03. BALAS DENDAM

Orang bilang jodoh itu Tuhan yang mengatur. Berharap dan seberusaha apapun kita menginginkan seseorang untuk menjadi jodohnya, semuanya tidak berguna ketika Tuhan sudah berkehendak.

Seperti halnya Reli yang menginginkan kalau pria tampan yang kaya raya seperti Frederick Harrison sebagai jodohnya, tidak akan diketahui sebelum takdir berkata apapun.

Dan sekarang, saat ini rasa senang yang dirasakan gadis itu ketika melihat pria yang dia harapkan akan menjadi jodohnya, berubah karena melihat pria yang pagi ini membuat rasa kesal luar biasa dirinya rasakan.

"Tuan, silakan," Jack mempersilakan pria yang sudah menunggu dengan rasa bosan hingga siapapun dapat melihat dari raut wajah masamnya.

"Apa dia Aurelia Aurita?" Pria itu beranjak berdiri dengan tatapan tajam pada Reli.

"Benar tuan. Silakan," ujar Jack mempersilakan pria tersebut menuju salah satu kursi yang berada di depan cermin.

Pria itu membuka jaket kulitnya dan hanya mengenakan jersey basket sehingga lengan kirinya yang dipenuhi tato terlihat.

Dengan menahan rasa kesal, Reli berjalan masuk ke dalam ruangan karyawan bersama dengan Reina. Ingin rasanya gadis itu membahas perbuatan pria itu tadi pagi, akan tetapi sepertinya pria tersebut tidak menyadari perbuatannya yang membuat Reli kesal.

"Ada apa Rel?" Tatap Reina pada Reli yang memasang wajah kesal. "Pria itu nggak kalah ganteng dari Frederick Harrison, malah aku rasa dia lebih keren. Pantas aja Regina mau dengannya."

"Dia pengendara mobil arogan yang buat bajuku basah kuyup tadi. Aku harus balas perbuatannya!!" Geram Reli dengan tanduk yang seperti terlihat keluar dari kepalanya karena rasa marah yang dirasakannya.

"Apa?" Reina tampak terkejut.

"Reli, cepat keluar, jangan buat dia semakin lama nunggu!!" Ujar Jack membuka pintu dan berjalan masuk.

Suaranya sedikit berbisik saat berkata seperti itu. Terlihat rasa khawatir yang terpancar dari wajahnya.

"Kenapa bos kayak takut gitu?" Tanya Reli dengan santainya.

"Gimana nggak takut. Ternyata dia itu anak dari pemilik perusahaan Jayantaka Enterprise. Perusahaan yang punya mall ini. Namanya Jarvis Zeza Jayantaka," jawab Jack dengan gaya kemayu. "Apa jadinya kalo dia sampai ngamuk? Jadi mending buruan layanin deh,"

Reli dan Reina tampak terkejut mendengar jawaban Jack. Terutama Reli. Gadis yang ingin menuntut balas atas perbuatan pria itu menjadi bingung harus bagaimana.

"Sialan!! Pantesan dia keliatan nggak peduli dengan sekitarnya. Ternyata dia beneran anak konglomerat," gumam Reli yang masih berada di dalam ruang karyawan seorang diri.

Meski tahu siapa pria yang dihadapinya, tidak membuat rasa kesal Reli memudar, bahkan gadis itu semakin geram dan ingin memberi pelajaran pada pria arogan tersebut.

Terpikirkan sebuah ide untuk melampiaskan rasa kesalnya pada pria itu. Tentunya, dirinya sudah mengira apa konsekuensi yang akan dia terima nanti.

Dengan langkah perlahan Reli keluar ruang karyawan dan mendekati pria bernama Jarvis itu.

Pria tersebut sedang menerima telepon, namun segera menutupnya setelah Reli berdiri di belakang kursi yang didudukinya.

"Bisa dimulai sekarang?" Pria bernama Jarvis tersebut menatap Reli dari pantulan cermin besar yang ada di hadapannya.

"Sebelumnya aku minta maaf karena hari ini datang siang dan buat tuan menunggu," ucap Reli menatap pantulan diri Jarvis di cermin dengan dingin. "Tuan ingin merubah warna rambut?"

"Of course, setelah di Indo aku berpikir untuk mengembalikan warna aslinya. Ubah jadi hitam dan tolong rapikan sedikit, because it's too long," jawab Jarvis dengan cara bicara seperti orang asing.

Mendengarnya, Reli mendengus merasa tidak menyukai cara bicara pria yang duduk memunggunginya. Ditambah alasan yang diberikan pria tersebut pastinya bukanlah alasan yang sesungguhnya.

Gadis itu bisa menebak kalau alasan yang sebenarnya pria itu merubah warna rambutnya, semua ada kaitannya dengan foto yang beredar, foto di mana Regina Anasyah—aktris papan atas ketahuan makan malam dengan seorang pria. Ya, tentu saja, pria itu adalah pria yang saat ini bersama dengan Reli.

Dalam foto tersebut, tampak jelas kalau rambut pria itu berwarna pirang, karena itu, agar tidak ketahuan media pria bernama Jarvis memutuskan untuk merubah warna rambutnya.

"Any problem?" Tatap Jarvis saat melihat reaksi Reli di cermin.

"Sorry, nggak—nggak ada masalah," jawab Reli sambil mengambil kain putih untuk digunakannya. "Aku pikir sebaiknya jangan warna hitam, bagaimana kalau warna lainnya?"

Jarvis berpikir, pria itu terus menatap Reli yang berada di belakangnya melalui cermin. Temannya yang merekomendasikan seorang hairstylist tersebut, dan tentunya dia yakini kalau kemampuannya pastilah tidak diragukan lagi.

"Yeah, ok. Aku akan menyerahkan padamu aja. Aku yakin, kamu sudah berpengalaman dalam hal warna rambut yang cocok dengan karakter wajah seseorang. Right?" Ujar Jarvis.

"Tepat banget! Aku sudah berpengalaman dalam hal ini. Anda pasti tidak akan kecewa," jawab Reli dengan memulas sebuah senyum palsu.

Dimulailah untuk gadis itu melakukan tugasnya. Sebelum mewarnai rambut pria yang tampak tidak mencurigai apapun tersebut, Reli merapikan rambutnya dengan memangkas beberapa bagian.

"Namamu benar Aurelia Aurita?"

Pertanyaan Jarvis membuat Reli menatap tajam di depan cermin. Tatapannya mengarah pada pria yang sedang melihat ke layar ponselnya. Gadis itu sangat tidak menyukai ketika seseorang membahas nama lengkapnya. Karena untuknya nama yang diberikan oleh orang tuanya tersebut sangatlah aneh, akan tetapi dia tidak membencinya hanya tidak menyukai ketika seseorang mengatakan sesuatu mengenai nama itu. Semua itu karena hal tersebut seperti mengolok-olok dirinya.

"Itu nama yang sangat unik," ujar Jarvis melihat Reli di cermin.

Pria itu melihat ekspresi Reli yang terlihat tidak menyenangkan. Dia menjadi tahu kalau gadis yang sedang berdiri di belakangnya tidak menyukai apa yang baru saja dirinya katakan.

"I mean, I just found someone with that name. Itu sangat unique," lanjut Jarvis menyunggingkan senyumnya pada Reli mencoba bersikap ramah dan tidak ingin menyinggung gadis tersebut.

Reli tidak merespon, gadis itu membungkam mulutnya. Dia merasa kalau dirinya tidak perlu menanggapi pria yang sudah dirinya cap menyebalkan tersebut.

Segera Reli memotong rambut pria itu, sedangkan Jarvis menjadi diam karena sebelumnya perkataan dirinya tidak ditanggapi oleh gadis yang terlihat tidak ramah pada dirinya.

"Ini bagus," ujar Jarvis setelah Reli memangkas rambutnya yang sebelumnya sudah memanjang menjadi terlihat rapi.

"Ya, itu sudah pasti. Sebelumnya potongannya sangat berantakan," jawab Reli yang merasa heran karena potongan rambut pria yang merupakan anak seorang konglomerat tersebut tidak rapi.

Jarvis tidak menanggapi, pria itu hanya mengedipkan matanya beberapa kali seperti ada hal yang disembunyikannya, dan setelahnya kembali menatap layar ponselnya.

Reli melanjutkan pekerjaannya untuk mewarnai rambut Jarvis. Setelah mengambil pewarna rambut yang hendak dia gunakan, Reli kembali mendekati pria yang sedang sibuk dengan ponselnya.

Bagi gadis itu, itu adalah hal yang bagus karena dengan begitu misi balas dendam dirinya bisa segera terlaksana.

Selama Reli mewarnai rambut Jarvis, pria itu hampir tidak memperhatikan karena saat ini dia lebih sibuk dengan ponselnya.

Selama hampir dua jam berlalu, sehabis mencuci rambut Jarvis, Reli hendak mengeringkan rambut yang sudah berubah warna tersebut. Dibukanya handuk yang menutupi kepala pria yang masih belum menyadari sesuatu.

Melihat hasil perbuatannya, Reli menahan tawanya, dan di saat yang bersamaan semua orang yang berada di tempat itu, termasuk Jack dan Reina melongok menatap pada rambut Jarvis.

"Sudah selesai, tuan," ujar Reli melihat Jarvis yang masih mengarahkan tatapannya pada ponsel miliknya ketika rambutnya baru saja dikeringkan dengan hairdryer.

"Ok, thank—" perkataannya terhenti saat Jarvis menarik pandangannya dari layar ponsel dan mengarah ke pantulan dirinya di cermin.

Pria itu sontak bangkit berdiri dengan wajah terkejut dengan raut kemarahan melihat rambutnya yang terlihat aneh.

"Apa-apaan ini?" geram Jarvis menoleh pada Reli. "What did you do to my hair?"

"Aku rasa warna itu cocok denganmu," jawab Reli tersenyum dengan rasa puas saat melihat hasil karyanya demi membalas dendamnya.

...@cacing_al.aska...

Terpopuler

Comments

❤ Nastar 🐊⃝⃟ ⃟🍒Kᵝ⃟ᴸ

❤ Nastar 🐊⃝⃟ ⃟🍒Kᵝ⃟ᴸ

iya bener, dia uburubur /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-01-26

1

🌸💜️ναℓ_ναℓ🍒⃞⃟🦅

🌸💜️ναℓ_ναℓ🍒⃞⃟🦅

awal nya jutek nanti suka opss... lagian Jarvis keliatan banget caper nya

2024-01-14

1

Ꮶ͢ᮉ᳟◉ⳤıⷶяᷡѧͩϰͬѧͤ◉⒋ⷨ͢⚤𝐀⃝🥀🤍📴

Ꮶ͢ᮉ᳟◉ⳤıⷶяᷡѧͩϰͬѧͤ◉⒋ⷨ͢⚤𝐀⃝🥀🤍📴

klw gak. bikin masalah pada diri sendiri memang kurang afdol rasanyaa hidup ini yaa reli 🚶‍♀️🚶‍♀️🚶‍♀️

2024-01-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!