Bagian 9 - Sepuluh Tahun

^^^3 tahun kemudian~^^^

Tinggal beberapa  minggu lagi, umur Aurasia akan genap sepuluh tahun. Aku hidup dengan damai sejak kelahiranku. Tidak ada ujian hidup yang begitu berat selama aku berada di tubuh Aurasia kecil.

Aku bersyukur karena tidak ada gejala penyakit berbahaya yang ditunjukan oleh Bettie. Aku selalu takut jika Bettie akan meninggalkanku seperti cerita pada novel. Aku sangat menyayangi Bettie. Aku sudah menganggap Bettie seperti ibuku sendiri.

Gadis kecil berambut frost itu melangkah ke halaman kosong di samping gedung panti, tempat di mana anak-anak panti bermain dan berlatih pedang. Begitu sampai, ia duduk santai di bangku yang tersedia. Tangan mungilnya membuka lembaran pada buku yang di bawahnya. Buku tentang berbagai macam penyakit. Dan sesekali manik emas gadis itu memperhatikan Jack yang sedang berlatih pedang dengan sebatang balok kayu sebagai sasarannya.

Apakah tidak terlalu berisiko membiarkan anak berusia 12 tahun menggunakan pedang asli untuk latihan berpedang? batin Aurasia dengan keprihatinan.

Dalam novel, dijelaskan bahwa banyak anak laki-laki dari kalangan rakyat biasa yang giat berlatih pedang. Begitu mencapai usia remaja, mereka beralih menjadi prajurit bayaran yang terlibat dalam pertempuran sengit antara Grand Duke dari Systrofi dan monarki Kekaisaran Orlov. Tak terhindarkan, peperangan itu berakhir dengan kemenangan bagi Systrofi, dipimpin oleh Loyd, sang tokoh utama pria.

"Jack, gerakanmu itu tidak tepat," ujar Aurasia, memperhatikan Jack yang menggunakan gerakan berlebihan untuk menjatuhkan targetnya. Gadis kecil berambut frost itu meletakkan bukunya dan melangkah mendekati Jack. "Jika terus seperti ini, lawanmu bisa mengambil peluang untuk menebas lehermu lebih cepat," tambah Aurasia, tetap memantau gerakan Jack.

"Begitukah?" Jack terkekeh, meremehkan pandangan seorang gadis yang lebih kecil darinya memberi nasihat tentang berpedang.

"Ya," jawab Aurasia sambil mengangguk.

Jack mendengus pelan, "Seolah kau tahu segalanya tentang berpedang," ujar Jack dengan sikap skeptis.

"Setidaknya aku tahu lebih banyak darimu," sahut Aurasia, menatap Jack dengan wajah datar.

Gadis kecil berambut frost itu mengambil pedang dari tangan Jack. "Seluruh jari tanganmu harus memegang gagang pedang dengan kuat. Dan lakukan gerakan seperti ini jika kau ingin menumbangkan lawanmu hanya dengan sekali tebas." Aurasia mengayunkan pedangnya ke arah target kayu itu.

"HIYAA!"

"HIYAAA!"

"HIYAAAA!"

"HIYA!"

Berkali-kali gadis kecil itu mencoba mengayunkan pedangnya, namun sasaran kayu itu tetap kukuh. Napas Aurasia tersengal-sengal, kelelahan merayapi tubuhnya. Memikul pedang besi yang begitu berat bagi seorang anak perempuan, ia berusaha mengatasi keterbatasannya.

"HAHAHAHA!!!" Jack tidak dapat menahan tawanya, menyaksikan upaya Aurasia yang awalnya berlagak paham tentang teknik berpedang, namun kini tak mampu mengatasi sebatang kayu meski telah berusaha berulang kali.

"Jangan tertawa seperti itu," cela Aurasia sambil menggertakkan gigi.

"Maaf, tapi memang kau terlihat konyol. HAHAHA!!" tawa Jack tak terbendung, sementara tangannya mencengkeram perut yang terasa tegang akibat tawa yang terlalu lama.

"Aku tidak bisa menumbangkan target itu karena aku tidak mempunyai tenaga, tahu!" jelas Aurasia, menatap Jack dengan sinis. "Bagaimana jika kau yang mencoba teknik berpedang yang aku lakukan tadi? Apakah hasilnya akan sama seperti teknikmu sebelumnya?" ujarnya melanjutkan dengan wajah serius.

"Hmm, baiklah." Jack mengambil pedangnya dari tangan Aurasia. Dan mulai mempraktekan teknik berpedang yang sebelumnya dilakukan gadis kecil bermata emas itu.

"HIYAA!!"

Dan sungguh, seketika itu juga, target kayu itu hancur berantakan ketika Jack menyapu pedangnya dengan satu tebas mantap. Senyum kepuasan muncul di wajah Aurasia, memperlihatkan bahwa pemahamannya tentang seni berpedang tidaklah salah.

"Wah, dari mana kau bisa menguasai teknik berpedang seperti itu?" tanya Jack, kagum.

"Aku mempelajarinya dari buku," jawab Aurasia dengan bangga.

"Buku?"

"Jika kau ingin bijak seperti aku, banyaklah membaca, Jack."

"Sayangnya, sepertinya aku takkan bisa sebijak dirimu."

"Mengapa?" tanya Aurasia dengan wajah bingung.

"Karena di panti asuhan kita, tak ada buku," jawab Jack seenak jidatnya.

"Auu!" Jack meringis saat Aurasia menyentil jidatnya. "Kenapa kau marah? Kita miskin! Tidak ada cukup koin perak untuk membeli buku. Bahkan koin tembaga pun kita tak punya," terang Jack seraya memegangi jidatnya.

"Dasar, Jack, tanpa usaha!" gerutu Aurasia gemas. "Baiklah, nanti saat aku pulang ke rumah, aku akan membawa banyak buku untuk kita."

...♡♡♡♡♡...

^^^Istana Spirit~^^^

Aurasia tengah menjalani pemeriksaan kesehatan rutin yang dijadwalkan sekali dalam sebulan. Saat ini, ia duduk anggun di atas kasurnya, ditemani oleh Bettie, Abel si Kepala Pelayan, dan Dokter Alice.

"Anda tetap sehat seperti biasanya, Yang Mulia," ucap Dokter Alice sambil merapikan dengan cermat alat-alat medisnya.

"Tentu saja, Bibi Bettie selalu menjagaku dengan penuh perhatian." Aurasia tersenyum bangga pada Bettie, yang membalas dengan senyum manis.

Setelah selesai menjalani pemeriksaan kesehatan, Bettie mengantarkan Kepala Pelayan dan Dokter Alice ke pintu utama Istana Spirit.

"Tuan Jhon, pergilah dan kawal terlebih dahulu Dokter Alice," suruh Abel kepada salah satu kesatria yang mengawal perjalanan mereka ke Istana Spirit.

"Bettie, ada yang ingin saya sampaikan kepada Anda," ujar Abel, begitu dokter Alice dan para kesatria itu telah melangkah pergi meninggalkan mereka.

"Ya, Tuan Abel," sahut Bettie dengan sopan.

"Sebaiknya kita berbicara di dalam saja." Abel dan Bettie pun kembali ke dalam Istana Spirit.

"Apa kegiatan Putri Aurasia saat ini?" tanya Abel begitu mereka tiba di ruang para pelayan.

"Putri Aurasia tengah membaca buku di kamarnya dan beliau akan tidur setelahnya," jawab Bettie.

"Baiklah, mari langsung ke pokok pembicaraan." Abel mengambil sebuah botol kaca kecil berisi cairan dari kantong celananya.

Bettie mengerutkan kening, merasa familiar dengan botol kaca tersebut.

"Bettie, jika kau masih ingin melayani Yang Mulia Putri, kau harus kembali meminum ramuan ini," ujar Abel, seraya menyodorkan botol kecil itu pada Bettie yang terlihat kebingungan. "Ini adalah ramuan yang pernah kau minum untuk dapat keluar masuk tabir yang menyelimuti Istana Spirit. Apakah kau sudah melupakannya?" jelas Abel sambil mengingatkan Bettie.

"Saya tidak akan pernah melupakannya, Tuan." Kenangan tentang ramuan itu masih begitu kuat di dalam pikiran Bettie. Ramuan ajaib yang harus diminum untuk memasuki kawasan Istana Spirit yang diselimuti tabir.

"Tapi bukankah kita hanya perlu meminumnya sekali seumur hidup?" tanya Bettie dengan wajah heran. Itulah yang membuat Bettie bingung, bukan karena ia lupa tentang ramuan itu.

"Seiring berjalannya waktu, tabir Istana ini mulai menipis. Penyihir Kekaisaran pun harus memperkuat kembali tabir ini," jelas Abel sambil memberikan botol kaca berisi cairan hijau itu.

"Kau harus meminum ramuan ini lagi, karena kau adalah dayang satu-satunya yang bekerja di istana ini, Bettie."

...♡♡♡♡♡...

Pembaca tersayang, kami sangat menghargai dukungan kalian. Yuk, like, subscribe, berikan gift, vote, dan tinggalkan komentar kalian!

Jika ada pesan khusus untuk para tokoh, boleh loh share di sini.

Oh iya, jangan lupa untuk follow Instagram kami @indah__laa agar tetap terhubung dan mendapatkan informasi terbaru. Ayo kita jadi komunitas yang lebih erat! 🌟

Terpopuler

Comments

vivin vvii

vivin vvii

sebel gitu liat dia lemah bangett

2024-05-12

0

Ayu Dani

Ayu Dani

Bikin jadi kuat dong thor MC nya jgn lemah

2024-02-29

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bagian 1 - Sedikit Cinta
3 Bagian 2 - Lahir Kembali
4 Bagian 3 - Demi Aku dan Bibi Bettie
5 Bagian 4 - Panti Asuhan Desa Nefeloma
6 Bagian 5 - Teman Baru?
7 Bagian 6 - Apakah Kamu Bahagia?
8 Bagian 7 - Mantan Pengawal Ibu
9 Bagian 8 - Pencuri Kecil
10 Bagian 9 - Sepuluh Tahun
11 Bagian 10 - Masa Depan yang Tidak Diinginkan
12 Bagian 11 - Harapan
13 Bagian 12 - Cahaya yang Redup
14 Bagian 13 - Keputusasaan
15 Bagian 14 - Malam yang Mencekam
16 Bagian 15 - Lux Sanatus dan Mata Bulan Purnama
17 Bagian 16 - Harapan di Tengah Kegelapan
18 Bagian 17 - Penyembuhan dan Darah
19 Bagian 18 - Melampaui Batas
20 Bagian 19 - Kecurigaan dan Teori
21 Bagian 20 - Ciri yang Tidak Asing
22 Bagian 21 - Dia Bukan Tokoh Utama Pria
23 Bagian 22 - Perasaan yang Membingungkan
24 Bagian 23 - Menjadi Penyelamat Bagi Satu Sama Lain
25 Bagian 24 - Waktu yang Terasa Cepat
26 Bagian 25 - Senyuman yang Sama
27 Bagian 26 - Aku Ingin Selalu Bersama Kalian
28 Bagian 27 - Takut Akan Kematian
29 Bagian 28 - Apakah Caraku Salah?
30 Bagian 29 - Dia Sangat Keras Kepala
31 Bagian 30 - Apakah Kau Benar-Benar Berusia Sepuluh Tahun?
32 Bagian 31 - Pertemanan Kita Berakhir di Sini
33 Bagian 32 - Hanya Keajaiban dari Tuhan yang Dapat Menyelamatkannya
34 Bagian 33 - Peri Pemalu yang Memiliki Kekuatan Penyembuhan
35 Bagian 34 - Penyesalan
36 Bagian 35 - Festival di Grand Duchy Systrofi
37 Bagian 36 - Wanita Tua dan Gadis yang Terluka
38 Bagian 37 - Untuk Satu Detik Saja
39 Bagian 38 - Dia Kembali
40 Bagian 39 - Mengelilingi Desa Bersama
41 Bagian 40 - Kue Pai yang Membawa Hawa Panas
42 Bagian 41 - Ringan Bagaikan Udara
43 Bagian 42 - Kehadiranmu Terasa Sama Dengannya
44 Bagian 43 - Bahagia Sekali Rasanya dengan Perlakuanmu
45 Bagian 44 - Toko Perhiasan yang Mewah
46 Bagian 45 - Lembah Bunga
47 Bagian 46 - Terbebani Oleh Sesuatu yang Tidak Diungkapkan
48 Bagian 47 - Aku Sangat Bahagia Bila Bersamamu
49 Bagian 48 - Perasaan yang Mengalir dalam Kebisuan
50 Bagian 49 - Telaga Tersembunyi
51 Bagian 50 - Keindahan yang Terjatuh
52 Bagian 51 - Hanya Aku yang Bisa Menyembuhkannya
53 Bagian 52 - Anak yang Telah Lama Hilang
54 Bagian 53 - Kucing Hitam yang Manis dan Taman Bunga Peony
55 Bagian 54 - Mencari Hadiah yang Berkesan
56 Bagian 55 - Chand Menghilang
57 Bagian 56 - Penculikan Putri di Desa Kecil
58 Bagian 57 - Penculikan Putri di Desa Kecil II
59 Bagian 58 - Chand Si Kucing Penyelamat?
60 Bagian 59 - Bisikan Kekhawatiran
61 Bagian 60 - Ketidakpastian Tersembunyi
62 Bagian 61 - Permainan Rahasia: Koin, Tantangan, dan Kejujuran
63 Bagian 62 - Perjalanan Izana dan Rahasia Chand
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Prolog
2
Bagian 1 - Sedikit Cinta
3
Bagian 2 - Lahir Kembali
4
Bagian 3 - Demi Aku dan Bibi Bettie
5
Bagian 4 - Panti Asuhan Desa Nefeloma
6
Bagian 5 - Teman Baru?
7
Bagian 6 - Apakah Kamu Bahagia?
8
Bagian 7 - Mantan Pengawal Ibu
9
Bagian 8 - Pencuri Kecil
10
Bagian 9 - Sepuluh Tahun
11
Bagian 10 - Masa Depan yang Tidak Diinginkan
12
Bagian 11 - Harapan
13
Bagian 12 - Cahaya yang Redup
14
Bagian 13 - Keputusasaan
15
Bagian 14 - Malam yang Mencekam
16
Bagian 15 - Lux Sanatus dan Mata Bulan Purnama
17
Bagian 16 - Harapan di Tengah Kegelapan
18
Bagian 17 - Penyembuhan dan Darah
19
Bagian 18 - Melampaui Batas
20
Bagian 19 - Kecurigaan dan Teori
21
Bagian 20 - Ciri yang Tidak Asing
22
Bagian 21 - Dia Bukan Tokoh Utama Pria
23
Bagian 22 - Perasaan yang Membingungkan
24
Bagian 23 - Menjadi Penyelamat Bagi Satu Sama Lain
25
Bagian 24 - Waktu yang Terasa Cepat
26
Bagian 25 - Senyuman yang Sama
27
Bagian 26 - Aku Ingin Selalu Bersama Kalian
28
Bagian 27 - Takut Akan Kematian
29
Bagian 28 - Apakah Caraku Salah?
30
Bagian 29 - Dia Sangat Keras Kepala
31
Bagian 30 - Apakah Kau Benar-Benar Berusia Sepuluh Tahun?
32
Bagian 31 - Pertemanan Kita Berakhir di Sini
33
Bagian 32 - Hanya Keajaiban dari Tuhan yang Dapat Menyelamatkannya
34
Bagian 33 - Peri Pemalu yang Memiliki Kekuatan Penyembuhan
35
Bagian 34 - Penyesalan
36
Bagian 35 - Festival di Grand Duchy Systrofi
37
Bagian 36 - Wanita Tua dan Gadis yang Terluka
38
Bagian 37 - Untuk Satu Detik Saja
39
Bagian 38 - Dia Kembali
40
Bagian 39 - Mengelilingi Desa Bersama
41
Bagian 40 - Kue Pai yang Membawa Hawa Panas
42
Bagian 41 - Ringan Bagaikan Udara
43
Bagian 42 - Kehadiranmu Terasa Sama Dengannya
44
Bagian 43 - Bahagia Sekali Rasanya dengan Perlakuanmu
45
Bagian 44 - Toko Perhiasan yang Mewah
46
Bagian 45 - Lembah Bunga
47
Bagian 46 - Terbebani Oleh Sesuatu yang Tidak Diungkapkan
48
Bagian 47 - Aku Sangat Bahagia Bila Bersamamu
49
Bagian 48 - Perasaan yang Mengalir dalam Kebisuan
50
Bagian 49 - Telaga Tersembunyi
51
Bagian 50 - Keindahan yang Terjatuh
52
Bagian 51 - Hanya Aku yang Bisa Menyembuhkannya
53
Bagian 52 - Anak yang Telah Lama Hilang
54
Bagian 53 - Kucing Hitam yang Manis dan Taman Bunga Peony
55
Bagian 54 - Mencari Hadiah yang Berkesan
56
Bagian 55 - Chand Menghilang
57
Bagian 56 - Penculikan Putri di Desa Kecil
58
Bagian 57 - Penculikan Putri di Desa Kecil II
59
Bagian 58 - Chand Si Kucing Penyelamat?
60
Bagian 59 - Bisikan Kekhawatiran
61
Bagian 60 - Ketidakpastian Tersembunyi
62
Bagian 61 - Permainan Rahasia: Koin, Tantangan, dan Kejujuran
63
Bagian 62 - Perjalanan Izana dan Rahasia Chand

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!