BAB 6 BERBAHAYA

Awan telah menggelap ditemani para bintang-bintang. Juga ada bulan yang bulat bersinar walaupun tak seterang matahari di siang hari. Kendaraan beroda empat itu berjalan menyelusuri jalanan yang sepi.

"Kak, kita gak salah jalan, kan?" Diantha merasa khawatir dengan mereka berdua sekarang, takut akan jalanan yang mereka lalui bukan jalan yang menjadi tujuannya.

"Sudah lah diam. Kakak sudah hafal!" ucap Celandine penuh percaya diri. Dia terus melajukan mobilnya tentu dengan feeling-nya yang kuat.

Saat dari kejauhan mulai terlihat bangunan megah yang modern, senyum Diantha mulai merekah. Juga Celandine yang memasang wajah bangga.

"Turun lah di sini. Kita jalan kaki aja."

Celandine memarkirkan mobilnya di pinggir jalan. Dan memilih jalan kaki untuk memasuki rumah megah itu.

Seorang satpam yang sudah hafal dengan wajah mereka langsung membukakan gerbang. Dan beliau menyuruh mereka untuk masuk saja ke dalam.

Tepat di pintu utama sudah ada pelayan yang berjaga. Persis seperti pertama kali mereka ke sini, selalu ada pelayan yang menyambut mereka.

"Kami ingin bertemu dengan Anell. Kami sangat merindukannya," ucap Celandine membuat pelayan tersebut mengangguk paham.

Setelah pelayan menyuguhkan minuman, tak berapa lama Samantha datang. Bukan Anell yang datang melainkan Samantha. Beliau ikut duduk bersama mereka.

"Perjalanan yang melelahkan bukan? Apalagi kamu menyetir sendiri," ujar Samantha yang ternyata mengetahui bahwa Celandine mengendarai mobil sendiri. Padahal mobil mereka tidak terparkir dekat rumahnya.

Celandine dan Diantha langsung saling pandang.

"Sudah malam. Langit semakin gelap. Sebaiknya kalian pulang, lagipula Anell sudah beristirahat sejak tadi. Jika ingin berkunjung, sebaiknya saat siang hari."

"Tapi, kami hanya—"

"Baiklah, Tuan." Celandine langsung memotong ucapan adiknya. Dia menyentuh tangannya dan mengisyaratkan untuk diam.

"Kami permisi. Sampaikan salam kami pada Anell."

Diantha sempat memberontak dan tak mau pulang. Tapi melihat tatapan Samantha yang tak ramah, membuat mereka sedikit takut.

"Kak, kamu merasa ada yang aneh, kan?" Diantha menatap kakaknya dengan seksama. Perlakuan Samantha sangat berbeda saat dulu dan sekarang. Dulu saat mereka berkunjung kemari, beliau sangat ramah dan tersenyum lebar. Tapi sekarang, Samantha seperti mengusir mereka secara halus.

"Itu karna kita tidak sopan. Bertamu malam-malam."

Masih diselimuti perasaan khawatir, mereka terpaksa harus pergi meninggalkan bangunan megah itu tanpa bertemu sedetikpun dengan adik bungsunya.

"Lain kali saja kita datang lagi ke sini," janji Celandine pada adiknya-Diantha.

Perjalanan pulang mereka tentu memakan waktu yang sama lamanya seperti waktu berangkat tadi. Diantha yang kelelahan akhirnya tertidur di dalam mobil. Sedangkan Celandine harus terjaga matanya sampai mereka sampai di rumah.

Betapa terkejutnya saat mobilnya baru memasuki gerbang rumah. Terlihat kedai milik orang tuanya yang berada di sebelah rumah tampak masih menyala lampunya. Padahal malam telah larut, seharusnya kedai itu sudah tutup dari beberapa jam yang lalu.

Sebelum ia turun, tak lupa membangunkan Diantha yang sudah terlelap. Walaupun rasanya tak tega, tapi lebih tidak tega lagi jika adiknya harus tidur di mobilnya yang sempit ini.

"Kakak mau kemana?" Dengan kesadaran yang belum penuh, Diantha melihat kakaknya malah berjalan ke arah yang berbeda.

"Masuk dulu. Dan tidurlah," perintahnya kemudian.

Celandine mempercepat langkahnya menuju kedai karna ia yakin orang tuanya masih ada di dalam sana.

"Celand!" Baru saja dirinya membuka pintu kedai yang terbuat dari kaca itu, ayahnya sudah berdiri tegak menatapnya dengan tajam.

Tapi perhatiannya langsung tertuju pada kursi-kursi, meja-meja dan juga hiasan yang ada di dalam kedai yang hancur berantakan. Ada yang patah, robek dan tak beraturan.

"Kenapa ini—"

"Kau tanya kenapa!!!!!!!!!!!!" Ayah John hampir saja melayangkan pukulan pada putrinya tapi dengan cepat dicegah oleh istrinya-Raissa. Raissa tiba-tiba datang dengan mata sembab.

Celand langsung mundur ketakutan. Diantara bingung dan ketakutan. Di sisi lain bingung dengan keadaan kedai yang tiba-tiba hancur dan juga ketakutan dengan ayahnya yang tiba-tiba murka.

"Celand, kamu pergi mendatangi adikmu-Anell? Kenapa kau kesana tanpa memberitahu kami? Bukankah kamu acuh terhadap adik bungsu mu? Kenapa kamu malah nekat kesana?"

Dia masih terdiam, bingung dengan perkataan yang keluar dari mulut ibunya.

"Jangan ganggu adikmu. Jangan ganggu keluarga Samantha. Keluarga mereka sangat berbahaya," ujar ibunya lagi.

"Jadi, ini semua ulah dari keluarga Samantha? Mereka menghancur—"

"Diam, Celand!!!!" John masih tak bisa membunyikan kemurkaannya. Ia menatap putri sulungnya dan lama kelamaan matanya meredup. John hampir terjatuh dan langsung Raissa menopangnya lalu mendudukkannya di kursi.

***

Jam dinding menunjukkan pukul 10 malam. Hari-hari Anell sangat lah menjenuhkan. Statusnya yang katanya seorang istri nyatanya tidak selayaknya sebagai istri. Bahkan apa pun yang dibutuhkan dan diperlukan suaminya telah pelayan semua berikan.

Malam-malam dingin pun tak pernah sekalipun Arsen menyentuh ranjangnya ini. Ia hanya tidur sendirian di sini. Entah di ruangan itu ada sebuah kasur atau tidak, ia tak tahu.

Ada perasaan masih penasaran seperti sejak awal masuk ke sini, tapi tentu saja ada rasa takut juga.

"Ahhh, sebentar doang. Lagipula hanya ruangan biasa bukan? Ruangan melukis." Dengan tekad yang kuat, Anell membuka pintu ruangan itu dengan hati-hati. Kini ia tak lagi terkejut melihat lukisan di hadapannya, ia bahkan menjulurkan lidahnya seperti mengejek pada lukisan tersebut.

Saat memasuki ruangan itu ternyata ada sebuah lorong panjang. Ia berjalan sangat pelan, berusaha tidak mengeluarkan suara sedikitpun.

Tepat pada ruangan dengan cahaya yang redup, ia menemukan banyak lukisan-lukisan di sana. Ada lukisan bunga, pegunungan, pepohonan dan juga lukisan abstrak tapi berbentuk wajah seseorang yang dicoret-coret.

"Aneh."

Ruangan melukisnya ternyata tidak begitu luas, hanya sepertiga dari ruangan kamarnya. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan, tapi tak ia temukan sosok suaminya yang menyeramkan.

"Dimana dia? Apa dia sudah keluar kamar?"

Setahunya Arsen belum keluar ruangan sejak sore tadi, lalu sekarang ia berada di mana?

"Ya ampun!" Saat ia berjalan menuju jendela ternyata Arsen tertidur di sebuah kursi kayu panjang. Tubuhnya tertutup oleh gorden dari jendela tersebut.

"Di sini rupanya."

Ia menyibakkan gorden itu yang menutupi hampir seluruh badannya. Karna cahaya lampu yang redup membuat pandangannya terbatas.

"Apa tidak sakit tidur di kursi kayu seperti ini?"

Ia sempat bergidik ngeri saat tak sengaja membuat wajahnya tak tertutupi oleh rambut panjangnya. Terlihat jelas bekas luka bakarnya yang menjijikan itu.

"Ya Tuhan. Aku tidak menghina. Sumpah. Hanya saja itu terlihat sangat menggelikan."

Saat memandangi suaminya yang terlelap ada rasa kasian terhadapnya.

"Hidupnya pasti kesepian. Seperti kata pelayan, dia tak mau bergabung dengan saudaranya yang lain. Dia memilih mengasingkan diri."

Dengan penuh kehati-hatian Anell menyelimuti tubuh suaminya dengan sebuah selimut.

Terpopuler

Comments

Tati st🍒🍒🍒

Tati st🍒🍒🍒

masih misteri sebenernya apa dan kenapa sih keluarga samantha kok kejam

2024-09-07

1

L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦

L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦

Dari kasihan, iba akan timbul rasa ❤

2024-01-11

1

Yunia Afida

Yunia Afida

semangat terus 💪💪💪💪

2024-01-09

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 PILIH SIAPA?
2 BAB 2 TIDAK MAU!
3 BAB 3 HARI BURUK
4 BAB 4 STATUS BARU
5 BAB 5 AWAL KEHANCURAN
6 BAB 6 BERBAHAYA
7 BAB 7 KEGADUHAN
8 BAB 8 KETAKUTAN
9 BAB 9 KENYAMANAN
10 BAB 10 TAK TERDUGA
11 BAB 11 MENANTU KEDUA
12 BAB 12 BERITA BURUK
13 BAB 13 GAGAL
14 BAB 14 ANELL KESAL
15 BAB 15 SELESAI?
16 BAB 16 KECURIGAAN
17 BAB 17 RIBUT BESAR
18 BAB 18 MENOLAK
19 BAB 19 PINDAH RUMAH
20 BAB 20 MENYUKAI
21 BAB 21 KEJAM
22 BAB 22 USAHA ANELL
23 BAB 23 KESEDIHAN
24 BAB 24 MENCARI KEBAHAGIAAN
25 BAB 25 BEBAS
26 BAB 26 BERULAH LAGI INI
27 BAB 27 PASRAH
28 BAB 28 AKHIRNYA BERTEMU
29 BAB 29 KESAL!
30 BAB 30 ARSEN DAN KAKEK
31 BAB 31 ANELL SAKIT
32 BAB 32 BERONTAK
33 BAB 33 TERKEJUT
34 BAB 34 DERLIN DAN FLOREN
35 BAB 35 PERMINTAAN
36 BAB 36 TAK INGIN JAUH
37 BAB 37 KEJADIAN TAK TERDUGA
38 BAB 38 MENYEDIHKAN
39 BAB 39 DERLIN JAHAT
40 BAB 40 SIAPA LAGI?
41 BAB 41 SUDAH CINTA?
42 BAB 42 KEPUTUSAN
43 BAB 43 MASALAH BARU
44 BAB 44 KEHILANGAN
45 BAB 45 PELAKU?
46 BAB 46 HARI BURUK
47 BAB 47 BANGKIT
48 BAB 48 SEBUAH FAKTA
49 BAB 49 BERTEMU KESAYANGAN
50 BAB 50 SATU KAMAR
51 BAB 51 SEBUAH KEINGINAN
52 BAB 52 MALAM PENGANTIN
53 BAB 53 TETAP JADI SAUDARA
54 BAB 54 TENTANG ARSEN
55 BAB 55 AKHIRNYA PULANG
56 BAB 56 SAMBUTAN HANGAT
57 BAB 57 ARSEN YANG ASLI
58 BAB 58 PERHATIAN KECIL
59 BAB 59 MEMINTA BANTUAN
60 BAB 60 BAHAGIA DAN HARU
61 BAB 61 OH TERNYATA ...
62 BAB 62 HARUS SAYANG
63 BAB 63 MENANTIKAN
64 BAB 64 KEMBALI LAGI
65 BAB 65 RUMIT
66 BAB 66 PERPISAHAN
67 BAB 67 ISI HATI (POV ARSEN)
68 BAB 68 BERDEBAT
69 BAB 69 DEBAT LAGI
70 BAB 70 KASIHAN ANELL
71 BAB 71 KEPUTUSAN TEPAT
72 BAB 72 KEHIDUPAN BARU ANELL
73 BAB 73 BAHAGIA
74 BAB 74 KEADAAN MENYEDIHKAN
75 BAB 75 TAK SANGGUP
76 BAB 76 BOY OR GIRL?
77 BAB 77 IBU MUDA
78 BAB 78 SEGERA BERLALU
79 BAB 79 TUMBUH BESAR
80 BAB 80 TUMBUH DEWASA
81 BAB 81 KEMARAHAN
82 BAB 82 MENGEJUTKAN
Episodes

Updated 82 Episodes

1
BAB 1 PILIH SIAPA?
2
BAB 2 TIDAK MAU!
3
BAB 3 HARI BURUK
4
BAB 4 STATUS BARU
5
BAB 5 AWAL KEHANCURAN
6
BAB 6 BERBAHAYA
7
BAB 7 KEGADUHAN
8
BAB 8 KETAKUTAN
9
BAB 9 KENYAMANAN
10
BAB 10 TAK TERDUGA
11
BAB 11 MENANTU KEDUA
12
BAB 12 BERITA BURUK
13
BAB 13 GAGAL
14
BAB 14 ANELL KESAL
15
BAB 15 SELESAI?
16
BAB 16 KECURIGAAN
17
BAB 17 RIBUT BESAR
18
BAB 18 MENOLAK
19
BAB 19 PINDAH RUMAH
20
BAB 20 MENYUKAI
21
BAB 21 KEJAM
22
BAB 22 USAHA ANELL
23
BAB 23 KESEDIHAN
24
BAB 24 MENCARI KEBAHAGIAAN
25
BAB 25 BEBAS
26
BAB 26 BERULAH LAGI INI
27
BAB 27 PASRAH
28
BAB 28 AKHIRNYA BERTEMU
29
BAB 29 KESAL!
30
BAB 30 ARSEN DAN KAKEK
31
BAB 31 ANELL SAKIT
32
BAB 32 BERONTAK
33
BAB 33 TERKEJUT
34
BAB 34 DERLIN DAN FLOREN
35
BAB 35 PERMINTAAN
36
BAB 36 TAK INGIN JAUH
37
BAB 37 KEJADIAN TAK TERDUGA
38
BAB 38 MENYEDIHKAN
39
BAB 39 DERLIN JAHAT
40
BAB 40 SIAPA LAGI?
41
BAB 41 SUDAH CINTA?
42
BAB 42 KEPUTUSAN
43
BAB 43 MASALAH BARU
44
BAB 44 KEHILANGAN
45
BAB 45 PELAKU?
46
BAB 46 HARI BURUK
47
BAB 47 BANGKIT
48
BAB 48 SEBUAH FAKTA
49
BAB 49 BERTEMU KESAYANGAN
50
BAB 50 SATU KAMAR
51
BAB 51 SEBUAH KEINGINAN
52
BAB 52 MALAM PENGANTIN
53
BAB 53 TETAP JADI SAUDARA
54
BAB 54 TENTANG ARSEN
55
BAB 55 AKHIRNYA PULANG
56
BAB 56 SAMBUTAN HANGAT
57
BAB 57 ARSEN YANG ASLI
58
BAB 58 PERHATIAN KECIL
59
BAB 59 MEMINTA BANTUAN
60
BAB 60 BAHAGIA DAN HARU
61
BAB 61 OH TERNYATA ...
62
BAB 62 HARUS SAYANG
63
BAB 63 MENANTIKAN
64
BAB 64 KEMBALI LAGI
65
BAB 65 RUMIT
66
BAB 66 PERPISAHAN
67
BAB 67 ISI HATI (POV ARSEN)
68
BAB 68 BERDEBAT
69
BAB 69 DEBAT LAGI
70
BAB 70 KASIHAN ANELL
71
BAB 71 KEPUTUSAN TEPAT
72
BAB 72 KEHIDUPAN BARU ANELL
73
BAB 73 BAHAGIA
74
BAB 74 KEADAAN MENYEDIHKAN
75
BAB 75 TAK SANGGUP
76
BAB 76 BOY OR GIRL?
77
BAB 77 IBU MUDA
78
BAB 78 SEGERA BERLALU
79
BAB 79 TUMBUH BESAR
80
BAB 80 TUMBUH DEWASA
81
BAB 81 KEMARAHAN
82
BAB 82 MENGEJUTKAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!