13. (REVISI) Salah Paham

Rani terbangun saat waktu menunjukkan pukul tujuh malam. Ia bergegas bangkit dari kasur dan pergi menuju dapur. Meskipun sedih karena dikatai menantu manja oleh teman-teman ibu mertuanya, Rani tidak ingin terlihat lemah. Ia akan berusaha untuk bisa diakui sebagai seorang istri dan menantu yang baik.

"Baru bangun Ran?" tanya Lily sambil tersenyum. Rani menganggukkan kepalanya. Saat itu baru sang ibu mertua yang ada di sana, suami dan ayah mertuanya belum terlihat.

Rani mulai mengeluarkan beberapa piring dan sendok, setelah itu ia tata sedemikian rupa di atas meja. Rani juga sebenarnya agak kesal. Padahal sudah jelas-jelas ibu mertuanya itu duduk duluan di sana, kenapa tidak menyiapkan semuanya lebih dulu?

Rani beranjak mengambil sayur dan lauk pauk hasil masakannya tadi sore di dalam lemari. Tapi aneh sekali, Rani tak menemukan sayur lodeh buatannya. Bahkan lauk tempe dan tahu yang ia buat pun raib. Sekarang yang menggantikan di sana adalah ayam goreng lengkuas dan cah kangkung.

"Mi, Mami tahu sayur lodeh sama tempe tahu yang Rani taruh sini?" tanya Rani kepada Lily yang sedang asyik bermain handphone.

"Oh? Tadi Mami suruh Mbok Nah buang," jawab Lily enteng.

"Apa?" Saking terkejutnya, suara Rani terdengar agak keras. Lily sampai terperanjat kaget. "Dibuang?"

"Aduh, bikin kaget saja sih Ran. Iya, Mami suruh buang, soalnya sayurnya nggak enak, terlalu asin. Tempe sama tahunya juga kelihatan sudah mau basi,"

"Sudah mau basi bagaimana Mi? Itu baru Rani masak tadi sore!" Rani berseru emosi. "Kenapa harus membuang-buang makanan!"

Lily merasa terkejut karena nada bicara Rani yang sedikit membentak. "Ma-Mami kan nggak tahu,"

"Kalau nggak tahu tanya Mi!" air mata Rani sudah menetes. "Kan Rani sudah capek-capek masak!"

"Ada apa ini?" tiba-tiba saja dari belakang Rani, muncul Juna dan Bani.

"Kenapa kamu membentak Mami?" tanya Juna dengan nada marah. Rani tidak menjawab. Ia mengusap air matanya dan berlari kembali ke kamar.

"Ada masalah apa?" tanya Bani dengan nada heran. "Kalian bertengkar?"

"Sepertinya Rani salah paham sama Mami," Lily mencoba menjelaskan. "Mami tadi suruh Mbok Nah buang makanan yang ada di lemari, Mami kira itu makanan basi. Tapi ternyata itu masakan Rani tadi sore untuk makan malam,"

Tante Lily menghela napas panjang. "Tapi dia tidak mendengarkan alasan Mami dan malah membentak Mami. Mami bingung, Mami nggak pernah dibentak begitu sama Ratih,"

"Mami tenang saja, biar Juna yang urus," Juna menenangkan sang ibu. Ia kemudian kembali ke kamar untuk menyusul Rani.

Di dalam kamarnya, Rani sudah menangis tersedu-sedu. Akhir-akhir ini ia merasa semua orang berkomplot untuk memusuhinya. Rani sudah berusaha untuk menahan, tapi lama kelamaan sikap mereka jadi semakin keterlaluan.

"Aku nggak betah Kak Ratih.." rintih Rani dalam tangisnya. "Bagaimana Kakak bisa bertahan di rumah yang kejam ini?"

"Rani," Terdengar suara pintu kamar diketuk. Itu pasti Juna. Rani sengaja mengunci pintunya dari dalam supaya lelaki itu tidak mengganggunya.

"Rani, buka!" Juna menggedor pintu semakin keras. "Nggak usah manja! Kamu itu cuma salah paham, jangan marahi Mami yang tidak tahu apa-apa!"

Rani menutup kedua telinganya rapat-rapat. Ia tak ingin mendengar apapun. Karena mereka juga tak pernah mau mendengarkan Rani.

"Rani!" Juna masih terus menggedor pintu kamar, dan Rani tetap mendiamkannya. "Kalau kamu begini terus, aku akan laporkan pada mamamu!"

Rani terdiam. Kalau sampai Juna benar-benar mengadukan hal ini pada Mama, pasti Mama tak akan tinggal diam. Entah seperti apa Mama akan memarahinya nanti.

Rani menghela napas panjang. Ia tak mau memperpanjang masalah. Akhirnya, ia terpaksa membuka pintu dan terlihat Juna yang berdiri di sana dengan wajah kesal.

"Kamu jangan keterlaluan sama Mami," begitu ucapan Juna pertama kali setelah Rani membuka pintu. "Mami kan tidak tau kalau sayur itu hasil masakan kamu. Cuma begitu saja nggak usah baper!"

"Tapi aku juga capek Kak," kesal Rani. "Kamu nggak tahu kan betapa susah payahnya aku membuat hidangan itu?"

"Tinggal dibuat lagi apa susahnya," ujar Juna enteng. "Jangan marahi Mami, kasihan dia. Mami itu punya darah tinggi, kamu mau tanggungjawab kalau Mami sakit?"

Rani terdiam. Juna benar-benar tidak menghargai kerja kerasnya.

"Sudah! Aku tidak mau mendengar alasan kamu lagi. Sekarang cepat minta maaf sama Mami,"

Rani mendongakkan kepalanya menatap Juna. Tidak bisakah lelaki itu membelanya sedikit saja? Tidak bisakah ia mendengarkan alasan kenapa Rani melakukan itu?

"Kenapa bengong? Cepat minta maaf!"

Rani mengepalkan tangannya. Benar-benar percuma. Apapun yang ia katakan, tidak akan ada yang membelanya.

"Baik, aku akan minta maaf sekarang. Puas kamu sekarang?" Rani berjalan melewati Juna dan dengan sengaja mendorong bahu lelaki itu.

Pada akhirnya, Rani yang meminta maaf kepada Lily.

"Iya Rani, Mami maafkan. Mami kaget sekali loh, Mami nggak pernah dibeginikan sama Ratih. Ratih itu anak yang lembut, santun dan tidak pernah marah. Jadi Mami shock mendapat perlakuan seperti itu dari kamu,"

Rani mendengarkan ucapan ibu mertuanya dengan wajah tertunduk. Bukannya dia menyesal, tapi karena menyembunyikan wajahnya yang kesal. Padahal Lily adalah orang yang menyebabkan semua keributan ini, tapi wanita itu sama sekali tak meminta maaf.

Masalah hari itu berakhir dengan damai. Tentu saja damai menurut versi keluarga Wijaya saja. Menurut Rani, dia belum merasa damai sama sekali.

Meski begitu, Rani tetap menjalankan kewajibannya sebagai istri dan menantu keluarga ini esok harinya. Lagi-lagi ia memasak, membereskan dapur, dan mencuci pakaian Juna dan Ruby. Ia juga turut menyiapkan makanan untuk putri tirinya itu.

"Sayang, Aaa.." Rani menyuapi Ruby dengan telaten. Ruby sudah kenal dengan Rani, karena beberapa kali Ratih sering meminta tolong Rani menjaga Ruby. Makanya Ruby tidak menangis ketika bersama dengan Rani.

"Pintarnya.." Rani memuji Ruby yang memakan makanannya dengan lahap. "Enak kan sayang?"

"Enyak! Enyak!" jawab Ruby dengan lidahnya yang cadel. Rani tertawa. Ruby adalah satu-satunya obat penghilang stres di rumah ini.

"Ohok!" Ruby terbatuk. Rani buru-buru mengambilkan air minum, meminumkannya pada Ruby.

"Ohok!" Ruby menyemburkan air dan sisa makanan di dalam mulutnya.

"Ruby!" Rani berseru panik. Tiba-tiba saja wajah Ruby membiru. Gadis kecil itu tampak terengah-engah seperti kehabisan napas.

"Ruby! Ruby!" Teriak Rani. Juna yang sedang sarapan bersama orangtuanya segera berlari menghampiri mereka, terbelalak saat melihat putrinya sesak napas.

"Ruby!" Juna buru-buru menggendong Ruby. "Apa yang terjadi?"

"Nggak tau Kak, tiba-tiba saja Ruby batuk-batuk, terus jadi seperti itu,"

Lily ikut menghampiri mereka dan melihat menu makanan yang diberikan Rani. "Ini telur! Ruby kan alergi telur!"

Rani terbelalak. "A-aku tidak tau Kak.."

"Kamu bodoh, ya? Kamu mau membunuh anakku?" Juna berlari keluar rumah dan masuk ke mobil. Ia melajukan kendaraan roda empat itu ke rumah sakit secepat mungkin.

Terpopuler

Comments

Hafifah Hafifah

Hafifah Hafifah

aduh lw g suka sama rani bilang bu g usah fitnah gitu

2024-12-23

1

🇮🇩A Firdaus🇰🇷

🇮🇩A Firdaus🇰🇷

seru

2024-10-25

0

Hanisah Nisa

Hanisah Nisa

lanjut

2024-01-03

1

lihat semua
Episodes
1 1. Orang-orang Yang Ditinggalkan
2 2. Lamaran dari Kakak Ipar
3 3. Malam Pertama
4 4. (REVISI) Menunda Kematian
5 5. (REVISI) Bulan Madu
6 6. (REVISI) Tolong Saya!
7 7. (REVISI) Dimana Rumahmu?
8 8. (REVISI) Bisakah Aku Bertahan?
9 9. (REVISI) Ke Rumah Mertua
10 10. (REVISI) Bisa Gila!
11 11. (REVISI) Tante-Tante Sosialita
12 12. (REVISI) Menantu Manja
13 13. (REVISI) Salah Paham
14 14. (REVISI) Aku Ingin Cerai
15 15. (REVISI) Mama!
16 16. (REVISI) Pengasuh Untuk Ruby
17 17. (REVISI) Tak Dianggap
18 18. (REVISI) Rebut Saja Suamiku
19 19. (REVISI) Wanita Ular
20 20. (REVISI) Aku Bukan Pembantu!
21 Pengumuman Penting!
22 21. (REVISI) Aku Istrimu!
23 22. (REVISI) Jangan Kembali Lagi
24 23. (REVISI) Separuh Ingatan Rani
25 24. (REVISI) Kamu Harus Hamil!
26 25. (REVISI) Aku Mencintaimu
27 26. (REVISI) Kamu Yang Menggodaku!
28 27. (REVISI) Kenangan Ratih
29 28.(REVISI) Guru Privat Untuk Ruby
30 29. (REVISI) Papa Nggak Ganteng!
31 30. (REVISI) Ada Hubungan Apa?
32 31. (REVISI) Teman Baru
33 32. (REVISI) Wibawa Seorang Istri
34 33. (REVISI) Kabur Dari Bodyguard
35 34. (REVISI) Pergi Ke TKP
36 35. CCTV
37 36. Ulang Tahun Lily dan Amplop Misterius
38 37. Fakta Mencengangkan
39 38. Ayah Kandung
40 39. Kamu Melindungi Siapa?
41 40. Kabur?
42 41. Hasil Diagnosa
43 42. Donor
44 43. Terkuak
45 44. Egois
46 45. Kabar Baik dan Kabar Buruk
47 46. Aku Tidak Minta Dilahirkan
48 47. Jalan-jalan
49 48. Bobok Bareng?
50 49. Perpisahan
51 50. Aku Mengharapkan Hatimu
52 51. Hancur
53 52. Bahagiakan Dirimu Sendiri
54 53. Pergi
55 54. Sang Pewaris
56 55. Terpuruk
57 56. Tetaplah Bertahan Hidup
58 57. Terimakasih
59 58. Apa Kamu Mencintainya?
60 59. Aku Tidak Mencintainya
61 60. Hotel Horizon
62 61. Dua Puluh Lima Milyar
63 62. Mengabulkan Keinginanmu
64 63. Cemburu
65 64. Janji Makan Malam
66 65. Nyonya dan Tuan Muda Simpanan
67 66. Mencuri Hati Mr Kim
68 67. Aku Lebih Percaya Istriku
69 68. Kencan Pertama
70 69. Dendam
71 70. Mencari Rani
72 71. Rani Ditemukan
73 72. Pengakuan Lily
74 73. Apa Kamu Mau Bercerai?
75 74. Sebuah Pernyataan Cinta
76 75. Rumah Kita
77 76. Cuma 'Pegangan Tangan'
78 77. Sayang
79 78. Will You Marry Me Again?
80 79. Masa Depan Kita
81 80. Happy Graduation
82 81. Ruby Kembali
83 82. Ruby Mau Punya Adik!
84 83. Melahirkan Anak Kembar
85 84. Episode Spesial (1)
86 Novel Baru
Episodes

Updated 86 Episodes

1
1. Orang-orang Yang Ditinggalkan
2
2. Lamaran dari Kakak Ipar
3
3. Malam Pertama
4
4. (REVISI) Menunda Kematian
5
5. (REVISI) Bulan Madu
6
6. (REVISI) Tolong Saya!
7
7. (REVISI) Dimana Rumahmu?
8
8. (REVISI) Bisakah Aku Bertahan?
9
9. (REVISI) Ke Rumah Mertua
10
10. (REVISI) Bisa Gila!
11
11. (REVISI) Tante-Tante Sosialita
12
12. (REVISI) Menantu Manja
13
13. (REVISI) Salah Paham
14
14. (REVISI) Aku Ingin Cerai
15
15. (REVISI) Mama!
16
16. (REVISI) Pengasuh Untuk Ruby
17
17. (REVISI) Tak Dianggap
18
18. (REVISI) Rebut Saja Suamiku
19
19. (REVISI) Wanita Ular
20
20. (REVISI) Aku Bukan Pembantu!
21
Pengumuman Penting!
22
21. (REVISI) Aku Istrimu!
23
22. (REVISI) Jangan Kembali Lagi
24
23. (REVISI) Separuh Ingatan Rani
25
24. (REVISI) Kamu Harus Hamil!
26
25. (REVISI) Aku Mencintaimu
27
26. (REVISI) Kamu Yang Menggodaku!
28
27. (REVISI) Kenangan Ratih
29
28.(REVISI) Guru Privat Untuk Ruby
30
29. (REVISI) Papa Nggak Ganteng!
31
30. (REVISI) Ada Hubungan Apa?
32
31. (REVISI) Teman Baru
33
32. (REVISI) Wibawa Seorang Istri
34
33. (REVISI) Kabur Dari Bodyguard
35
34. (REVISI) Pergi Ke TKP
36
35. CCTV
37
36. Ulang Tahun Lily dan Amplop Misterius
38
37. Fakta Mencengangkan
39
38. Ayah Kandung
40
39. Kamu Melindungi Siapa?
41
40. Kabur?
42
41. Hasil Diagnosa
43
42. Donor
44
43. Terkuak
45
44. Egois
46
45. Kabar Baik dan Kabar Buruk
47
46. Aku Tidak Minta Dilahirkan
48
47. Jalan-jalan
49
48. Bobok Bareng?
50
49. Perpisahan
51
50. Aku Mengharapkan Hatimu
52
51. Hancur
53
52. Bahagiakan Dirimu Sendiri
54
53. Pergi
55
54. Sang Pewaris
56
55. Terpuruk
57
56. Tetaplah Bertahan Hidup
58
57. Terimakasih
59
58. Apa Kamu Mencintainya?
60
59. Aku Tidak Mencintainya
61
60. Hotel Horizon
62
61. Dua Puluh Lima Milyar
63
62. Mengabulkan Keinginanmu
64
63. Cemburu
65
64. Janji Makan Malam
66
65. Nyonya dan Tuan Muda Simpanan
67
66. Mencuri Hati Mr Kim
68
67. Aku Lebih Percaya Istriku
69
68. Kencan Pertama
70
69. Dendam
71
70. Mencari Rani
72
71. Rani Ditemukan
73
72. Pengakuan Lily
74
73. Apa Kamu Mau Bercerai?
75
74. Sebuah Pernyataan Cinta
76
75. Rumah Kita
77
76. Cuma 'Pegangan Tangan'
78
77. Sayang
79
78. Will You Marry Me Again?
80
79. Masa Depan Kita
81
80. Happy Graduation
82
81. Ruby Kembali
83
82. Ruby Mau Punya Adik!
84
83. Melahirkan Anak Kembar
85
84. Episode Spesial (1)
86
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!