MIMPI TENTANG FATIMA KECIL

Justru kejadian ini membuat Eleanor semakin merasa bersalah dan canggung.

Ia mengusap air matanya.

Menatap dalam dalam kepada khairi.

Eleanor :” gue berharap lo bisa jadi abang gue khai, gue seneng dan nyaman sama lo, untuk masalah ini lo tau gue masih punya perasaan sama Bagas. Makanya gue merasa adil kalau Irene benci sama gue, tapi masalah lo and Sashi, ini terlalu silly buat gue.

Dan juga terlalu nyakitin.

Makasih udah care sama gue.

akhirnya setelah Eleanor berdiskusi dengan wali kelasnya, ia diperbolehkan mengambil cuti seminggu setelah kasus teror tersebut.

Ada rasa ego untuk tetap menjalani kegiatan sehari hari di kampusnya, namun kesehatan mentalnya ia rasa lebih perlu di utamakan.

Ia perlu mengambil jeda untuk semua yang terjadi tiba tiba dan begitu saja.

Memang tidak semua orang memandang nya buruk, banyak pula yang mendukungnya dan berfikir bahwa salahnya berhubungan dengan laki laki yang di cintai dua wanita yang nekat seperti Sashi dan Irene.

Irene jelas dia dengan latar belakang broken home, tidak peduli dengan orang lain begitu juga nama baiknya.

Sedangkan Sashi dia merasa memegang power seakan bisa melakukan apa saja terhadap orang lain.

Dan disitulah letak Eleanor, wanita yang lurus lurus saja dan apa adanya, namun ketiban sial karena disukai Bagas dan Khairi.

Khairi memang belum dengan jelas mengatakan bahwa ia menyukai Eleanor, namun dari gelagatnya sudah terlihat jelas bahwa ia mengincar Eleanor sejak lama.

Dengan berat hati pun Eleanor mengatakan semua yang terjadi kepada orang tuanya, itupun karena tante Grace menelepon bunda dan mengatakan kekhawatirannya setelah mengetahui bahwa Eleanor mendapatkan teror sebuah paket.

Bunda menangis tanpa henti dengan apa yang terjadi pada anak kesayangannya.

Sedangkan ayah langsung menghubungi kerabatnya di kampus dan entah mereka berbicara apa.

Dan benar saja sesuai dugaan nya.

ayah :” kamu postponed semester dulu aja el, sampai semua ini terkendali dan aman kamu baru boleh lanjut kuliah.

Kamu bisa ambil les masak di jakarta atau terserah kamu mau apa asal di rumah dulu”.

Eleanor :” ayah ga mungkin, ini malah merugikan aku, disini aku korban terus masa iya aku yang harus tunda kuliah”

Ayah :” tapi ini ga aman ayah ga bisa biarin kamu pulang ke Bandung”

Eleanor :” Ayah please.. tau gini aku ga usah pulang.. ga mungkin.. tunda kuliah di kampus ku itu sama aja kaya aib.

Aku juga gamau pisah sama temen temen kelas ku”

Ayah :” lagian ayah jdah bilang, kamu jangan pacar pacaran disana bukan kuliah yang bener!”

Eleanor :” siapa? Aku pacaran? Ayah tau aku sama Bagas udah lama putus.

Tanya Bunda.. aku setiap punya pacar juga cerita sama bunda, di kampus pun aku sekarang fokus belajar ko.”

Bunda :” iya yah.. apaan sih kamu ko malah jadi marahin el, Grace juga bilang itu cewek yang deketin Bagas aga psikopat.. dia fikir Bagas belum move on jadinya dia serang Eleanor”

(Rupanya orang tua Eleanor belum tahu bahwa Irene hamil dan suspect ayahnya adalah Bagas)

Bunda :” jangan marahin dan pojokin Eleanor lagi.. apa lagi tunda kuliah, masa harus anak kita lagi yang jadi korban”

Ayah :” tapi gimana itu bun.. kan katanya si Irene itu psikopat belom lagi si siapa itu yang kirim teror temennya Irene juga mereka kerja sama.. kalau anak kita di apa apain gimana?”

Bunda :” ya kan udah di laporin juga ke polisi, tersangkanya pun sekarang wajib lapor, kita percaya aja Eleanor akan baik baik disana.. menurut bunda temen temennya yang iseng itu ga akan berbuat yang lebih jauh”

Ayah :” tetep aja.. ga bisa.. udah dirumah aja.. sampai aman.”

Eleanor :” terserah.. makanya aku males cerita apa apa sama ayah!! Ga bisa di ajak kerja sama dan keras kepala !!”

Eleanor pun pergi begitu saja dan berjalan dengan langkah kesal ke kamarnya, ia bahkan membanting pintu kamarnya.

Tanpa sempat mengganti pakaiannya ia pun tertidur pulas di kamarnya.

Setidaknya kamar nya sejak semasa kecil ini masih memberikan kenyamanan lebih untuknya bersembunyi dari segala macam kejadian yang sungguh melelahkan termasuk perdebatannya tadi dengan Ayah.

Tidur adalah salah satu pelarian untuk Eleanor, saat sepi, saat gundah, saat sedih, ia sering memilih untuk tidur dan berharap ketika bangun keadaan hatinya sudah membaik dan ia dapat menghadapi harinya kembali.

Walaupun..

Akhir akhir ini, ia pun bahkan sangat lelah walau sedang tertidur karena sering sekali bermimpi.

Dan benar saja.. ia kembali bermimpi dan kembali masuk ke dalam dunia yang entah sangat kacau balau.. salah satu mimpi buruknya namun ia kadang merasa rindu dengan dirinya yang seakan menjadi sosok yang amat kuat di mimpi itu.

Dalam mimpinya kini…

Ia berlari bersama Khairi di antara puluhan bahkan ratusan orang berlari entah kemana..

yang ia tau hanya dibelakang ada bahaya yang menanti mereka dan mengharuskan mereka berlari secepat mungkin..

Sungguh suasana yang kacau di tengah kota, eleanor melihat seorang anak kecil menggunakan seragam taman kanak kanak terjatuh dan terseret sebari memegang boneka nya yang berwarna merah, ia pun melepaskan tangan Khairi dan mencoba membantu anak tersebut yang nyaris terinjak injak.

El mencoba membantunya berdiri dan menggendongnya walau pun ia sebenarnya sudah tidak sanggup.

Ia melihat pergelangan kakinya menggunakan perban di sebelah kiri dan darah mulai merembes dari sela sela kain perban tersebut.

Ternyata Khairi juga mengikutinya..

Eleanor melihat wajah Khairi dan betul itu dia, hanya terlihat sedikit lebih tua dan ia memanjangkan kumis dan janggutnya.

Khairi :” el kamu ga apa apa kan?”

(Ia pun menggendong anak tersebut dan memegang tangan Eleanor)

Khairi :” ayo el, sedikit lagi.. kita harus lari..portal tersebut sebentar lagi terbuka dan kita harus menyelamatkan diri”

Eleanor :” Khai? Kita dimana dan apa yang terjadi? Portal apa?”

Khairi :” ini semua kan persis seperti mimpi yang kamu sering ceritakan, ayo el kita segera lari ke portal yang kamu bilang, karena portal tersebut segera menutup”

Tanpa bisa berkata kata karena keadaan sepertinya sangat mendesak, Eleanor pun mengabaikan rasa sakit dan ngilu di kakinya.

Ia memegang tangan Khairi lagi yang saat itu dengan badan tegap dan tinggi nya menggendong seorang anak kecil yang baru saja kita selamatkan.

Khairi menggunakan setelan celana hitam dan kaos putih polos yang sudah kotor dan banyak memiliki noda darah.

Anak tersebut menatap Eleanor dengan lembut dalam gendongan Khairi.

Bibirnya pucat dan mata besar nya berkaca kaca. Rambutnya yang ikal dan di kuncir dua sudah sangat berantakan dan lusuh.

Tunggu.. Eleanor seperti mengenal anak ini..

Tapi dimana atau siapa?

Sepertinya sampai hari ini di dunia nyata pun ia belum pernah bertemu anak ini.

saat itu mereka sudah ketinggalan jauh di belakang dari rombongan yang berlari menuju portal yang Khairi sebutkan.

Khairi :” El.. kita terlambat, hujan sebentar lagi turun.. kita harus mencari bangunan untuk bersembunyi”

Elanor :” terlambat dari apa?”

Belum sempat Eleanor mendapat penjelasan dari Khairi, ia mengambil boneka panda merah milik anak kecil tersebut yang terjatuh.

Ia pun melihat ada sebuah nametag anak tersebut tertempel di boneka nya.

Dengan sangat amat terkejut.

Ternyata nama anak tersebut adalah

“Fatima”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!