Sekar nampak tertidur di dalam bus hingga pada dini hari dirinya sudah berada di terminal bus. Sekar nampak dibangunkan oleh kenek bus yang mengatakan bahwa bus sudah sampai ke tujuan akhir dan ia bertanya ke mana tujuan Sekar.
"Baik Pak. Saya turun di sini saja."
Sekar turun dari bus dan ia nampak kebingungan yang mana sebelumnya ia memang jarang ke kota dan kalau ke kota itu karena mengantarkan tantenya yang ada keperluan. Banyak tukang ojek yang menghampiri Sekar yang mana hal itu membuatnya agak tak nyaman. Untung saja Sekar bisa sampai ke sebuah warung di pojok terminal dan memesan sarapan.
"Tunggu sebentar, ya."
Pemilik warung itu nampak sibuk melayani pesanan Sekar saja karena memang pagi ini belum banyak pelanggan. Pelanggan baru datang nanti ketika siang atau malam karena saat itu kedatangan dan keberangkatan bus sedang tinggi-tingginya.
"Bu, saya mau bertanya apakah saat ini warung ini membutuhkan tenaga? Kalau memang iya, bolehkah Ibu merekrut saya?"
Pemilik warung menatap Sekar sejenak sebelum akhirnya pemilik warung mengatakan bahwa ia sudah gak menerima pegawai baru karena dengan pegawai yang sekarang sudah cukup.
"Maaf ya Neng."
"Oh tidak masalah Bu."
Walau Sekar kecewa namun ia tentu saja tak bisa berbuat apa pun karena itu adalah keputusan sang pemilik warung. Setelah selesai makan makan Sekar berjalan menuju daerah yang letaknya tak jauh dari terminal yang mana tujuannya kali ini adalah mencari kontrakan. Sekar tentu saja harus mencari tempat tinggal selama ia tinggal di sini kemudian mencari pekerjaan. Maka Sekar kemudian mulai mencari rumah kontrakan, dari satu rumah ke rumah yang lain ia lakukan dengan semangat hingga akhirnya ia dapat menemukan kontrakan yang sesuai dengan keuangannya.
"Baiklah, ini kuncinya."
Pemilik kontrakan langsung menyerahkan kunci pada Sekar karena baru saja Sekar membayar kontrakan untuk satu bulan.
****
Silma menghadapi kemarahan juragan Joni yang geram karena Sekar melarikan diri. Silma berkelit bahwa semua ini karena ulah bu Ani yang mana wajah juragan Joni berubah saat mendengar nama bu Ani. Tentu saja tak ada satu pun warga sini yang tak mengenal bu Ani, dia adalah istri perwira militer yang baik hati dan selalu menolong warga desa. Walau posisi suaminya cukup tinggi namun bu Ani dan suami selalu hidup bersahaja dan membumi bersama warga lokal.
"Kamu sama sekali gak berbohong kan?"
"Untuk apa saya berbohong? Saya mengatakan yang sejujurnya."
Juragan Joni nampak menghela napas kesal sebelum mengatakan bahwa urusannya dengan Silma belum selesai.
"Pokoknya saya akan menganggap kalau semua lunas setelah Sekar menikah dengan saya. Paham?!"
Silma terkejut dengan teriakan juragan Joni di depan wajahnya dan kemudian Silma kemudian menganggukan kepalanya patuh. Selepas pria itu pergi kini Silma menjadi gusar setengah mati, bagaimanapun caranya ia harus mencari tahu ke mana perginya Sekar dan entah kenapa Silma yakin bahwa Sekar pergi ke kota.
"Pasti bu Ani menyuruhnya untuk pergi ke kota kan? Sekar awas saja kamu setelah kita bertemu maka aku akan membawamu kembali bersamaku. Kamu akan menikah dengan juragan Joni dan membebaskan utangku pada pria tua bangka sialan itu!"
Silma nampak menyeringai puas membayangkan utangnya lunas dan bergegas ia langsung mengganti pakaiannya dan pergi menuju kota.
****
Sekar berusaha mencari pekerjaan di kota namun sayangnya mencari pekerjaan di kota tidaklah semudah yang ia bayangkan hingga akhirnya ia bertemu seorang wanita yang mengajaknya bicara.
"Kamu sedang mencari pekerjaan, ya?"
"Iya Teh, saya memang sedang mencari pekerjaan."
"Kalau begitu mau kamu kerja sama saya? Tenang aja gajinya gede kok."
"Oh ya? Kalau saya boleh tahu kerjanya apa, ya?"
"Jadi TKW yang dikirim ke luar negeri. Bisa ke Malaysia, Taiwan, Singapore, Hong Kong atau Arab Saudi."
Sekar tertegun dengan jawaban si wanita ini yang rupanya berprofesi agen perekrut TKW. Sekar memang sudah dengar cerita sukses para tetangga di kampung yang bekerja di luar negeri sebagai asisten rumah tangga. Mereka kalau Sekar dengar ceritanya bisa sukses dan mendapatkan majikan baik dan gajinya dibayar teratur namun di sisi lain ada kekhawatiran Sekar bahwa ia kalau menerima tawaran jadi TKW maka ia akan menemukan majikan galak dan melakukan kekerasan fisik padanya.
"Jadi bagaimana? Kamu mau tidak bekerja sama saya?"
"Maaf Teh, tapi saya pikir-pikir dulu deh."
"Ya udah kalau memang kamu mau pikir-pikir dulu namun saya gak punya waktu banyak. Segera hubungi saya kalau memang kamu tertarik untuk menjadi TKW karena kesempatan tidak datang dua kali," ujar si wanita yang menyodorkan kartu namanya pada Sekar.
****
Selepas bertemu dengan wanita dari agen penyalur tenaga kerja kini pikiran Sekar tak fokus. Ia memang menginginkan uang dengan cepat dan jumlah yang banyak namun menjadi TKW bukan menjadi keinginannya. Ia belum siap tinggal jauh dari Indonesia walaupun sebenarnya di sini juga ia sudah tak ada orang tua dan hanya ada Silma yang merupakan tantenya itu pun tantenya jahat sekali padanya. Karena terlalu tak fokus maka Sekar jadi berjalan gak tentu arah dan rupanya saat ini Sekar sudah ada di jalan raya yang mana kondisi lalu lintasnya sudah mulai padat sebuah mobil melaju ke arahnya dan membunyikan klaskon dan membuat Sekar terkejut.
"Hei kamu! Kalau jalan lihat-lihat!" maki seorang pria dari dalam mobil.
"Maaf Pak."
Sekar buru-buru menyingkir dan pria itu kemudian segera memacu mobilnya pergi. Sekar nampak berdecak kesal karena baru saja mendapatkan perlakuan arogan dari pengendada mobil barusan namun kemudian Sekar menyadari bahwa ada Silma yang jaraknya tak jauh dengannya saat ini. Sontak saja ia langsung berlari menjauh sebelum Silma menyadarinya.
"Tadi rasanya aku lihat orang yang mirip Sekar."
Silma kemudian mencoba mencari ke mana orang yang tadi sudah membuatnya penasaran namun ia sama sekali tak bisa menemukannya hingga saat ini.
****
Sekar melarikan diri hingga ke parkiran sebuah restoran dan ia nampak terengah-engah saat ini setelah melarikan diri dari kejaran sang tante.
"Sepertinya dia tidak akan menemukanku di sini. Aku kan sudah lari jauh."
Baru saja Sekar hendak melangkah sebuah klakson mobil dengan nyaring masuk ke indera pendengarannya yang mana tentu saja membuatnya memekik kaget.
"Woi! Minggir dari jalan!" seru seorang yang suaranya cukup familiar di telinga Sekar karena sebelumnya ia sudah mendengar suara ini.
Sekar kemudian membalikan badannya dan melihat mobil SUV hitam yang barusan hendak menabraknya dan pengemudinya yang arogan itu memunculkan kepalanya dari balik kaca mengenakan kacamata hitam.
"Kamu lagi?!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Mamahnya Marisa
lanjut thur baru nyimak lagi nee ceritanya bagus 👍👍👍
2024-02-12
2