BAB 17 RIBUT BESAR

Kondisi Arsen belum pulih sepenuhnya. Masih dalam pengawasan sang dokter dan ada satu perawat yang jaga. Tapi Anell memperbolehkan masuk ke kamarnya atas ijinnya saja atau saat dia membutuhkan bantuannya.

Suaminya masih terbaring di ranjang kamar mereka. Sejak malam hingga pagi, Arsen belum juga bangun. Karna merasa khawatir, Anell memanggil perawat.

"Kenapa suami saya dari semalam hingga sekarang belum bangun? Kok tidurnya lama sekali."

"Mungkin tuan Arsen kelelahan atau mungkin saja reaksi dari obat yang dikonsumsi," jawab suster tersebut.

Tak berapa lama, kedua matanya mengerjab dan perlahan membuka kelopak matanya. Anell mengucap syukur karena suaminya sudah bangun.

"Dimana papa?" Pertanyaan yang pertama kali ia lontarkan. Arsen malah mencari papanya.

"Kamu sudah berada di rumah sekarang. Aku putuskan untuk dirawat di rumah saja."

Arsen langsung menatapnya dan ia tiba-tiba turun dari ranjang lalu berjalan menuju ruangan melukisnya. Dengan tangan satu memegang infus, ia memilih masuk ke ruangan melukisnya. Mungkin tempat ternyamannya adalah disitu.

"Arsen!" Anell tak dapat mencegahnya, suaminya sudah masuk dan menutup pintunya keras.

Dan tiba-tiba ada kejadian di luar dugaan.

BRAKKKK!!!!!!

Pintu kamarnya dibuka paksa oleh seseorang. Pria berwajah rupawan dan postur tubuhnya yang tinggi masuk dengan wajah yang tak ramah. Ia memandangi dua wanita yang berada di dalam kamar.

"Pa—. Eh, maaf. Tuan Samantha ada keperluan apa?" Kini rasanya tak pantas lagi untuk memanggilnya Papa. Karna Samantha sekarang sangat beda dengan Samantha yang dulu.

Beliau pernah mengatakan bahwa menganggapnya seperti anaknya sendiri tapi nyatanya dia sekarang dengan tega membuangnya begitu saja.

Samantha terkejut melihat keberadaan Anell. Kenapa gadis ada di sini?

"Tuan, ada keperluan apa?" tanyanya sekali lagi karna melihat Samantha hanya bengong.

"Hey, kenapa kau masuk sini?" Datanglah Floren dengan tubuhnya yang masih lemas. Beliau terlihat belum sembuh total. Tapi selang infus di tangannya sudah di lepas.

"Bukan urusanmu!"

SREETTTT ....

Floren menarik lengan kemeja Samantha hingga robek. Sepertinya ia menariknya dengan penuh tenaga.

"Pergilah! Jika kau kesini bukan untuk menemuiku!" usir Floren.

Keduanya menatap sengit. Anell yang melihat kejadian barusan menjadi bingung harus menjadi penengah atau diam saja.

"Kau keterlaluan, Floren!!!!"

BRUGH ...

Samantha mendorong Floren hingga terjatuh.

"Nyonya—"

"Lepas!"

Anell yang reflek langsung membantu Floren yang jatuh malah tangannya ditepis kasar.

"Apa yang kau banggakan sekarang? Bisa hidup tanpa aset dari aku? Hah???" ejek Floren pada Samantha.

PLAKKKK!!!!

"Tutup mulutmu!" Samantha langsung menampar pipi Floren hingga pipinya terlihat memerah.

Anell tak dapat berkata-kata melihat pertikaian suami istri tersebut.

"Pa!!" Arsen datang dan langsung menatap tajam sang papa. "Jangan sakiti Mama!" ucapnya.

"Kamu harus ikut papa!" Samantha menarik Arsen untuk ikut dengannya. Tapi Floren menghalanginya dan malah memegangi Arsen agar tidak pergi.

"Jangan bawa dia!" mohon Floren. Ia melirik Anell yang hanya diam saja. "Cepat!" ucapnya seraya memandangi Anell agar dia paham apa maksudnya.

"Lepas!!!!!"

Terjadi adegan tarik menarik. "Arsen jangan tinggalin ibumu!" teriak Floren dengan iba.

"Arsen, kamu harus ikut papa. Kita hidup berdua saja."

"Tidak, Arsen. Kamu harus tetap di sini."

"DIAAMMMMM!!!" seru Arsen kemudian.

"Ada apa ini ribut-ribut!" Derlin tiba-tiba datang dan melihat kedua orang tuanya sedang memperebutkan kakaknya.

Suasana kamar semakin ramai.

"Papa, mau bawa Kak Arsen pergi? Hanya Kak Arsen saja? Aku tidak?" tanyanya. Karna Samantha hanya menginginkan Arsen saja.

"Ibumu lebih menyayangimu, Derlin," jawab Samantha. Derlin tersenyum masam.

"Arsen, ayo ikut Papa." Samantha masih memegangi pergelangan tangannya sebelah kanan sedangkan Floren sebelah kiri.

"Hentikan!" Anell yang sedari tadi diam akhirnya berani bicara. Ia berdiri di hadapan mereka bertiga.

"Tuan Samantha, Anda tidak bisa memaksakan kehendak. Saya tanya, tujuan Anda membawa Arsen pergi apa? Bukankah hidup di sini masih terjamin. Lalu—"

PLAKKKKK!!!

"Gadis ingusan!!!! Omong kosong apa itu!"

"Pa!" Arsen menatap tajam Papanya yang telah menampar Anell dengan keras. Dan tiba-tiba Arsen menarik tangan Anell dan masuk ke ruangan melukisnya. Lalu ia kunci dari dalam.

"Arsen! Arsen!!!!!" Samantha menggedor-gedor pintu ruangan itu tapi tak dihiraukan oleh putranya.

Sedangkan Anell masih memegangi pipinya yang sehabis ditampar oleh Samantha. Tangannya yang besar dan berat mendarat keras di pipinya yang putih.

"Sakit?" tanya Arsen. Pria itu mengecek pipi Anell yang terlihat memerah. Dia pun kebingungan karna tak ada apa pun di sini untuk mengobati pipinya.

Matanya sangat teduh menatapnya. Tatapan yang begitu tulus yang pernah ia lihat. Pria yang terlihat kejam itu sedikit demi sedikit mulai mencair.

"Sudah lah. Tidak apa-apa. Nanti juga sembuh sendiri!" Arsen langsung kembali duduk di kursi melukisnya. Ia mengabaikan Anell yang masih terpesona dengan tatapannya.

"Apa yang aku lakukan tadi?" Arsen merasa bingung. Entah kenapa ia bisa begitu khawatir.

"Kamu tidak mau ikut tuan Samantha?"

Ia pun lekas menggeleng.

"Aku mau jujur." Gadis itu terlihat ragu untuk mengatakan. Tapi ia memberanikan diri untuk bicara yang sebenarnya. "Sebelumnya aku minta maaf karena sudah membawamu pulang dan dirawat jalan di rumah. Itu aku lakukan karna aku tidak mau kamu dibawa pergi oleh tuan Samantha. Aku teringat akan keinginanmu untuk membuat keluarga kamu harmonis. Dan aku berusaha mewujudkannya."

"Aku sudah tahu."

Deg.

Deg.

"Hah?" Anell terkejut mendengar jawabannya.

"Aku sudah tahu. Kalau papa akan membawa aku pergi."

"Kamu tahu darimana?"

"Tolong berikan obat tidur untuk putra saya. Karna saya ingin membawanya pulang agar di mobil bisa tidur nyenyak. Dan soal bayaran, saya transfer nanti."

Tak sengaja Arsen mendengar percakapan tersebut saat ia sedang keluar mencari angin waktu itu. Percakapan mereka terjadi di lorong rumah sakit saat dirinya lewat.

"Lalu kamu minum obat tidur itu? Makanya tadi pagi kamu susah bangun?"

Dirinya menggelengkan kepala. Ia mengatakan bahwa tidak meminum apa pun yang diberikan perawat.

"Semalam aku tidak bisa tidur. Dan baru tidur saat menjelang pagi."

"Hah? Bukannya kamu tidur saat di rumah sakit dan aku membawamu pulang juga masih tidur?"

"Tidak. Aku tidak tidur," jawabnya.

"Jadi, dia tahu kalau aku bawa pulang? Lalu percakapan di dalam mobil. Dia dengar semua?"

Arsen dengan fisik yang masih lemah serta selang infus yang masih terpasang, dia berusaha terlihat kuat. Walau sesekali ia melihat Arsen merintih kesakitan.

"Aku panggilkan perawat dulu." Saat ia ingin melangkah pergi, tangannya langsung ditarik oleh Arsen. Hingga tubuhnya mendekat padanya.

"Tidak usah."

Keduanya saling bertatapan dengan jarak pandang yang dekat. Walaupun wajahnya masih tertutupi oleh rambut panjangnya, tapi ia bisa melihat bibirnya yang seksi serta hidung yang mancung. Dan tak ketinggalan adalah matanya yang setajam pisau.

"Terimakasih. Telah menyelamatkanku."

DEG.

DEG.

DEG.

Terpopuler

Comments

Diana Budhiarti

Diana Budhiarti

masih misteri

2024-01-19

2

Nar Sih

Nar Sih

semoga dgn berjln nya waktu anel dan arsen bisa jdi pasangan yg sebnr nya ,

2024-01-19

1

L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦

L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦

Arsen mulai suka sama Anell🤔🤔🤔

2024-01-19

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 PILIH SIAPA?
2 BAB 2 TIDAK MAU!
3 BAB 3 HARI BURUK
4 BAB 4 STATUS BARU
5 BAB 5 AWAL KEHANCURAN
6 BAB 6 BERBAHAYA
7 BAB 7 KEGADUHAN
8 BAB 8 KETAKUTAN
9 BAB 9 KENYAMANAN
10 BAB 10 TAK TERDUGA
11 BAB 11 MENANTU KEDUA
12 BAB 12 BERITA BURUK
13 BAB 13 GAGAL
14 BAB 14 ANELL KESAL
15 BAB 15 SELESAI?
16 BAB 16 KECURIGAAN
17 BAB 17 RIBUT BESAR
18 BAB 18 MENOLAK
19 BAB 19 PINDAH RUMAH
20 BAB 20 MENYUKAI
21 BAB 21 KEJAM
22 BAB 22 USAHA ANELL
23 BAB 23 KESEDIHAN
24 BAB 24 MENCARI KEBAHAGIAAN
25 BAB 25 BEBAS
26 BAB 26 BERULAH LAGI INI
27 BAB 27 PASRAH
28 BAB 28 AKHIRNYA BERTEMU
29 BAB 29 KESAL!
30 BAB 30 ARSEN DAN KAKEK
31 BAB 31 ANELL SAKIT
32 BAB 32 BERONTAK
33 BAB 33 TERKEJUT
34 BAB 34 DERLIN DAN FLOREN
35 BAB 35 PERMINTAAN
36 BAB 36 TAK INGIN JAUH
37 BAB 37 KEJADIAN TAK TERDUGA
38 BAB 38 MENYEDIHKAN
39 BAB 39 DERLIN JAHAT
40 BAB 40 SIAPA LAGI?
41 BAB 41 SUDAH CINTA?
42 BAB 42 KEPUTUSAN
43 BAB 43 MASALAH BARU
44 BAB 44 KEHILANGAN
45 BAB 45 PELAKU?
46 BAB 46 HARI BURUK
47 BAB 47 BANGKIT
48 BAB 48 SEBUAH FAKTA
49 BAB 49 BERTEMU KESAYANGAN
50 BAB 50 SATU KAMAR
51 BAB 51 SEBUAH KEINGINAN
52 BAB 52 MALAM PENGANTIN
53 BAB 53 TETAP JADI SAUDARA
54 BAB 54 TENTANG ARSEN
55 BAB 55 AKHIRNYA PULANG
56 BAB 56 SAMBUTAN HANGAT
57 BAB 57 ARSEN YANG ASLI
58 BAB 58 PERHATIAN KECIL
59 BAB 59 MEMINTA BANTUAN
60 BAB 60 BAHAGIA DAN HARU
61 BAB 61 OH TERNYATA ...
62 BAB 62 HARUS SAYANG
63 BAB 63 MENANTIKAN
64 BAB 64 KEMBALI LAGI
65 BAB 65 RUMIT
66 BAB 66 PERPISAHAN
67 BAB 67 ISI HATI (POV ARSEN)
68 BAB 68 BERDEBAT
69 BAB 69 DEBAT LAGI
70 BAB 70 KASIHAN ANELL
71 BAB 71 KEPUTUSAN TEPAT
72 BAB 72 KEHIDUPAN BARU ANELL
73 BAB 73 BAHAGIA
74 BAB 74 KEADAAN MENYEDIHKAN
75 BAB 75 TAK SANGGUP
76 BAB 76 BOY OR GIRL?
77 BAB 77 IBU MUDA
78 BAB 78 SEGERA BERLALU
79 BAB 79 TUMBUH BESAR
80 BAB 80 TUMBUH DEWASA
81 BAB 81 KEMARAHAN
82 BAB 82 MENGEJUTKAN
Episodes

Updated 82 Episodes

1
BAB 1 PILIH SIAPA?
2
BAB 2 TIDAK MAU!
3
BAB 3 HARI BURUK
4
BAB 4 STATUS BARU
5
BAB 5 AWAL KEHANCURAN
6
BAB 6 BERBAHAYA
7
BAB 7 KEGADUHAN
8
BAB 8 KETAKUTAN
9
BAB 9 KENYAMANAN
10
BAB 10 TAK TERDUGA
11
BAB 11 MENANTU KEDUA
12
BAB 12 BERITA BURUK
13
BAB 13 GAGAL
14
BAB 14 ANELL KESAL
15
BAB 15 SELESAI?
16
BAB 16 KECURIGAAN
17
BAB 17 RIBUT BESAR
18
BAB 18 MENOLAK
19
BAB 19 PINDAH RUMAH
20
BAB 20 MENYUKAI
21
BAB 21 KEJAM
22
BAB 22 USAHA ANELL
23
BAB 23 KESEDIHAN
24
BAB 24 MENCARI KEBAHAGIAAN
25
BAB 25 BEBAS
26
BAB 26 BERULAH LAGI INI
27
BAB 27 PASRAH
28
BAB 28 AKHIRNYA BERTEMU
29
BAB 29 KESAL!
30
BAB 30 ARSEN DAN KAKEK
31
BAB 31 ANELL SAKIT
32
BAB 32 BERONTAK
33
BAB 33 TERKEJUT
34
BAB 34 DERLIN DAN FLOREN
35
BAB 35 PERMINTAAN
36
BAB 36 TAK INGIN JAUH
37
BAB 37 KEJADIAN TAK TERDUGA
38
BAB 38 MENYEDIHKAN
39
BAB 39 DERLIN JAHAT
40
BAB 40 SIAPA LAGI?
41
BAB 41 SUDAH CINTA?
42
BAB 42 KEPUTUSAN
43
BAB 43 MASALAH BARU
44
BAB 44 KEHILANGAN
45
BAB 45 PELAKU?
46
BAB 46 HARI BURUK
47
BAB 47 BANGKIT
48
BAB 48 SEBUAH FAKTA
49
BAB 49 BERTEMU KESAYANGAN
50
BAB 50 SATU KAMAR
51
BAB 51 SEBUAH KEINGINAN
52
BAB 52 MALAM PENGANTIN
53
BAB 53 TETAP JADI SAUDARA
54
BAB 54 TENTANG ARSEN
55
BAB 55 AKHIRNYA PULANG
56
BAB 56 SAMBUTAN HANGAT
57
BAB 57 ARSEN YANG ASLI
58
BAB 58 PERHATIAN KECIL
59
BAB 59 MEMINTA BANTUAN
60
BAB 60 BAHAGIA DAN HARU
61
BAB 61 OH TERNYATA ...
62
BAB 62 HARUS SAYANG
63
BAB 63 MENANTIKAN
64
BAB 64 KEMBALI LAGI
65
BAB 65 RUMIT
66
BAB 66 PERPISAHAN
67
BAB 67 ISI HATI (POV ARSEN)
68
BAB 68 BERDEBAT
69
BAB 69 DEBAT LAGI
70
BAB 70 KASIHAN ANELL
71
BAB 71 KEPUTUSAN TEPAT
72
BAB 72 KEHIDUPAN BARU ANELL
73
BAB 73 BAHAGIA
74
BAB 74 KEADAAN MENYEDIHKAN
75
BAB 75 TAK SANGGUP
76
BAB 76 BOY OR GIRL?
77
BAB 77 IBU MUDA
78
BAB 78 SEGERA BERLALU
79
BAB 79 TUMBUH BESAR
80
BAB 80 TUMBUH DEWASA
81
BAB 81 KEMARAHAN
82
BAB 82 MENGEJUTKAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!