Bagian 12 - Cahaya yang Redup

"Bibi, kumohon, bangunlah." Putri kecil itu benar-benar khawatir hingga ia berkeringat dingin.

"A-aku akan membuatkan teh hangat," ujar gadis kecil itu, berusaha mengusir rasa takutnya dengan kegiatan. Aurasia melangkah keluar dari kamar Bettie, kaki kecilnya menuju dapur dengan cepat namun penuh kehati-hatian.

Beberapa saat kemudian, Aurasia kembali dengan sebuah nampan yang memuat segelas teh hangat. Ia membawa nampan itu dengan penuh perhatian menuju kamar Bettie.

Di ambang pintu kamar Bettie, gadis kecil bermata emas itu terdiam sejenak. "Bodohnya, aku," gumam Aurasia, menyesali tindakannya. Ia lupa bahwa Bettie tak sadarkan diri, membuat teh hangat tak memiliki arti jika Bettie tak bisa meminumnya.

"Ah, sekarang aku harus bagaimana? Aku bahkan tidak tahu apa penyakit yang dialami Bibi Bettie," ucap Aurasia dengan gelisah, pikirannya terasa buntu.

Pada novel juga tidak dijelaskan Bibi Bettie menderita penyakit apa. Ia meninggal begitu saja seakan itu adalah takdir dari penulis untuk kepentingan alur cerita. Meskipun ia adalah tokoh figuran, ini sungguh tidak adil! batinnya seraya mengingat kembali isi novel.

Aurasia menghela napas panjang. Tubuh gadis kecil berambut frost itu mulai terasa lemas karena keadaan. Ia meletakkan nampan dengan teh hangat itu di atas meja nakas. Kemudian, gadis kecil itu naik ke atas kasur, duduk di samping Bibinya. Tangan kanannya memegang tangan Bettie, sementara tangan kirinya mengelus lembut kepala Bettie.

"Bibi, maafkan aku," ujar Aurasia dengan suara bergetar. Kristal-kristal bening mulai mengisi pelupuk matanya.

"Aku pikir semuanya akan baik-baik saja. Karena aku yang tahu alur cerita ini berada di sisimu."

"Tetapi pada kenyataannya, aku hanyalah anak yang tidak berguna."

"Aku di kehidupan nyata dan di dunia novel ini tidak ada bedanya. Aku hanya seorang anak yang selalu dimanjakan oleh pengasuhnya."

"Maafkan aku karena telah menjadi beban bagimu, Bibi." Aurasia tidak dapat membendung air matanya lagi. Sungai kecil pun mengalir di pipi tirusnya.

Aurasia memeluk tubuh Bettie. Gadis kecil itu menangis terisak-isak di atas tubuh Bibinya yang begitu dingin. Ku mohon, Bibi, jangan tinggalkan aku. Hanya kamu satu-satunya yang benar-benar aku miliki di dunia ini.

...♡♡♡♡♡...

Aurasia melepaskan pelukannya dari Bettie yang masih belum sadarkan diri. Setelah menangis cukup lama, tangan kecil gadis itu menepis air mata yang membasahi wajahnya. Aurasia melirik ke arah jam bandul dinding yang hampir menunjukkan pukul dua belas siang.

Aku tidak bisa begini terus. Aku tidak bisa membiarkan Bibi Bettie pergi begitu saja, batinnya dengan tekat. Gadis kecil berambut frost itu turun dari kasur dan melangkah keluar dari kamar Bettie.

Aurasia memutuskan mencari bantuan di luar tembok Istana Spirit. Dengan tekad bulat, ia berencana memohon bantuan dari orang-orang Istana Kekaisaran Iresical yang lain. Meskipun di dalam novel menuturkan bahwa Keluarga Kekaisaran dan para pelayan tidak ada yang mau menerima keberadaan Putri Aurasia, ia harus tetap mencobanya. Ini semua demi keberlangsungan hidup Bettie.

Berdiri di hadapan pintu utama Istana Spirit, tangan mungil Aurasia bergerak menuju gagang pintu emas campuran itu. Namun, gadis kecil berambut frost itu tersentak mundur begitu pintu itu terbuka sebelum ia sempat meraih gagangnya.

"Abel?" seru Aurasia, begitu ia melihat sosok pria paruh baya itu berada di ambang pintu.

"Abel, tolonglah! Bettie sedang sakit. Aku bingung harus berbuat apa," seru Aurasia dengan cepat dan penuh ketidakpastian.

"Jangan khawatir, Yang Mulia. Saya akan melakukan segala yang Anda perintahkan. Mari kita periksa keadaan Bettie terlebih dahulu," jawab Abel dengan ekspresi tenang.

Kedatangan Abel membawa sedikit kelegaan bagi Aurasia. Akhirnya, ada sosok orang dewasa yang bersedia membantunya. Dalam perjalanan menuju kamar Bettie, Aurasia dengan hati-hati menceritakan keadaan yang dialami Bettie pada Abel.

Abel mendengarkan tanpa menyela, hanya menatap ke depan dengan wajah tanpa ekspresi. Aurasia sedikit merasa janggal dengan tatapan Abel yang sulit dijelaskan. Aku tidak boleh berpikir buruk tentang Abel. Dari dulu dia memang orang yang cukup dingin, batin Aurasia, berusaha untuk berpikir positif.

Setibanya di kamar Bettie, Abel dengan teliti memeriksa keadaannya, memeriksa denyut nadi dan mengamati ruam yang melingkupi kakinya.

Mata Aurasia melebar. Sejak kapan kaki Bibi jadi seperti ini? Terakhir kali aku memeriksanya, tidak begini, batin gadis kecil bermanik emas itu, penuh keheranan.

Apakah Abel memiliki pengetahuan khusus tentang penyakit Bettie? Mungkinkah dia mantan dokter? pikirannya dipenuhi kebingungan, karena Abel sepertinya mengenal betul penyakit Bettie.

"Saya akan memanggil dokter istana, Yang Mulia." Abel pun membungkuk hormat pada Aurasia sebelum akhirnya ia melangkah meninggalkan kamar Bettie.

"Cepatlah kembali, Abel," pesan Aurasia penuh harap. Aurasia duduk di kursi sebelah kasur Bettie, mengelus lembut kepala Bibi yang terbaring, menantikan kepulangan Abel dan kedatangan dokter dengan sabar.

...♡♡♡♡♡...

Aurasia mulai merasa gelisah, kekhawatiran, ketakutan, dan amarah meluap dalam dirinya. Semua perasaan itu bercampur aduk di dalam hatinya. Sudah empat jam lamanya ia menunggu kedatangan Abel yang dikatanya akan memanggil dokter. Namun, pria paruh baya itu tak kunjung kembali. Gadis kecil itu bahkan bolak-balik berkali-kali untuk memantau kedatangan mereka dari pintu utama istana hingga ke kamar Bettie yang terletak lumayan jauh.

Aurasia menghela napas lega ketika akhirnya ia menangkap kehadiran Kepala Pelayan dan Dokter Alice yang tengah melangkah menuju pintu Istana Spirit. Begitu tiba di sana, mereka langsung menuju kamar Bettie.

"Di dalam tubuh Bettie terdapat semacam racun," ujar Dokter Alice begitu ia selesai memeriksa Bettie.

"Bagaimana bisa ada racun di dalam tubuh Bibi?" Aurasia merasa sangat bingung dengan kejadian ini. "Apakah Anda bisa menyembuhkan Bibi, Alice?" tanyanya penuh harap.

"Mohon maaf, Yang Mulia. Racun di dalam tubuh Bettie adalah jenis yang tidak saya kenal. Ini pertama kalinya saya menghadapi situasi seperti ini," ungkap Alice.

Perasaan Aurasia kembali tidak tenang. "Lalu, apa yang harus kita lakukan untuk menyembuhkan Bibi?" tanya gadis kecil bermanik emas itu serius, mencari kepastian.

"Tidak ada, Yang Mulia. Kita hanya bisa menunggu waktu sampai Bettie menghembuskan napas terakhirnya. Sekiranya dua hari lagi ia bisa bertahan," sahut Alice dengan ekspresi datar.

Seakan sebuah beban tumpul yang sangat berat menghantam dada Aurasia ketika mendengar jawaban tersebut. Sesak dan rasa sakit menyelinap begitu dalam.

Mata gadis itu mulai berkaca-kaca. "Alice, pasti ada solusinya, bukan? Bibi Bettie tidak boleh berakhir seperti ini! Aku yakin pasti ada jalan keluar. Tolong, Alice! Lakukan sesuatu! Bantu aku menyelamatkan Bibi Bettie!" pinta Aurasia, tak mampu lagi menahan tangisannya. Kakinya yang terasa lemas membuatnya terduduk. Aurasia meraih tangan Alice dan memohon kepada dokter itu untuk memberikan pertolongan.

"Maafkan saya, Yang Mulia. Saya tidak memiliki kemampuan untuk mengubah takdir," ucap Alice, melepaskan tangan Aurasia tanpa rasa belas kasihan.

...♡♡♡♡♡...

Pembaca tersayang, kami sangat menghargai dukungan kalian. Yuk, like, subscribe, berikan gift, vote, dan tinggalkan komentar kalian!

Jika ada pesan khusus untuk para tokoh, boleh loh share di sini.

Oh iya, jangan lupa untuk follow Instagram kami @indah__laa agar tetap terhubung dan mendapatkan informasi terbaru. Ayo kita jadi komunitas yang lebih erat! 🌟

Terpopuler

Comments

Witaa

Witaa

abel dari kemarin sus bgt yah

2024-02-23

2

Witaa

Witaa

huaa pingin peyuk aura

2024-02-23

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bagian 1 - Sedikit Cinta
3 Bagian 2 - Lahir Kembali
4 Bagian 3 - Demi Aku dan Bibi Bettie
5 Bagian 4 - Panti Asuhan Desa Nefeloma
6 Bagian 5 - Teman Baru?
7 Bagian 6 - Apakah Kamu Bahagia?
8 Bagian 7 - Mantan Pengawal Ibu
9 Bagian 8 - Pencuri Kecil
10 Bagian 9 - Sepuluh Tahun
11 Bagian 10 - Masa Depan yang Tidak Diinginkan
12 Bagian 11 - Harapan
13 Bagian 12 - Cahaya yang Redup
14 Bagian 13 - Keputusasaan
15 Bagian 14 - Malam yang Mencekam
16 Bagian 15 - Lux Sanatus dan Mata Bulan Purnama
17 Bagian 16 - Harapan di Tengah Kegelapan
18 Bagian 17 - Penyembuhan dan Darah
19 Bagian 18 - Melampaui Batas
20 Bagian 19 - Kecurigaan dan Teori
21 Bagian 20 - Ciri yang Tidak Asing
22 Bagian 21 - Dia Bukan Tokoh Utama Pria
23 Bagian 22 - Perasaan yang Membingungkan
24 Bagian 23 - Menjadi Penyelamat Bagi Satu Sama Lain
25 Bagian 24 - Waktu yang Terasa Cepat
26 Bagian 25 - Senyuman yang Sama
27 Bagian 26 - Aku Ingin Selalu Bersama Kalian
28 Bagian 27 - Takut Akan Kematian
29 Bagian 28 - Apakah Caraku Salah?
30 Bagian 29 - Dia Sangat Keras Kepala
31 Bagian 30 - Apakah Kau Benar-Benar Berusia Sepuluh Tahun?
32 Bagian 31 - Pertemanan Kita Berakhir di Sini
33 Bagian 32 - Hanya Keajaiban dari Tuhan yang Dapat Menyelamatkannya
34 Bagian 33 - Peri Pemalu yang Memiliki Kekuatan Penyembuhan
35 Bagian 34 - Penyesalan
36 Bagian 35 - Festival di Grand Duchy Systrofi
37 Bagian 36 - Wanita Tua dan Gadis yang Terluka
38 Bagian 37 - Untuk Satu Detik Saja
39 Bagian 38 - Dia Kembali
40 Bagian 39 - Mengelilingi Desa Bersama
41 Bagian 40 - Kue Pai yang Membawa Hawa Panas
42 Bagian 41 - Ringan Bagaikan Udara
43 Bagian 42 - Kehadiranmu Terasa Sama Dengannya
44 Bagian 43 - Bahagia Sekali Rasanya dengan Perlakuanmu
45 Bagian 44 - Toko Perhiasan yang Mewah
46 Bagian 45 - Lembah Bunga
47 Bagian 46 - Terbebani Oleh Sesuatu yang Tidak Diungkapkan
48 Bagian 47 - Aku Sangat Bahagia Bila Bersamamu
49 Bagian 48 - Perasaan yang Mengalir dalam Kebisuan
50 Bagian 49 - Telaga Tersembunyi
51 Bagian 50 - Keindahan yang Terjatuh
52 Bagian 51 - Hanya Aku yang Bisa Menyembuhkannya
53 Bagian 52 - Anak yang Telah Lama Hilang
54 Bagian 53 - Kucing Hitam yang Manis dan Taman Bunga Peony
55 Bagian 54 - Mencari Hadiah yang Berkesan
56 Bagian 55 - Chand Menghilang
57 Bagian 56 - Penculikan Putri di Desa Kecil
58 Bagian 57 - Penculikan Putri di Desa Kecil II
59 Bagian 58 - Chand Si Kucing Penyelamat?
60 Bagian 59 - Bisikan Kekhawatiran
61 Bagian 60 - Ketidakpastian Tersembunyi
62 Bagian 61 - Permainan Rahasia: Koin, Tantangan, dan Kejujuran
63 Bagian 62 - Perjalanan Izana dan Rahasia Chand
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Prolog
2
Bagian 1 - Sedikit Cinta
3
Bagian 2 - Lahir Kembali
4
Bagian 3 - Demi Aku dan Bibi Bettie
5
Bagian 4 - Panti Asuhan Desa Nefeloma
6
Bagian 5 - Teman Baru?
7
Bagian 6 - Apakah Kamu Bahagia?
8
Bagian 7 - Mantan Pengawal Ibu
9
Bagian 8 - Pencuri Kecil
10
Bagian 9 - Sepuluh Tahun
11
Bagian 10 - Masa Depan yang Tidak Diinginkan
12
Bagian 11 - Harapan
13
Bagian 12 - Cahaya yang Redup
14
Bagian 13 - Keputusasaan
15
Bagian 14 - Malam yang Mencekam
16
Bagian 15 - Lux Sanatus dan Mata Bulan Purnama
17
Bagian 16 - Harapan di Tengah Kegelapan
18
Bagian 17 - Penyembuhan dan Darah
19
Bagian 18 - Melampaui Batas
20
Bagian 19 - Kecurigaan dan Teori
21
Bagian 20 - Ciri yang Tidak Asing
22
Bagian 21 - Dia Bukan Tokoh Utama Pria
23
Bagian 22 - Perasaan yang Membingungkan
24
Bagian 23 - Menjadi Penyelamat Bagi Satu Sama Lain
25
Bagian 24 - Waktu yang Terasa Cepat
26
Bagian 25 - Senyuman yang Sama
27
Bagian 26 - Aku Ingin Selalu Bersama Kalian
28
Bagian 27 - Takut Akan Kematian
29
Bagian 28 - Apakah Caraku Salah?
30
Bagian 29 - Dia Sangat Keras Kepala
31
Bagian 30 - Apakah Kau Benar-Benar Berusia Sepuluh Tahun?
32
Bagian 31 - Pertemanan Kita Berakhir di Sini
33
Bagian 32 - Hanya Keajaiban dari Tuhan yang Dapat Menyelamatkannya
34
Bagian 33 - Peri Pemalu yang Memiliki Kekuatan Penyembuhan
35
Bagian 34 - Penyesalan
36
Bagian 35 - Festival di Grand Duchy Systrofi
37
Bagian 36 - Wanita Tua dan Gadis yang Terluka
38
Bagian 37 - Untuk Satu Detik Saja
39
Bagian 38 - Dia Kembali
40
Bagian 39 - Mengelilingi Desa Bersama
41
Bagian 40 - Kue Pai yang Membawa Hawa Panas
42
Bagian 41 - Ringan Bagaikan Udara
43
Bagian 42 - Kehadiranmu Terasa Sama Dengannya
44
Bagian 43 - Bahagia Sekali Rasanya dengan Perlakuanmu
45
Bagian 44 - Toko Perhiasan yang Mewah
46
Bagian 45 - Lembah Bunga
47
Bagian 46 - Terbebani Oleh Sesuatu yang Tidak Diungkapkan
48
Bagian 47 - Aku Sangat Bahagia Bila Bersamamu
49
Bagian 48 - Perasaan yang Mengalir dalam Kebisuan
50
Bagian 49 - Telaga Tersembunyi
51
Bagian 50 - Keindahan yang Terjatuh
52
Bagian 51 - Hanya Aku yang Bisa Menyembuhkannya
53
Bagian 52 - Anak yang Telah Lama Hilang
54
Bagian 53 - Kucing Hitam yang Manis dan Taman Bunga Peony
55
Bagian 54 - Mencari Hadiah yang Berkesan
56
Bagian 55 - Chand Menghilang
57
Bagian 56 - Penculikan Putri di Desa Kecil
58
Bagian 57 - Penculikan Putri di Desa Kecil II
59
Bagian 58 - Chand Si Kucing Penyelamat?
60
Bagian 59 - Bisikan Kekhawatiran
61
Bagian 60 - Ketidakpastian Tersembunyi
62
Bagian 61 - Permainan Rahasia: Koin, Tantangan, dan Kejujuran
63
Bagian 62 - Perjalanan Izana dan Rahasia Chand

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!