INGATAN MASA LALU PART III

Eleanor tidak menyangka bahwa Khairi lah yang memegang tangannya.

Khairi :” El biar Dito aja yang anter pulang, lagian kalian para cewek takut kenapa kenapa dijalan kalau semua dibawah pengaruh alkohol”

Eleanor :” engga.. ga perlu kak, biar aku aja, lagian aku yang ajak dan aku 100 persen sadar ko”

Dito :” kalau engga biarin milli tidur di sofa ini aja dulu sampe dia membaik, gue mintain air hangat sama udah gue pakein jaket juga jadi aman, lo bisa balik having fun lagi nanti pulang nya kita sama sama aja biar aman”

Eleanor pun melihat milli yang sudah tenang dan tertidur di sofa, jika ia bawa pulang sekarang pun akan sulit karena milli masih mabuk berat, mungkin saran dito ada baiknya menunggu sampai pengaruh alkohol milli aga membaik, lagi pula di table ini juga banyak senior wanita yang El yakin mereka baik dan akan menjaga Milli.

Bahkan ada ka Rani senior di kampus sekaligus saudara Milli yang sangat pintar di kampus dan ia kesini tidak untuk minum alkohol hanya ingin berpartisipasi di acara teman temannya.

Dan ia pun berjanji akan menjaga Milli.

Akhirnya Eleanor dengan setengah merasa bersalah karena meninggalkan Milli kembali ke Bar untuk membeli mineral water.

Namun sebelum ia memesannya Khairi memberikan mineral water tersebut kepadanya.

Khairi :” kamu pasti mau pesan ini.”

Eleanor :” eh iya ka makasih banyak ya.”

Khairi :” khai aja kalau diluar ga usah pake ka”

Eleanor :” ga lah ka sama aja, by the way aku kira ka Khairi ga suka clubbing.”

Khairi :” emang ga suka, tapi anak kelasan semua kesini jadi ikut aja karena ga enak, nih liat.”

Khai memperlihatkan bahwa ia hanya membeli sebotol beer.

Eleanor melihat di kejauhan Sashi wanita jurusan lain yang tidak lain adalah pacar Khairi menuju tempat mereka berdiri.

Sashi langsung menatap Eleanor dengan tajam.

Eleanor hanya santai karena ia tahu ia hanya mengobrol santai dengan seniornya.

Akhirnya Talitha dan Rose datang kembali ke Bar, dan ternyata mereka juga sudah hampir mabuk.

Sempat terjeda sebentar karena Milli, sekarang perhatian El kembali ke Bagas.

Mereka berada di ruangan yang sama,

Bagas adalah pacarnya.

Ya!! Pacarnya setidaknya sebelum Bagas menghilang dan mengacuhkan dirinya tanpa sebab.

Lalu akhirnya El mengambil botol tequilla nya dan langsung meminumnya dari botol tersebut.

Pengaruh alkohol yang mulai menguat membuat ia berani menghampiri Bagas.

Ia menarik paksa tangan Bagas tanpa berkata apapun.

Namun setelah berhasil membuat nya hanya berdua dengan Bagas di salah satu sudut yang agak sepi.

Eleanor :” gue mau ngomong sama lo!!”

Bagas hanya dia melihat wajah Eleanor dengan tampang tidak bersalah

Eleanor :” mau lo apa? Dan kenapa terus ga angkat atau bales chat gue?”

Bagas masih terdiam

Eleanor :” bahkan gue coba telp lo pake nomer lain tapi lo angkat!! Kenapa dari gue lo diemin aja?”

Bagas :” el.. kayanya kita…”

Bagas mulai menanggapinya Namun belum sempat Bagas melanjutkannya Eleanor memegang perutnya dan merasa seakan ingin muntah.

Bagas :” el.. el lo kenapa?”

Eleanor menumpahkan semua isi perutnya di sudut tersebut tanpa sempat ke toilet.

Bagas membantunya untuk berdiri dan segera ke toilet khawatir El akan muntah lagi.

Ia meminta cleaning service yang bertugas membersihkan sudut yang terkena muntahan tersebut dan memberikan dua lembar uang pecahan seratus ribu rupiah sebagai permintaan maaf dan terima kasihnya.

Eleanor merasa tidak enak dan malu, tapi kepalanya tiba tiba saja merasa sangat pusing.

Perutnya begitu mual padahal sebelumnya ia tidak merasakan apa apa.

Bagas kini mencari Thalita dan Rose untuk memberi tahu bahwa ia akan mengantar Eleanor untuk pulang duluan.

Dengan sedikit ragu Thalita dan Rose akhirnya membiarkannya.

Karena mungkin ini adalah jalan untuk El dan Bagas berbaikan.

Eleanor sangat perlu waktu berdua dengan Bagas.

Thalita dan Rose pun akhirnya pulang dan membawa serta Milli dengan mereka.

Karena kebetulan mereka berempat berada di gedung kos kosan yang sama.

Diperjalanan Eleanor dengan mata terpejam karena kepalanya sangat berat dan seakan berputar memegang kantong muntah berwarna coklat.

Bagas membawa mobilnya dengan sangat hati-hati.

Rencana berdua dengan Bagas untuk membahas hubungan mereka berubah karena El tidak sanggup berkata kata.

Saat ban mobil berhenti, Eleanor kaget karena ia bukan di bawa ke kamar kosannya namun ternyata ini adalah rumah Bagas dan Bagas menggendongnya menuju kamarnya.

Eleanor :” gas.. gila lo ko kesini? Gimana kalau orang rumah lo tau gue pulang dalam keadaan kaya gini dan pakaian kaya gini?”

Bagas :” ga ada orang dirumah, cuma ada mbak dan dia pun udah tidur”

Eleanor :”tapi kenapa gue di bawa kesini?”

Bagas :” biar aku  bisa ngerawat kamu el!”

Eleanor :” apa sih gas? Setelah lo diemin gue lima hari, maksud lo apa? Kalau mau putus bilang jangan diemin kaya gini!!”

Bagas :” pembicaraan itu kita tunda dulu el, kamu istirahat dulu dan gimana kepalanya masih sakit?”

Sejujurnya kepala Eleanor masih sangat sakit namun emosi dan dorongan untuk mendapatkan kejelasan dari Bagas seperi kekuatan baginya.

Eleanor :” jelasin sama gue sekarang Gas!!!!”

Bagas :” gue ga bisa jelasin apa apa el, gue tiba tiba ngerasa ga bisa pacaran”

Eleanor :” apa alesannya? Mau fokus belajar? Hahaha klasik”

Bagas hanya terdiam

Eleanor :” kalau lo ga bisa pacaran terus kenapa kita jadian kemarin? kenapa lo bawa gue kesini sekarang? Kenapa juga lo sampe kenalin gue sama orang tua lo!!!”

Bagas :” iya ini salah gue el gue minta maaf”

Eleanor tidak kuasa menahan tangisnya.

Lalu Bagas mencoba memeluknya

Eleanor :” gas? Seriously? Lo masih berani peluk gue? Sebenarnya mau looo apa??

Eleanor sampai berteriak karena kesal emosi dan sedih. Lima hari semenjak Bagas tidak ada kabar dan ia tidak mendapatkan juga kejelasan dari Bagas.

Eleanor :” say something gas!!! Jelasin sama gue kenapa?”

Bagas :” ini karena aku orang nya emang gini El, aku ga siap untuk pacaran..”

Eleanor :” gue udah kehabisan kata kata, kalau lo mau putus oke kita putus”

El pun berusaha berdiri dan ia hendak pergi dari rumah Bagas, namun tidak di sangka sangka Bagas memeluknya dari belakang dan mencegahnya untuk pergi.

Air mata eleanor tak terbendung lagi, ia tidak bisa bohong bahwa kini ia sudah sangat mencintai Bagas. Namun Bagas dengan ketidak jelasannya yang pergi dan datang semaunya membuat ia memantapkan hatinya untuk tetap pergi.

El pun melepas pelukan Bagas.

Dan ia berlari keluar rumah yang sungguh nyaman untuknya tersebut.

Ia menoleh sekali ke belakang namun ternyata Bagas tidak mengejarnya.

Mungkin ini kali terakhir untuknya kerumah ini sebagai pacar Bagas.

Ia meninggalkan Bagas dirumah ini beserta semua kenangan manis mereka.

Bagas adalah seseorang yang sangat spesial untuknya, bahkan ia belum pernah mengenalkan secara resmi pacar pacarnya terdahulu kepada orang tuanya dan Bagas adalah pacar pertama yang ia kenalkan  bahkan pernah ia ajak kerumahnya.

Orang tua Eleanor pun menyukai Bagas dan mendukung hubungan mereka.

Eleanor tidak pernah menyangka bahwa kisah cintanya dengan Bagas akan berujung sepahit ini.

Pacaran dengan restu kedua orang tua masing masing saja ternyata belum cukup. Buktinya ikatan itu hanya bertahan selama tiga bulan saja.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!