Episode 15

Sampai di depan ruangan Afandi, Adira mengetuk pintu pelan. Setelah mendapatkan sahutan dari dalam. Baru Adira membuka pintu.

"Adira, kok ke sini? Ada apa? Kenapa rame-rame? Ada masalah apa?" tanya Afandi bangkit dari kursinya.

"Maaf, anda ini siapanya Adira?" tanya Kesya tidak sabaran.

"Maksudnya?"

"Om ini, sugar daddy Adira kan?" tuduh Kesya. Langsung membuat Afandi menyemburkan tawanya.

"Kalau iya kenapa?" tanya Afandi merangkul pundak anaknya. Serta mengecup sekilas pucuk kepala Adira.

"Haruskah hari ini aku menulisnya dalam sejarah?" batin Adira senang. Karena diperlakukan manis untuk pertama kalinya. Bahkan dia sudah tidak lagi ingat, kapan Ayahnya mengecup serta merangkul tubuhnya.

"Itukan, benar aku bilang juga apa." lantang Kesya. Dan teman-teman lainnya menggeleng tak percaya.

"Aku harus merebut Om ini dari Adira." batin Kesya.

"Ra,,, ini gak benar kan?" tanya Ifana ragu.

"Udah, Ayah lagi sibuk, sedang periksa laporan. Kalian senang-senang aja dulu." keke Afandi.

"Ayah? Maksudnya?" tanya salah seorang dari mereka.

Afandi langsung tertawa begitu nyaring mendengar keraguan dari teman-teman Adira. "Adira adalah anak Om." kekeh Afandi.

"Om bohong kan?" pasti Kesya.

"Om gak bohong. Ayo masuk ke dalam. Dan lihat lah, foto keluarga yang terpanjang di dinding." ajak Afandi.

"Gak mungkin. Terus selama ini kenapa Om gak pernah nganterin Adira? Atau saat ambil rapor, kenapa hanya ada Kakek-kakek dan Ibu-ibu yang penampilannya seperti ART.?" tanya Kesya.

"Oo karena selama ini kami terlalu sibuk, bahkan hanya untuk menjemput Adira." mengusap rambut Adira. Dan berhasil membuat raut wajah Kesya berubah masam.

"Ya udah, ayo kita turun. Lagipula, sugar daddy aku lagi sibuk." kekeh Adira menyindir Kesya.

Akhirnya mereka semuanya turun. Bahkan semuanya minta maaf pada Adira. Kecuali Kesya. Dia berdalih, hanya ingin meluruskan kesalahpahaman. Bukan menuduh Adira.

Adira mempersilahkan teman-temannya untuk belanja apa saja. Namun semuanya menolak, karena kandung malu.

Ifana menawarkan diri untuk mengantarkan Adira. Mengingat, tadi mereka berangkat berdua menggunakan sepeda motornya. Namun, Adira menolak. Karena masih ingin menunggu Ayahnya.

Setelah kepergian semua teman-temannya. Adira kembali naik ke lantai dua. Dia menemui Ayahnya, yang sibuk dengan beberapa berkas di tangannya.

"Kenapa bisa-bisanya teman-temanmu berpikir begitu heum?" tanya Afandi basa-basi.

"Mungkin karena tadi Ayah menyerahkan uang untuk ku." sahut Adira menyandarkan punggungnya pada sofa yang tersedia.

"Atau, karena memang Ayah yang tidak pernah terlihat dilingkungan sekolahmu. Maafkan Ayah Adira. Karena terlalu sibuk." ujar Afandi menatap Adira sekilas. "Tunggu lah sebentar lagi. Kita akan pulang bersama-sama. Atau kamu mau sesuatu? Ambil lah." lanjut Afandi.

Sore harinya. Vania sengaja keluar rumah untuk mencari dimana rumah Satria. Namun, dia sudah berputar-putar berapa kali. Sosok Satria tidak kelihatan di mana pun.

Sampai akhirnya dia memutuskan untuk pulang. Baru lah, Vania melihat Satria tepat di rumah depan rumahnya. Dia sedang mencuci motor sport-nya.

"Satria? Kamu tinggal disini?" sapa Vania pura-pura terkejut.

"Maaf? Siapa ya?" tanya Satria bingung.

"Aku Vania. Kita teman sekelas loh. Dan kamu duduk pas dibelakang bangku aku." ujar Vania memperkenalkan diri.

"Oo maaf, aku lupa." melanjutkan cuci motornya, karena sempat terhenti akibat sapaan dari Vania.

"Tante ..." sapa Vania melihat Ibu dari Satria berjalan ke arahnya.

"Hai cantik, kamu tinggal disini juga?"

"Iya Tante, rumah aku yang ini. Persis di hadapan rumah Tante. Dan kami kebetulan satu kelas." jelas Vania.

"Oo Tante, Mama dari Satria. Nama Tante Amalia. Bisa juga dipanggil dengan Tante Lia. Nama kamu siapa?"

"Aku Vania Tante." ujar Vania ramah.

"Ya udah, ayo mampir. Kita ngobrol-ngobrol. Kebetulan, Tante belum mengenal orang-orang disini." ajak Amalia, dan Vania langsung mengikuti langkahnya.

Afandi dan Adira baru saja sampai rumah. Begitu juga dengan Ella. Namun, rumah terasa sangat sepi. Karena Bu Siti dan Bu Mar sudah pulang.

Saat Ella memanggil Vania. Namun, Vania juga tak menjawab. Dengan panik, Ella mencari Vania di seluruh rumah. Begitu juga dengan Afandi. Karena mereka takut, jika nanti Vania kenapa-napa.

Adira juga ikut membantu mencari Vania. Bahkan di sudah menelpon nomor ponsel Vania. Tetapi, ponselnya tertinggal di dalam kamar Vania.

"Coba telpon Bu Siti atau Bu Mar. Mungkin salah satu daei mereka tahu." ujar Afandi dengan napas ngos-ngosan.

Adira langsung menelpon Bu Mar, sedangkan Ella menelpon Bu Siti. Namun, mereka berdua tidak tahu. Sebab sebelum mereka pulang. Vania masih berada di dalam kamarnya. Bahkan Bu Mar sempat pamit pada Vania.

"Bagaimana ini Yah? Ibu takut kalau Vania kenapa-napa." seru Ella terisak.

"Tenang-tenang. Kita tunggu sebentar lagi. Setelah ini kita cari keluar. Atau coba kamu telon teman-temannya." suruh Afandi.

Saat Ella dan Afandi masih menelpon teman-teman Vania, Vania pulang dengan wajah yang cerah.

Saat masuk ke ruang keluarga. Dia terkejut melihat Ibunya terisak.

"Bu ..." panggil Vania.

"Vania, kamu kemana aja? Ibu khawatir. Kamu gak apa-apa kan?" tanya Ella memeluk Vania.

"Aku dari rumah tetangga baru kita Bu, Tante Amalia." sahut Vania bingung, melihat kelegaan dari wajah orang tuanya.

"Lain kali, kalau pergi-pergi setidaknya bawakan handphone. Setidaknya tidak menyusahkan kami." ucap Adira kesal.

"Maaf, aku memang menyusahkan. Maaf, jika karena aku. Kalian semua merasa panik. Maaf Bu, maaf Ayah. Adira maaf, jika kamu merasa susah, karena adanya aku. Aku memang menyusahkan." isak Vania dengan mata berkaca-kaca.

"Hei ... Kamu ngomong apa heum? Gak ada yang menyusahkan kami." ujar Ella kembali memeluk Vania.

"Tapi, kata Adira."

"Adira, minta maaf lah." perintah Ella.

"Udah lah Bu, jangan besar-besarkan masalah." kata Afandi.

"Adira." tekan Ella tidak peduli dengan larangan suaminya.

"Adira, masuk lah." usir Afandi.

Adira langsung tersenyum karena mendapatkan pembelaan dari Afandi.

"Ayah ..." lirih Vania.

"Apa yang di ucapkan Adira benar. Lain kali, bawa lah handphone. Agar kami bisa tahu keadaanmu." nasihat Afandi meninggalkan Ella dan Vania.

"Ibu ... Sepertinya, Ayah marah." adu Vania.

Di kamar, Adira berputar-putar karena merasa bahagia. Bahkan tanpa sadar, dia menari sampai di balkon kamarnya.

Kebetulan, saat Adira sedang berputar, Satria lewat depan rumah. Dia terpana melihat Adira yang menari dengan tubuh lenturnya.

Deg ... Satria memegang dada sebelah kirinya.

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

Kesya dgn Vania kalo temenan pasti cocok,,, sama jahatnya. ini lagi kalo nanti satria suka sama Adira,,, si Vania pasti tambah jahat 🙄🙄

2024-04-07

0

Ani Ani

Ani Ani

adayang tak kena nanti ni

2024-03-05

0

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

Njirr bikin ngakak🤭🤭🤭

2024-01-21

1

lihat semua
Episodes
1 Tidak sayang Adira
2 Lihat lah, Aku
3 Harapan Adira
4 Kebahagian Adira
5 episode 5
6 Episode 6
7 Kuatkan Aku!
8 Panggilkan Aku Nak!
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Pembagian Rapor
12 Vania kesal
13 Satria, murid baru
14 Salah Paham
15 Episode 15
16 Gagal Mendekati Satria
17 Vania, Kembali Berulah
18 Vania Kembali Berulah 2
19 Kemana Perginya Adira
20 Kemana Kamu Adira?
21 Dia Bernama Adira
22 Karena Ulahmu
23 Episode 23
24 Akhirnya Bertemu
25 Anak Yang Diabaikan
26 Hari Sial Vania
27 Se-benci Itukan?
28 Mari Bersenang-senang
29 Balaskan Sakit Hatimu!
30 Episode 30
31 Saling Memaafkan
32 Harapan Afandi
33 Episode 33
34 Perjalanan Menyenangkan Adira
35 Kakek Kasim
36 Hari Sial Vania
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Mulanya Karma Untuk Ella
40 Kamu Menyukainya?
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Satria, Tolong!
47 Episode 47
48 Yang Tersayang
49 Satria Dan Adira Berpacaran
50 Permintaan Afandi
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Story Wa
54 Ketegasan Adira
55 Pura-pura Cemburu
56 Adira, Tak Sengaja Bertemu Ibunya
57 Episode 57
58 Afandi Di Pecat
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Pindah Ke Rumah Johan
62 Sikap Tegasnya Adira
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Karma Untuk Afandi Dan Ella
66 Maaf Nak!
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Penyerahan Harta Kasim
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Meninggalnya Kakek Kasim
75 Episode 75
76 Karma Vania
77 Ella Minta Maaf
78 Episode 78
79 Ancaman Ella
80 Isi Hati Adira
81 Episode 81
82 Meninggalnya Afandi
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Bertemu Vania
86 Episode 86
87 Dituduh Maling
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Tidak sayang Adira
2
Lihat lah, Aku
3
Harapan Adira
4
Kebahagian Adira
5
episode 5
6
Episode 6
7
Kuatkan Aku!
8
Panggilkan Aku Nak!
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Pembagian Rapor
12
Vania kesal
13
Satria, murid baru
14
Salah Paham
15
Episode 15
16
Gagal Mendekati Satria
17
Vania, Kembali Berulah
18
Vania Kembali Berulah 2
19
Kemana Perginya Adira
20
Kemana Kamu Adira?
21
Dia Bernama Adira
22
Karena Ulahmu
23
Episode 23
24
Akhirnya Bertemu
25
Anak Yang Diabaikan
26
Hari Sial Vania
27
Se-benci Itukan?
28
Mari Bersenang-senang
29
Balaskan Sakit Hatimu!
30
Episode 30
31
Saling Memaafkan
32
Harapan Afandi
33
Episode 33
34
Perjalanan Menyenangkan Adira
35
Kakek Kasim
36
Hari Sial Vania
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Mulanya Karma Untuk Ella
40
Kamu Menyukainya?
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Satria, Tolong!
47
Episode 47
48
Yang Tersayang
49
Satria Dan Adira Berpacaran
50
Permintaan Afandi
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Story Wa
54
Ketegasan Adira
55
Pura-pura Cemburu
56
Adira, Tak Sengaja Bertemu Ibunya
57
Episode 57
58
Afandi Di Pecat
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Pindah Ke Rumah Johan
62
Sikap Tegasnya Adira
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Karma Untuk Afandi Dan Ella
66
Maaf Nak!
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Penyerahan Harta Kasim
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Meninggalnya Kakek Kasim
75
Episode 75
76
Karma Vania
77
Ella Minta Maaf
78
Episode 78
79
Ancaman Ella
80
Isi Hati Adira
81
Episode 81
82
Meninggalnya Afandi
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Bertemu Vania
86
Episode 86
87
Dituduh Maling
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!