Eleanor sangat terkejut dengan siapa yang ia temui di Kantor polisi dan sekaligus menjadi tersangka dalam kasus ini.
Khairi :” Sashi???”
(Bagas menghampiri eleanor dan mengajak Eleanor untuk mendekat. Lutut Eleanor lemas dan merasa tidak menyangka bahwa Sashi yang tidak lain adalah pacar Khairi lah yang mengirimkan paket tersebut. Kecurigaan penuhnya adalah Dika atau Irene sendiri yang mengirimkan teror tersebut, namun Sashi? Mengapa bisa? Mengapa sebanyak itu yang membencinya, dan kenapa? Apa salahnya?
Khairi pun ikut mendekati Sashi”
Bagas :” El tahan dulu ya, pak Anwar dari kepolisian mau ngasih keterangan”
(Salah satu petugas kepolisian mempersilahkan Eleanor untuk duduk, eleanor pun duduk berhadapan dengan Sashi yang kala itu sudah di dampingi oleh pengacaranya)
Pak Anwar :” baik Eleanor.. kita sudah bertemu berkali kali ya untuk terus mendalami kasus ini, kami dibantu juga Bagas akhirnya menemukan orang yang mengirimkan boneka tersebut kepada kamu”
(Eleanor masih diam dan kaget, ia melihat khairi yang sama kaget dan diam terpaku dengannya. Khairi duduk aga jauh dari tempat mereka berdiskusi)
Pak anwar :” baik saya lanjutkan..
Jadi dari rekaman cctv yang di ambil dari beberapa titik, ternyata Sashi ini tidak mengirimkan paket tersebut melalui kurir, namun melalui tukang parkir yang sengaja ia bayar untuk mengirimkan paket tersebut.
Tukang parkir tersebut sedang di perjalanan kesini, orang suruhan Bagas ditemani team kepolisan langsung yang menjemputnya karena tukang parkir ini pulang ke kampungnya yang lumayan jauh dari sini, namun dengan bukti cctv yang sangat jelas yang di ambil dari restaurant (pak anwar menunjukan video rekaman cctv itu) menunjukan bahwa Sashi membawa paket tersebut dan memberikan kepada tukang parkir yang selanjutnya dikirimkan ke kosan.
jadi team kami sudah memutuskan untuk menjadikan Sashi sebagai tersangka.
apa ada yang ingin kamu tanyakan el?”
(Khairi langsung memotong diskusi tersebut)
Khairi : “ Kenapa sha? Kenapa bisa kamu lakuin hal kaya gini.”
(Sashi hanya diam, wajahnya tanpa rasa bersalah, ia masih mengangkat dagu dan hidung mancungnya seakan menantang semua orang di ruangan itu)
Eleanor :” izinkan aku tanya sama Sashi.. apakah benar kamu yang kirim paket itu?”
Pengacara Sashi :” Client saya memiliki hak untuk diam. Namun kami pastikan bahwa client saya punya motif yang kuat untuk melakukan hal itu, dan kami sudah melakukan penangguhan penahanan”
Pak Anwar :” jadi gini pak pengacara, bahwa ini sudah kasus kriminal, dan kasus teror yang di rencanakan yang bukan main main.
Pasalnya ada, kemungkinan Sashi untuk menjadi tahanan sel pun ada, namun Eleanor meminta mediasi ini terlebih dahulu berharap adanya jalan damai”
Sashi :” wajar.. dia mau jalan damai, karena dia emang iblis pak.
Saya tidak takut sama sekali ke jalan hukum, kalian tau kan ayah saya siapa?
Untuk kamu El!! Kamu pantas ngedapetin itu.. kamu harus tanggung jawab untuk apa yang terjadi sama Irene.. dan sekarang kamu juga bikin hubungan saya dan Khairi hancur!!
Gara gara kamu banyak orang terluka dan hancur.. entah apa yang kamu kasih ke para laki laki sampai mereka…
Khairi : SASHI!!!! STOPPPP!!!”
(Belum sempat Sashi melanjutkan makian dan hinaan nya terhadap Eleanor, Khairi membentaknya dengan suara tinggi dan mata merah yang berkaca kaca menahan marah dan kecewa namun
Sashi membalas tatapan Khai lebih tajam
Sashi :” liat? Bener kan? Bahkan kalian dateng berdua hari ini kesini? Baru satu Minggu Khai lo mutusin gue? Udah jadian kalian?”
Pak Anwar :” mohon kondusif ya adik adik, ini kantor polisi bukan tempat untuk kalian membahas percintaan kalian”
Eleanor tertunduk, perlahan air matanya berderai.
Kejadian melelahkan akhir akhir ini membuat dia lebih sensitif.
Lalu.. apa lagi sekarang?
Bagaimana bisa Sashi juga turut membencinya seperti Irene untuk laki laki yang bahkan sama sekali tidak terikat apapun dengannya.
jika Bagas mungkin masih ada sedikit perasaan di hatinya untuk laki laki itu.
Tapi Khai?
Ia saja ke bengkel hari ini karena memang merasa perlu memperbaiki mobilnya
tentu saja kasus ini di tunda, Sashi pergi dengan wajah tidak bersalah sedikitpun.
Kata Bagas Sepertinya dengan mudahnya masalah ini akan selesai dan di tutup karena Sashi adalah anak wali kota tempat mereka tinggal sekarang.
Para sahabat Eleanor begitu juga Bagas, menyarankan El untuk menenangkan diri dulu dan pulang kerumahnya.
Namun el hari itu tetap masuk kampus dan menjalani week praktikum seperti biasa.
Ada yang berbeda kini saat ia bertemu Khairi dan Bagas di kampus.
Rasanya ingin sekali memaki mereka karena menyeret nya dalam masalah ini.
Namun ia memilih mengacuhkan dan mendiamkan mereka berdua.
Walau selalu di setiap kesempatan Bagas maupun Khairi mengajak untuk berbicara.
Khairi :” El.. please.. gue harus ngomong berdua sama lo.”
Eleanor :” Maaf ya ka Khairi. Demi kenyamanan dan keamanan saya mohon untuk menjauh dan anggap kita tidak saling kenal meskipun …”
Khairi :” gue profesional el, tapi gue udah nyoba buat hubungin lo dari kemarin, gue juga udah diem di depan kosan lo tiga jam tapi lo ga mau sama sekali nemuin gue”
Eleanor :” Khai please.. gue ngobrol sama lo doang paket teror dateng ke kamar gue, apa lagi gue keliatan berduaan malem malem sama lo”
Khairi :” gue minta maaf sama kejadian Sashi, gue gatau dia bisa ngelakuin itu sama lo, tapi i swear gue ga pernah selingkuh selama ini, gue pun putusin dia bukan karena lo el”
Eleanor :” gue ga peduli Khai, yang gue peduli cuma lo jauhin gue udah itu aja.. eh sorry lo juga kan ga ngedetin gue kenapa harus ngejauh, ya intinya anggep gue ga ada aja jangan tanya atau ajak gue ngobrol”
Khairi menyeret Eleanor dengan paksa ke kelas belakang yang menjadi tempat mereka menyendiri, yang kebetulan tidak jauh dari Restaurant tempat mereka praktik.
Khairi :” el.. gue gamau pertemanan kita jadi renggang karena masalah Sashi.
Gue janji bakal bantu dan support lo masalah kemarin”
Eleanor :” lagi kenapa Sashi bisa ngelakuin itu sama gue, lo ngomong apa sama dia? Sampe dia benci juga sama gue kaya Irene”
Khairi :” Sashi emang ngerasa punya kendali atas semua karena dia anak orang penting El, itu juga yang bikin gue muak dan putus sama dia, ga ada sedikitpun gue ngelibatin lo sama masalah hubungan gue dan Sashi”
Eleanor :” terus gue harus ngertiin lo khai?
Ngertiin Sashi?
Ngertiin Irene?
Ngertiin Bagas?
Ngedengerin omongan sampah kalian?
padahal disini gue yang di pointing satu kampus cewek murahan dan perebut cowok orang?
Padahal gue apa? Salah gue apa?”
Eleanor membentak Khairi, suaranya meninggi, matanya merah mehan air mata, suaranya bahkan tertahan di tenggorokannya.
Akhirnya tangisnya pecah sepecah pecahnya.
Baru selama kejadian ini, Eleanor memecahkan semua emosi yang selama ini ia tahan, ternyata bukan kepada Bagas, bukan kepada Rose, Thalita ataupun Milli..
Tidak di sangka..
Tangisnya dan emosinya pecah justru dalam pelukan Khairi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments