SEBUAH HADIAH

Eleanor pun terbangun saat Milli menarik buku dan jaket yang jadi bantalannya untuk tidur.

Milli :” pak killer dateng el, bangun ih susah banget dibanguninnya”

El pun terbangun dan ia merasa kepalanya amat sangat sakit, seperti seseorang telah memukul kepalanya dari belakang.

Ini pasti karena mimpi yang sangat membingungkan dan melelahkan.

Eleanor mengambil satu tablet obat pereda sakit di tasnya, dan meminumnya dengan segelas air.

Milli :”el.. lo kenapa? Sakit? Ko tiba tiba minum obat”

Eleanor :” ga sakit mil, tapi akhir akhir ini kepala gue sering banget sakit”

Memang semenjak beberapa hari yang lalu, kejadian Bagas, desakan Irene, bahkan mimpi random yang seakan nyata membuat kepalanya sering pusing dan sakit, bahkan ia merasa kurang tidur, karena setiap mimpi yang melelahkan ia merasa semakin lelah saat bangun dari tidurnya.

Eleanor berharap bisa tidur nyenyak dan tidak bermimpi lagi.

Sepanjang pelajaran ia sama sekali tidak fokus, Ia merasa dirinya masih berada d gedung perkantoran tersebut bersama fatima.

Bagaimana bisa detail yang disebut fatima sebagai benda yang di anggap sebuah radar benar benar ditemukan dan sama persis seperti yang ia gambarkan.

lalu fatima menyebutkan nama Axel, siapa Axel? Bahkan namanya saja baru ia dengar.

“Ahh please El, fokus, itu cuma mimpi, ga usah di ingat dan ga usah di pikirin”

El mencoba fokus kembali dengan kehidupan nyatanya.

Tidak lama setelah dosen killer datang, Bagas pun terlihat terlambat datang ke kelas.

Mukanya datar, lalu menjelaskan alasannya telat datang di mata kuliah terakhir tersebut.

Tidak terdengar apa alasannya sehingga dosen killer tersebut membiarkan ia duduk tanpa ada sanksi. Biasanya untuk mata kuliah ini, telat satu menit saja datang ke kelasnya, mahasiswa tidak boleh mengikuti pelajaran hari itu.

Berhubung Bagas telat, ia mau tidak mau mengisi kursi yang kosong, dan yang kosong hanya di belakang tepat sebelah Eleanor.

Bagas menatap mata Eleanor dalam dalam, Eleanor pun merasa bingung, karena setelah mereka putus dulu, jangankan di tatap, Bagas saja seperti sudah tidak menganggap Eleanor ada di kelas itu.

Namun perubahan sikap Bagas yang sangat drastis ini secara tidak langsung membuat Eleanor penasaran, semenjak kejadian di kampus, semenjak Irene mengaku hamil dan hampir selurus isi kampus tau, mengapa Bagas sekarang berbeda.

Ia seakan mendekatinya lagi.

Ia berubah menjadi lebih baik dan ramah.

Apa sebenarnya yang ada di fikiran laki laki ini,

Jika bercerita tentang Bagas kepada teman temannya, sulit juga jika di ambil kesimpulan bahwa Bagas adalah laki laki berengsek,

Karena image dan sikapnya selama ini seakan laki laki polos dan baik.

dosen killer memberi waktu istirahat selama lima menit dan Lamunan Eleanor terpecahkan saat….

Bagas :” el.. ini ada sesuatu dari nyokap gue”

Eleanor pun semakin kebingungan, sebuah kotak merah muda berpita hitam di berikan oleh Bagas.

Bagas :” di terima ya el, ini bukan dari gue, tapi dari nyokap, kemarin dia ke Singapore dan inget kalau lo suka banget koleksi strap”

Eleanor pun menerimanya tanpa menjawab apapun.

Begitu aneh rasanya dengan keadaan ini, seandainya ini terjadi saat dulu, pasti hatinya sangat bahagia, seandainya Bagas tidak memutuskan hubungan mereka secara sepihak, pasti hubungan mereka akan bahagia.

Meski Eleanor dan Bagas hanya berpacaran selama tiga bulan, namun mereka sangat intens sampai keluarga masing masing sudah tahu bahwa mereka berpacaran.

Semua respon keluarga pun sangat positif, dan setuju bahwa mereka adalah pasangan yang cocok,

Bagas anak yang baik di mara orang tua Eleanor begitu pula sebaliknya.

apa lagi sebenarnya orang tua masing masing sudah tahu bahwa Bagas dan Eleanor teman sekelas dan dekat semenjak semester pertama karena jarak kos kosan Eleanor dan rumah Bagas tidak begitu jauh.

Namun keadaan yang seperti ini membuat Eleanor serba kebingungan, hatinya dulu begitu amat sakit oleh perlakuan Bagas, dan sekarang? Dengan kotak ini.. apa yang harus ia lakukan, bagaimana jika Irene tahu bahwa ibu Bagas masih memberinya hadiah, apakah tidak membuat Irene semakin membencinya?

Bahkan hal yang membuat Eleanor semakin bingung adalah chat dari Ibu bagas yang memintanya datang ke sebuah restaurant untuk dinner dan menemaninya belanja.

Karena ibu Bagas dan Eleanor memiliki selera yang sama terhadap Barang memang dari dulu Ibunya kerap meminta Eleanor menemaninya jalan jalan,

Walau Bagas dan Eleanor sudah putus hubungan El dan ibunya masih dekat.

hal ini wajar karena Bagas adalah anak satu satunya dan ibunya sangat menginginkan anak perempuan.

(Setibanya di restaurant)

Tante Grace : “El… ya ampun apa kabar.. udah lama banget kita ga ketemu, tante kelamaan di Singapore”

Eleanor :” Baikk tante, (sebari mencium tangan ibu sang mantan)

Tante Grace :” ayo.. pesan makan dulu…”

Eleanor : “aku udah makan tante, aku pesan dessert aja”

Tante Grace :” silahkan El, sekalian take away aja nanti untuk cemilan di kosan, oiya El, Bagas ga tau kan kamu ketemu tante?”

El hanya menggelengkan kepalanya.

Tante Grace :” tante harap kita tetap bisa dekat ya el, entah bagaimana hubungan kamu sama Bagas, kamu kan tau tante pengen banget dari dulu punya anak perempuan tapi belum kesampaian, terus ada kamu yang cocok banget sama tante walau sayang kamu harus putus dengan Bagas.”

Eleanor :” tante gausah bahas Bagas, ngomong ngomong makasih ya tante strap nya bagus banget, sebenernya aku juga punya ini buat tante”

Eleanor memberikan Pil Vitamin colagen kepada ibu Bagas

Tante Grace :” OMG collagen!!! Kamu ko bisa dapet sih ini kan selalu sold out”

Eleanor :” aku ikut flash sale hehehe, kebetulan lagi ga ada kerjaan weekend kemarin jadi aku begadang, aku juga beli buat aku dan bunda”

Tante Grace :” berapa el?? Tante transfer”

Eleanor :” ah ga usahlah tante.. dinner ini kan tante yang traktir..”

Tante Grace :” ah kamu, yaudah nanti holiday bareng tante ke Singapore ya.. papa nya Bagas buka coffee shop baru disana!”

Tidak seperti biasanya yang ceria, Eleanor malam itu tampak lebih murung dan pendiam.

Eleanor :” tante.. sebenernya..”

Tante Grace :” Irene ya? Kamu pasti kepikiran dia..”

Eleanor tidak menjawab.

Tante Grace :” tante udah tau El masalah Bagas, tante sama om juga udah ketemu langsung sama orang tua Irene.. tapi sebenarnya tante ga begitu yakin bahwa itu adalah anak Bagas”

Eleanor :” kenapa semua orang tidak yakin bahwa itu adalah anak Bagas? Irene kan ga mungkin minta pertanggung jawaban jika Bagas dan dia belum pernah…..”

Omongan Eleanor tertahan dia bingung harus berkata apa dan takut salah berbicara dan menyakiti hati Tante Grace

Tante Grace tertunduk, ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya, lalu menangis terisak…

Tante Grace : “ tante ga tau el harus gimana, berat banget rasanya tau bahwa Bagas menghamili Irene, tante pun ga begitu suka sama Irene, tante kenal Irene dan keluarganya dari SMA karena mereka satu sekolah dulu, dan citra keluarganya tidak terlalu baik”.

Eleanor :” Tante… sejujurnya aku juga kaget, tapi jika benar bayi yang di kandung Irene adalah anak bagas, sudah seharusnya ia bertanggung jawab untuk perbuatannya.”

Tante Grace :” tante sudah gagal mendidik Bagas, tante sudah gagal menjadi orang tua.”

Dinner malam itu di tutup dengan suasana haru akibat tangisan tante Grace dan posisi Eleanor yang serba salah karena takut berkata kata yang justru dapat membuat Tante Grace semakin sedih.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!