"udah ka, Al. cepet makan. liat adik kamu tu, udah makan dari tadi" tegur Yufi.
"iya ma" jawab Alma dan Andhika bersamaan.
mereka pun mulai menyantap hidangan yang sudah dipersiapkan oleh Yufi untuk suami dan ketiga anaknya itu. setelah makan mereka sudah selesai dan mau mengerjakan tugas masing-masing tetapi Alma dicegah oleh Riko.
"Alma, papa mau ngomong" ucap Riko lembut dan menyuruh untuk duduk bersamanya di sofa.
"iya pa ada apa?" tanya hanya Alma yang duduk di sebelah Riko dengan bingung, kepo dan takut.
"papa akan jodohkan kamu dengan salah satu sahabat papa" ujar Riko.
PRANGGGG!!!
"maksud mas apa? kenapa Alma dinikahkan secepat ini mas?" tanya Yufi penuh emosi sampai-sampai menjatuhkan piring saking kagetnya suaminya itu akan menikahkan anak perempuan satu-satunya.
"udah lah Yuf, dia itu anak perempuan kita satu-satunya jadi kita harus pilihan kan jodoh yang tepat untuk nya" ucap Riko.
"karena anak perempuan kita satu-satunya jadi jangan dinikahkan di usia dia yang belum dewasa mas!!" emosi Yufi.
"Yuf, jika kita menikah kan dia dengan anak Tino, kemungkinan dia akan bahagia dengan anaknya, kaya, pinter, terpandang tampan, semuanya lengkap" ujar Riko.
"aku gk mau tau mas, Alma tidak boleh dinikahkan sebelum dia lulus kuliah!!" bentak Yufi.
"hehhh, ini semua demi Alma" ucap Riko terengah-engah merasakan sesak di dada dan di bagian jantung.
"pa, papa papa kenapa?" panik Alma karena melihat ayahnya yang menahan sakit di dadanya.
"mas, mas kenapa" ucap Yufi yang memegang dada Riko.
brughhhh...
tubuh Riko pun tumbang di sofa karena merasakan sakit yang luar biasa di dadanya. seketika, Alma dan Yufi langsung panik. Alma langsung manggil Andhika untuk membantu membawa Riko ke rumah sakit.
Andhika membawa mobil Alphard milik Riko karena mobil yang satunya bensinnya hampir habis. Andhika melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi karena panik. setelah 20 menit akhirnya Meraka Sampai di rumah sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta.
"susterr!! susterrr!!" teriak Alma memanggil suster.
setelah memanggil, 4 suster dan 1 dokter mendorong sebuah brankar.
dokter dan suster itu pun langsung membawa Riko menuju salah satu ICU di rumah sakit. Yufi dan Alma hanya bisa menangis karena melihat detik-detik sebelum Riko kehilangan kesadaran nya.
1½ jam berlalu, dokter yang tak kunjung keluar membuat Yufi, Andhika, Alma dan Arya sangat khawatir dengan keadaan Riko didalam.
"permisi" ucap dokter yang baru keluar dari ICU.
"dokter, bagaimana keadaan Suami saya?" tanya Yufi panik.
"tuan Riko mengalami serangan jantung ringan. jadi jangan biarkan tuan Riko kebanyakan pikiran karena dapat berdampak pada tubuhnya" jelas dokter tentang keadaan Riko saat ini.
"apa kami boleh masuk dok?" tanya Andhika.
"iya, tapi dimohon jangan berisik di dalam" pinta Dokter.
"baik dok" jawab Andhika.
mereka berempat memasuki ICU dan terkejut dengan keadaan Riko sekarang, infusan yang menempel di tangan Kanan Riko, alat bantu pernafasan yang sudah menutupi hidung dan mulut Riko serta beberapa kabel yang ditempel kan di dada Riko.
"mas maafin aku mas, seharusnya aku tadi gk protes sama mas" tangis Yufi yang memeluk tubuh suaminya yang terbaring lemah.
"Pa, Ayo bangun paa" ucap Arya menahan tangis.
4 jam sudah terlewati begitu saja. tengah malam pun tiba.
"ma, aku ke mushola dulu ya, mau sholat tahajud" ijin Alma.
"hati-hati ya, mama sholat disini aja" jawab Yufi.
"kak, Ar. sholat yuk" ajak Alma.
"ayo" jawab Andhika dan Arya bersamaan.
mereka bertiga berjalan menuju salah satu mushola yang disediakan di rumah sakit ini. akhirnya mereka pun menemukan mushola nya dan langsung mengambil air wudhu. Alma menggunakan mukena yang disediakan mushola karena tidak membawa mukena dirumah. Andhika,Alma dan Arya sholat dengan kusyuk dan mendoakan Riko agar cepat siuman.
"mama udah sholat?" tanya Alma yang memasuki ICU bersama kakak dan adiknya.
"belom, nunggu kalian dulu. mama sholat disini aja. kalian jagain papa dulu" pinta Yufi.
*
keesokan paginya tepatnya pukul 05:00 Alma sudah selesai shalat subuh danbersiap untuk pulang kerumah dan pergi ke sekolah.
"bang, gue pake motor Lo dulu ya" ucap Alma yang meminta izin membawa motor Andhika hari ini.
"lah gue gimana?" tanya Andhika.
"pake motor gue dulu" pinta Alma.
"iya deh" pasrah Andhika.
"Ar, kamu sekolah gk?" tanya Alma.
"sekolah kak tapi lagi masuk siang hari ini" jawab Arya.
"yaudah, mam aku pulang dulu ya. maaf gk bisa nemenin soalnya ada tes hari ini" pamit Alma mencium punggung tangan mamanya.
Alma pulang naik angkutan umum karena keluarga nya hanya menggunakan 1 mobil tadi malam. 3 menit menunggu angkot, angkot yang ditunggu pun sudah datang. Alma langsung menaiki nya dan duduk manis disebelah salah satu penumpang.
"kiri pak" ucap Alma meminta sopir untuk minggir karena sudah sampai di depan gerbang rumahnya.
"iya neng" jawab Sopir angkot mengiyakan ucapan Alma.
Alma pun membayar uang angkot dan langsung berlari memasuki rumahnya.
Alma bergegas menuju kamar mandi dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah hari ini.
pukul 6:45, Alma sudah siap dan hari ini ia akan menggunakan motor Andhika atas seizin Andhika sendiri. Alma pun langsung menjalankan motornya dengan kecepatan lumayan tinggi karena guru meminta untuk berangkat lebih pagi.
setelah 8 menit perjalanan, Alma sudah sampai di depan sekolah dan langsung memarkirkan motornya di tempat biasa Alma memarkirkan motornya.
"wihhh, Al. pake motor lain. motor Lo kenapa?. tanya Raina yang juga Baru datang dengan motor Honda Scoopy berwarna hitam.
"gk kenapa-napa sih, cuma pengen pake motor Abang gue soalnya motornya lagi gk enak dipake" jawab Alma.
"gitu, yaudah ayo masuk keburu diomelin apa pak guru killer" ajak Raina.
"ihh, gue laporin Lo ke pak Budi entar" ucap Alma sambil tertawa.
jam pelajaran pun tiba, Alma sedikit tidak fokus karena sang papa yang tak sadarkan diri di rumah sakit. terkadang Pak Budi menegur Alma karena ia melamun saat pelajaran. kedua sahabatnya pun bingung karena biasanya Alma tidak seperti ini.
"si Alma kenapa ya? kok gk biasanya dia ngelamun gitu? gue harus tanya ke Alma nanti" batin Vanya.
"ya Allah, sadarkan papa hamba semoga dia bisa sadar secepatnya" batin Alma.
jam pelajaran pun sudah selesai, sekarang sudah waktunya untuk para murid mengisi perut di tempat favorit para murid yaitu Kantin.
"Bu Inah" sapa Vanya dan Raina.
"ehh ndhuk, mau pesen apa?" tanya Bu Inah dengan logat Jawa nya.
"ayam geprek yang pedesss sama es jeruk nya ya Bu" pesan Vanya.
"samain Bu" sahut Raina.
"Al Lo pesen apa?" tanya Raina yang melihat Alma melamun dan bersandar di dinding.
"Al"
"...."
"Alma"
"......"
"Almahyra!! jangan ngelamun terus woiii!!" ucap Vanya sedikit berteriak.
"e ehh maaf, samain aja sama punya kalian" ucap Alma.
Bu Inah langsung membuatkan pesanan ketiga gadis cantik itu. dan setelah 10 menit pesanan pun sudah jadi.
"ini ndhuk makanannya" ucap Bu Inah memberikan 1 baki berisi 3 porsi ayam geprek dan 3 gelas es jeruk.
"makasih ya bi" ucap Vanya.
mereka pun mencari tempat duduk yang kosong untuk menyantap makanan pesanan mereka itu.
" va, na . gue ke lapangan basket dulu ya" pamit Alma dan meneguk es jeruk yang tinggal sedikit.
"gue ikut ya. cuma nonton aja kok" pinta Vanya.
"ayo" ucap Alma.
Alma Vanya dan Raina berjalan kelas untuk menemani Alma mengambil kaos basket nya dan mengganti di kamar mandi.
"panas juga ya hari ini" ucap Vanya karena hari ini agak panas di lapangan.
Alma bermain basket dengan fokus supaya bisa melupakan papa nya sejenak. Alma bermain sangat hebat dan tidak tanggung-tanggung tinggi badannya.
saat Alma akan memasukkan bola ke dalam Backstop tiba-tiba kepalanya sangat pusing dan pandangan nya muali memburam. dan benar saja.
brukkk...
"Almaaa!!" teriak Vanya dan Raina.
𝐄𝖓𝖉
𝐁𝖊𝖗𝖘𝖆𝖒𝖇𝖚𝖓𝖌
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Manusia hidup
metong
2020-09-16
0