"Kamu mau jadi istri kedua?" tanya Rachel, sebuah pertanyaan yang ajukan untuk Amanda. Rachel bahkan bertanya dengan senyum simpul di ujung bibirnya.
Sebuah pertanyaan yang penuh dengan hinaan dia lontarkan pada gadis asing dihadapannya tersebut.
Awalnya Rachel memang hanya diam dan memperhatikan, namun saat melihat Zen tertekan dan ketakutan akhirnya dia tak bisa diam. Susah payah ingin acuh tapi ternyata tak bisa.
Namun Rachel akan meminta balasan untuk pembelaannya kali ini. Rachel membantu bukan karena dia masih mencintai Zen, dia hanya ingin memiliki kerja sama.
Dan pertanyaan Rachel tersebut, sontak membuat Amanda ternganga. Begitu kasarnya kalimat yang diucapkan oleh Rachel .
Lucas yang sejak tadi ada di sana dan memperhatikan perdebatan ini pun tersenyum kecil, dia pikir istri dadakan sang kakak adalah wanita lugu, tapi ternyata suhu.
"Zen hanya akan mencintai aku, kami telah jadi kekasih sejak Zen SMA," ucap Rachel lagi, kini dia bahkan tak segan memeluk lengan Zen. Pria yang sejatinya telah jadi suaminya. Sebab dengan sadar mereka mengucap janji suci di altar pernikahan.
"Astaga, apa kata wanita itu," ucap mama Sonya, tak menyangka akan melihat perlawanan ini. Padahal selama ini tak pernah ada yang berani membantah keputusan kakek Jared. Termasuk Zen sekaligus.
"Dan Kakek, kenapa selalu menyalahkan Zen atas meninggalnya kedua orang tua Zen. Dan kenapa pula Zen harus bersalah jika kakek mati. Itu semua sudah takdir, bukan salah Zen. Kakek sudah tua, wajar jika sudah dekat dengan kematian," ucap Rachel kemudian dan membuat kakek Jared makin terkena serangan jantung.
Dadanya sesak sekali, sampai dia tak mampu berdiri. Kakek Jared sempoyongan dan Lucas langsung membantu agar tetap kuat berdiri.
"Wanita kurang ajar! Apa wanita seperti itu yang ingin kamu nikahi Zen!" bentak kakek Jared kemudian.
Amanda sudah tak mampu berkata-kata, masih terkejut dengan semua sikap gadis itu. Namun Lucas justru menahan tawa.
Istri kakaknya itu terlihat cukup menarik di matanya, membuat keadaan mansion jadi sedikit menyenangkan.
"Bukan ingin ku nikahi Kek, tapi Rachel telah jadi istriku," balas Zen, tadi dia merasa begitu tertekan. Namun setelah Rachel bicara, kini dia kembali mampu menguasai hatinya sendiri.
Kembali menggegam apa yang dia jadikan tujuan. Selama ini Zen selalu tak mampu melawan sang kakek, semua langkahnya di kekang. Satu-satunya yang kakek bebaskan hanyalah tentang mengurus perusahaan.
Karena itulah Zen bisa diam-diam mendirikan perusahaannya sendir. Zen Super Mall, dia membangun perusahaan itu sedikit pun tanpa uang dari keluarga Wallace, Zen membuka kerja sama dengan berbagai investor.
Kini telah masuk bulan kedua sejak Zen Super Mall beroperasi dan menunjukkan hasil yang signifikan.
Zen sebenarnya juga tak ingin keluar dari rumah ini, yang harusnya keluar adalah mama Sonya dan Lucas. Sebab kedua orang itu tidak berhak menikmati apapun yang telah dimiliki oleh mendiang ayah dan ibunya.
Terakhir, Zen pun ingin kembali membuka kasus kematian kedua orang tuanya. Ingin membuktikan bahwa dia tidak bersalah.
Dulu Zen hilang saat usianya 7 tahun, beberapa ingatkan masa kecilnya masih mampu dia ingat. Jika bukan kakek Jared maka mama Sonya lah yang telah meracuni kedua orang tuanya.
"Zen, aku tidak masalah jika kamu menikah lagi dengan wanita itu. Karena aku tau, tubuh dan cintamu hanya aku yang memiliki. Sementara wanita itu dan kakek hanya butuh pernikahan, iya kan?" tanya Rachel, dia sengaja bicara keras agar semua orang mampu mendengar.
Amanda sudah mengepalkan kedua tangannya kuat, sejak tadi harga dirinya selalu diinjak-injak.
Amanda menatap kakek Jared, berharap kakek bisa mengambil keputusan tegas atas sikap semena-mena wanita itu.
Namun belum sempat kakek Jared berucap, Zen sudah lebih dulu bicara. "Tidak akan pernah ada pernikahan diantara aku dan Amanda. Pembicaraan selesai di sini," putus Zen.
Dia menarik Rachel untuk segera memasuki rumah megah tersebut, awalnya Rachel begitu ragu untuk melangkah. Namun saat ingat jika dia sedang membela Zen jadi terpaksa dia turuti.
Kakek Jared sudah tak mampu berkata-kata. Dia bahkan menepis tangan Lucas yang menyentuh tubuhnya. Sampai kapanpun kakek Jared juga tak akan membiarkan Zen keluar dari rumah ini.
*
*
Zen membawa Rachel masuk ke dalam kamar yang selama ini dia tempati. Saat pintu tertutup, Rachel sekuat tenaga menarik tangannya, tak ingin memiliki sedikit pun kontak fisik diantara mereka.
"Aku sudah membantumu menghadapi mereka, jadi bantu aku juga untuk membalas orang-orang yang tidak aku suka," ucap Rachel dengan dingin.
Zen tersenyum kecil, awalnya dia juga bingung kenapa mendadak Rachel bersedia membantu, ternyata ada maunya.
"Kemari, aku akan membantumu melepas gaun pengantin itu," balas Zen.
"Aku bisa melepasnya sendiri."
"Tidak, di bagian punggung banyak pengaitnya."
"Kamu sengaja memilih gaun sendiri ini?"
"Iya."
"Kurang ajjar!" kesal Rachel. Dengan sangat terpaksa dia memunggungi Zen agar bisa melepas gaun ini. Sejak tadi pun dia sudah merasa tidak nyaman.
Zen mendekat, hingga berdiri tepat di belakang Rachel. Keheningan di dalam kamar itu membuat suasana makin terasa sepi.
Kedua mata Rachel bergerak saat mendengar Zen bicara dengan suara lirih.
"Aku sangat merindukanmu Hel," ucap Zen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Ney Maniez
🤗🤗🤗🤗
2024-10-26
0
andi hastutty
Rachel kocak
2024-08-13
0
himmy pratama
ya cpt malam pertama ya Zen..
2024-06-02
0