Eleanor terbangun dalam sebuah gedung perkantoran yang keseluruhannya hampir rusak.
“Eleanor mundur!!”
Teriak seorang wanita yang suaranya familiar untuknya.
Ya dia gadis dari mimpi sebelumnya,
tak beberapa lama terdengar dentuman keras dari jarak kurang lebih 500 meter dari tempat mereka berada.
Fatima : “Eleanor.. kita harus segera menemukan radar itu, dengan begitu Axel akan tahu dimana kita berada”
Eleanor :” Kita.. kita dimana?”
Berbeda Dengan mimpi sebelumnya mimpi kali ini Eleanor bersyukur setidaknya ia tidak serasa bisu dan dapat berbicara normal.
Fatima :” maksud kamu apa el? Kan kamu yang bilang Axel menyimpan salah satu radar di gedung ini.”
Eleanor :” Axel ? Siapa Axel?”
Fatima :” cukup Eleanor bercandanya kita dalam situasi genting, Axel harus segera menemukan kita!”
Eleanor :” oke fatima.. tapi kamu harus tau, ini cuma mimpi, aku sedang tertidur di kelas dan bermimpi, dan kamu pun tidak nyata kamu hanya tokoh dalam mimpiku”
Fatima :” el… jangan bilang kejadian kemarin membuat kepala kamu yang terbentur menjadi hilang ingatan.”
Eleanor pun melihat ke sekeliling dan melihat dirinya sendiri di cermin yang sudah retak yang masih tegantung di salah satu tembok.
Ia begitu kaget, dengan penampilannya sendiri, ia memakai sebuah setelah seperti pasukan khusus berwarna hitam hitam, dengan strip biru pada bagian kantong baju sebelah kanan, ia pun menggunakan rompi anti peluru, sepatu boots dan juga menggunakan topi hat hitam berlogo burung emas sama seperti Fatima.
Sedikit kagum dengan penampilannya sendiri layaknya wanita kuat dan tangguh, namun mengetahui yang sesungguhnya ia hanyalah sedang bermimpi.
Fatima :” el.. bagaimana bentuknya? Apakah kamu bisa memberi tahu ciri cirinya? Ruangan ini sangat berantakan bahkan jika kita tahu bentuk spesifiknya pun belum tentu akan cepat menemukannya”
Eleanor sesungguhnya bingung, karena ia sama sekali tidak tahu apa yang Fatima maksud, jangankan radar, Axel atau siapapun itu ia tidak mungkin tahu karena ini hanyalah mimpi
Fatima :” el fokus!!! Apa yang kmu fikirkan ayo mulai mencari!!”
Eleanor :” aku harus banguuun dari mimpi ini… tidak tidak sebentar lagi dosen killer datang aku harus bangun!!!!!”
Eleanor tampak mulai frustasi
Fatima :” el.. kamu sedang tidak bermimpi, ini nyata.
Lihat ini!!
Fatima mengeluarkan ID card dari saku baju eleanor, di situ nampak foto Eleanor, dengan rambut pendeknya, nomor ID dan status sebagai anggota “….”
Eleanor :” mimpi yang begitu detail tapi aku tetap harus terbangun”
Eleanor malah duduk di salah satu meja dan memejamkan matanya.
Fatima :” Eleanor please jangan begini, jangan menyerah ayo kita mencari radar itu”
Eleanor :” baik.. kamu saja yang cari, warnanya hitam, persegi panjang, ada lampu berwarna merah yang berkedip per 3 detik, dan ada logo burung emas sama seperti topi yang kita gunakan”
Fatima :” baik.. kamu boleh istirahat saja, aku akan cari sendiri.”
Eleanor terus mencoba untuk bangun dari mimpi yang paling melelahkan ini, anehnya mimpi ini selalu terasa panjang untuknya, seperti sudah beberapa jam namun pada kenyataan dia hanya tidur untuk beberapa menit.
Setelah Eleanor frustasi karena belum bisa terbangun dari mimpinya, Eleanor pun akhirnya berdiri lagi, sebari melihat Fatima yang semangat terus menerus mencari yang entah apa sebenarnya itu.
Eleanor berjalan ke sekitar jendela dan melihat keadaan sekitar.
Fatima :” el.. mundur jangan terlalu dekat dengan jendela, jangan sampai mereka tahu kita ada disini, kita sudah benar benar di ujung tanduk!”
Eleanor :” mereka siapa?”
Fatima :” sepertinya mereka group dari barat, karena hanya tersisa kita, group barat, group atheis dan para pemanah”
Eleanor :” lalu ini tahun berapa?”
Fatima :” tahun berapa? Kamu kan tahu waktu dan tahun berhenti saat portal terbuka. Tapi mungkin sudah sekitar 30 tahun setelah peristiwa pertama”
Eleanor :” portal? Portal apa maksudnya?”
Fatima :”el sejujurnya aku ga ada waktu untuk meladeni becandaan kamu, lebih baik kamu bantu mencari.”
Eleanor pun akhirnya menyerah bertanya, karena untuk apa ia pun tahu ini hanyalah mimpi.
Fatima adalah wanita dengan paras cantik, beralis tebal dan bermata besar dengan bulu mata yang lentik dan indahnya. Di tambah hidung yang mancung, dan badan tegap berotot ia layaknya pejuang wanita sungguhan.
Eleanor kembali ke cermin, dan memperhatikan dirinya sendiri,
Rambutnya benar benar pendek, padahal ia tidak pernah memiliki rambut pendek seumur hidupnya dan sangat menyukai rambutnya yang panjang hitam dan halus.
namun kini rambut pendek itu nampak kusut dan tidak terurus, ia melihat dirinya tampak lebih berisi dari dirinya yang asli di dunia nyata. Ada sebuah bekas luka di dahinya yang sangat dalam.
Eleanor :” Fatima.. kalau boleh tau dari mana kamu berasal?”
Fatima :” kamu baru menanyakan ini setelah sekian lama kita berteman dan berjuang bersama. Aku berasal dari aceh, dulu orang tuaku pedagang, mereka sangat ingin aku bisa menjadi seorang polisi wanita, namun sebetulnya aku hanya ingin menjadi seorang guru.
Tapi karena orang tuaku sangat memimpikannya akhirnya aku pun menjadi seorang polisi wanita, namun kini aku bersyukur karena ternyata inilah bakatku, setidaknya sampai saat ini aku masih mampu bertahan.”
Eleanor :” lalu kita ini dimana? Dan apa yang sebenarnya terjadi?”
Eleanor berjalan mendekati fatima.
Eleanor :” anggaplah aku ini memang lupa ingatan, tapi coba jelaskan pada ku apa yang sebenarnya terjadi, bukankah kita ada di gedung bersama para lansia anak anak dan wanita hamil sebelumnya?”
Fatima pun mulai menanggapi serius,
ia kini terduduk.
Fatima :” el.. kejadian di hotel itu sudah setahun yang lalu, itu sudah lama sekali.”
Eleanor :” lalu mereka dimana? Bagaimana nasibnya?”
Fatima :” kita terpisah saat perjalanan menuju portal, karena mereka telah memilih portal bersama beberapa orang dari pemerintahan. Semoga mereka berhasil”
Eleanor: “ portal? Portal apa yang di maksud?”
Fatima :” portal yang terbuka di beberapa wilayah di setiap negara”
Eleanor :” aku bener bener ga ngerti kepala ku mulai sakit memikirkannya”
Fatima :” kamu tampaknya betul betul hilang ingatan, kita sekarang berada di Jakarta El. Gedung yang kamu maksud itu di bandung, apa kamu lupa juga cara kita untuk sampai disini?”
Eleanor terdiam bingung.
Fatima :” kita berjalan kesini El, jangan harap ada kendaraan seperti dunia yang normal yang mau mengantar kita kesini.
Bahkan kita pun tidak bisa mempercayai siapa siapa dalam keadaan sekarang”
Eleanor :” lalu… bagaimana nasib teman-temanku, keluargaku? Lalu kemana perginya semua orang?”
Fatima :” hampir tiga puluh tahun berlalu el, setelah portal pertama terbuka, dunia ini berubah, kadang kita tidak mengalami siang sama sekali dalam satu bulan begitu pula sebaliknya, kita pernah mengalami malam dalam waktu tiga bulan, pernah juga satu tahun turun hujan dan sama sekali tidak berhenti sehingga banjir dimana mana, setelah itu adalah tahun kekeringan.
Jangan bilang kamu juga lupa? Bahwa usia kita stuck di saat portal pertama terbuka di wilayah kita berada.
semua tidak ada yang menua. Semua berhenti di umurnya kecuali bayi yang baru lahir mereka tetap tumbuh namun, entah sampai umur berapa mereka pun akan berhenti tumbuh. Walau kita nampak jadi awet muda dan tidak akan tua, namun aku tetap menginginkan kehidupan dunia yang normal lagi.
Eleanor semakin merasa pusing untuk mencerna keadaan tersebut, tidak terbayangkan sama sekali mimpinya serumit itu.
Setelah itu fatima kembali mencari cari yang ia maksud radar dalam puing puing dan barang yang berserakan.
Sampai bebapa menit kemudian.
“Ketemu!!!”
Fatima teriak kegirangan, ia memegang sebuah benda seperti baterai, dengan berbentuk persegi panjang berwarna hitam, sebesar genggaman tangan, yang memiliki sebuah tombol dan lampu kedip berwarna merah dan berlogo burung emas sama persis seperti yang Eleanor katakan sebelumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments