Dalam perjalanan dari rumah sakit menuju kampus, Eleanor tertidur sangat pulas karena ia memang merasa sangat kelelahan.
Ia tidak sadar bahwa saat itu ia hanya berdua bersama Khairi, senior di kampusnya yang sangat tenar dan terkenal yang diam diam menaruh perhatian lebih kepadanya.
hanya Eleanor yang tahu bagaimana rasanya tertidur tiga puluh menit dengan mimpi yang amat terasa panjang baginya.
Ia lupa kejadian antara Bagas dan Irene di kampus hari ini, yang ia tahu di mimpi itu ia terbangun di tengah tengah jalan yang amat berdebu dan bangunan di area tersebut hancur porak poranda.
“Hhhh mimpi seperti ini lagi”
Karena ini adalah mimpi ke dua kalinya mengenai dunia yang seakan akan berada di ambang kehancuran.
Ia meyakinkan diri untuk segera sadar dan bangun dari mimpi ini.
Namun usahanya sia sia setelah ada seorang teriakan wanita yang menyuruhnya untuk segera lari dari jalan aspal di antara dua gedung besar yang hancur.
Ia pun mau tidak mau berlari sekuat tenaga karena merasa sesuatu yang buruk akan segera datang.
Ia pun sampai di salah satu gedung lainnya yang kerusakannya tidak begitu parah di bandingkan bangunan di sekitarnya.
ia melihat sekeliling semua bangunan hancur.
Debu dan puing puing yang berhamburan membuat nafasnya sesak hingga ia terbatuk batuk,
Wanita tersebut lalu menyeretnya masuk ke sebuah ruangan, Ia melihat wanita tersebut menggunakan masker dan topi hat berwarna hitam dengan logo burung emas.
“Kamu tidak bisa keluar dalam kondisi seperti ini, mereka sebentar lagi datang”
Dalam mimpi itu Eleanor mencoba untuk berkomunikasi namun ia seakan bisu dan tidak bisa berbicara apapun.
Hanya kebingungan dengan apa yang telah terjadi yang kini ia rasakan.
Setelah masuk ke dalam gedung tersebut, ternyata ada satu ruangan seperti bekas sebuah ballroom besar yang dinding dindingnya mulai rapuh dan banyak puing puing reruntuhan di lantainya.
Disana banyak sekali orang orang terluka berkumpul, anak anak, wanita hamil, orang orang lanjut usia, mereka semua berkumpul berdekatan dan menggunakan selimut yang sangat tebal.
Wanita tersebut lagi lagi menghampiri ku dan memberikan ku jaket tebal dan sepatu boots.
“Pakai ini, sepertinya ukurannya sesuai dengan mu”
Lalu wanita tersebut menghampiri anak anak, wanita hamil dan lansia yang berada disana dan entah apa yang mereka bicarakan.
Eleanor sangat ingin tahu sebenarnya dimana ia berada, walau ia belum mengerti apa yang sebenarnya yang terjadi dan ia tidak merasakan dingin seperti yang di rasakan orang orang disana, ia tetap memakai jaket tebal dan sepatu boots pemberian wanita tadi.
“Disini yang muda seperti kita, tetap harus bisa melindungi mereka yang lemah, ini jika kamu sudah siap kamu bisa pilih senjata mana?”
Wanita tersebut membuka sebuah peti berisikan senjata tajam, ada pedang, tombak, pistol dan boomerang.
Eleanor bertambah bingung, namun benar benar tidak dapat berkata apa apa seakan mulutnya terkunci rapat walaupun ada banyak sekali pertanyaan yang ingin ia tanyakan kepada wanita tersebut.
Lalu dari jauh, terdengar suara dentuman keras seperti bom, semua orang disana kaget dan mereka semakin mendekat satu sama lain dan amat sangat ketakutan.
Wajah mereka pucat pasi dan penuh dengan kecemasan, wanita tersebut keluar melewati puing puing yang runtuh dengan langkah pasti dan sangat cekatan.
Ia menoleh kebelakang dan meminta Eleanor untuk mengikutinya.
Ia memberikan gestur tangan “ayo” sebari menggerakan kepalanya.
Tidak sadar ternyata Eleanor telah memilih senjata miliknya yaitu Pistol laras panjang.
entah kapan ia tidak ingat telah memilih pistol tersebut dan mengambilnya.
Mereka ternyata naik ke atas rooftop gedung tersebut yang sepertinya memiliki kurang lebih lima belas lantai.
Lalu ia menyuruh Eleanor untuk jalan merunduk agar tidak terkena lampu sorot yang berputar dan entah dari mana.
Mereka bersembunyi di balik drum drum besar yang entah mengapa diletakan di atas roof top tersebut.
Mereka kini dalam posisi terlentang untuk menghindari lampu sorot tersebut, lalu eleanor melihat ke arah langit yang sangat hitam, tidak terlihat awan, matahari ataupun bulan, ia bahkan tidak tahu situasi saat itu adalah siang pagi atau sore, karena kabut pekat hitam tersebut benar benar menghalangi masuknya sinar matahari.
“Heiii.. ayooo pelan pelan”
Wanita itu pun lalu mengajak Eleanor melewati sebuah kolam besar kosong dan lagi lagi bersembunyi sebentar disana.
“Ini adalah kolam renang di atas rooftop!!!!”
Eleanor kaget, sepertinya gedung yang ia tempati sekarang dulunya adalah sebuah hotel.
Eleanor mengamati sekeliling,
“Ya!! Tepat sekali bangunan ini dulunya hotel, ia yakin karena di bawah tadi tempat mereka berkumpul seperti sebuah ballroom, dan di perjalanan mereka tadi ke rooftop, banyak pintu di koridor.
Dan tepat disana, sepertinya itu adalah Pool Bar, masih ada beberapa bar stool yang kondisi nya sudah tidak utuh tergeletak disana.
Pecahan botol kaca pun berserakan di sekitar pool bar tersebut.
“All clear, ayoo kita segera ke pos”
Wanita tersebut menarik tangan Eleanor, mereka jalan memutar melewati pool bar tersebut dan ternyata di belakangnya ada sebuah tempat seperti balkon, yang tertutup banyak pohon, mereka dalam posisi setengah berdiri dan wanita tersebut menyiapkan pistol sniper dengan sangat cepat seakan terlatih.
Ia melihat ke bawah sekitar gedung lewat sniper tersebut.
“Dooor…dooor…dooor”
Tiga kali ia menarik pelatuknya dan eleanor pun sangat kaget.
wanita tersebut memberikan teropong kepada Eleanor, el pun menggunakannya untuk dapat melihat keadaan di bawah.
“Door..Door”
Dua kali lagi wanita tersebut menarik pelatuknya.
Dan Eleanor melihat lima mayat di sekitar gedung yang sudah tergeletak.
Eleanor sangat terkejut dan mundur perlahan
“Heii kamu mau kemana, tunggu disini kita harus pantau dan pertahankan gedung ini”
Wanita tersebut yakin Eleanor pasti terkejut dan ia pun menjelaskan singkat.
“Kamu harus belajar secepatnya dan mengasah skill untuk bertahan hidup, jika tidak kita tidak akan bisa mempertahankan gedung ini ataupun melindungi anak anak wanita hamil dan lansia di bawah tadi”
Eleanor masih tidak dapat berkata apa apa dan ia pun menangis
“Kita tidak bisa lemah di masa genting seperti sekarang, kita harus kesampingkan hati nurani dan kenyataan bahwa kita adalah wanita, hanya gedung ini yang masih memiliki supply air bersih, penyaring udara bersih, stok makanan dan perlengkapan yang layak untuk kita bertahan hidup.. at least beberapa bulan ke depan, oleh karena itu mereka yang tadi saya tembak, adalah orang jahat yang ingin menguasai gedung ini dan membunuh kami”
Eleanor semakin ingin bangun dari mimpinya, ia sangat terkejut dengan apa yang terjadi, jangan kan kenyataan bahwa mereka memiliki musuh yang mengintai mereka, melihat kenyataan langit yang menghitam saja Eleanor sudah sangat terguncang.
Bahkan dari langit tersebut sesekali turun debu berwarna hitam layaknya kertas yang dibakar.
Udara yang mereka hirup sangat tidak layak, bahkan kini Eleanor mulai lemas karena di luar ruangan terlalu lama.
Tidak lama terdengar suara dari sebuah handy talky.
“Fatima..all clear, setidaknya jarak 2 km sekeliling gedung kita aman dari penyusup, kamu boleh kembali ke ballroom”
Terdengar suara laki laki dari HT tersebut.
“Copy that!! Thank you sir”
Wanita tersebut pun memberikan isyarat untuk tetap melewati lampu sorot memutar tersebut, dan bersembunyi dari satu drum besar ke drum lainnya. hingga tidak sengaja Eleanor tergores sebuah paku besar berkarat dan tajam yang menancap di salah satu drum tersebut.
namun tiba tiba terdengar dentuman yang amat besar yang membuat telinga Eleanor berdenging dan amat sakit hal ini pula yang membuatnya terbangun dari tidurnya saat di mobil tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments