Pergi Merantau

Sekar tentu saja dapat mengenali suara orang ini, karena orang yang menelponnya ini adalah Andrean dan pria itu kemudian mengatakan pada Sekar bahwa dirinya sudah mendapatkan pekerjaan yang cocok untuk Sekar di Jakarta. Tentu saja Sekar bahagia sekali mendengar ucapan Andrean barusan dan ia sangat berterima kasih pada Andrean yang sudah mau mencarikannya pekerjaan.

"Kamu jangan geer dulu, saya melakukan semua ini karena saya kasihan pada kamu."

"Saya tahu, terima kasih banyak."

"Besok kamu akan berangkat ke Jakarta naik kereta api dan tiketnya akan saya kirimkan."

Tak lama Andrean menutup sambungan telepon dan mengirimkan tiket untuk Sekar besok. Sekar tak menyangka bahwa Andrean akan membelikan tiket kelas eksekutif untuk ya dalam perjalanan ke Jakarta.

"Ini apakah tidak salah?"

Kemudian Andrean mengatakan lewat sebuah pesan pada Sekar bahwa tiket kelas ekonomi sudah habis jadinya ia terpaksa mengambil kelas eksekutif untuknya. Namun tentu saja Andrean mengatakan bahwa ini sama sekali tak gratis dan Sekar harus mengembalikan uangnya selepas ia bekerja nanti.

"Pria itu baik juga rupanya."

Srkar tak mau berlama-lama terjaga karena besok ia harus berangkat ke stasiun. Sekar kemudian merapihkan seluruh pakaiannya ke dalam tas sebelum beranjak tidur. Sekar bangun beberapa jam sebelum jadwal kereta api berangkat dan ia langsung bergegas mandi dan berganti pakaian sebelum memesan ojek online menuju stasiun kereta api.

"Semoga saja tak terlambat."

Sekar tiba setengah jam sebelum kereta berangkat itu semua dikarenakan jarak rumah kontrakannya ke stasiun lumayan jauh dan tadi juga ia kesulitan mencari driver. Namun sekarang untungnya semua sudah terlewati jadinya ia bisa sampai ke stasiun dengan selamat dan tinggal menunggu kereta tiba.

"Kok aku jadi deg-degan begini, ya?"

Wajar kalau Sekar gugup karena ini adalah pertama kalinya ia pergi dari Cirebon menuju Jakarta dan naik kereta api kelas eksekutif pula yang mana tak pernah ada dalam benak Sekar bisa melakukan semua ini.

****

Sekar tiba di stasiun Gambir dan langsung melihat pesan yang Andrean kirimkan tadi sebelum ia naik kereta api. Andrean mengirimkan sebuah alamat pada Sekar yang mana di sana adalah letak kantor di mana Sekar akan bekerja. Di sana Sekar bekerja sebagai office girl dan ia sama sekali tak mempermasalahkan itu toh ia sudah sangat bersyukur bisa bekerja di kota besar seperti Jakarta yang statusnya sudah bukan Ibukota Indonesia lagi semenjak pemerintah pusat memindahkan ibu kota ke IKN. Namun tentu saja walau status ibu kota sudah tak lagi disandang oleh Jakarta tetap saja kota ini diminati oleh para pencari kerja dari berbagai pelosok daerah karena banyaknya lapangan kerja yang tersedia namun kalau tanpa koneksi orang dalam rasanya sulit untuk diterima dan Sekar beruntung bisa mendapatkan pekerjaan dengan jalur orang dalam.

"Ternyata begini Jakarta."

Sekar nampak kagum ketika melihat Monas dari stasiun Gambir dan ia sempat mengabadikan moment tersebut dengan ponselnya sebelum ia keluar dari stasiun dan mencari ojek online yang akan mengantarkannya melihat rumah kontrakan yang bisa ia huni selama ia bekerja di Jakarta ini. Akhirnya setelah berkeliling Sekar bisa juga menemukan rumah kontrakan yang bisa ia huni di sini.

"Walau tak besar namun aku bersyukur bisa mendapatkan tempat tinggal."

****

Andrean tiba di rumah yang mana langsung disambut oleh mamanya. Sang mama langsung memeluk Andrean dan menanyakan kabar putranya selama dinas di luar kota namun Andrean sama sekali tak tertarik berbasa-basi dengan mamanya.

"Nak, jangan begini."

"Mau sampai kapan Mama akan menjodohkanku terus? Aku bukan anak kecil yang bisa terus menerus mengikuti apa kata orang tuaku."

"Andrean, Mama kan sudah bilang bahwa semua ini adalah ide papamu. Dia sangat ingin kamu segera menikah karena kamu satu-satunya anak laki-laki di keluarga ini."

Andrean menghembuskan napasnya kesal, apa yang mamanya katakan memang benar karena walau ia anak bungsu namun kedua kakaknya adalah perempuan.

"Sudahlah Ma, ku sedang tak ingin membahas mengenai hal tersebut."

"Namun kamu jangan lupakan apa yang sudah kita bicarakan semalam."

"Aku tahu Ma."

"Mama harap kamu akan datang dan tak mengecewakan kami."

Andrean tak menanggapi apa yang mamanya katakan dan memilih langsung berlalu menuju kamarnya yang ada di lantai dua. Andrean sudah masuk ke dalam kamarnya dan kemudian ia merebahkan diri di atas ranjangnya sebelum meraih ponsel yang ia letakan di saku celananya. Ia jadi penasaran apakah Sekar sudah sampai di Jakarta atau belum karena sampai saat ini dia tak menjawab pesannya.

"Kenapa juga aku harus peduli padanya?"

****

Silma sudah mencari ke seluruh pelosok kota namun ia sama sekali tak bisa menemukan keponakannya. Silma berusaha mencoba menghubungi Sekar namun keponakannya tak mau menjawab panggilan darinya tentu saja sikap Sekar yang seperti ini membuatnya emosi. Silma tak bisa membiarkan Sekar pergo begitu saja karena sama saja dengan ia menceburkan diri dalam masalah.

"Anak kurang ajar, berani sekali dia tak mau menjawab telepon dariku."

Namun di tengah amarah yang menguasai Silma ponselnya berdering dan ketika ia melihat di layar siapakah gerangan orang yang menelponnya justru ia dibuat terkejut karena orang yang menelponnya saat ini adalah juragan Joni.

"Aduh apa yang harus ia katakan padanya?"

Juragan Joni selalu menghubunginya dan sangat ingin tahu sekali mengenai bagaimana kabar Sekar dan apakah Sekar bisa segera ditemukan supaya ia bisa segera menikahi pujaan hatinya itu. Silma akhirnya memutuskan untuk menjawab telepon dari juragan Joni walaupun sejujurnya ia sendiri ragu mengenai keputusannya ini.

"Kenapa lama sekali kamu menjawab teleponku?"

"Maaf Juragan."

"Sudahlah, bagaimana jadinya? Apakah saat ini kamu sudah berhasil menemukannya?"

"Anu Juragan ...."

"Apa? Kalau bicara yang jelas dong!"

"Sampai saat ini saya belum bisa menemukan Sekar."

"Apa katamu? Kamu belum bisa menemukan Sekar?! Bagaimana bisa?!"

"Saya minta maaf Juragan."

"Kalau kamu tak bisa menemukannya maka kamu harus segera membayar lunas utangmu. Kalau berani menghindar maka kamu akan tahu sendiri akibatnya!"

****

Sekar menelpon bu Ani untuk sekedar memberikan kabar pada wanota yang sudah baik sekali selama ini padanya. Bu Ani lega sekali ketika mendengar bahwa Sekar sudah sampai di Jakarta dengan selamat, wanita itu berpesan supaya Sekar menjaga dirinya selama bekerja di Jakarta.

"Terima kasih banyak atas bantuan Bu Ani selama ini. Sejujurnya saya jadi tak enak karena selalu merepotkan anda."

"Kamu ini bicara apa? Kamu sama sekali tak merepotkan kok, justru saya senang karena bisa membantu kamu."

"Iya Bu, saya ucapkan terima kasih banyak."

"Apa yang terjadi padamu?"

Terpopuler

Comments

sabil abdullah

sabil abdullah

iya ya tor sekarang ibukotanya sudah di kalimantan kah tor

2024-01-22

1

lihat semua
Episodes
1 Tante yang Jahat
2 Nyaris Tertangkap
3 Malah Bertemu
4 Pria Baik Hati?
5 Pergi Merantau
6 Hari Pertama Bekerja
7 Mood yang Buruk
8 Pertengkaran yang Terjadi
9 Selalu Naik Darah Setiap Bertemu
10 Perasaan Apa Ini?
11 Makan Malam yang Tak Disangka
12 Sikap yang Berbeda
13 Tante Kembali Datang
14 Membuat Masalah
15 Sebuah Kejujuran
16 Bos Suka Padaku
17 Tak Habis Akal
18 Kejadian Tak Terduga yang Mengubah Segalanya
19 Pernikahan Dadakan
20 Istri yang Sama Sekali Tak Akur
21 Neraka Dunia
22 Pertanyaan Dari Mama
23 Ketika Suami Murka
24 Ketika Kamu Tak Bisa Pergi
25 Menjadikan Pelarian
26 Batal Menikah?
27 Memaksa Untuk Tetap Menikah
28 Kejahatan yang Terbongkar
29 Talak yang Tak Berhasil
30 Cinta Lama Bersemi Kembali
31 Tante Suka Pada Pacarku
32 Ketulusan Hati Untuk Menerima
33 Tuduhan Tante
34 Wanita Berhati Malaikat
35 Dia Merindukanku?
36 Kejutan yang Sama Sekali Tak Diduga
37 Saingan Semakin Berat
38 Menolak Pulang
39 Perebutan Oleh Dua Pria
40 Keluarga Tak Harus Sedarah
41 Saya Tak Rela Kamu Menyakitinya
42 Tante Dan Obsesinya
43 Cinta Atau Bukan
44 Liciknya Sang Tante
45 Tuduhan Dari Warga Desa
46 Ketika Dia Diminta Menikah
47 Dilema Rumah Tangga
48 Berusaha Mencari Sebuah Jawaban
49 Kemarahan Dan Kekecewaan
50 Sampai Di Ujung Batas
51 Merindukan Keluarga
52 Salah Paham Saja
53 Meminta Rujuk Kembali
54 Tante Tamak Dan Ibu Baik
55 Mulai Mencari Tahu
56 Karena Tante Tamak
57 Masih Saja Berulah
58 Ketika Celaka Datang
59 Mencari Makan Siang
60 Drama Penculikan Berakhir
61 Mama Tak Akan Bela Kamu Lagi
62 Ketika Siuman Masih Saja Berulah
63 Tak Mau Ambil Risiko Lagi
64 Memberitahu Suami
65 Akibat Melawan Mertua
66 Aksi Jahat yang Dimulai
67 Galau Karena Istri Hilang
68 Aku Kembali
69 Dikeluarkan Tak Hormat
70 Penyerangan Tak Terduga
71 Jodoh Untuk Kekuasaan
72 Sudah Hilang Kewarasan
73 Tak Memiliki Belas Kasih
74 Mendapatkan Karma
75 Penolakan Setelah Menikah
76 Membuat Kegaduhan Di Rumah Orang Lain
77 Dendam Sang Mama
78 Sudah Kalap
79 Jujurlah Kalau Kalian Tahu
80 Jalan Kejahatan Akan Selalu Kalah
81 Akhir Kisah
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Tante yang Jahat
2
Nyaris Tertangkap
3
Malah Bertemu
4
Pria Baik Hati?
5
Pergi Merantau
6
Hari Pertama Bekerja
7
Mood yang Buruk
8
Pertengkaran yang Terjadi
9
Selalu Naik Darah Setiap Bertemu
10
Perasaan Apa Ini?
11
Makan Malam yang Tak Disangka
12
Sikap yang Berbeda
13
Tante Kembali Datang
14
Membuat Masalah
15
Sebuah Kejujuran
16
Bos Suka Padaku
17
Tak Habis Akal
18
Kejadian Tak Terduga yang Mengubah Segalanya
19
Pernikahan Dadakan
20
Istri yang Sama Sekali Tak Akur
21
Neraka Dunia
22
Pertanyaan Dari Mama
23
Ketika Suami Murka
24
Ketika Kamu Tak Bisa Pergi
25
Menjadikan Pelarian
26
Batal Menikah?
27
Memaksa Untuk Tetap Menikah
28
Kejahatan yang Terbongkar
29
Talak yang Tak Berhasil
30
Cinta Lama Bersemi Kembali
31
Tante Suka Pada Pacarku
32
Ketulusan Hati Untuk Menerima
33
Tuduhan Tante
34
Wanita Berhati Malaikat
35
Dia Merindukanku?
36
Kejutan yang Sama Sekali Tak Diduga
37
Saingan Semakin Berat
38
Menolak Pulang
39
Perebutan Oleh Dua Pria
40
Keluarga Tak Harus Sedarah
41
Saya Tak Rela Kamu Menyakitinya
42
Tante Dan Obsesinya
43
Cinta Atau Bukan
44
Liciknya Sang Tante
45
Tuduhan Dari Warga Desa
46
Ketika Dia Diminta Menikah
47
Dilema Rumah Tangga
48
Berusaha Mencari Sebuah Jawaban
49
Kemarahan Dan Kekecewaan
50
Sampai Di Ujung Batas
51
Merindukan Keluarga
52
Salah Paham Saja
53
Meminta Rujuk Kembali
54
Tante Tamak Dan Ibu Baik
55
Mulai Mencari Tahu
56
Karena Tante Tamak
57
Masih Saja Berulah
58
Ketika Celaka Datang
59
Mencari Makan Siang
60
Drama Penculikan Berakhir
61
Mama Tak Akan Bela Kamu Lagi
62
Ketika Siuman Masih Saja Berulah
63
Tak Mau Ambil Risiko Lagi
64
Memberitahu Suami
65
Akibat Melawan Mertua
66
Aksi Jahat yang Dimulai
67
Galau Karena Istri Hilang
68
Aku Kembali
69
Dikeluarkan Tak Hormat
70
Penyerangan Tak Terduga
71
Jodoh Untuk Kekuasaan
72
Sudah Hilang Kewarasan
73
Tak Memiliki Belas Kasih
74
Mendapatkan Karma
75
Penolakan Setelah Menikah
76
Membuat Kegaduhan Di Rumah Orang Lain
77
Dendam Sang Mama
78
Sudah Kalap
79
Jujurlah Kalau Kalian Tahu
80
Jalan Kejahatan Akan Selalu Kalah
81
Akhir Kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!