DINI HARI DI BANDUNG

“Eleanor.. bangun sayang ini bunda”

Saat kaget dengan mimpinya bertemu seorang anak yang mirip dengan fatima.

Tokoh yang sudah dua kali ia temui dalam mimpi juga.

Saat bangun karena ketukan pintu dan suara bunda. Eleanor tidak langsung membukakan pintu kamarnya, justru ia mengambil sebuah note.

Ia menulis nama

fatima.

Logo burung emas

Portal

Radar

Hujan

Dan Axel

Ia mulai merasa mimpi aneh ini harus ia ceritakan kepada orang lain atau psikiater jika perlu.

Karena ia benar benar merasa hidup di mimpi itu juga selain mimpi di dunia nya yang sekarang.

Jika di fikir fikir, sejak kecil Eleanor memang sering bermimpi aneh, seakan juga ia bisa mengendalikan mimpinya.

Berjalan ke tempat yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya lewat mimpi.

Dan beberapa kali kejadian di mimpinya menjadi kenyataan, sebagai contoh waktu ayah tiba tiba pulang membawa seorang anak laki laki yang kini menjadi adiknya.

Namun mimpi konstan yang berulang dan menggangunya kini adalah mimpi berulang tentang fatima dan dunia yang sudah kacau balau tersebut.

Setelah ia mencoba mengingat semua detail mimpinya termasuk pakaian yang dikenakan khairi saat itu dan menulisnya semua di buku catatannya barulah ia membukan pintu untuk bundanya.

Bunda :” el.. kamu lagu tidur ya.. maaf bunda ganggu”

Eleanor :” ga apa apa bun, ada apa?”

Bunda :” ada yang ayah dan bunda mau sampein ke kamu el”

Eleanor : “ kalau masalah yang kemarin aku gamau bun, niat aku pulang pengen nenangin diri bukan malah di push juga sama ayah”

Ayah : “ justru ini ayah mau kasih kamu keringanan”

(Suara ayah terdengar dari belakang disusul langkahnya dan beberapa detik saja ia sudah berada di depan kamar Eleanor juga.

akhirnya mereka berdiskusi di kamar Eleanor)

Bunda :” gini el, bunda sama ayah udah sepakat..”

Eleanor :” sepakat ? Tentang? “

Ayah :” tentang kamu tinggal di villa nya Bagas sementara waktu!!”

Eleanor :” hah?? Maksudnya??”

Bunda :” iya el, tadi kita telfonan sama tante Grace.. mereka menyarankan untuk sementara waktu kamu tinggal di villanya mereka yang deket sama rumahnya itu loh, disana ada nenek dan bibinya Bagas jadi kamu lebih aman. Tante Grace juga bakal sering cek dan kunjungin kamu”

Elaenor :” yah!!! Bun!! Kalian ga ngerti? Masalah ini semua karena Bagas.. aku harusnya jaga jarak sama Bagas bukan malah tinggal dirumahnya”

Bunda :” tapi kan ga dirumahnya bagas el, kamu putus sama bagas kan bukan berarti putus juga sama tante Grace.. bunda yakin loh ibunya Bagas itu tulus sayang sama kamu”

Eleanor :” aku dikosan juga udah aman ko bun”

Ayah :” itu udah ayah kasih keringanan kalau kamu gamau ya tinggal tunda kuliah atau kamu pindah kuliaha aja sekalian ke jakarta!”

Eleanor :” terus apa kata orang kalau tau aku malah tinggal di villa milik Bagas? Makin yakin dong kalau aku perebut cowok orang”

Bunda :” ya kan Bagas sama Irene Irene itu ga pacaran mereka bukan pasangan el, katanya kan Irene nya aja yang ngejar ngejar Bagas dan background keluarganya dia juga bukan dari keluarga yang baik”

Eleanor : “ bun, yah, please..

Jangan juga judge orang lain yang ga kita kenal, kalaupun bener ada seseorang yang lahir dari keluarga yang punya citra buruk, belum tentu anaknya sama buruknya.

Intinya aku ga mau!!”

Eleanor pun pergi meninggalkan orang tuanya.

Bahkan ia langsung mengemasi barang barangnya untuk segera pergi nanti malam walaupun entah kemana.

Pulang ke Bandung atau entahlah, ia hanya ingin sendirian menghabiskan sisa waktu cuti kuliah yang berharga ini.

Ketika Bunda dan Ayah pergi keluar untuk makan malam, Eleanor pun langsung mengambil tas nya dan pergi tanpa memberi tahu orang tuanya.

Ia hanya meninggalkan sebuah kertas yang ia simpan di atas meja tv ruang keluarganya.

“Aku pulang ke Bandung..

Aku udah dewasa dan bisa jaga diri sendiri, stop khawatir berlebihan kalau kalian emang sayang sama aku, apa lagi sampe minta aku tunda kuliah, itu keterlaluan banget buat aku”

Eleanor pun diam di persimpangan jalan tol, wajah di balik kemudi stir itu tampak semakin bingung akan kemana.

Eleanor memang bilang kepada orang tuanya akan pulang ke Bandung namun sebenarnya ia tidak benar benar berniat seperti itu.

Justru ia ingin menyendiri dan menangkan diri.

namun ia tetap melajukan mobilnya kesana dan berniat memarkir mobilnya di kos kosan.

Agar jika orang tuanya bertanya kepada penjaga kosan ia memang sudah pulang ke kosan.

Sudah pukul 2 malam, ia baru saja memarkir mobilnya di halaman kosan.

Lalu suara yang amat ia kenali  memanggilnya dari belakang

Bagas :” El.. kamu baru sampai?”

Eleanor : “ hah? Bagas? Ngapain kamu disini?”

Bagas :” aku di telfon bunda kamu, untuk memastikan kamu sampai dengan selamat, hanya itu saja el, aku pamit pulang ya”

Eleanor tidak menghiraukan dan justru langsung masuk ke dalam.

Namun hal yang lebih tidak terduga adalah saat Bagas tidak membiarkan ia melewatinya begitu saja dan justru malah memeluk Eleanor dengan erat.

Bagas :” El.. please.. biarin aku meluk kamu sebentae aja.”

Eleanor :” Bagas apaan sii!!!!”

Bagas malah memeluknya lebih erat lagi

Eleanor :” bagas.. gue ga ngerti kenapa orang tua gue masih percaya sama lo padahal lo itu cuma cowok brengsek dan pecundang!!”

Bagas :” kamu bebas marah dan benci sama aku el, aku emang bener brengsek dan penakut, tapi aku ga bohong kalau dari dulu sampe sekarang aku emang sayang sama kamu!”

Eleanor :” gue udah ga peduli gas, please.. ini dini hari jangan bikin perdebatan apa lagi keributan, gue mau masuk so please tolong lepasin”

Karena pelukan Bagas justru semakin erat Eleanor sama sekali tidak dapat melepaskannya, namun hal lain justru lebih mengejutkan yang membuatnya sangat amat menyesal kembali ke Bandung malam itu.

Khairi yang entah datang dari mana, ia mengagetkan hingga Bagas pun melepaskan pelukannya.

Khairi :” woy!! Kalian ngapain?”

Eleanor :” Khai.. ngapain juga lo disini jam 2 pagi..”

Bagas cuma menyapa tipis ke Khairi.

Khairi :” gue mau ke kosan dito jemput dia, hari ini kan anak kelas ada field trip ke solo, kita flight jam 5 jadi jam segini udah harus pergi ke Bandara, pas nunggu dia turun malah liat kalian lagi bermesraan gini pagi pagi.

(Eleanor lupa bahwa kosan dito tepat berseberangan dengan kosannya)

Khairi :” jadi kalian balikan?”

(Entah mengapa pertanyaan itu justru menusuk hati Eleanor)

Eleanor :” ga mungkin!! Ini cowok (sambil menunjuk muka Bagas) .. dia meluk gue dari belakang dan ga mau lepasin.. itu bisa gue laporin ke polisi juga ga sih sebagai pasal pelecehan seksual?”

Eleanor menjelaskan dengan nada tinggi dan muka masam, lalu ia meninggalkan Khairi dan Bagas.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!