong tadi.
"Aaaaa... Bruk!"
Mendadak terdengar suara jeritan perempuan dan suara benda keras terjatuh. Ghea melongokkan kepalanya ke bawah, tempat suara itu berasal.
"Kyaaa..." Ghea terpekik dalam hati, saat melihat tubuh Elmira telah terhempas ke tanah dari lantai tiga. Ghea berbalik badan dan hendak lari dari sana. Sial, dia justru bertatap mata dengan Yudha.
(Bersambung)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Ai Emy Ningrum
bukan urusan ku tp nti pasti Ghea jg terlibat...fakta nya ...Kepo ituh emang udah sifat manusia dari lahir /Slight//Slight//Shy//Shy/
lanjoot /Scream//Scream/
2024-01-02
4