Bagian 7 - Mantan Pengawal Ibu

Ekspresi wajah mereka penuh kejutan dan kebahagiaan menciptakan senyuman spontan yang merefleksikan kelegaan dan kehangatan. Mata yang penuh rasa kagum dan mata yang saling bertautan menciptakan ruang komunikasi tanpa kata-kata.

"Bettie, bagaimana kabar Anda? Apakah Anda hidup dengan baik?" tanya Alfonso, dengan perasaan yang sulit dijelaskan. Rasanya seperti saat berjumpa dengan sahabat lama yang sudah lama tidak terlihat. Pria itu tidak percaya, bisa bertemu kembali dengan Bettie.

"S-saya baik-baik saja. Bagaimana dengan Tuan Alfonso?" sahut Bettie, bertanya balik pada Alfonso. Bettie juga masih tidak percaya bisa bertemu dengan pria itu lagi.

"Bohong jika saya bilang baik-baik saja," sahut Alfonso dengan lirih.

"Anda masih belum bisa melupakan beliau?" tanya Bettie, merasakan kesedihan yang seharusnya sudah berlalu. "Cinta Anda begitu dalam pada beliau," lanjutnya tersenyum sedih, menatap Alfonso.

"Sosok beliau sungguh sangat berarti bagi saya. Saya sangat bersyukur kepada Tuhan karena telah mempertemukan saya dengan beliau." Alfonso tersenyum tipis, namun penuh perasaan.

"Benar, beliau adalah orang yang sangat berharga bagi kita yang benar-benar mengenalnya," ujar Bettie setuju dengan pernyataan Alfonso.

Apa yang mereka bicarakan sejak tadi? Dan siapa orang itu? batin Aurasia, sambil memperhatikan mereka berdua dari tadi. Apakah pria itu baru saja ditinggal nikah oleh kekasihnya? pikir gadis kecil berambut frost menebak-nebak.

Aurasia menarik pelan pakaian Bettie. "Bibi, apakah paman yang tampan ini adalah teman Bibi?" tanya gadis kecil itu membuka suara.

Perhatian Alfonso langsung tertuju pada Aurasia. Mata Alfonso melebar. Wajahnya dipenuhi dengan ketidakpercayaan.

Ada apa, dengan pria ini? batin Aurasia bingung, karena Alfonso menatap dirinya dengan lekat. Sedikit membuat gadis kecil itu merasa tidak nyaman.

"Maafkan saya, Yang Mulia Putri, Tuan Alfonso, seharusnya saya memperkenalkan Anda berdua terlebih dahulu," ujar Bettie, yang menyadari pentingnya perkenalan ini.

"Yang Mulia Putri Aurasia, beliau adalah Tuan Alfonso. Beliau adalah mantan kesatria yang dulu mengawal ibu Anda, Nyonya Yoshiko. Tuan Alfonso, beliau adalah Yang Mulia Putri Aurasia Hanover, putri dari Nyonya Yoshiko," ujar Bettie saling memperkenalkan Aurasia dan Alfonso.

"Yang Mulia Putri Aurasia?" Ketidakpercayaan pada wajah Alfonso kemudian disusul oleh senyum yang tulus ketika menyadari betapa besar anak dari wanita yang sangat dihormatinya telah tumbuh. Ia memandang gadis kecil itu dengan tatapan yang tidak dapat diartikan. Sentuhan lembut di wajahnya yang mencerminkan rasa haru dan kehangatan dalam menyambut Putri Aurasia. Matanya mencoba menyerap setiap detail dari wajah Putri bermata emas itu.

"Ada apa, Paman? Apa ada sesuatu yang menempel di wajahku?" tanya Aurasia dengan suara lembutnya, karena Alfonso menatap dirinya begitu intens.

"Ah, maafkan saya, Yang Mulia. Wajah Anda mengingatkan saya pada Nyonya Yoshiko. Anda sungguh mirip sekali dengannya. Hanya mata Anda yang mirip dengan Baginda Kaisar," jelas Alfonso, memandang Aurasia dengan tatapan hangat.

"Wajahku sangat mirip dengan ibu, ya?" tanya Aurasia dengan wajah polosnya. Sebab, Bettie dan Abel juga beberapa kali pernah berkata seperti itu.

"Benar, Anda sungguh cantik, seperti ibu Anda, Yang Mulia Putri," sahut Alfonso seraya tersenyum penuh makna.

"Terima kasih, Paman. Paman juga sangat tampan," balas Aurasia dengan senyuman simpul yang menghiasi wajahnya.

"Saya merasa terhormat mendapat pujian dari Anda, Yang Mulia," ujar Alfonso, membungkuk dengan hormat layaknya seorang kesatria, menghadap Putri Aurasia.

"Ngomong-ngomong, apa yang Anda berdua lalukan di desa ini?" tanya Alfonso, melihat adanya ketidakwajaran dimana seorang Putri Kaisar mengenakan pakaian sederhana dan tanpa pengawal di sekitarnya.

"Ah, itu..." Bettie terlihat berpikir dengan wajah bingungnya, sebelum akhirnya ia meminta Alfonso untuk masuk ke dalam kereta kuda terlebih dahulu, lalu mulai menjelaskan semuanya padanya. Mulai dari Aurasia yang bosan di Istana Spirit, hingga keinginan mereka membantu anak-anak panti asuhan di kampung halaman Bettie.

Bettie menjelaskan dengan yakin karena ia sangat mengenal Alfonso. Alfonso adalah orang yang dipercayai oleh Yoshiko seperti keluarganya sendiri. Seperti anjing yang ditinggal mati oleh majikannya, Alfonso berhenti menjadi seorang kesatria setelah Yoshiko meninggal dunia.

"Jadi, keberadaan Yang Mulia Putri saat ini tidak diketahui oleh Yang Mulia Kaisar?" alis Alfonso berkerut, pupil matanya bergerak ke arah Bettie. Tampak sedikit kemarahan di wajah pria bertubuh kekar itu.

Aurasia meneguk ludahnya, merasakan aura  Alfonso yang sedari tadi hangat berubah menjadi dingin.

Pria itu menghela napas panjang, mencoba untuk tetap tenang. "Yang Mulia Putri, apakah aku boleh meminta izin untuk berbicara dengan Bettie sebentar?" tanya Alfonso dengan sopan.

"T-tentu saja, Paman. Kalau begitu aku akan keluar," sahut Aurasia, segera turun dari bangku kereta kuda.

"Yang Mulia, sebaiknya Anda tetap berada di dalam kereta. Ini demi keamanan Anda," ujar Alfonso, menghentikan langkah Aurasia yang sudah tiba di depan pintu kereta kuda.

"Iya, Yang Mulia, ini demi keamanan Anda," tambah Bettie dengan suara lembutnya, seraya tersenyum tipis.

"Baiklah, Bibi," sahut Aurasia, mengikuti saja keinginan kedua orang dewasa itu. "Paman, jangan macam-macam dengan Bibi, ya!" tambah gadis kecil berambut frost itu memperingati Alfonso.

"Baiklah, Yang Mulia, jika itu perintah Anda," sahut Alfonso seraya tertawa ringan, gemas dengan ekspresi Aurasia. Bettie dan Alfonso pun keluar dari kereta kuda sedangkan Aurasia menunggu di dalamnya.

Apa yang mereka bicarakan? Wajah mereka terlihat sangat serius, batin Aurasia seraya mengintip ke luar jendela kereta kuda. Ia berusaha menguping pembicaraan Bettie dan Alfonso.

Setelah beberapa menit berlalu, Bettie masuk ke kereta kuda, dan membuat Aurasia bergegas kembali duduk ke posisinya semula.

"Yang Mulia, semoga Anda nyaman dalam perjalanan ini," ujar Alfonso, yang berdiri di depan pintu kereta seraya tersenyum tipis. Kemudian Alfonso pun menutup pintu kereta kuda itu dan mulai mengendarai keretanya.

"Bibi, apa yang Bibi bicarakan dengan paman Alfonso tadi?" tanya Aurasia, dengan wajah polosnya.

"Ah, itu... intinya, Tuan Alfonso bilang dia yang akan selalu mengantar kita kemana pun kita pergi," jawab Bettie dengan lembut dan menggenggam tangan kecil Aurasia.

"Jadi, kita tidak perlu lagi singgah untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya di kota Lipothy?" tutur gadis kecil berambut frost itu menyimpulkan.

"Benar, jadi Yang Mulia Putri bisa nyaman selama perjalanan," sahut Bettie, seraya tersenyum lembut.

"Syukurlah, Bibi juga tidak perlu repot-repot untuk mencari kereta kuda lagi di kota Lipothy," balas Aurasia, membalas senyuman Bettie.

Syukurlah, kita bertemu dengan paman Alfonso, yang merupakan seorang mantan kesatria. Sepertinya paman Alfonso adalah orang yang bisa kami percaya. Orang yang bisa menjaga aku dan Bibi, di saat kami tidak memiliki siapa-siapa untuk berlindung.

...♡♡♡♡♡...

Aurasia dan Bettie telah kembali ke panti asuhan desa Nefeloma, membawa lebih banyak buah dari kunjungan sebelumnya. Seiring berjalannya waktu di Istana Spirit, buah-buahan semakin banyak yang matang, dan pengangkutannya ke Nefeloma lebih mudah berkat bantuan Alfonso.

Gadis kecil berambut frost, yang memegang keranjang buah di tangan kirinya, sedang sibuk membagikan buah-buahan, demikian juga dengan tiga temannya yang turut membantu dalam pembagian tersebut.

Aurasia menghela napas singkat. "Masih banyak buah yang tersisa." Gadis kecil berambut frost itu menepis keringat yang ada di pelipisnya.

"Lihat, anak-anak sudah kekenyangan dengan buah-buahan ini," tambah Lussy yang muncul tiba-tiba di depan Aurasia, membawa keranjang buah setengah penuh.

Hazel dan Jack menyusul dengan keranjang buah yang masih terisi. "Bagaimana kalau kita bagikan lagi besok?" saran Hazel.

"Buahnya sudah terlalu matang. Jika dibagikan besok, mungkin buahnya sudah busuk," sahut Aurasia sambil menekan buah yang terlalu lunak.

Jack pun terlihat berpikir dengan serius. "Kenapa tidak kita bagikan saja pada warga desa?" ujarnya menambahkan ide, dan disetujui yang lain.

Sebelum berangkat ke alun-alun, tidak lupa mereka mengambil buah-buahan yang tersisa di gudang makanan untuk mengisi penuh keranjang buah itu kembali. Keempat anak-anak itu pun berangkat ke alun-alun untuk melakukan misi mereka.

Sambil tersenyum, mereka menyebar ke seluruh alun-alun, memberikan buah-buahan kepada warga desa. Saat mereka berjalan melalui alun-alun, Aurasia tersenyum kepada seorang nenek yang duduk di bangku. "Buah segar untukmu, Nenek. Semoga harimu menyenangkan!"

Nenek itu tersenyum hangat, "Terima kasih, anak-anak. Kebaikan kalian sungguh memperindah hariku."

Tiba-tiba, beberapa pencuri kecil muncul dari balik sudut-sudut gelap alun-alun. Dengan cepat, mereka merampas keranjang buah dari tangan Aurasia, Hazel, dan Lussy, sebelum akhirnya mereka melarikan diri. Hanya keranjang milik Jack yang tidak dicuri karena ia memegangnya dengan kuat, dan para pencuri kecil tidak punya waktu untuk bermain tarik-tarikan.

Episodes
1 Prolog
2 Bagian 1 - Sedikit Cinta
3 Bagian 2 - Lahir Kembali
4 Bagian 3 - Demi Aku dan Bibi Bettie
5 Bagian 4 - Panti Asuhan Desa Nefeloma
6 Bagian 5 - Teman Baru?
7 Bagian 6 - Apakah Kamu Bahagia?
8 Bagian 7 - Mantan Pengawal Ibu
9 Bagian 8 - Pencuri Kecil
10 Bagian 9 - Sepuluh Tahun
11 Bagian 10 - Masa Depan yang Tidak Diinginkan
12 Bagian 11 - Harapan
13 Bagian 12 - Cahaya yang Redup
14 Bagian 13 - Keputusasaan
15 Bagian 14 - Malam yang Mencekam
16 Bagian 15 - Lux Sanatus dan Mata Bulan Purnama
17 Bagian 16 - Harapan di Tengah Kegelapan
18 Bagian 17 - Penyembuhan dan Darah
19 Bagian 18 - Melampaui Batas
20 Bagian 19 - Kecurigaan dan Teori
21 Bagian 20 - Ciri yang Tidak Asing
22 Bagian 21 - Dia Bukan Tokoh Utama Pria
23 Bagian 22 - Perasaan yang Membingungkan
24 Bagian 23 - Menjadi Penyelamat Bagi Satu Sama Lain
25 Bagian 24 - Waktu yang Terasa Cepat
26 Bagian 25 - Senyuman yang Sama
27 Bagian 26 - Aku Ingin Selalu Bersama Kalian
28 Bagian 27 - Takut Akan Kematian
29 Bagian 28 - Apakah Caraku Salah?
30 Bagian 29 - Dia Sangat Keras Kepala
31 Bagian 30 - Apakah Kau Benar-Benar Berusia Sepuluh Tahun?
32 Bagian 31 - Pertemanan Kita Berakhir di Sini
33 Bagian 32 - Hanya Keajaiban dari Tuhan yang Dapat Menyelamatkannya
34 Bagian 33 - Peri Pemalu yang Memiliki Kekuatan Penyembuhan
35 Bagian 34 - Penyesalan
36 Bagian 35 - Festival di Grand Duchy Systrofi
37 Bagian 36 - Wanita Tua dan Gadis yang Terluka
38 Bagian 37 - Untuk Satu Detik Saja
39 Bagian 38 - Dia Kembali
40 Bagian 39 - Mengelilingi Desa Bersama
41 Bagian 40 - Kue Pai yang Membawa Hawa Panas
42 Bagian 41 - Ringan Bagaikan Udara
43 Bagian 42 - Kehadiranmu Terasa Sama Dengannya
44 Bagian 43 - Bahagia Sekali Rasanya dengan Perlakuanmu
45 Bagian 44 - Toko Perhiasan yang Mewah
46 Bagian 45 - Lembah Bunga
47 Bagian 46 - Terbebani Oleh Sesuatu yang Tidak Diungkapkan
48 Bagian 47 - Aku Sangat Bahagia Bila Bersamamu
49 Bagian 48 - Perasaan yang Mengalir dalam Kebisuan
50 Bagian 49 - Telaga Tersembunyi
51 Bagian 50 - Keindahan yang Terjatuh
52 Bagian 51 - Hanya Aku yang Bisa Menyembuhkannya
53 Bagian 52 - Anak yang Telah Lama Hilang
54 Bagian 53 - Kucing Hitam yang Manis dan Taman Bunga Peony
55 Bagian 54 - Mencari Hadiah yang Berkesan
56 Bagian 55 - Chand Menghilang
57 Bagian 56 - Penculikan Putri di Desa Kecil
58 Bagian 57 - Penculikan Putri di Desa Kecil II
59 Bagian 58 - Chand Si Kucing Penyelamat?
60 Bagian 59 - Bisikan Kekhawatiran
61 Bagian 60 - Ketidakpastian Tersembunyi
62 Bagian 61 - Permainan Rahasia: Koin, Tantangan, dan Kejujuran
63 Bagian 62 - Perjalanan Izana dan Rahasia Chand
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Prolog
2
Bagian 1 - Sedikit Cinta
3
Bagian 2 - Lahir Kembali
4
Bagian 3 - Demi Aku dan Bibi Bettie
5
Bagian 4 - Panti Asuhan Desa Nefeloma
6
Bagian 5 - Teman Baru?
7
Bagian 6 - Apakah Kamu Bahagia?
8
Bagian 7 - Mantan Pengawal Ibu
9
Bagian 8 - Pencuri Kecil
10
Bagian 9 - Sepuluh Tahun
11
Bagian 10 - Masa Depan yang Tidak Diinginkan
12
Bagian 11 - Harapan
13
Bagian 12 - Cahaya yang Redup
14
Bagian 13 - Keputusasaan
15
Bagian 14 - Malam yang Mencekam
16
Bagian 15 - Lux Sanatus dan Mata Bulan Purnama
17
Bagian 16 - Harapan di Tengah Kegelapan
18
Bagian 17 - Penyembuhan dan Darah
19
Bagian 18 - Melampaui Batas
20
Bagian 19 - Kecurigaan dan Teori
21
Bagian 20 - Ciri yang Tidak Asing
22
Bagian 21 - Dia Bukan Tokoh Utama Pria
23
Bagian 22 - Perasaan yang Membingungkan
24
Bagian 23 - Menjadi Penyelamat Bagi Satu Sama Lain
25
Bagian 24 - Waktu yang Terasa Cepat
26
Bagian 25 - Senyuman yang Sama
27
Bagian 26 - Aku Ingin Selalu Bersama Kalian
28
Bagian 27 - Takut Akan Kematian
29
Bagian 28 - Apakah Caraku Salah?
30
Bagian 29 - Dia Sangat Keras Kepala
31
Bagian 30 - Apakah Kau Benar-Benar Berusia Sepuluh Tahun?
32
Bagian 31 - Pertemanan Kita Berakhir di Sini
33
Bagian 32 - Hanya Keajaiban dari Tuhan yang Dapat Menyelamatkannya
34
Bagian 33 - Peri Pemalu yang Memiliki Kekuatan Penyembuhan
35
Bagian 34 - Penyesalan
36
Bagian 35 - Festival di Grand Duchy Systrofi
37
Bagian 36 - Wanita Tua dan Gadis yang Terluka
38
Bagian 37 - Untuk Satu Detik Saja
39
Bagian 38 - Dia Kembali
40
Bagian 39 - Mengelilingi Desa Bersama
41
Bagian 40 - Kue Pai yang Membawa Hawa Panas
42
Bagian 41 - Ringan Bagaikan Udara
43
Bagian 42 - Kehadiranmu Terasa Sama Dengannya
44
Bagian 43 - Bahagia Sekali Rasanya dengan Perlakuanmu
45
Bagian 44 - Toko Perhiasan yang Mewah
46
Bagian 45 - Lembah Bunga
47
Bagian 46 - Terbebani Oleh Sesuatu yang Tidak Diungkapkan
48
Bagian 47 - Aku Sangat Bahagia Bila Bersamamu
49
Bagian 48 - Perasaan yang Mengalir dalam Kebisuan
50
Bagian 49 - Telaga Tersembunyi
51
Bagian 50 - Keindahan yang Terjatuh
52
Bagian 51 - Hanya Aku yang Bisa Menyembuhkannya
53
Bagian 52 - Anak yang Telah Lama Hilang
54
Bagian 53 - Kucing Hitam yang Manis dan Taman Bunga Peony
55
Bagian 54 - Mencari Hadiah yang Berkesan
56
Bagian 55 - Chand Menghilang
57
Bagian 56 - Penculikan Putri di Desa Kecil
58
Bagian 57 - Penculikan Putri di Desa Kecil II
59
Bagian 58 - Chand Si Kucing Penyelamat?
60
Bagian 59 - Bisikan Kekhawatiran
61
Bagian 60 - Ketidakpastian Tersembunyi
62
Bagian 61 - Permainan Rahasia: Koin, Tantangan, dan Kejujuran
63
Bagian 62 - Perjalanan Izana dan Rahasia Chand

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!