Satria, murid baru

Ella menuju ke mall dengan taksi online. Kebetulan mobilnya memang lagi di servis di bengkel.

Setelah menanyakan keberadaan suami dan anaknya. Ella langsung menuju sesuai tempat yang diberitahukan. Saat Ella melihat suaminya. Dia dihampiri oleh seorang teman arisannya Dewi.

"Eh Ella, sendirian?" tanya Dewi.

"Iya, nih lagi mau ketemu suami dan anak." jawab Ella.

"Mana?" tanya Dewi dan Ella menunjukan suaminya yang berdiri tidak jauh darinya.

"Oo itu anakmu yang satu lagi?"

"Iya, duluan ya." pamit Ella. Namun, Dewi malah mengikuti Ella.

"Hai ..." sapa Dewi membuat Ella kaget.

"Tante Dewi. Apa kabar?" sapa Vania cipika-cipiki. Sedang kan Adira hanya tersenyum ramah. Walaupun Dewi hanya menatapnya dari atas sampai bawah.

"Pak Afandi makin ganteng aja." ujar Dewi menepuk pelan bahu Afandi. Namun, Adira yang memang kesal karena senyumnya tak dibalas langsung mengandeng Ayahnya.

"Pak Afandi, lelaki idaman deh. Karena mau-mau aja nemenin perempuan belanja. Jarang loh, ada lelaki macam Pak Afandi." kekeh Dewi. Sedangkan Ella hanya memutar mata malas. Karena dia tahu bagaimana sifat temannya yang janda tersebut.

"Ayo Yah, kita lanjut. Permisi." pamit Adira.

"Bentar dong, orang tua lagi ngomong anak-anak jangan ikut campur. Kayak gak tahu sopan santun aja." cetus Dewi menatap berang ke arah Adira, yang mencibir padanya.

"Kami memang lagi buru-buru Bu. Kami pamit ya." pamit Afandi meninggalkan Dewi yang cemberut.

Malam hariz setelah makan diluar mereka pulang. Yang pasti sebelum pergi Ella sudah memesan pada Bu Mar agar jangan memasak. Dan mereka di izinkan untuk pulang cepat.

"Makasih Ayah." kata Adira senang.

"Sama-sama." balas Afandi.

Jelang tengah malam, Vania kembali sesak. Dia langsung bangun untuk mengambil inhaler yang berada di laci nakas di samping ranjangnya. Setelahnya, di berjalan keluar untuk memanggil orang tuanya.

Ella dan Afandi yang baru saja selesai melepaskan hormon kembali tertidur. Namun, sayup-sayup Ella seperti mendengar suara Vania yang memanggilnya dan suami di sertai minta tolong.

Dengan memaksa diri untuk sadar. Ella langsung membangunkan suaminya, guna untuk membuka pintu. Karena dia masih mengenakan lingerie untuk menyenangkan suaminya.

"Ayah ... Tolong ..." seru Vania.

"Ibu,,, cepetan keluar." teriak Afandi.

Ella yang memang sudah mengantikan bajunya buru-buru menghampiri suami dan anaknya.

"Tolong ambilkan inhaler." perintah Afandi. Kebetulan Ella sudah mengambilnya. Karena inhaler juga tersedia di kamarnya untuk jaga-jaga.

"Tenang sayang. Tenang." ujar Afandi mengelus punggung Vania.

Beberapa saat Vania sudah kembali bernapas lega.

"Udah enakan? Ini lah, alasan Ibu gak mau kamu kecapean sayang. Padahal tadi sebelum berangkat Ibu udah ngelarang kamu." ucap Ella memijit pelan kepala Vania. Sedangkan Afandi pamit masuk ke kamar untuk ke kamar mandi.

"Mungkin karena tadi Adira yang meminta Ayah berputar-putar. Bahkan sepertinya dia sengaja membuat aku capek Bu. Mungkin dia marah karena aku mendapatkan kaling, dan sepatu miliknya juga aku ambil." adu Vania.

"Udah-udah..." ucap Ella menenangkan Vania.

Esok harinya, Adira turun untuk sarapan. Namun di meja makan hanya ada Ibunya sedangkan Ayahnya sudah berangkat kerja.

"Kak Vania kemana Bu? Belum bangun atau udah sarapan?" tanya Adira membuka suara.

"Sakit."

"Sakit? Sejak kapan? Perasaan semalam baik-baik aja."

Ella menghela napas. "Dia sakit karena kecapean. Lagian kamu udah tahu kalau Kak Vania daya tubuhnya lemah. Kenapa mau aja Ayah ajak ke mall ? tanya Ella menghentikan suapannya.

"Kan Ayah mengajak ku, untuk mengantikan oleh-oleh Bu." lirih Adira.

"Iya, tapi seharusnya kamu menolaknya Adira. Emang kamu gak kasihan sama Kakakmu? Apalagi kata Kak Vania, kemarin kamu memang sengaja mutar-mutar satu mall. " seru Ella.

"Maaf ..." lirih Adira, dia bangkit meninggalkan meja makan. Karena semua makanan tiba-tiba terasa hambar di lidahnya.

"Gitu terus, kalau Ibu lagi nasehatin kamu ngambek. Marah. Kemudian merasa paling dikucilkan." sindir Ella.

...🍁🍁🍁🍁🍁...

Hari ini adalah hari pertama sekolah setelah libur panjang. Vania kembali di antarkan oleh Ella, sedangkan Adira tetap pergi dengan ojek langganannya. Bahkan sekarang dia tidak pernah lagi berharap untuk di antarkan oleh orang tuanya.

Vania di sambut oleh teman-temannya. Mereka saling menukar cerita semasa liburan. Tapi, cuma Vania saja yang tidak libur kemana-mana, di karenakan orang tuanya yang super sibuk.

"Tapi bukannya dulu kamu sempat bilang, jika liburan kemarin kamu mau jalan-jalan ke luar negeri?" tanya Sazkia, sahabat dari Vania.

"Rencananya sih iya, tapi kan kamu tahu sendiri bagaimana kesehatan aku. jadi orang tua ku menundanya sampai aku benar-benar sehat." alasan Vania.

Tak lama kemudian bel tanda masuk kelas berbunyi. Semua siswa yang berada di luar kelas berbondong-bodong masuk ke kelas masing-masing.

Setelah menunggu beberapa menit. Guru kelas Vania datang. Di sampingnya ada seorang siswa laki-laki. Atau seorang murid pindahan.

"Anak-anak, mulai hari ini dan seterusnya. Ibu akan menjadi wali kelas kalian. Jadi, bila ada sesuatu hal yang menyangkut kelas ini. Kalian bisa melaporkannya kepada Ibu." seru Bu Ayu. "Oya,,, ini teman baru kalian. Silahkan perkenalkan diri." perintah Bu Ayu.

"Perkenalkan, nama saya Satria Ahmad Jaya. Kalian bisa memanggilku dengan Satria." ujar Satria singkat.

"Bu, boleh nanya?" tanya Zaskia menunjukkan tangannya.

"Silahkan." seru Bu Ayu.

"Udah punya pacar?" lanjut Zaskia langsung mendapatkan sorakan dari teman sekelasnya.

"Kan aku cuma nanya. Gak ada salahnya kan?" cetus Zaskia.

"Udah-udah, Satria, sekarang kamu duduk di belakang Zaskia dan Vania Vania ya." perintah Bu Ayu.

Setelah melewati jam pelajaran, Zaskia yang dari tadi penasaran dengan sosok dibelakangnya langsung menghampiri Satria.

"Hai, kenalkan namaku Zaskia, dan ini sahabat baik ku Vania." ucap Zaskia mengulurkan tangan.

Satria hanya menatap sosok gadis yang tersenyum dihadapannya, tanpa berniat menyambut tangan yang terulur padanya.

"Aku ke kantin dulu." ucap Satria meninggalkan Zaskia yang kikuk. Dan ditertawakan oleh Vania.

"Ooo kamu ketawain aku? Ya udah aku tantang kmu, sebelum lulus untuk mendapatkan hati Satria." tantang Zaskia kesal.

"Ogah ..."

"Ayolah, dia kan ganteng. Kurang apa lagi coba? Kayaknya dari keluarga kaya juga. Kamu lihat kan, jam tangannya."

"Gak mau ..."

"Berarti kamu juga sadar diri akan di tolak, makanya gak mau. Baik lah, aku anggap kamu kalah sebelum bertanding." seru Zaskia saat mereka berjalan menuju kantin.

Lain Vania, lain juga Adira. Dia juga sedang jajan di kantin atas ajakan Ifana. Ya, sebelumnya Adira memang malas ke kantin. Selain tidak punya teman. Dia juga gak nyaman, saat melihat ada beberapa orang yang berbisik-bisik saat melihatnya.

"Kita duduk di sana aja?"

"Oke ..."

"Kamu sebenarnya tinggal dimana sih? Kita kan sudah sahabatan,"

"Aku tinggal di perumahan pala indah."

"Buset dah, berarti kamu kaya? Kok ke sekolah selalu pake ojek? Oo aku tahu, orangtuamu kerja disana ya?" beruntun Ifana. Namun, Adira hanya tersenyum getir.

"Baiklah, nanti kalau aku ke sana. Aku mampir ya. Tapi, tuan rumah kamu gak galak kan?"

"Mampir aja, gak apa-apa kok."

"Aku udah kenyang, masuk dulu ya."

"Kenyang? Kamu baru makan sedikit loh. Kan sayang mubazir. Buat aku aja ya." pinta Ifana.

"Eh jangan, pesan yang lain aja. Aku traktir." ujar Adira.

"Gak usah, ini aja. Sayang duit mu." seru Ifana mengambil mangkok mie soto pesanan Adira.

Terpopuler

Comments

Ani Ani

Ani Ani

mula sekolah

2024-03-04

0

NurAzizah504

NurAzizah504

Namanya Satria, tapi Rizki itu siapa?

2024-01-15

0

Teteh Lia

Teteh Lia

lanjut Kaka 🌹🌹

2024-01-14

1

lihat semua
Episodes
1 Tidak sayang Adira
2 Lihat lah, Aku
3 Harapan Adira
4 Kebahagian Adira
5 episode 5
6 Episode 6
7 Kuatkan Aku!
8 Panggilkan Aku Nak!
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Pembagian Rapor
12 Vania kesal
13 Satria, murid baru
14 Salah Paham
15 Episode 15
16 Gagal Mendekati Satria
17 Vania, Kembali Berulah
18 Vania Kembali Berulah 2
19 Kemana Perginya Adira
20 Kemana Kamu Adira?
21 Dia Bernama Adira
22 Karena Ulahmu
23 Episode 23
24 Akhirnya Bertemu
25 Anak Yang Diabaikan
26 Hari Sial Vania
27 Se-benci Itukan?
28 Mari Bersenang-senang
29 Balaskan Sakit Hatimu!
30 Episode 30
31 Saling Memaafkan
32 Harapan Afandi
33 Episode 33
34 Perjalanan Menyenangkan Adira
35 Kakek Kasim
36 Hari Sial Vania
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Mulanya Karma Untuk Ella
40 Kamu Menyukainya?
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Satria, Tolong!
47 Episode 47
48 Yang Tersayang
49 Satria Dan Adira Berpacaran
50 Permintaan Afandi
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Story Wa
54 Ketegasan Adira
55 Pura-pura Cemburu
56 Adira, Tak Sengaja Bertemu Ibunya
57 Episode 57
58 Afandi Di Pecat
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Pindah Ke Rumah Johan
62 Sikap Tegasnya Adira
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Karma Untuk Afandi Dan Ella
66 Maaf Nak!
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Penyerahan Harta Kasim
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Meninggalnya Kakek Kasim
75 Episode 75
76 Karma Vania
77 Ella Minta Maaf
78 Episode 78
79 Ancaman Ella
80 Isi Hati Adira
81 Episode 81
82 Meninggalnya Afandi
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Bertemu Vania
86 Episode 86
87 Dituduh Maling
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Tidak sayang Adira
2
Lihat lah, Aku
3
Harapan Adira
4
Kebahagian Adira
5
episode 5
6
Episode 6
7
Kuatkan Aku!
8
Panggilkan Aku Nak!
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Pembagian Rapor
12
Vania kesal
13
Satria, murid baru
14
Salah Paham
15
Episode 15
16
Gagal Mendekati Satria
17
Vania, Kembali Berulah
18
Vania Kembali Berulah 2
19
Kemana Perginya Adira
20
Kemana Kamu Adira?
21
Dia Bernama Adira
22
Karena Ulahmu
23
Episode 23
24
Akhirnya Bertemu
25
Anak Yang Diabaikan
26
Hari Sial Vania
27
Se-benci Itukan?
28
Mari Bersenang-senang
29
Balaskan Sakit Hatimu!
30
Episode 30
31
Saling Memaafkan
32
Harapan Afandi
33
Episode 33
34
Perjalanan Menyenangkan Adira
35
Kakek Kasim
36
Hari Sial Vania
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Mulanya Karma Untuk Ella
40
Kamu Menyukainya?
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Satria, Tolong!
47
Episode 47
48
Yang Tersayang
49
Satria Dan Adira Berpacaran
50
Permintaan Afandi
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Story Wa
54
Ketegasan Adira
55
Pura-pura Cemburu
56
Adira, Tak Sengaja Bertemu Ibunya
57
Episode 57
58
Afandi Di Pecat
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Pindah Ke Rumah Johan
62
Sikap Tegasnya Adira
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Karma Untuk Afandi Dan Ella
66
Maaf Nak!
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Penyerahan Harta Kasim
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Meninggalnya Kakek Kasim
75
Episode 75
76
Karma Vania
77
Ella Minta Maaf
78
Episode 78
79
Ancaman Ella
80
Isi Hati Adira
81
Episode 81
82
Meninggalnya Afandi
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Bertemu Vania
86
Episode 86
87
Dituduh Maling
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!