Di tengah suasana yang begitu menegangkan, suara tangisan seorang bayi terdengar begitu keras, sebagai pertanda dari kehidupan baru yang dimulainya. Di tengah kekacauan ini, para dayang istana sibuk bergerak dengan cemas. Di atas tempat tidur, Yoshiko, sang ibu muda terbaring dengan tenang, namun wajahnya mencerminkan keletihan dan kelemahan setelah usaha besar yang dilakukan untuk melahirkan bayi kecilnya.
Setelah membersihkan sang bayi, para dayang pun membantu sang ibu muda untuk memberikan posisi ternyaman pada sang bayi dipelukannya. Yoshiko, memandang buah hati kecilnya dengan senyum merekah.
"Yoshiko, putri kita sangat cantik, sepertimu," ungkap Edward, ayah dari sang bayi, dengan tersenyum hangat, seraya mengelus lembut pipi bayi kecilnya.
Kemudian, Edward, dengan penuh kehati-hatian mengambil bayi perempuannya dari pelukan Yoshiko. "Aurasia Hanover of Iresical," tutur Edward, dengan lantang memberi nama sang bayi.
"Nama yang begitu indah, Edward," bisik Yoshiko pada suaminya, masih berusaha tersenyum sebelum akhirnya menutup mata dengan lemah.
Kedamaian hanya berlangsung sebentar. Mereka menyadari dengan duka mendalam bahwa ibu muda ini telah meninggalkan dunia. Dengan berat hati, para dayang itu menatap bayi yang menangis, merasa iba pada nasib bayi kecil yang telah kehilangan sosok yang amat berarti dalam hidupnya. Edward pun memandang jenazah istrinya dengan mata kosong, sembari menggendong bayi perempuannya yang tak henti menangis.
...♡♡♡♡♡...
Aurasia, seorang Putri dari Kekaisaran Iresical, baru saja melihat dunia ini, sayangnya ia telah kehilangan ibunya beberapa minggu yang lalu. Sekarang, Putri mungil ini berbaring dengan tenang di atas ranjang bayi yang sangat nyaman. Meskipun penglihatannya belum sepenuhnya jelas, ia tersenyum dengan keanggunan yang tak tertandingi saat merasakan keberadaan seseorang di hadapannya.
Tiba-tiba, suara tangisan yang keras merobek keheningan di ruangan itu. Putri Aurasia menangis, seolah-olah ia terkejut oleh sesuatu yang baru saja terjadi.
"Bettie ... Putri ... Istana Spirit."
Suara samar yang terdengar seperti bisikan yang lemah mengisi udara, dan hanya bayangan manusia yang tak dikenal tampak dalam pandangannya.
Kemudian, seorang wanita berambut coklat, dengan lembut memeluk Putri Aurasia yang menangis, berusaha menenangkan hati bayi kecil itu dengan kelembutan yang tiada tara. Putri Aurasia, perlahan-lahan, menghentikan tangisannya, dan akhirnya, dia tersenyum kepada sosok wanita yang semakin jelas di matanya.
...♡♡♡♡♡...
^^^7 tahun Kemudian~^^^
Setia, aku merindukanmu...
Di tepi danau yang sunyi, duduklah seorang Putri yang berbalut gaun berwarna emerald. Putri yang memiliki kulit seputih salju yang membuatnya seakan tidak memiliki pembuluh darah, warna rambut serupa frost yang langka, dan mata kuning bersinar bagaikan emas yang merupakan gen murni Keluarga Kekaisaran. Putri kecil itu tengah menatap langit yang tercermin indah di atas permukaan danau yang tenang.
Sepertinya ingatanku sudah kembali, seutuhnya, batin Putri kecil itu, dengan tatapan kosong.
"Yang Mulia Putri Aurasia."
Suara panggilan yang terdengar jelas namun begitu lembut, membuat Aurasia lantas menoleh ke arah seorang wanita berambut coklat yang mengenakan pakaian pelayan, datang dari arah istana tua yang terletak tidak jauh dari danau.
"Ada apa, Bibi?" tanya gadis kecil berambut frost itu, dengan senyuman manis yang terkuas di wajahnya.
"Saya akan pergi ke pasar, Yang Mulia," sahut dayang wanita bernama Bettie, yang baru saja tiba di dekat Aurasia.
Aurasia tersenyum hambar. "Bolehkah aku ikut, Bibi?" tanya Putri kecil itu lagi, meski sudah tahu akan jawabannya.
Bettie memandang Aurasia dengan tatapan penuh perasaan. "Maafkan aku, Yang Mulia. Ibu Kota terlalu bahaya untuk Anda," ungkap Bettie dengan penuh kerendahan hati.
Dimana tempat di luar tembok Istana Spirit yang aman untukku? batin Aurasia, dengan tatapan hampa memandang pada danau yang tenang.
"Yang Mulia, kumohon jangan bersedih. Dalam waktu dekat, saya berjanji akan membawa Anda ke luar," ucap Bettie dengan upaya menenangkan hati Putri kecil yang kesepian di istana tua ini.
"Benarkah, Bibi? Bibi berjanji?" tanya Aurasia dengan penuh semangat dan wajah yang berseri-seri.
"Iya, saya berjanji, Yang Mulia," sahut wanita berambut coklat itu dengan senyuman hangat.
Putri berambut frost itu berdiri dan memeluk Bettie dengan lembut. "Aku menyayangimu, Bibi."
Bettie pun membalas pelukan Aurasia dengan penuh kehangatan. "Saya juga sangat menyangi Anda, Yang Mulia."
Beberapa saat kemudian, Bettie pun melepas pelukannya dengan lembut. "Baiklah, Yang Mulia, saya pamit undur diri," ujar Bettie, sebelum akhirnya ia melangkah menuju gerbang belakang istana tua tersebut.
Aurasia pun menatap kepergian Bettie yang semakin menjauh, melewati gerbang besi hitam yang cukup besar, hingga akhirnya wanita itu benar-benar menghilang dari pandangannya.
Bibi, Bettie. Ia sangat menyayangiku, sampai-sampai ekspresi wajahku berubah sedikit saja, ia akan langsung berkeliling dunia untuk mencari kebahagiaan untukku. Kasih sayang yang bahkan tidak pernah aku dapatkan sebelumnya.
Aurasia menghela napas panjang. Manik emasnya memandang ke arah langit biru dengan awan putih yang tersebar di sana.
Sudah tujuh tahun, sejak aku bereinkarnasi ke dalam tubuh ini. Sampai umur tiga tahun, aku masih merasa bahwa Aurasia adalah aku, tubuhku. Aku bersikap seperti bayi biasa yang tak tahu apa-apa.
Namun, sejak usiaku menginjak umur empat tahun, ingatanku tentang dunia nyata, di mana aku adalah Miya, mulai kembali kepadaku. Ingatanku tumbuh perlahan, membawa kenangan dari kehidupanku sebagai Miya. Masa kecil, masa remaja, dan sampai ketika kehidupanku berakhir.
Sebelumnya aku tidak pernah percaya pada reinkarnasi. Tetapi kini, aku malah mengalaminya sendiri. Aku, Miya Levyna, telah bereinkarnasi ke dalam tubuh karakter fiksi, Aurasia Hanover, seorang putri jahat dalam cerita novel yang berjudul "Mahkota di Musim Semi".
"Mahkota di Musim Semi", sebuah novel romansa fantasi dengan tema kerajaan pada abad pertengahan. Mengisahkan tentang seorang Putri dari Kekaisaran Iresical, yang bernama Maryella Hanover of Iresical. Ia memiliki kemampuan yang luar biasa, yaitu kekuatan untuk mempercantik dan menyuburkan tanaman. Selain parasnya yang cantik, sikapnya yang baik juga membuatnya menjadi kesayangan semua orang. Rakyat Iresical pun menjulukinya sebagai Putri Saintess, yang hanya dilahirkan setiap seratus tahun sekali.
Namun, tentu saja ada peran antagonis yang menggangu kehidupan Maryella yang sempurna. Si antagonis tersebut adalah Aurasia, saudari tiri dari Maryella. Aurasia adalah seorang putri yang selalu mendambakan kasih sayang, cinta, rupa, dan harta. Sayangnya, sangatlah sulit bagi Aurasia untuk mendapatkan itu semua, karena ia hanyalah anak dari seorang selir.
Saat hari kelahirannya tiba, ibu dari Aurasia meninggalkannya untuk selamanya. Aurasia pun diasingkan oleh Kaisar dan tumbuh di Istana Spirit yang merupakan istana terbengkalai. Di Istana Spirit, Aurasia hanya memiliki satu dayang yang merawatnya, yaitu Bettie. Bettie mencintai Aurasia seperti anak kandungnya sendiri, hingga Aurasia melupakan bahwa ia adalah seorang Putri Kaisar yang dicampakkan.
Namun, kasih sayang Bettie yang begitu hangat harus berakhir, ketika Aurasia menginjak usia sepuluh tahun. Bettie meninggal dunia akibat penyakit misterius yang dideritanya. Untuk menggantikan peran Bettie, Kaisar menepatkan dayang baru untuk melayani Aurasia. Dayang baru itu bernama Anne. Anne memperlakukan Aurasia dengan sangat buruk. Aurasia benar-benar menderita saat Anne menjadi dayangnya, atau disini, Aurasia yang menjadi dayangnya Anne?
Itulah masa lalu Aurasia sebelum akhirnya ia bertemu dengan tokoh utama pria, Loyd Crowring of Systrofi. Aurasia jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Loyd. Ia pun mulai berbohong dan berani melawan Anne, agar bisa keluar dari Istana Spirit dan bertemu dengan Loyd.
Aurasia mendatangi Kaisar dan menuntut hak-haknya selama ini. Aurasia ingin menjadi seorang Putri yang diakui Kaisar, dengan ini ia akan lebih mudah untuk menemui Loyd. Kaisar yang melihat tampang Aurasia yang sangat kurus dan tampak hidup dengan tidak baik, langsung merasa bersalah dengan tindakannya di masa lalu yang menjauhkan putri bungsunya itu.
Aurasia pun memanfaatkan rasa bersalah Kaisar untuk menuruti semua keinginannya. Kaisar bahkan menjadi begitu tunduk, hingga tak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, hanya untuk memenuhi keinginan Aurasia.
Maryella dan saudara kandungnya, Putra Mahkota Florian, berusaha membawa Kaisar Edward kembali ke keluarga bahagia mereka sebelum kedatangan Aurasia. Loyd, sang tokoh utama pria menjadi armor yang kuat untuk Maryella dari segala serangan Aurasia.
Segala permainan Aurasia berakhir tragis. Kejahatannya terungkap di depan keluarga Kekaisaran dan para bangsawan. Florian, Putra Mahkota Iresical yang saat itu memegang kekuasaan tertinggi, memutuskan mengasingkan Aurasia ke Istana Spirit. Dan tak hanya itu, Aurasia juga dipaksa meminum racun yang membuat tubuhnya membusuk dan mati secara perlahan dan menyakitkan.
Itulah sebagian cerita tentang Aurasia yang aku ingat dari novel. Sekarang rencanaku adalah menghindari semua adegan dengan para tokoh utama dalam novel ini. Aku ingin keluar dari Istana Spirit dan tinggal di tempat yang jauh dari Iresical. Tapi tubuh dan usiaku masih terlalu kecil untuk melakukan perjalanan sendiri. Bisa-bisa aku diculik ketika berjalan-jalan sendirian dan dijual pada tempat perbudakan. Membayangkannya saja sudah mengerikan.
Sejak aku mulai bisa berbicara, aku selalu berusaha meyakinkan Bettie untuk membawaku keluar dari Istana Spirit. Tetapi ia hanya membawaku jalan-jalan di sekitar hutan yang mengelilingi istana ini. Meski hutannya tampak indah, tapi tetap saja ini bukan keluar dari istana yang aku maksud.
Tetapi, kali ini aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan. Aku harus membuat Bettie benar-benar membawaku keluar dari istana tua ini. Yah, meskipun aku sudah berpikir seperti ini sejak lama dan selalu mendapatkan hasil yang nihil. Tapi tidak apa-apa, aku akan terus mencoba!
Aurasia kembali memandang danau dan menghembuskan napas. Sepertinya aku harus berhenti mengunjungi danau ini.
Putri berambut frost itu berdiri dan menuntun langkahnya dengan pasti menjauh meninggalkan danau tersebut. Matanya terlihat dalam pemikiran yang mendalam, karena di tempat ini, pertemuan antara Aurasia dan Loyd yang mengubah segalanya terjadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Witaa
semoga miya bisa hidup lebih baik. jangan kejam2 ya thor
2024-02-23
2
Witaa
aduh kasian banget, udah di tinggal mamanya /Sob/
2024-02-23
2