Bagian 16 - Harapan di Tengah Kegelapan

Aurasia terkejut oleh perlakuan yang begitu cepat dan tak terduga dari anak laki-laki tersebut. Tangan anak laki-laki itu memegang erat dagu Aurasia, dan matanya menatap manik emas gadis itu. Aurasia pun membeku, tak mampu mengalihkan pandangan dari mata anak laki-laki itu. Ia seperti melihat bulan purnama bercahaya dalam mata anak laki-laki itu, cahayanya begitu memukau. Seakan bulan purnama yang baru saja tampak di langit telah berpindah ke mata sang anak laki-laki.

"Akhh!"

Tiba-tiba, terdengar rintihan kesakitan dari bibir anak laki-laki itu.

"Eh? Apa yang terjadi?" ujar Aurasia heran, seolah terbangun dari lamunan panjang.

Sejak kapan matanya terluka? Gadis kecil berambut frost itu bingung saat melihat tangan anak laki-laki itu menutup kedua matanya, dan darah mengalir dari balik telapak tangannya.

"Kenapa tiba-tiba-" kata-kata Aurasia terhenti, ia tersentak ketika tubuh anak laki-laki itu ambruk dan kehilangan kesadaran.

"Hei, bangunlah!" seru Aurasia sambil lembut menepuk pipi si anak laki-laki. Jari telunjuknya berhenti di depan lubang hidungnya, "Syukurlah, napasnya masih terasa," ujar gadis kecil itu dengan menghela napas lega.

Aurasia mengalihkan perhatiannya dari keadaan tak sadar sang anak laki-laki, fokusnya tertuju pada luka tusukan di perutnya. Dengan penuh harapan, kedua telapak tangannya ditempatkan di atas luka itu. Gadis kecil itu berdoa agar cahaya hijau Lux Sanatus kembali bersinar.

Sebuah helaan napas lega keluar dari Aurasia saat cahaya hijau itu kembali mengalir dari telapak tangannya. Mata emasnya berkilau, memancarkan kekaguman pada dunia fantasi yang dihadapinya. Luka tusukan itu perlahan menyusut dan lenyap tanpa meninggalkan bekas. "Ini sungguh ajaib," bisiknya dengan penuh kekaguman.

Lukanya sudah pulih, tetapi mengapa kesadarannya belum kembali? batinnya penuh kebingungan.

Apakah ada kaitannya dengan luka di matanya? Gadis kecil itu meletakkan lembut tangannya di atas kelopak mata sang anak laki-laki, memanggil kekuatan penyembuhannya kembali.

Mengapa ia tak kunjung sadar? bingungnya lagi, ia merasa sudah menyembuhkan anak laki-laki itu hingga tidak ada luka sedikitpun pada tubuhnya.

Sepertinya ini bukan pingsan biasa. Aurasia mencoba menebak, memandang wajah anak laki-laki itu dengan perasaan khawatir.

Dengan lembut, gadis kecil itu membersihkan darah di wajah anak laki-laki menggunakan gaunnya. Setelah aku perhatikan, tak ada luka di wajah maupun matanya. Mungkinkah dia menangis darah? Aurasia berpikir, ekspresinya campur aduk antara asal bicara dan kekhawatiran yang mendalam.

Aurasia mengambil pita rambutnya yang tergeletak di tanah. Dengan tangan kecilnya, ia mengikatkan pita itu di kepala sang anak laki-laki, dengan penuh kehati-hatian menutupi matanya. Dengan penuh kelembutan, gadis kecil bermanik emas itu melanjutkan dengan menata kembali blouse putih pada tubuh anak laki-laki itu.

Dengan penuh kepedulian, Aurasia mengangkat lengan sang anak laki-laki, memapah tubuhnya dengan lembut. Langkah gadis kecil itu mantap, membawa beban yang tak sadar dalam pelukannya. Meskipun tanpa arah yang pasti, dia terus berjalan, membawa harapan dan kehangatan dalam langkah-langkahnya yang tidak tergesa.

...♡♡♡♡♡...

Setelah berjalan cukup lama, Aurasia akhirnya memutuskan untuk berhenti. Rasanya seperti ia hanya berkeliling di jalanan yang sama sejak tadi. Suasana hutan pun semakin larut dalam kegelapan, dengan bulan yang sebelumnya menerangi perjalanannya kini tersembunyi di balik awan.

Dalam hening, Aurasia menghela napas, matanya memandang lembut anak laki-laki berambut hitam legam yang masih dipapahnya. "Apa yang seharusnya kita lakukan sekarang?" tanya gadis kecil itu dengan lemah, ekspresinya mulai dipenuhi keputusasaan. Cahaya di mata emasnya pun semakin redup.

"Aku harus kembali dengan cepat untuk menyembuhkan bibiku," lanjut Aurasia, mengganti keputusan sebelumnya untuk tidak memanggil neneknya, dan segera pulang ke Istana Spirit.

Gadis bermata emas itu bersyukur datang ke tempat ini, yang membuatnya bisa membangkitkan kekuatan Lux Sanatus-nya. Namun, kegelisahan dan ketakutan menyelip dalam pikirannya, khawatir tak bisa kembali ke Istana Spirit tepat waktu. Kekuatan yang dimilikinya menjadi hampa jika Bettie tidak bisa disembuhkan.

Langkah kecil Aurasia terasa rapuh. Genggaman tangannya pada anak laki-laki itu mulai melemah. Aurasia sudah tak mampu lagi untuk berdiri. Lelah dan keletihan menguasainya. Kelopak matanya perlahan menutup, menyembunyikan separuh mata emasnya. Tangan kecilnya melepaskan tubuh anak laki-laki itu saat tubuhnya merosot perlahan ke tanah.

Mata Aurasia kembali terbuka lebar saat tangan kekar menangkap tubuhnya, mencegahnya terjatuh ke tanah. Melirik ke arah pemilik tangan itu, Aurasia mendapati Alfonso berada di sana. Tidak hanya Aurasia, tapi Alfonso juga menangkap tubuh anak laki-laki yang tak sadarkan diri.

Aurasia menghela napas lega, merasa kekhawatirannya sebagian hilang melihat sosok Alfonso.

"Anda baik-baik saja, Yang Mulia?" tanya pria berambut coklat kemerahan itu, hatinya dipenuhi kepedulian, sambil dengan lembut menurunkan tubuh anak laki-laki itu ke tanah.

"Iya, aku baik-baik saja, Paman," jawab Aurasia sambil segera memeluk tubuh Alfonso. Pria itu pun membalas pelukannya, mengelus lembut kepala gadis kecil itu dalam kehangatan perlindungan.

Aurasia melepaskan pelukannya. "Paman, kita harus segera kembali ke Istana Spirit," ajak gadis kecil itu dengan penuh urgensi.

"Lalu bagaimana dengan Kepala Panti?" tanya Alfonso, sedikit kebingungan karena Aurasia tiba-tiba mengubah rencana pergi ke Desa Nefeloma untuk menjemput Kepala Panti.

"Kita harus segera menyembuhkan Bibi Bettie, Paman. Waktu kita terbatas, kita tidak punya kesempatan untuk menjemput nenek," jelas gadis kecil bermanik itu.

"Tapi bagaimana caranya, Yang Mulia? Bukankah Anda mengatakan bahwa penyakit yang diderita Bettie tak memiliki obat?" tanya Alfonso, semakin bingung.

"Dengan ini, Paman." Aurasia membuka kedua telapak tangannya, memancarkan cahaya hijau lembut dari sana. Cahaya itu menjadi harapan, terang di tengah kegelapan, membawa keajaiban penyembuhan.

Mata Alfonso membelalak dan mulutnya terbuka lebar, terpesona oleh keajaiban yang sudah lama tidak ia saksikan.

Tersenyum lembut, Alfonso berkata, "Selamat, Yang Mulia, akhirnya Anda dapat membangkitkan kekuatan Lux Sanatus." Alfonso teringat akan masa lalunya yang pernah terluka dan disembuhkan oleh kekuatan itu, yang diberikan oleh Nyonya Yoshiko, ibu dari Aurasia.

Aurasia membalas senyuman Alfonso sambil menurunkan tangannya.

"Namun, bagaimana ini mungkin? Apakah kekuatan itu muncul dalam situasi seperti ini?" tanya Alfonso masih takjub.

"Hmm, aku juga tidak yakin, Paman. Kekuatan ini muncul secara tiba-tiba saat aku hendak menolong anak ini," jawab Aurasia, sambil melempar pandangan singkat ke arah anak laki-laki berambut hitam legam itu.

"Anak ini?" Alfonso juga melirik ke arah anak laki-laki tersebut.

"Iya, dia yang telah menyelamatkanku dari serombongan bandit tadi," jelas Aurasia, mengingat bagaimana anak itu dengan cepat menariknya menjauh dari para pria bersenjata yang ia kira sebagai bandit.

"Ya Tuhan, Yang Mulia, itu sangat berbahaya. Syukurlah Anda selamat," ucap Alfonso dengan rasa khawatir, sambil menggenggam kedua tangan kecil Aurasia.

"Iya, Paman. Sekarang kita harus segera kembali ke Istana Spirit," ajak gadis kecil itu, merasa cemas akan keterlambatan.

"Tapi bagaimana dengan anak ini?" lanjut Alfonso, menunjukkan kekhawatirannya.

"Kita tidak bisa meninggalkannya di sini sendirian, Paman. Kita harus membawanya bersama kita."

...♡♡♡♡♡...

Pembaca tersayang, kami sangat menghargai dukungan kalian. Yuk, like, subscribe, berikan gift, vote, dan tinggalkan komentar kalian!

Jika ada pesan khusus untuk para tokoh, boleh loh share di sini.

Oh iya, jangan lupa untuk follow Instagram kami @indah__laa agar tetap terhubung dan mendapatkan informasi terbaru. Ayo kita jadi komunitas yang lebih erat! 🌟

Episodes
1 Prolog
2 Bagian 1 - Sedikit Cinta
3 Bagian 2 - Lahir Kembali
4 Bagian 3 - Demi Aku dan Bibi Bettie
5 Bagian 4 - Panti Asuhan Desa Nefeloma
6 Bagian 5 - Teman Baru?
7 Bagian 6 - Apakah Kamu Bahagia?
8 Bagian 7 - Mantan Pengawal Ibu
9 Bagian 8 - Pencuri Kecil
10 Bagian 9 - Sepuluh Tahun
11 Bagian 10 - Masa Depan yang Tidak Diinginkan
12 Bagian 11 - Harapan
13 Bagian 12 - Cahaya yang Redup
14 Bagian 13 - Keputusasaan
15 Bagian 14 - Malam yang Mencekam
16 Bagian 15 - Lux Sanatus dan Mata Bulan Purnama
17 Bagian 16 - Harapan di Tengah Kegelapan
18 Bagian 17 - Penyembuhan dan Darah
19 Bagian 18 - Melampaui Batas
20 Bagian 19 - Kecurigaan dan Teori
21 Bagian 20 - Ciri yang Tidak Asing
22 Bagian 21 - Dia Bukan Tokoh Utama Pria
23 Bagian 22 - Perasaan yang Membingungkan
24 Bagian 23 - Menjadi Penyelamat Bagi Satu Sama Lain
25 Bagian 24 - Waktu yang Terasa Cepat
26 Bagian 25 - Senyuman yang Sama
27 Bagian 26 - Aku Ingin Selalu Bersama Kalian
28 Bagian 27 - Takut Akan Kematian
29 Bagian 28 - Apakah Caraku Salah?
30 Bagian 29 - Dia Sangat Keras Kepala
31 Bagian 30 - Apakah Kau Benar-Benar Berusia Sepuluh Tahun?
32 Bagian 31 - Pertemanan Kita Berakhir di Sini
33 Bagian 32 - Hanya Keajaiban dari Tuhan yang Dapat Menyelamatkannya
34 Bagian 33 - Peri Pemalu yang Memiliki Kekuatan Penyembuhan
35 Bagian 34 - Penyesalan
36 Bagian 35 - Festival di Grand Duchy Systrofi
37 Bagian 36 - Wanita Tua dan Gadis yang Terluka
38 Bagian 37 - Untuk Satu Detik Saja
39 Bagian 38 - Dia Kembali
40 Bagian 39 - Mengelilingi Desa Bersama
41 Bagian 40 - Kue Pai yang Membawa Hawa Panas
42 Bagian 41 - Ringan Bagaikan Udara
43 Bagian 42 - Kehadiranmu Terasa Sama Dengannya
44 Bagian 43 - Bahagia Sekali Rasanya dengan Perlakuanmu
45 Bagian 44 - Toko Perhiasan yang Mewah
46 Bagian 45 - Lembah Bunga
47 Bagian 46 - Terbebani Oleh Sesuatu yang Tidak Diungkapkan
48 Bagian 47 - Aku Sangat Bahagia Bila Bersamamu
49 Bagian 48 - Perasaan yang Mengalir dalam Kebisuan
50 Bagian 49 - Telaga Tersembunyi
51 Bagian 50 - Keindahan yang Terjatuh
52 Bagian 51 - Hanya Aku yang Bisa Menyembuhkannya
53 Bagian 52 - Anak yang Telah Lama Hilang
54 Bagian 53 - Kucing Hitam yang Manis dan Taman Bunga Peony
55 Bagian 54 - Mencari Hadiah yang Berkesan
56 Bagian 55 - Chand Menghilang
57 Bagian 56 - Penculikan Putri di Desa Kecil
58 Bagian 57 - Penculikan Putri di Desa Kecil II
59 Bagian 58 - Chand Si Kucing Penyelamat?
60 Bagian 59 - Bisikan Kekhawatiran
61 Bagian 60 - Ketidakpastian Tersembunyi
62 Bagian 61 - Permainan Rahasia: Koin, Tantangan, dan Kejujuran
63 Bagian 62 - Perjalanan Izana dan Rahasia Chand
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Prolog
2
Bagian 1 - Sedikit Cinta
3
Bagian 2 - Lahir Kembali
4
Bagian 3 - Demi Aku dan Bibi Bettie
5
Bagian 4 - Panti Asuhan Desa Nefeloma
6
Bagian 5 - Teman Baru?
7
Bagian 6 - Apakah Kamu Bahagia?
8
Bagian 7 - Mantan Pengawal Ibu
9
Bagian 8 - Pencuri Kecil
10
Bagian 9 - Sepuluh Tahun
11
Bagian 10 - Masa Depan yang Tidak Diinginkan
12
Bagian 11 - Harapan
13
Bagian 12 - Cahaya yang Redup
14
Bagian 13 - Keputusasaan
15
Bagian 14 - Malam yang Mencekam
16
Bagian 15 - Lux Sanatus dan Mata Bulan Purnama
17
Bagian 16 - Harapan di Tengah Kegelapan
18
Bagian 17 - Penyembuhan dan Darah
19
Bagian 18 - Melampaui Batas
20
Bagian 19 - Kecurigaan dan Teori
21
Bagian 20 - Ciri yang Tidak Asing
22
Bagian 21 - Dia Bukan Tokoh Utama Pria
23
Bagian 22 - Perasaan yang Membingungkan
24
Bagian 23 - Menjadi Penyelamat Bagi Satu Sama Lain
25
Bagian 24 - Waktu yang Terasa Cepat
26
Bagian 25 - Senyuman yang Sama
27
Bagian 26 - Aku Ingin Selalu Bersama Kalian
28
Bagian 27 - Takut Akan Kematian
29
Bagian 28 - Apakah Caraku Salah?
30
Bagian 29 - Dia Sangat Keras Kepala
31
Bagian 30 - Apakah Kau Benar-Benar Berusia Sepuluh Tahun?
32
Bagian 31 - Pertemanan Kita Berakhir di Sini
33
Bagian 32 - Hanya Keajaiban dari Tuhan yang Dapat Menyelamatkannya
34
Bagian 33 - Peri Pemalu yang Memiliki Kekuatan Penyembuhan
35
Bagian 34 - Penyesalan
36
Bagian 35 - Festival di Grand Duchy Systrofi
37
Bagian 36 - Wanita Tua dan Gadis yang Terluka
38
Bagian 37 - Untuk Satu Detik Saja
39
Bagian 38 - Dia Kembali
40
Bagian 39 - Mengelilingi Desa Bersama
41
Bagian 40 - Kue Pai yang Membawa Hawa Panas
42
Bagian 41 - Ringan Bagaikan Udara
43
Bagian 42 - Kehadiranmu Terasa Sama Dengannya
44
Bagian 43 - Bahagia Sekali Rasanya dengan Perlakuanmu
45
Bagian 44 - Toko Perhiasan yang Mewah
46
Bagian 45 - Lembah Bunga
47
Bagian 46 - Terbebani Oleh Sesuatu yang Tidak Diungkapkan
48
Bagian 47 - Aku Sangat Bahagia Bila Bersamamu
49
Bagian 48 - Perasaan yang Mengalir dalam Kebisuan
50
Bagian 49 - Telaga Tersembunyi
51
Bagian 50 - Keindahan yang Terjatuh
52
Bagian 51 - Hanya Aku yang Bisa Menyembuhkannya
53
Bagian 52 - Anak yang Telah Lama Hilang
54
Bagian 53 - Kucing Hitam yang Manis dan Taman Bunga Peony
55
Bagian 54 - Mencari Hadiah yang Berkesan
56
Bagian 55 - Chand Menghilang
57
Bagian 56 - Penculikan Putri di Desa Kecil
58
Bagian 57 - Penculikan Putri di Desa Kecil II
59
Bagian 58 - Chand Si Kucing Penyelamat?
60
Bagian 59 - Bisikan Kekhawatiran
61
Bagian 60 - Ketidakpastian Tersembunyi
62
Bagian 61 - Permainan Rahasia: Koin, Tantangan, dan Kejujuran
63
Bagian 62 - Perjalanan Izana dan Rahasia Chand

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!