14. (REVISI) Aku Ingin Cerai

Ruby ditangani dengan cepat. Untunglah mereka datang ke rumah sakit tepat waktu, sehingga nyawa gadis kecil itu bisa diselamatkan.

"Tadi itu benar-benar hampir sekali," Ujar dokter yang merawat Ruby. "Kalau terlambat sedikit saja, bisa fatal akibatnya,"

Juna mengusap wajahnya dengan perasaan lega. Selama perjalanan ke rumah sakit, ia merasa ruhnya sudah melayang karena rasa panik yang luar biasa. Sekarang ia baru bisa bernapas dengan tenang.

"Syukurlah.." Lily menangis tersedu-sedu di pelukan suaminya. Ia kira ia akan kehilangan cucunya hari ini. Bani yang biasanya berwajah dingin pun saat ini terlihat lega sekali.

Lalu bagaimana dengan Rani? Rani juga ada di sana. Diam-diam mengintip dari jendela kamar. Ia berangkat ke rumah sakit naik taksi, karena Juna sudah lebih dulu menancap gas sebelum Rani naik. Tapi tak apa, ia merasa bersyukur Ruby bisa selamat.

Selang infus dan oksigen yang menempel pada tubuh Ruby membuat dada Rani sesak. Ia merasa bersalah karena seorang anak kecil yang baru berumur tiga tahun harus mengalami hal seperti itu gara-gara kelalaiannya.

Tak berselang lama, Mama dan Papa datang. Mereka langsung masuk ke kamar Ruby untuk melihat keadaan cucu perempuan mereka. Mama bertanya apa yang terjadi dan Lily menceritakan rangkaian peristiwa dengan lengkap.

Mendengar cerita sang besan, wajah Mama langsung berubah merah padam. Ia lalu keluar dari kamar itu dan menghampiri Rani yang berdiri di luar ruangan.

PLAK!

Satu tamparan mendarat di pipi kanan Rani.

"Dasar anak tak tahu diuntung!"

Rani memandang ibu kandungnya yang menatapnya dengan penuh amarah.

"Ma, dengarkan Rani dulu.."

"Apalagi yang harus di dengar? Mama sudah dengar semuanya dari mertuamu! Kenapa kamu selalu saja membuat ulah, Rani? Tidak bisakah kamu hidup dengan tenang seperti kakakmu dulu?"

"Aku benar-benar tidak tahu Ma," Rani berusaha menjelaskan. "Aku tidak tahu kalau Ruby alergi sama telur,"

"Tidak usah banyak alasan," Mama mencengkram kedua bahu Rani. "Mama tidak peduli apakah kamu sengaja atau tidak. Yang Mama tahu, kamu hampir mencelakai satu-satunya keturunan Handoko yang menjadi pewaris keluarga Wijaya,"

Mama mendekatkan wajahnya pada Rani dan berkata tepat di depan matanya:

"Bersikaplah yang benar, agar Mama tidak menyesal telah melahirkan kamu!"

...----------------...

Rani duduk menyendiri di bangku panjang taman rumah sakit. Ia menghembuskan napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri. Ucapan sang ibunda kembali terngiang-ngiang di kepalanya.

"Bersikaplah yang benar, agar Mama tidak menyesal telah melahirkan kamu!"

Rani menahan diri agar air matanya tidak kembali jatuh. Semakin dipikir lagi, ucapan Mama semakin terdengar kejam. Apakah Rani memang tidak seberguna itu sampai Mama menyesal telah melahirkannya?

Rani tahu ia salah. Tapi haruskah ia ditampar di depan banyak orang dan dikata-katai oleh ibu kandungnya sendiri?

"Kak Ratih.." nama itu disebut Rani dalam setiap helaan napasnya. "Kenapa semuanya jadi begini.."

Rani menundukkan kepalanya. Rasa bersalah karena telah mencelakai putri dari kakak kandungnya itu kembali menghampiri.

"Maafkan aku Kak Ratih, aku memang bodoh.." Rani memukul-mukul kepalanya sendiri.

"Rani," sebuah tangan terulur, menahan tangan Rani agar tidak memukul kepalanya lagi. Rani mendongakkan kepala. Tampak Papa berdiri di depannya dengan wajah cemas.

"Papa!" Rani langsung menghambur ke pelukan lelaki itu. Tangisan yang telah ia tahan-tahan dari tadi pecah begitu saja. Dengan lembut, Papa mengusap-usap punggung putri bungsunya.

"Pa! Aku benar-benar tidak tahu kalau Ruby alergi telur! Aku sama sekali tidak berniat mencelakai Ruby!" jelas Rani dalam tangisnya.

"Iya.." Papa menjawab lembut.

"Aku mencoba menjelaskan semuanya, tapi tidak ada yang peduli padaku! Aku benar-benar menyesal Pa! Sungguh! Aku menyesal telah membuat Ruby sakit!"

"Iya Nak.. Papa mengerti.. Papa percaya padamu.."

Sampai beberapa lama, Rani terus menangis di dalam pelukan sang papa seperti seorang anak kecil. Papa dengan sabar menenangkan Rani hingga tangisnya mereda.

"Aku sudah tidak tahan dengan pernikahan ini Pa,"

Ucapan Rani membuat Papa terkejut bukan main Ia tak menyangka putrinya akan bicara seperti itu di usia pernikahannya yang baru memasuki minggu kedua.

"Tidak ada yang berpihak padaku Pa. Semuanya membandingkan aku dengan Kak Ratih. Aku tahu, aku memang tidak sesempurna Kakak. Tapi bisakah mereka menghargai aku sedikit?" Rani mencurahkan segala isi hatinya. "Aku ingin cerai Pa, aku mau pergi yang jauh, agar tidak perlu bertemu mereka lagi."

Papa menghela napas panjang. Ia tak menyangka keadaan rumah tangga putrinya akan sehancur ini. Papa pikir, Rani akan hidup tenteram seperti Ratih, karena mereka menikah dengan laki-laki yang sama. Tapi ternyata justru kebalikannya.

"Kalau memang kamu mau cerai, Papa akan dukung semua keputusan kamu," ujar Papa setelah berpikir lama. "Papa tidak mau mengorbankan kehidupan putri Papa hanya demi perusahaan,"

Mendengar perkataan sang Papa membuat Rani terdiam seketika. Ia memandang wajah papanya lekat-lekat, terlihat keseriusan di wajah lelaki itu.

"Kamu sudah yakin dengan keputusanmu?"

Rani tidak bisa menjawab. Sebenarnya, kalau disuruh jujur dari hati yang paling dalam, Rani benar-benar mengharapkan perceraian. Ia tak tahan lagi dengan sikap Juna yang kerap menyiksanya secara fisik maupun verbal. Tapi, setelah dipikir-pikir lagi, bukankah orang yang akan dirugikan adalah ayahnya?

Sama halnya dengan pernikahan Ratih, pernikahan Rani juga bertujuan untuk mempererat kerjasama antara keluarga Handoko dengan keluarga Wijaya. Perusahaan keluarga Handoko yang hampir bangkrut dapat bangkit kembali berkat bantuan keluarga Wijaya. Jika sekarang Rani dan Juna bercerai, maka sudah dipastikan sokongan dana dari keluarga Wijaya akan terputus, dan perusahaan keluarga Handoko benar-benar hancur.

Rani berpikir keras. Ia tak bisa hanya memikirkan dirinya sendiri. Jika ia bercerai, ia memang bisa meraih kebebasan dan pergi sejauh mungkin dari jangkauan Juna. Tapi tidak begitu dengan keluarganya. Juna tidak akan membiarkan Rani pergi begitu saja, ia bisa memanfaatkan keluarganya untuk mengancam Rani.

Rani kembali menatap wajah Papa yang terlihat semakin keriput. Rani baru sadar jika rambut Papa sudah sepenuhnya memutih. Wajah Papa kelihatan jauh lebih tua dari umurnya karena stres memikirkan banyak hal. Rani tidak bisa menambah beban pikiran papanya.

"Rani tidak akan bercerai Pa," ucap Rani dengan suara lirih. "Papa jangan khawatir. Rani pasti bisa menghadapi semuanya sendiri,"

"Kamu serius?" tanya Papa dengan kening berkerut. "Tidak apa-apa Rani. Katakan saja kalau sudah tidak sanggup. Papa akan membantumu bagaimanapun caranya!"

"Tidak Pa," geleng Rani. "Kalau Kak Ratih bisa, Rani pasti juga bisa. Ini semua terjadi karena Rani belum terbiasa dengan kehidupan baru Rani. Rani memang terlalu manja. Maafkan Rani Pa,"

"Tidak, tidak, jangan minta maaf. Papa lah yang harus minta maaf. Gara-gara Papa, kamu jadi terlibat dengan semua ini,"

Papa memeluk kembali putri bungsunya itu, mengecup puncak kepalanya perlahan. "Maafkan Papa yang tidak becus menjadi Ayah ya Nak,"

"Tidak Pa, Papa adalah ayah yang paling hebat. Rani bangga punya Papa dalam hidup Rani,"

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

ibu kandung rasa ibu tiri, senang di atas penderitaan anak. nyesel kamu, mana tau Ratih juga ngebatin biar ortu senang. kel piskopat, 😖

2024-12-27

0

Ita rahmawati

Ita rahmawati

mungkin rani anak papanya sm wanita lain makanya emaknya jehong

2025-03-28

0

Eti Alifa

Eti Alifa

ibunya rani ibu kandung bukan sihh masa ibu kandung kok bengis😬

2024-10-09

0

lihat semua
Episodes
1 1. Orang-orang Yang Ditinggalkan
2 2. Lamaran dari Kakak Ipar
3 3. Malam Pertama
4 4. (REVISI) Menunda Kematian
5 5. (REVISI) Bulan Madu
6 6. (REVISI) Tolong Saya!
7 7. (REVISI) Dimana Rumahmu?
8 8. (REVISI) Bisakah Aku Bertahan?
9 9. (REVISI) Ke Rumah Mertua
10 10. (REVISI) Bisa Gila!
11 11. (REVISI) Tante-Tante Sosialita
12 12. (REVISI) Menantu Manja
13 13. (REVISI) Salah Paham
14 14. (REVISI) Aku Ingin Cerai
15 15. (REVISI) Mama!
16 16. (REVISI) Pengasuh Untuk Ruby
17 17. (REVISI) Tak Dianggap
18 18. (REVISI) Rebut Saja Suamiku
19 19. (REVISI) Wanita Ular
20 20. (REVISI) Aku Bukan Pembantu!
21 Pengumuman Penting!
22 21. (REVISI) Aku Istrimu!
23 22. (REVISI) Jangan Kembali Lagi
24 23. (REVISI) Separuh Ingatan Rani
25 24. (REVISI) Kamu Harus Hamil!
26 25. (REVISI) Aku Mencintaimu
27 26. (REVISI) Kamu Yang Menggodaku!
28 27. (REVISI) Kenangan Ratih
29 28.(REVISI) Guru Privat Untuk Ruby
30 29. (REVISI) Papa Nggak Ganteng!
31 30. (REVISI) Ada Hubungan Apa?
32 31. (REVISI) Teman Baru
33 32. (REVISI) Wibawa Seorang Istri
34 33. (REVISI) Kabur Dari Bodyguard
35 34. (REVISI) Pergi Ke TKP
36 35. CCTV
37 36. Ulang Tahun Lily dan Amplop Misterius
38 37. Fakta Mencengangkan
39 38. Ayah Kandung
40 39. Kamu Melindungi Siapa?
41 40. Kabur?
42 41. Hasil Diagnosa
43 42. Donor
44 43. Terkuak
45 44. Egois
46 45. Kabar Baik dan Kabar Buruk
47 46. Aku Tidak Minta Dilahirkan
48 47. Jalan-jalan
49 48. Bobok Bareng?
50 49. Perpisahan
51 50. Aku Mengharapkan Hatimu
52 51. Hancur
53 52. Bahagiakan Dirimu Sendiri
54 53. Pergi
55 54. Sang Pewaris
56 55. Terpuruk
57 56. Tetaplah Bertahan Hidup
58 57. Terimakasih
59 58. Apa Kamu Mencintainya?
60 59. Aku Tidak Mencintainya
61 60. Hotel Horizon
62 61. Dua Puluh Lima Milyar
63 62. Mengabulkan Keinginanmu
64 63. Cemburu
65 64. Janji Makan Malam
66 65. Nyonya dan Tuan Muda Simpanan
67 66. Mencuri Hati Mr Kim
68 67. Aku Lebih Percaya Istriku
69 68. Kencan Pertama
70 69. Dendam
71 70. Mencari Rani
72 71. Rani Ditemukan
73 72. Pengakuan Lily
74 73. Apa Kamu Mau Bercerai?
75 74. Sebuah Pernyataan Cinta
76 75. Rumah Kita
77 76. Cuma 'Pegangan Tangan'
78 77. Sayang
79 78. Will You Marry Me Again?
80 79. Masa Depan Kita
81 80. Happy Graduation
82 81. Ruby Kembali
83 82. Ruby Mau Punya Adik!
84 83. Melahirkan Anak Kembar
85 84. Episode Spesial (1)
86 Novel Baru
Episodes

Updated 86 Episodes

1
1. Orang-orang Yang Ditinggalkan
2
2. Lamaran dari Kakak Ipar
3
3. Malam Pertama
4
4. (REVISI) Menunda Kematian
5
5. (REVISI) Bulan Madu
6
6. (REVISI) Tolong Saya!
7
7. (REVISI) Dimana Rumahmu?
8
8. (REVISI) Bisakah Aku Bertahan?
9
9. (REVISI) Ke Rumah Mertua
10
10. (REVISI) Bisa Gila!
11
11. (REVISI) Tante-Tante Sosialita
12
12. (REVISI) Menantu Manja
13
13. (REVISI) Salah Paham
14
14. (REVISI) Aku Ingin Cerai
15
15. (REVISI) Mama!
16
16. (REVISI) Pengasuh Untuk Ruby
17
17. (REVISI) Tak Dianggap
18
18. (REVISI) Rebut Saja Suamiku
19
19. (REVISI) Wanita Ular
20
20. (REVISI) Aku Bukan Pembantu!
21
Pengumuman Penting!
22
21. (REVISI) Aku Istrimu!
23
22. (REVISI) Jangan Kembali Lagi
24
23. (REVISI) Separuh Ingatan Rani
25
24. (REVISI) Kamu Harus Hamil!
26
25. (REVISI) Aku Mencintaimu
27
26. (REVISI) Kamu Yang Menggodaku!
28
27. (REVISI) Kenangan Ratih
29
28.(REVISI) Guru Privat Untuk Ruby
30
29. (REVISI) Papa Nggak Ganteng!
31
30. (REVISI) Ada Hubungan Apa?
32
31. (REVISI) Teman Baru
33
32. (REVISI) Wibawa Seorang Istri
34
33. (REVISI) Kabur Dari Bodyguard
35
34. (REVISI) Pergi Ke TKP
36
35. CCTV
37
36. Ulang Tahun Lily dan Amplop Misterius
38
37. Fakta Mencengangkan
39
38. Ayah Kandung
40
39. Kamu Melindungi Siapa?
41
40. Kabur?
42
41. Hasil Diagnosa
43
42. Donor
44
43. Terkuak
45
44. Egois
46
45. Kabar Baik dan Kabar Buruk
47
46. Aku Tidak Minta Dilahirkan
48
47. Jalan-jalan
49
48. Bobok Bareng?
50
49. Perpisahan
51
50. Aku Mengharapkan Hatimu
52
51. Hancur
53
52. Bahagiakan Dirimu Sendiri
54
53. Pergi
55
54. Sang Pewaris
56
55. Terpuruk
57
56. Tetaplah Bertahan Hidup
58
57. Terimakasih
59
58. Apa Kamu Mencintainya?
60
59. Aku Tidak Mencintainya
61
60. Hotel Horizon
62
61. Dua Puluh Lima Milyar
63
62. Mengabulkan Keinginanmu
64
63. Cemburu
65
64. Janji Makan Malam
66
65. Nyonya dan Tuan Muda Simpanan
67
66. Mencuri Hati Mr Kim
68
67. Aku Lebih Percaya Istriku
69
68. Kencan Pertama
70
69. Dendam
71
70. Mencari Rani
72
71. Rani Ditemukan
73
72. Pengakuan Lily
74
73. Apa Kamu Mau Bercerai?
75
74. Sebuah Pernyataan Cinta
76
75. Rumah Kita
77
76. Cuma 'Pegangan Tangan'
78
77. Sayang
79
78. Will You Marry Me Again?
80
79. Masa Depan Kita
81
80. Happy Graduation
82
81. Ruby Kembali
83
82. Ruby Mau Punya Adik!
84
83. Melahirkan Anak Kembar
85
84. Episode Spesial (1)
86
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!