episode 5

"Ayah, kok aku gak diajak sih? Ayah gak sayang sama aku?" rengek Vania melihat Ayahnya membuka pintu mobil untuk Adira.

"Kemarin kan, udah. Sekarang biar Ayah pergi sama Adira ya. Kasihan, dia kemarin gak ikut."

"Jadi, Ayah tega ninggalin aku sendirian? Ibu juga pergi loh Yah."

"Kan ada Bu Siti sama Bu Mar. Mereka udah Ayah pesan, jangan pulang dulu sebelum Ibu atau Ayah kembali. Kasihan Adira, selalu kita tinggalkan." mengelus kepala Vania. "Ayah pergi dulu ya." pamit Afandi menaiki mobilnya.

Atas permintaan Adira, mereka menghabiskan waktu di alun-alun, dengan menikmati beraneka macam makanan.

"Makasih Ayah." seru Adira bersandar di bahu Afandi.

"Sama-sama, maaf jika Ayah sering meninggalkanmu." ucap Afandi menyadari kesalahannya.

Saat mereka sedang menikmati indahnya suasana sore, terdengar bunyi ponsel dari Afandi.

"Ya Bu ..." ucap Afandi menerima panggilan dari Ella. "Apa ... Baik, Ayah pulang sekarang juga." ujar Afandi bernada penuh kekhawatiran.

"Ayo kita pulang." menarik tangan Adira, dan berjalan cepat menuju parkiran mobilnya.

"Ada apa sih Yah ..." berlari mensejajarkan langkah kaki Ayahnya.

"Kak Vania kembali pingsan, dan Ibu mengajak Ayah untuk membawanya periksa. Cepat naik." perintah Afandi. Dan sekarang Adira sadar. Jika Vania selalu saja berulah.

Dengan kecepatan tinggi, Afandi menjalankan mobilnya. Bahkan dia menyalip beberapa pengemudi lainnya. Bahkan larangan Adira yang menyuruhnya hati-hati pun, tak dipedulikannya.

Tak berapa lama mereka sampai ke rumah, Ella langsung berlari begitu mendengar suara mobil, ia mendekati Adira, sedangkan Afandi langsung berlari memasuki kamar Vania.

Plak ... Satu tamparan mendarat di pipi Adira.

"Kamu ini selalu saja menyusahkan. Gara-gara kamu Vania kembali pingsan. Kamu tahu gak? Dia sendirian, menangis gara-gara kalian pergi." bentak Ella memarahi Adira.

"Bu ..." seru Adira memegangi pipinya yang sakit.

"Sudah berapa kali Ibu ingatkan, jangan buat Vania kepikiran. Kamu harusnya bisa ngalah. Kakak mu itu sakit Dira. Sakit..." ucap Ella meluapkan kegelisahan hatinya semenjak tadi.

"Bu, sini..." panggil Afandi dari pintu kamar Vania.

"Maaf ya sayang, jika tadi Ayah mengecewakan mu" ucap Afandi pada putrinya yang terbaring lemah.

"Makanya, lain kali mikir-mikir dulu sebelum bertindak Ayah. Kalau udah kejadian begini, kan kita semua yang repot." balas Ella, masih jengkel terhadap suaminya. Padahal sebelumnya dia sudah berpesan, agar jangan dulu pergi sebelum dia sampai rumah. Atau paling tidak ajak Vania ikut bersama.

"Kak ..." panggil Adira dari balik pintu.

"Kamu senangkan Dira, kamu berhasil merebut Ayah dariku. Kamu senangkan kalau aku sakit. Apalagi nanti jika aku mati." ujar Vania menatap penuh benci pada Adira.

"Maaf ..." balas Adira.

"Maaf? Bukannya ini yang kamu mau? Kamu pasti marah, karena aku telah mengacaukan jalan-jalan kalian." tuduh Vania, dia sengaja ingin memancing emosi dari Adira. Namun, Adira malah pergi meninggalkan kamar Vania.

"Udah-udah. Jangan marah-marah lagi ya. Ayah yang salah." seru Afandi.

🍁🍁🍁🍁🍁

Adira membanting semua buku-buku pelajaran karena kesal. Sakit tamparan dari Ibunya tidaklah terasa. Namun, tatapan benci dari Ibunya lah, yang membuatnya merasa hina.

"Akan aku buktikan, kalau kalian akan membutuhkan aku suatu hari nanti. Dan akan aku balas semua perbuatan kalian padaku." batin Adira.

Hari ini adalah pengumuman pemenang dari olimpiade tingkat SMA yang mereka ikuti. Dan Adira menang, dan dilanjukan untuk ikut ke tingkat kabupaten.

Tentu saja, dengan rasa bangga dia membawakan berita kemenangannya pada kedua orangtuanya.

Dengan penuh semangat dan hati bahagia Adira, pulang dengan di antar ojek.

"Ibu..." panggil Adira mencari-cari Ibunya.

"Adira, Ibu kayaknya pergi sama Vania. Tadi kata Ibu, dia ingin merayakan keberhasilan Vania, karena kembali ikut lomba tingkat kabupaten." papar Bu Siti yang mendengarkan suara teriakan dari Adira.

"Ooo,,, Makasih ya Bu. Aku masuk kamar dulu." pamit Adira.

"Dira, bukannya juga ikut lomba? Bagaimana hasilnya?" tanya Bu Siti, karena sadar perubahan raut wajah Adira.

"Aku juga lolos Bu," ucap Adira senang. Karena masih ada yang peduli terhadapnya.

"Wah benarkah? Harus dirayakan ini." seru Bu Siti kegirangan. "Mar, oo Mar ..." panggil Bu Siti.

"Ada apa sih? Kayak ada hal darurat aja. Bikin aku jantungan. Kirain Vania kembali pingsan." ucap Bu Mar mendekati Adira dan Bu Siti.

"Ini loh Mar, Adira lolos ikut lomba. Jadi, kita rayain ya. Biar dia tambah semangat nantinya." ungkap Bu Siti.

"Wah benarkah? Ya udah Bu Mar siapkan makanannya dulu. Adira ganti baju ya." perintah Bu Mar langsung membuat wajah Adira dihiasi dengan senyuman.

Adira langsung berlari menaiki tangga untuk segera mengantikan baju seragamnya. Dia sangat bahagia karena diperhatikan oleh dua orang yang sangat menyayanginya.

Setelah selesai, Adira buru-buru turun untuk melihat persiapan yang dilakukan oleh Bu Siti dan Bu Mar.

"Lah, kok dibelakang sih Bu?" tanya Vania heran.

"Iya, biar ala-ala piknik gitu. Sini bantuin Bu Siti bentangkan tikarnya." jawab Bu Siti.

Atas ide dari Bu Mar, mereka mengadakan acara kecil-kecilan sambil menyantap beberapa menu kesukaan Adira. Bu Mar juga memesan pizza untuk Adira. Karena setahunya Adira sangat menyukai makanan dari italy tersebut.

"Makasih ya Bu, karena telah menyayangi aku. Makasih karena telah peduli pada aku." ujar Adira memegang kedua tangan ART-nya. "Kalian adalah orang-orang terpenting kehidupan aku, jadi aku mohon, tetap lah, menyayangiku." mohon Adira membuat Bu Siti dan Bu Mar langsung memeluk Adira.

"Makasih, aku sayang kalian." isak Adira kemudian.

Di tempat lain, Ella dan Vania pergi belanja di salah satu pusat perbelanjaan. Mereka memilih-milih seragam baru untuk Vania mengikuti olimpiade selanjutnya.

Mereka juga telah melakukan perawatan di salon. Sekarang mereka sedang menikmati makanan dan minuman di kafe yang masih berada di dalam mall tersebut.

"Ibu juga ingin membelikan beberapa style pakaian untuk Adira. Tadi Ibu lupa." ucap Ella.

"Tapi aku udah capek Bu." seru Vania mencoba untuk menggagalkan niat Ibunya.

"Bagaimana kalau kamu istirahat di sini aja. Biar Ibu sendiri yang beli. Kasihan Adira, selalu saja ditinggal." keukeh Ella.

"Ya udah deh, aku juga ikut." cetus Vania kesal.

Setelah membeli beberapa keperluan Adira akhirnya mereka pulang. Saat sampai di rumah Ella mendengar suara tawa dari taman belakang. Padahal sekarang sudah hampir malam, biasa Bu Siti dan Bu Mar sudah pulang. Tetapi sekarang suara tawa dari taman menandakan kalau mereka masih berada di rumah.

"Kamu kecil itu cerewetnya minta ampun. Sampai kami pun kesal dengan pertanyaanmu." kata Bu Mar diselingi tawa. Ya, mereka sedang bercerita tentang masa kecil dari Adira.

Ella yang melihat Adira tertawa pin menghampiri. "Seru amat." ucap Ella mendekati mereka. "Ada acara apa?" tanya Ella.

"Eh Ibu, udah pulang. Maaf, tadi kami lalai karena bercerita tentang masa kecil Adira. Ini cuma acara makan kecil-kecilan Bu." ujar Bu Siti. "Kalai begitu, kami izin pulang dulu ya." lanjut Bu Siti sambil membereskan bekas dari acara mereka.

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

tetap semangat Adira buktikan ke ibu mu yg minus akhlak itu kalo kamu bisa . aq sport kalau suatu saat nanti ibu mu butuh kamu,kamu ga peduli,,,

2024-04-07

0

Ani Ani

Ani Ani

Anak nya ada beza ke

2024-03-04

1

F.T Zira

F.T Zira

hati adira sungguh tangguh😌

2024-02-01

0

lihat semua
Episodes
1 Tidak sayang Adira
2 Lihat lah, Aku
3 Harapan Adira
4 Kebahagian Adira
5 episode 5
6 Episode 6
7 Kuatkan Aku!
8 Panggilkan Aku Nak!
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Pembagian Rapor
12 Vania kesal
13 Satria, murid baru
14 Salah Paham
15 Episode 15
16 Gagal Mendekati Satria
17 Vania, Kembali Berulah
18 Vania Kembali Berulah 2
19 Kemana Perginya Adira
20 Kemana Kamu Adira?
21 Dia Bernama Adira
22 Karena Ulahmu
23 Episode 23
24 Akhirnya Bertemu
25 Anak Yang Diabaikan
26 Hari Sial Vania
27 Se-benci Itukan?
28 Mari Bersenang-senang
29 Balaskan Sakit Hatimu!
30 Episode 30
31 Saling Memaafkan
32 Harapan Afandi
33 Episode 33
34 Perjalanan Menyenangkan Adira
35 Kakek Kasim
36 Hari Sial Vania
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Mulanya Karma Untuk Ella
40 Kamu Menyukainya?
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Satria, Tolong!
47 Episode 47
48 Yang Tersayang
49 Satria Dan Adira Berpacaran
50 Permintaan Afandi
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Story Wa
54 Ketegasan Adira
55 Pura-pura Cemburu
56 Adira, Tak Sengaja Bertemu Ibunya
57 Episode 57
58 Afandi Di Pecat
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Pindah Ke Rumah Johan
62 Sikap Tegasnya Adira
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Karma Untuk Afandi Dan Ella
66 Maaf Nak!
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Penyerahan Harta Kasim
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Meninggalnya Kakek Kasim
75 Episode 75
76 Karma Vania
77 Ella Minta Maaf
78 Episode 78
79 Ancaman Ella
80 Isi Hati Adira
81 Episode 81
82 Meninggalnya Afandi
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Bertemu Vania
86 Episode 86
87 Dituduh Maling
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Tidak sayang Adira
2
Lihat lah, Aku
3
Harapan Adira
4
Kebahagian Adira
5
episode 5
6
Episode 6
7
Kuatkan Aku!
8
Panggilkan Aku Nak!
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Pembagian Rapor
12
Vania kesal
13
Satria, murid baru
14
Salah Paham
15
Episode 15
16
Gagal Mendekati Satria
17
Vania, Kembali Berulah
18
Vania Kembali Berulah 2
19
Kemana Perginya Adira
20
Kemana Kamu Adira?
21
Dia Bernama Adira
22
Karena Ulahmu
23
Episode 23
24
Akhirnya Bertemu
25
Anak Yang Diabaikan
26
Hari Sial Vania
27
Se-benci Itukan?
28
Mari Bersenang-senang
29
Balaskan Sakit Hatimu!
30
Episode 30
31
Saling Memaafkan
32
Harapan Afandi
33
Episode 33
34
Perjalanan Menyenangkan Adira
35
Kakek Kasim
36
Hari Sial Vania
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Mulanya Karma Untuk Ella
40
Kamu Menyukainya?
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Satria, Tolong!
47
Episode 47
48
Yang Tersayang
49
Satria Dan Adira Berpacaran
50
Permintaan Afandi
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Story Wa
54
Ketegasan Adira
55
Pura-pura Cemburu
56
Adira, Tak Sengaja Bertemu Ibunya
57
Episode 57
58
Afandi Di Pecat
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Pindah Ke Rumah Johan
62
Sikap Tegasnya Adira
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Karma Untuk Afandi Dan Ella
66
Maaf Nak!
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Penyerahan Harta Kasim
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Meninggalnya Kakek Kasim
75
Episode 75
76
Karma Vania
77
Ella Minta Maaf
78
Episode 78
79
Ancaman Ella
80
Isi Hati Adira
81
Episode 81
82
Meninggalnya Afandi
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Bertemu Vania
86
Episode 86
87
Dituduh Maling
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!