Vania Kembali Berulah 2

Ella langsung menaiki lantai dua untuk bertemu dengan Adira. Apalagi, perkataan Vania yang membuat hubungannya dengan Vania salah paham.

"Adira ..." panggil Ella dengan suara yang keras. Dia langsung membuka pintu kamar Adira yang tidak dikunci.

Adira yang sudah menduga apa yang terjadi, hanya menatap Ibunya. Tanpa berniat untuk meresponnya.

"Dari mana kamu mendapatkan dress-nya? Hah?" teriak Ella.

"Bu, aku capek. Udah ya."

"Ooo mau melawan kamu Adira? Jelaskan pada Ibu, dari mana kamu mendapatkan dress-nya?"

"Kakek yang memberikan padaku. Puas?" jawab Adira.

"Kamu meneriaki Ibu?" kata Ella menarik rambut Adira.

"Ampun Bu," teriak Adira.

"Ampun? Tadi, saat Kakakmu minta ampun, kenapa kamu tega menghantam kepalanya ke meja hah?" berang Ella tetap menarik rambut Adira.

"Aku tidak melakukannya Bu, Kakak yang melakukannya sendiri." jelas Adira mencoba untuk melepaskan rambut dari genggaman Ibunya.

"Kamu pikir Ibu percaya? Gara-gara dress ini, kamu bahkan tega menyiksa Kakakmu sendiri kan?" tanya Ella menarik Adira hingga ke meja belajar.

"Kamu memang gak bisa di manjakan Adira. Sikapmu sudah sangat keterlaluan." berang Ella menghempaskan Adira, sehingga Adira jatuh. Untungnya, dia bisa meraih kasur.

"Gara-gara ini kan kamu menyiksa Kakakmu?" tanya Ella mengambil paper bag Adira.

"Ibu, ini punyaku." ujar Adira mencoba untuk megambil paper bag. Namun, tubuhnya di dorong oleh Ella.

"Diam kamu Adira." bentak Ella.

Ella langsung turun ke bawah, di ke dapur untuk mencari korek yang biasa di simpan oleh ART-nya. Mungkin untuk jaga-jaga, jika ada perlu.

Setelah mendapatkannya, dia langsung ke taman belakang, untuk membakar dress Adira.

"Ibu jangan." teriak Adira melihat api yang mulai membakar dress-nya.

"Kalo kamu mau, ambil." ujar Ella menjatuhkan dress dari tangannya.

Mendengar suara teriakan Adira. Vania dan Afandi langsung keluar kamar. Kebetulan Afandi memang di kamar Vania. Sebab Vania mengeluh pusing.

"Ada apa?" tanya Afandi, menatap Adira menangis tersedu-sedu.

"Puas Kak Vania? Puas? Bahkan gara-gara kamu aku kehilangan hadiah dari Kakek. Kalian semua jahat." teriak Adira.

"Coba ulangi sekali lagi! Siapa yang jahat?" tantang Ella mencengkram rahang Adira.

"Udah Bu. Malu." larang Afandi. Membuat Ella menghempaskan Adira hingga jatuh.

"Kamu memang gak bisa di ajarkan Adira. Gara-gara baju ini kamu menciptakan masalah. Jadi, biar Ibu hilangkan masalah itu." kata Ella.

"Bu, udah, kasihan Adira. Aku gak pa-pa." ujar Vania dengan linangan air mata.

"Kamu lihat Kakakmu, lihatlah, Adira. Bahkan dia tidak tega sama kamu." berang Ella.

"Ibu dan Ayah kenapa sih? Kenapa harus aku yang selalu kalian salahkan? Kenapa harus aku," isak Adira. "Dan kamu Kak Vania. Jika kamu ingin merebut kasih sayang Ibu dan Ayah. Selamat kamu berhasil. Bahkan berhasil membuat mereka untuk membenciku."

"Ibu ... Aku gak seperti yang Adira tuduhkan Bu. Ayah percaya padaku kan?" isak Vania memeluk Ayahnya.

"Sudah-sudah, Adira jangan katakan yang tidak-tidak. Tapi memang bukti menyatakan kamu salah. Ayah melihat sendiri saat Vania jatuh." jelas Afandi.

"Benarkah? Kalian ingin lihat bukti yang sesungguhnya?" tanya Adira membuat Vania melebarkan matanya.

"A-apa maksudmu?" ujar Vania takut melepaskan pelukan dari Ayahnya. Dia menduga, jika Adira merekamnya. Apalagi, saat itu Adira sibuk bermain ponsel.

Adira langsung mendorong Vania yang lepas dari pelukan Afandi. Tanpa ada persiapan, otomatis Vania langsung terjatuh. Apalagi Afandi yang tidak siap, karena Adira mendorong Vania secara tiba-tiba.

"Ini baru benar. Kalo aku yang mendorong Kak Vania. Kalian libat lah. Sekarang baru aku yang mendorong Kak Vania. Apa perlu aku juga menghantam kepalanya?" tantang Adira dengan suara yang tinggi.

Afandi langsung melayangkan tamparan ke wajah Adira. Namun, Adira tersenyum puas. Setidaknya, sakit hatinya karena Vania sudah terbayar sudah.

"Kamu gila?" teriak Ella membangunkan Vania.

"Iya Bu, aku gila. Aku bahkan sudah sangat gila. Aku gila gara-gara dilahirkan di keluarga toxic seperti kalian. Aku gila." teriak Adira, bahkan air matanya jatuh tanpa henti.

"Keluarga toxic. Andai kamu tahu. Bahkan kamu tidak kami inginkan Adira. Kamu tidak aku harapkan. Kenapa kamu tidak pergi saja di kehidupan Ibu. Kenapa kamu selalu menyusahkan Ibu."

"Bu ..." Vania menggapai Ibunya yang memarahi Adira. Sedangkan Afandi, masih bengong karena telah menampar Adira.

"Bu ..." lirih Vania, semakin merasa sesak. Bahkan sekarang seluruh ruangan seakan-akan berputar.

Bruk ... Vania terjatuh. Dan itu berhasil membuat kesadaran Afandi kembali. Begitu juga dengan Ella yang langsung berjongkok melihat Vania.

"Yah, bagaimana ini. Cepat siapkan mobil." teriak Ella pada Afandi.

Afandi, langsung berlari keluar serta mengendong Vania. Sedangkan Ella mengambil cardigan, juga tas dari kamarnya. Kemudian menyusul Afandi untuk membukakan pintu mobilnya.

"Ayah, cepetan Yah. Ibu takut Vania kenapa-napa." ujar Ella dari kursi belakang.

"Ini juga udah cepat Bu."

Setelah beberapa menit, mereka sampai di rumah sakit. Vania langsung di bawa ke IGD dan juga di pasang infus dan oksigen.

Afandi langsung mengurus semua perlengkapan data Vania. Kebetulan selalu di siapkan di mobil. Untuk jaga-jaga.

Sedangkan Ella, dia setia di sisi Vania.

"Maaf, maafkan Ibu nak. Ibu telah membuat mu pingsan. Maafkan Ibu." isak Ella dengan mencium tangan Vania.

Isakan Ella, membuat Vania sadar. Dengan lirih dia memanggil Ibunya, untuk minta minum.

"Maaf ya sayang. Maafkan Ibu." ujar Ella.

"Aku gak apa-apa Bu. Aku cuma sedikit lemah aja."

"Kamu istirahat ya sayang. Ibu di sini." ujar Ella mengecup pucuk kepala Vania.

Afandi masuk ke ruangan Vania. Dia memberitahukan pada Ella, jika malam ini Vania harus dirawat karena tubuhnya masih sangat lemah.

"Harusnya tadi, kita bisa mengontrol emosi." sesal Afandi.

"Maafkan Ibu Ayah," isak Ella.

"Biar, aku telpon Bu Mar dulu. Agar Adira ada temannya." ujar Afandi.

"Jangan Yah, biarkan dia sendiri. Agar dia bisa merenungkan kesalahannya. Lagipula, dia bukan lagi anak-anak. Dia sudah dewasa Yah, dia sudah bisa jaga diri." larang Ella mengambil ponsel suaminya.

Afandi hanya bisa menuruti ucapan istrinya. Lagipula, setelah dipikir-pikir, apa yang istrinya katakan adalah benar. Selama ini dia sudah mulai memanjakan Adira. Mungkin, itulah awal mula Adira kembali membangkang.

...🍁🍁🍁🍁🍁...

"Kalian tidak menginginkan dan mengharapkan aku kan? Bu, Yah?" gumam Adira menatap rumahnya untuk terakhir kalinya.

Terpopuler

Comments

Senja Ardiana

Senja Ardiana

ibu nya udah gila bah/Drowsy/

2024-03-23

1

Ani Ani

Ani Ani

akhir nya DIA keluga rumah

2024-03-05

0

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

Keluarkan semua unek-unek mu Adira, biar semua tau

2024-01-23

0

lihat semua
Episodes
1 Tidak sayang Adira
2 Lihat lah, Aku
3 Harapan Adira
4 Kebahagian Adira
5 episode 5
6 Episode 6
7 Kuatkan Aku!
8 Panggilkan Aku Nak!
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Pembagian Rapor
12 Vania kesal
13 Satria, murid baru
14 Salah Paham
15 Episode 15
16 Gagal Mendekati Satria
17 Vania, Kembali Berulah
18 Vania Kembali Berulah 2
19 Kemana Perginya Adira
20 Kemana Kamu Adira?
21 Dia Bernama Adira
22 Karena Ulahmu
23 Episode 23
24 Akhirnya Bertemu
25 Anak Yang Diabaikan
26 Hari Sial Vania
27 Se-benci Itukan?
28 Mari Bersenang-senang
29 Balaskan Sakit Hatimu!
30 Episode 30
31 Saling Memaafkan
32 Harapan Afandi
33 Episode 33
34 Perjalanan Menyenangkan Adira
35 Kakek Kasim
36 Hari Sial Vania
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Mulanya Karma Untuk Ella
40 Kamu Menyukainya?
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Satria, Tolong!
47 Episode 47
48 Yang Tersayang
49 Satria Dan Adira Berpacaran
50 Permintaan Afandi
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Story Wa
54 Ketegasan Adira
55 Pura-pura Cemburu
56 Adira, Tak Sengaja Bertemu Ibunya
57 Episode 57
58 Afandi Di Pecat
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Pindah Ke Rumah Johan
62 Sikap Tegasnya Adira
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Karma Untuk Afandi Dan Ella
66 Maaf Nak!
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Penyerahan Harta Kasim
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Meninggalnya Kakek Kasim
75 Episode 75
76 Karma Vania
77 Ella Minta Maaf
78 Episode 78
79 Ancaman Ella
80 Isi Hati Adira
81 Episode 81
82 Meninggalnya Afandi
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Bertemu Vania
86 Episode 86
87 Dituduh Maling
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Tidak sayang Adira
2
Lihat lah, Aku
3
Harapan Adira
4
Kebahagian Adira
5
episode 5
6
Episode 6
7
Kuatkan Aku!
8
Panggilkan Aku Nak!
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Pembagian Rapor
12
Vania kesal
13
Satria, murid baru
14
Salah Paham
15
Episode 15
16
Gagal Mendekati Satria
17
Vania, Kembali Berulah
18
Vania Kembali Berulah 2
19
Kemana Perginya Adira
20
Kemana Kamu Adira?
21
Dia Bernama Adira
22
Karena Ulahmu
23
Episode 23
24
Akhirnya Bertemu
25
Anak Yang Diabaikan
26
Hari Sial Vania
27
Se-benci Itukan?
28
Mari Bersenang-senang
29
Balaskan Sakit Hatimu!
30
Episode 30
31
Saling Memaafkan
32
Harapan Afandi
33
Episode 33
34
Perjalanan Menyenangkan Adira
35
Kakek Kasim
36
Hari Sial Vania
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Mulanya Karma Untuk Ella
40
Kamu Menyukainya?
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Satria, Tolong!
47
Episode 47
48
Yang Tersayang
49
Satria Dan Adira Berpacaran
50
Permintaan Afandi
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Story Wa
54
Ketegasan Adira
55
Pura-pura Cemburu
56
Adira, Tak Sengaja Bertemu Ibunya
57
Episode 57
58
Afandi Di Pecat
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Pindah Ke Rumah Johan
62
Sikap Tegasnya Adira
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Karma Untuk Afandi Dan Ella
66
Maaf Nak!
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Penyerahan Harta Kasim
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Meninggalnya Kakek Kasim
75
Episode 75
76
Karma Vania
77
Ella Minta Maaf
78
Episode 78
79
Ancaman Ella
80
Isi Hati Adira
81
Episode 81
82
Meninggalnya Afandi
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Bertemu Vania
86
Episode 86
87
Dituduh Maling
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!