Bab 19

...~Happy Reading~...

‘’Kamu beneran gapapa?” 

“Dih, meang Ilo kenapa? Ilo bukan anak kecil lagi, Kak! Lagian juga Ilo udah di kasih tahu dimana kelas Ilo, udah kakak pergi aja gapapa. Ilo bisa sendiri kok!” kata gadis itu tersenyum berusaha meyakinkan suami nya.

“Tapi—“ Ken sendiri merasa sedkit khawatir jika membiarkan Ilona pergi seorang diri, walau pun hanya ke dalam kelas, namun entah mengapa Ken sangat ingin melihat perkenalan Ilona dengan para teman baru nya.

Tapi … sayang seribu sayang ia juga harus berangkat ke kampus karena dosen yang seharusnya tidak datang, mendadak datang dan mengharuskan nya mengumpulkan tugas kelompok, yang sial nya tugas itu ada di tangan nya.

Mungkin, jika tugas itu di bawa oleh Fahmi atau teman nya yang lain, Ken tidak terlalu harus cepat ke sana. Ia bisa menyusul belakang, akan tetapi karena ia yang membawa tugas itu, dan itu termasuk menyangkut nlai teman teman nya, jadilah Ken terpaksa harus segera pergi meninggalkan Ilona.

‘’Udah kak, gapapa. Buruan sana. Kasihan bang Fahmi udah nunggu,” 

‘’Kok kamu ngusir aku sih?’’ Ken berdecak menatap Ilona tak suka.

“Bukan ngusir, hanya saja kakak kan ada urusan penting,. Udah gapapa,” 

Menarik napas nya panjang, Ken pun akhrinya dengan berat hati mengiyakan perkataan Ilona, “Baiklah. Nanti aku jemput, jangan pulang dulu sebelum aku datang!” 

Ilona mendongakkan wajah nya ke atas menatap Ken dengan tersenyum lembut, membuat Ken tanpa sadar langsung menelan saliva nya.  Manis, satu kata yang sangat ingin Ken ucapkan, namun entah mengapa kata kata itu hanya bisa terucap di dalam hati saja.

Kini, tangan nya terulur untuk menyentuh kepala Ilona yang terbungkus oleh kerudung, “Jangan nakal.”

‘’Siap boss!” kata Ilona semakin merekahkan senyuman nya Sambil menganggukkan kepala nya, membuat Ken semakin berat untuk meninggalkan gadis itu seorang diri di sekolahan.

Seorang diri? Tentu saja tidak, Ilona akan memiliki banyak teman di sekolah baru nya, dan juga para guru di sana juga tidak lah sedikit, jadi bisa di pastikan Ilona tidak akan sendirian apalagi kesepian. 

Tapi, mengapa masih begitu sulit untuk Ken beranjak dari Gedung sekolah itu. Laki laki itu merasa begitu dilema akan pergi atau bertahan. Akan tetapi, lagi lagi getaran ponsel di dalam saku nya menyadarkan Ken bahwa ia memang harus segera pergi.

‘’Oh ya, kakak tunggu!” seru Ilona saat melihat Ken hendak pergi begitu saja.

“Ada apa?” tanya Ken segera membalik badan nya untuk kembali menatap Ilona.

‘’Kakak gak mau kasih uang jajan buat Ilo?” gadis kecil itu memanyunkan bibirnya memasang wajah semelas mungkin Sambil kedua tangan nya mengadah tepat di wajah Ken.

‘Seketika itu, Ken langsung menepuk kening nya. Ia melupakan salah satu nafkah yang seharusnya memang sudah ia siapkan untuk Ilona. Seharusnya ia sadar, bahwa Ilona bukan hanya membutuhkan sarapan, namun juga uang jajan, pikir Ken.

‘’maaf,” ucap Ken, lalu ia segera merogoh dompet di dalam saku celana nya lalu memberikan selembar uang berwarna biru kepada Ilona, “Cukup kan? Gak ada lagi soalnya. Aku belum Tarik tunai. Atau kamu punya rekening sendiri nanti aku—”

‘’Umur Ilo kan belum ada tujuh belas Kakak, jadi Ilo gak punya rekening.” Gadis itu langsung memanyunkan bibir, “Ya udah sih, segini juga udah sangat cukup kok, alhamdulilah banget malah.’

‘’Terimakasih kakak,” imbuh Ilona semakin melebarkan senyuman nya.

‘’Kamu yakin itu cukup?” tanya Ken yang merasa kurang yakin sendiri. 

Sebenarnya, Ken  ingin memberikan lebih, hanya saja di dompet nya memang hanya tersisa uang satu lembar itu saja. Uang cash nya Sudha habis untuk ia belikan roti tawar pagi di depan komplek. Dan ia belum sempat untuk mengambil uang lagi.

‘’Insyaallah yakin. Udah gapapa kakak pergi buruan di tungguin bang fahmi juga,” Ilona berdecak Kembali menyadarkan Ken bahwa ia harus segera pergi.

‘’Ya udah aku pergi,” pamit Ken.

‘’Eits tunggu dulu!” seru Ilona lagi lagi menahan tangan Ken.

‘’Ada apa lagi ? Astaga, katanya udah cukup?” tanya Ken langsung menghela napas nya seidkit kasar.

‘’Kakak lupa sesuatu,” ucap Ilona, lalu ia tiba tiba ia meraih tangan kanan Ken untuk ia berikan kecupan singkat, “Assalamualaikum kakak.” 

Deg, deg, deg … 

Jangan tanyakan bagaimana hati Ken saat ini. Bahkan ritme jantung nya sendiri sudah tidak bisa ia kendalikan. Ken mematung, tubuh nya membeku hingga mmebuat nafas nya seolah berhenti saat itu juga.

Hanya sebuah kecupan singkat di punggung tangan, serta ucapan salam yang sangat sederhana. Namun entah mengapa sangat mampu membuat nya terkejut dan hampir terkena serangan jantung.

‘Apa ini ? Apa aku terkena serangan jantung? Sial, aku harus segera memeriksakan pada Opa nanti!’ gumam Ken dalam hati dengan tubuh yang masih mematung di depan Ilona.

...~To be continue …. ...

Terpopuler

Comments

Erina Munir

Erina Munir

bapeerr dehhhh..ken

2025-01-29

0

Siti Nurjanah

Siti Nurjanah

bukan sakit jantung kak ken tp kamu mulai ada perasaan ma ilo

2024-10-29

1

WaTea Sp

WaTea Sp

bukan sakut jantung ken tp lope lope

2024-10-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!