BAB 13 GAGAL

Hampir saja Arsen melayangkan pukulan pada Anell dan secara tiba-tiba Derlin menahan tangannya. Anell masih memejamkan mata karna melihat tangan suaminya mengudara, sampai ia menyadari bahwa pukulannya tak mengenainya.

"Kak, ini di tempat umum!" Suara dari seseorang membuat matanya terbuka.

Kedatangan Derlin menyelamatkannya dari emosi Arsen yang tiba-tiba muncul itu. Entah apa yang membuatnya marah, Anell tidak tahu.

"Arsen!" Suaminya itu malah pergi meninggalkan mereka berdua.

"Kak Anell, jangan kejar kak Arsen. Dia masih tersulut emosi. Sebaiknya biarkan kak Arsen emosinya mereda dulu."

"Tidak, aku harus kejar Arsen. Aku takut dia akan melakukan—"

"Tidak akan, Kak Anell. Kak Arsen tidak akan melakukan hal buruk seperti kemarin itu. Aku paham dia, Kak. Jadi, aku mohon Kakak jangan dekati kak Arsen dulu. Aku takut Kakak yang kenapa-kenapa nanti," mohon Derlin dengan tatapan mengiba. Dari kedua matanya menampakkan kekhawatiran yang besar.

Anell akhirnya mengalah. "Baik lah. Aku mau pulang saja dan tak akan menemuinya dulu." Perlahan ia melangkahkan kakinya pergi sedangkan Derlin masih berdiri di tempat menunggu Anell lenyap dari pandangannya.

Tapi tiba-tiba gadis itu berhenti dan menoleh ke belakang lalu memutar tubuhnya. "Nyonya Floren gimana keadaannya? Dan kalau boleh tahu apa yang terjadi pagi tadi?" Anell bahkan sampai lupa soal Floren. Dengan rasa penasaran ia menanyakannya pada Derlin.

"Keadaan mama baik-baik saja. Mama hanya pingsan karna tekanan darahnya rendah. Dan soal tadi pagi—" Derlin menjeda ucapannya sebentar. "Mama sedang ada masalah. Tapi masalahnya apa, aku belum tahu."

Dari raut wajahnya Derlin seperti mengatakannya dengan sungguh-sungguh. Tidak berusaha menyembunyikan sesuatu. Anell hanya mengangguk dan ia pamit pulang. Juga meminta maaf belum bisa menjenguk karna ia pun tak percaya diri jika harus datang menjenguk. Lagipula dia juga pasti takkan diterima.

"Anell, kamu rupanya sudah di sini duluan?" Saat ia baru sampai di pintu masuk tak sengaja berpapasan dengan Marvel dan Tarra. Kedua sejoli itu baru sampai di rumah sakit.

"Iya, Kak. Tapi ini udah mau pulang. Karna Arsen sudah pulang duluan." Tak banyak bicara, Anell langsung pergi.

"Baiklah, hati-hati," teriak Tarra sembari melambaikan tangan karna Anell sudah melangkahkan kaki pergi dengan cepat.

***

"Tuan Arsen apa sudah sampai rumah?" tanyanya pada seorang pelayan yang sedang berada di halaman depan.

"Sudah, Nyonya. Tuan Arsen pulang dari tadi," jawabnya.

Saat ia ingin buru-buru sampai atas, ia tiba-tiba teringat akan perkataan Derlin.

"Aku tidak boleh menemuinya dulu."

Langit-langit kamar menjadi sasaran pandangannya sekarang. Ia berbaring dengan mata ke atas.

"Hidupku kenapa seperti ini?"

Anell merenung, memikirkan nasib hidupnya ke depan. Memiliki suami yang aneh. Keluarga suami yang juga penuh teka-teki. Dan banyak kejadian di rumah ini membuatnya tidak nyaman.

"Apa aku kabur saja? Aku pergi ke kota lain dan memulai hidup baru di sana? Aku tinggalkan semua ini. Dan juga meninggalkan keluarga ku yang sudah kejam denganku."

Rasanya ia sudah tidak sanggup untuk tinggal di sini. Status pernikahannya juga membingungkan, karna ia tak berperan seperti layaknya seorang istri.

Ia mengambil koper dan langsung mengisinya dengan baju-baju miliknya. Tak ketinggalan juga barang-barang yang ia bawa dari rumahnya sendiri.

"Ini ada beberapa lembar uang cash untukmu. Barangkali kamu membutuhkannya. Juga ini simpan lah."

Ia teringat akan Samantha yang pernah memberinya beberapa lembar uang cash dan juga sebuah kartu. Soal kartu yang mungkin saja di dalamnya ada banyak saldo uang, ia tak mau menggunakannya. Ia akan gunakan lembaran uang cash saja yang jumlahnya cukup banyak.

KRIIEETTTTT .....

Suara pintu terbuka. Ia langsung menatap pintu yang dibuka seseorang.

"Untuk apa kamu kemas-kemas barang? Kita tidak jadi berangkat bulan madu besok. Itu takkan pernah terjadi!" Arsen memeringatinya.

BRAKKK!!!

Setelah mengucapkan itu ia kembali masuk ke ruangannya lagi.

"HAH??? Bulan madu? Ia kira aku kemas barang untuk berangkat bulan madu? Cih. Aku ini mau kabur!!!!" teriaknya dalam hati.

Setelah selesai mengemasi barangnya, ia akan turun dan berencana akan meminta bantuan sopir mengantarnya ke rumah sakit. Agar mereka tahunya dia membawa barang-barang untuk tinggal di rumah sakit. Tapi setelah tiba di sana ia akan memesan sebuah taxi.

Pintu lift terbuka dan ia sudah berada di lantai bawah.

"Mama, istirahat ya. Jangan banyak pikiran." Terdengar suara dari seseorang. Ia yang akan melintasi ruang tamu akhirnya terhenti.

"Tolong telfon papamu. Suruh dia pulang." Suara Floren masih lemas, tapi ia memang memaksa untuk pulang ke rumah langsung.

"Aduh, kok sudah pulang sih."

Ia lantas menarik kopernya untuk kembali ke kamar. Karna ia melihat Marvel dan Tarra akan berjalan mendekat.

"Tolong bawa ini ke kamarku. Cepat!" bisiknya pada seorang pelayan yang kebetulan lewat. Ia tak mau ketahuan membawa koper dan menjadi sasaran pertanyaan banyak.

Padahal seharusnya ini waktu yang tepat karna orang rumah sedang tidak ada semua. Tapi ternyata takdir berkata lain.

Dengan perasaan yang kesal, ia kembali ke kamar dengan menaiki tangga.

"AAAARRRGGHHH! Sampai kapan???"

***

Di dalam kamar, Floren tidak langsung beristirahat. Ia malah sibuk menelponi suaminya-Samantha. Tapi hingga panggilan yang ke berapa kali tak kunjung diangkat.

Tubuhnya masih lemas dengan infus masih terpasang. Seorang perawat juga menemaninya duduk di kamarnya. Ia akan pergi setelah Floren tidur.

Air matanya tiba-tiba keluar. Ia sangat sedih jika harus melepaskan suaminya.

"Nyonya, sebaiknya Anda istirahat saja." Perawat yang berada di dalam kamarnya akhirnya berani menegur. Karna kondisi Floren belum stabil.

"Ma, kenapa belum istirahat?" Derlin masuk kamar tanpa permisi setelah mendapat pesan dari perawat yang mengatakan Floren belum mau istirahat.

"Papamu. Tolong telfon papamu suruh pulang." Ia menghembuskan napas lelah. Sudah sejak di rumah sakit Floren memintanya untuk menelpon Samantha.

"Papa lagi sibuk, Ma. Lagi ketemu client. Sekarang Mama istirahat dulu aja. Nanti Derlin coba telfon papa dan menyampaikan permintaan Mama."

Perlahan Derlin menghapus sisa-sisa air mata di pipi ibunya itu. "Sudah ya, jangan keluarin air mata lagi. Papa pasti kembali."

Floren yang berwatak keras dan tegas nyatanya bisa rapuh juga. Ia rapuh jika pertahanan cintanya mulai runtuh. Ia tak bisa menerima jika harus kehilangan cintanya.

"Kamu dimana? Apa yang kamu lakukan padaku? Apa kamu tak ingat mempunyai dua putra dariku? Lalu Arsen, apa kau tak ingat? Siapa yang membesarkan dia? Aku! Aku yang membesarkannya. Aku yang merawatnya dari bayi. Aku yang membuatnya hidup berkecukupan!" Segala unek-uneknya ia keluarkan semua saat Samantha baru saja mengangkat panggilannya. Disela-sela perkataannya ia menangis mengeluarkan air mata. "Kau tak ingat? Aku yang membuat kehidupan kita berkecukupan sampai sekarang," lanjutnya dan kemudian dia melemparkan ponselnya dengan kesal.

Terpopuler

Comments

Tati st🍒🍒🍒

Tati st🍒🍒🍒

ternyata benar bukan anak kandung

2024-09-13

1

Yusria Mumba

Yusria Mumba

anak tiri teryanta

2024-09-08

0

Yunia Afida

Yunia Afida

arsen ternyata bukan anak floren ya

2024-01-15

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 PILIH SIAPA?
2 BAB 2 TIDAK MAU!
3 BAB 3 HARI BURUK
4 BAB 4 STATUS BARU
5 BAB 5 AWAL KEHANCURAN
6 BAB 6 BERBAHAYA
7 BAB 7 KEGADUHAN
8 BAB 8 KETAKUTAN
9 BAB 9 KENYAMANAN
10 BAB 10 TAK TERDUGA
11 BAB 11 MENANTU KEDUA
12 BAB 12 BERITA BURUK
13 BAB 13 GAGAL
14 BAB 14 ANELL KESAL
15 BAB 15 SELESAI?
16 BAB 16 KECURIGAAN
17 BAB 17 RIBUT BESAR
18 BAB 18 MENOLAK
19 BAB 19 PINDAH RUMAH
20 BAB 20 MENYUKAI
21 BAB 21 KEJAM
22 BAB 22 USAHA ANELL
23 BAB 23 KESEDIHAN
24 BAB 24 MENCARI KEBAHAGIAAN
25 BAB 25 BEBAS
26 BAB 26 BERULAH LAGI INI
27 BAB 27 PASRAH
28 BAB 28 AKHIRNYA BERTEMU
29 BAB 29 KESAL!
30 BAB 30 ARSEN DAN KAKEK
31 BAB 31 ANELL SAKIT
32 BAB 32 BERONTAK
33 BAB 33 TERKEJUT
34 BAB 34 DERLIN DAN FLOREN
35 BAB 35 PERMINTAAN
36 BAB 36 TAK INGIN JAUH
37 BAB 37 KEJADIAN TAK TERDUGA
38 BAB 38 MENYEDIHKAN
39 BAB 39 DERLIN JAHAT
40 BAB 40 SIAPA LAGI?
41 BAB 41 SUDAH CINTA?
42 BAB 42 KEPUTUSAN
43 BAB 43 MASALAH BARU
44 BAB 44 KEHILANGAN
45 BAB 45 PELAKU?
46 BAB 46 HARI BURUK
47 BAB 47 BANGKIT
48 BAB 48 SEBUAH FAKTA
49 BAB 49 BERTEMU KESAYANGAN
50 BAB 50 SATU KAMAR
51 BAB 51 SEBUAH KEINGINAN
52 BAB 52 MALAM PENGANTIN
53 BAB 53 TETAP JADI SAUDARA
54 BAB 54 TENTANG ARSEN
55 BAB 55 AKHIRNYA PULANG
56 BAB 56 SAMBUTAN HANGAT
57 BAB 57 ARSEN YANG ASLI
58 BAB 58 PERHATIAN KECIL
59 BAB 59 MEMINTA BANTUAN
60 BAB 60 BAHAGIA DAN HARU
61 BAB 61 OH TERNYATA ...
62 BAB 62 HARUS SAYANG
63 BAB 63 MENANTIKAN
64 BAB 64 KEMBALI LAGI
65 BAB 65 RUMIT
66 BAB 66 PERPISAHAN
67 BAB 67 ISI HATI (POV ARSEN)
68 BAB 68 BERDEBAT
69 BAB 69 DEBAT LAGI
70 BAB 70 KASIHAN ANELL
71 BAB 71 KEPUTUSAN TEPAT
72 BAB 72 KEHIDUPAN BARU ANELL
73 BAB 73 BAHAGIA
74 BAB 74 KEADAAN MENYEDIHKAN
75 BAB 75 TAK SANGGUP
76 BAB 76 BOY OR GIRL?
77 BAB 77 IBU MUDA
78 BAB 78 SEGERA BERLALU
79 BAB 79 TUMBUH BESAR
80 BAB 80 TUMBUH DEWASA
81 BAB 81 KEMARAHAN
82 BAB 82 MENGEJUTKAN
Episodes

Updated 82 Episodes

1
BAB 1 PILIH SIAPA?
2
BAB 2 TIDAK MAU!
3
BAB 3 HARI BURUK
4
BAB 4 STATUS BARU
5
BAB 5 AWAL KEHANCURAN
6
BAB 6 BERBAHAYA
7
BAB 7 KEGADUHAN
8
BAB 8 KETAKUTAN
9
BAB 9 KENYAMANAN
10
BAB 10 TAK TERDUGA
11
BAB 11 MENANTU KEDUA
12
BAB 12 BERITA BURUK
13
BAB 13 GAGAL
14
BAB 14 ANELL KESAL
15
BAB 15 SELESAI?
16
BAB 16 KECURIGAAN
17
BAB 17 RIBUT BESAR
18
BAB 18 MENOLAK
19
BAB 19 PINDAH RUMAH
20
BAB 20 MENYUKAI
21
BAB 21 KEJAM
22
BAB 22 USAHA ANELL
23
BAB 23 KESEDIHAN
24
BAB 24 MENCARI KEBAHAGIAAN
25
BAB 25 BEBAS
26
BAB 26 BERULAH LAGI INI
27
BAB 27 PASRAH
28
BAB 28 AKHIRNYA BERTEMU
29
BAB 29 KESAL!
30
BAB 30 ARSEN DAN KAKEK
31
BAB 31 ANELL SAKIT
32
BAB 32 BERONTAK
33
BAB 33 TERKEJUT
34
BAB 34 DERLIN DAN FLOREN
35
BAB 35 PERMINTAAN
36
BAB 36 TAK INGIN JAUH
37
BAB 37 KEJADIAN TAK TERDUGA
38
BAB 38 MENYEDIHKAN
39
BAB 39 DERLIN JAHAT
40
BAB 40 SIAPA LAGI?
41
BAB 41 SUDAH CINTA?
42
BAB 42 KEPUTUSAN
43
BAB 43 MASALAH BARU
44
BAB 44 KEHILANGAN
45
BAB 45 PELAKU?
46
BAB 46 HARI BURUK
47
BAB 47 BANGKIT
48
BAB 48 SEBUAH FAKTA
49
BAB 49 BERTEMU KESAYANGAN
50
BAB 50 SATU KAMAR
51
BAB 51 SEBUAH KEINGINAN
52
BAB 52 MALAM PENGANTIN
53
BAB 53 TETAP JADI SAUDARA
54
BAB 54 TENTANG ARSEN
55
BAB 55 AKHIRNYA PULANG
56
BAB 56 SAMBUTAN HANGAT
57
BAB 57 ARSEN YANG ASLI
58
BAB 58 PERHATIAN KECIL
59
BAB 59 MEMINTA BANTUAN
60
BAB 60 BAHAGIA DAN HARU
61
BAB 61 OH TERNYATA ...
62
BAB 62 HARUS SAYANG
63
BAB 63 MENANTIKAN
64
BAB 64 KEMBALI LAGI
65
BAB 65 RUMIT
66
BAB 66 PERPISAHAN
67
BAB 67 ISI HATI (POV ARSEN)
68
BAB 68 BERDEBAT
69
BAB 69 DEBAT LAGI
70
BAB 70 KASIHAN ANELL
71
BAB 71 KEPUTUSAN TEPAT
72
BAB 72 KEHIDUPAN BARU ANELL
73
BAB 73 BAHAGIA
74
BAB 74 KEADAAN MENYEDIHKAN
75
BAB 75 TAK SANGGUP
76
BAB 76 BOY OR GIRL?
77
BAB 77 IBU MUDA
78
BAB 78 SEGERA BERLALU
79
BAB 79 TUMBUH BESAR
80
BAB 80 TUMBUH DEWASA
81
BAB 81 KEMARAHAN
82
BAB 82 MENGEJUTKAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!