part 13

Erick terkapar tak berdaya,setelah sekian lama menahan hasratnya akhirnya malam ini ia mengeluarkan semua nya

cup

" terimakasih Clair, kau masih sama" ucap Erick setelah mencium lembut bibir bibir wanitanya

wanita itu hanya diam ia merasa bersalah

" Clair kenapa diam hemm? apa kau menyesal?"

wanita itu menggelengkan kepalanya lemah

"aku sangat lelah Erick, lama tak bertemu denganmu tenagamu lebih kuat berkali kali lipat" ucap Clair tersenyum lalu menduselkan wajahnya di dada Erick

"i love you, aku sangat merindukanmu Clair" ucap Erick memeluk wanitanya sedangkan Clair sudah menutup matanya.

***

"apa yang kau lakukan di sini alice?" tanya bara setelah melepas tangan Alice

Alice melihat ke arah bara, laki laki yang telah menolongnya dari pria gila tadi.

saat bara selesai tandatangan tadi, ia masuk ke acara lagi, pria itu di berondong banyak sekali pertanyaan yang menyudutkannya, apalagi ibunya Shaka tante Elsa yang sangat cerewet sekali, membanding bandingkan dirinya dengan Shana Dan Shaka, apalagi sepupunya Elea juga akan menikah, dia yang sudah menikah kok belum punya anak, masak mau di salip oleh Elea yang pastinya setelah menikah tak menunda momongan tak seperti bara, dan masih banyak lagi, padahal Elsa hanya ingin bara lebih tegas ke istrinya, biar saja bara sakit hati, ia lebih tidak tega melihat kakaknya yang sudah ingin menimang cucu. dirinya saja cucunya sudah 2.

"terimakasih pak bara telah menolong saya" ucap Alice menundukkan kepalanya sopan, bara berdecak kesal di situasi sekarang pun kenapa wanita ini bersikap formal?

"bisakah tak seformal itu? kita tidak sedang kerja sama" ucap bara kesal

"maaf pak bara saya harus pulang, ini sudah terlalu larut " ucap Alice

" aku akan mengantarmu" ucap bara yang tiba tiba masuk ke dalam mobil Alice

"tapi pak rumah saya jauh" ucap Alice mencoba menolak tawaran bara

"apa kau mau kejadian tadi terulang lagi?" ucap bara mengingat sekarang sudah pukul 1 dini hari dan Alice menggelengkan kepalanya

" tapi nanti bagaimana pak bara pulangnya?" cicit Alice agar bara membatalkan niatnya tapi bara hanya diam tak menjawabnya

"pak ini bukan arah mansion saya" ucap Alice harusnya belok kanan tapi mobil nya malah lurus, bara terhenyak dengan ucapan Alice, mansion? berarti Alice cukup kaya jika mempunyai mansion.

"pak kenapa di sini?" beo Alice dan bara langsung turun saja dari mobil Alice

"malam ini menginap di sini, benar katamu tadi bagaimana saya pulangnya?" ucap bara sudah menekan tombol lift dan Alice hanya mengikutinya saja, Alice tetap akan pulang setelah bara sudah sampai unit nya.

"kenapa berdiri di situ?" tanya bara yang melihat Alice mematung di depan pintu apartemennya

"silahkan pak bara istirahat, saya akan pulang" ucap Alice

"menginaplah di sini alice ini sudah larut bahkan sudah dini hari" ucap bara

"istri bapak ada di dalam?" tanya Alice

"tidak ada,dia berada di rumah" ucap bara

"bagaimana mungkin saya menginap di sini sedangkan istri bapak tidak ada, maaf pak bara saya tidak mau di cap sebagai pelakor" ucap Alice

"pelakor apa? saya hanya menolongmu, kata shaka bosmu saja bisa menganggap mu sebagai anak, kenapa saya tidak boleh menganggap mu sebagai adik?"

Alice tertegun mendengar ucapan bara,apa dia tidak salah dengar?

"masuklah, besok pagi kamu boleh baru pulang" ucap bara dan akhirnya Alice mau tidak mau masuk ke apartement bara, lagi pula kunci mobilnya juga di bawa pria itu

"anggap saja kamu sedang simulasi sebelum satu minggu menjadi asisten saya"

"tadi katanya menganggap adik,sekarang apaan coba?" batin Alice menatap bara yang masuk ke kamar

"oh ya kamu bisa gunakan kamar di ujung" ucap bara yang tiba tiba membuka pintunya kembali

Alice melangkahkan kakinya menuju kamar yang di tunjuk bara.

gadis itu lalu mengirim pesan pada Reivan jika besok pagi akan ke rumah sakit.

Alice merebahkan tubuhnya di kasur king size , gadis itu menatap langit langit kamar apartement milik bara, pikirannya melalang buana memikirkan suaminya

tok tok tok

"ada apa pak?"

"ini obat untuk mengobati lukamu" ucap bara memberikan salep pada Alice karena pria itu melihat sudut bibir Alice yang sedikit sobek karena tamparan pria tadi

"tak perlu pak,ini tidak sakit" tolak alice

bara menyunggingkan senyumnya, gadis di depannya ternyata keras kepala juga

" mau kamu obati sendiri atau saya yang mengobati?" tanya bara dengan nada yang mengintimidasi

"biar saya saja, terimakasih" ucap Alice cepat sambil mengambil salep di tangan bara, lalu menutup kembali pintu kamarnya

Alice mengerjapkan matanya berkali kali saat sinar matahari pagi menerpa wajah cantiknya , penampilan gadis itu masih sama,memakai gaun yang di pakainya semalam,

setelah mencuci wajahnya Alice keluar dari kamar dan menuju dapur, setelah menikah dengan Erick Alice cukup pandai memasak,

ceklek

pria itu terbangun ketika menghirup aroma masakan, bara melangkah menuju dapur di mana Alice yang sibuk dengan memasak,

"kenapa bajumu tidak ganti?" tanya bara yang melihat penampilan Alice

"tidak perlu pak bara, nanti saya lebih banyak berhutang pada anda" ucap Alice membawa dua porsi sandwich Dan dua cangkir coffe buatannya

"silahkan pak, hanya ada bahan ini di kulkas" ucap Alice lalu mulai memakan sandwich buatan Alice, bara memang sangat jarang ke apartement, dulu saat belum menikah dia sering menginap di apartement tapi setelah menikah dengan yasmin pria itu jarang ke apartement.

Enak, satu kata yang menggambarkan sandwich buatan Alice, pria itu tiba tiba teringat dengan istrinya, selama menikah yasmine tidak pernah memasak untuknya semuanya sudah di siapkan pelayan,dirinya dan yasmine hanya tinggal makan, bara sendiri tidak tahu apakah yasmine bisa memasak atau tidak, yang pria itu lakukan hanya satu yaitu membebaskan istrinya melakukan apapun, yang terpenting saat ia pulang istrinya harus sudah ada di rumah.

"kenapa pak apa tidak enak?" tanya Alice yang sudah selesai dengan sarapannya tapi bara baru menggigit kecil sandwich nya

"ah tidak, ini enak kok" ucap baru lalu menggigit lagi sandwicnya

"kalau tidak suka jangan di paksa pak, mungkin memang sandwichnya tak seenak buatan istri bapak" ucap Alice beranjak dari duduknya membawa piring kotornya ke wastafel

"boro boro buat sandwich"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!