"Bang Bangun" Alana menggedor kamar sang kakak dengan keras "hmm apaan si Na" jawab Dio dari dalam, "Bang disuruh mama anter Alana ambil kue " " ish kamu ambil sendiri bisa kan Na, aku masih ngantuk" "Maaaa abang gak mau" teriak Alana dari depan pintu kamarnya , Dio yang mendengar Alana mengadu segera lompat dan membuka pintu kamarnya melihat Abangnya Alana tersenyum smirk"mau maa Alana boong" ,kata Dio yang sudah ikut berteriak, Dio gak mau mood nya rusak mendengar mamanya bernyanyi,alias mengomel, dan jika sudah mengomel uhhhh panjangggg banget dan terkadang masih bersambung, Dio pun bergegas siap siap "Ma Alana mana?" Tanya Dio sambil celingukan,sedang yang dicari entah kemana Raibnya "Alana tadi mama suruh ambil kue di tante Ratih, diujung gang" "hah..." "Kenapa emang" tanya mamanya"dasar Alana "umpat Dio,dio tak menjawab pertanyaan mamanya, dia sudah menyesal masih aja bisa di bodohin ama Alana, adek perempuan satu satunya yang jahiiil nya minta ampun.Dio menjatuhkan pantatnya di sofa ruang tengah, dengan wajah yang tak bisa diartikan, tak berapa lama Alana pun datang dengan membawa tas berisi pesanan mamanya,Dio melirik dingin pada sang adek, yang dilirik cuek aja."Ma ini kue nya" terdengar suara Alana "kamu ngusilin Abang mu lagi ya" tegur mama "enggak kok ma,aku hanya bangunin abang, masak udah siang tidur terus ,kan gak bagus ma?"Alana ngeles ,mamanya pun mengangguk, membenarkan apa yang di katakan Alana, semetara Dio yang sudah bertukar peran dengan sang Televisi, saat ini bukan televisi yang di tonton Dio, tapi Diolah yang di tonton televisi, Dio yang tadinya menguping mama dan adeknya, malah tertidur berasa mendengar cerita.
"Ma kue nya mau buat apa?" Kata Alana,sambil tangan nya terulur mau mencomot kue brownies kesukaannya, belum juga tangan nya sampai mamanya sudah mengeplak tangannya, dan menjauhkan dari Alana"ma satu aja" rengek Alana, mama nya hanya melirik saja, dan malah membawa kue itu pergi, Alana pun gigit jari.Mamanya melanjutkan menata kue kue itu di nampan di dapur,tak lama kemudian tepat jam 10,"Assalamualaikum" "Waalaikum salam" "Na coba bukain " Alana pun mengangguk dan melangkah keluar, ketiak melewati ruang tengah, Alana kaget melihat sang kakak sudah tidur di shofa, dengan televisi menyala, mana dia ngorok keras sekali dengan mulut ternganga.Alana membiarkan saja,lalu melanjutkan ke ruang tamu, dia mebukakan pintu, Alana terbelalak melihat siapa yang datang, Tante sifa, om Dani dan tentunya dengan putra mereka Haidar,setelah menyalami dan mempersilahkan masuk, Alana pun masuk memberi tahu mamanya, Haidar yang dekat dengan Alana mengekor, tapi dia berhenti di ruang tengah, melihat Dio sedang tidur jiwa usil anak itu meronta,entah apa yang di pikirkan, Haidar,Setelah Haidar bersalaman dengan sang Bude, yaitu mamanya Alana,anak itu lalu meminta Garam pada Alana, Alana pun memberinya tanpa menanyakan dahulu buat apa anak itu meinta garam,Alana membawa nampan kue ke depan, setalah meletakkan di ruang tamu, terdengar suara bang Dio "Assiinn" "Anjir " sambil berlari kocar kacir,mencari minum, tak berapa lama Haidar muncul sambil cekikikan. "Ngapain Bang?" Tanya Alana"Sialan gue di kerjain tuyul" kata bang dio dengan ketus .kayaknya nyawa bang dio belum ngumpul semua , dia seperti bingung "bang cuci muka dulu sana,biar mata terang" kataku lagi , dengan langkah gontai bang Dio masuk ke kamar mandi,setelah keluar "di depan ada tante sifa dan om doni, salim dulu sono" kataku lagi "hah tante sifa? Ada Haidar dong" tanya kak Dio melotot, kak Dio dan Haidar memang musuh bebuyutan, entah kenapa kedua cowok berbeda generasi itu jika di satukan pasti seperti anjing dan kucing,gak bisa akur.Ketika dia menuju ruang tamu, terdengar tawa para orang tua mendengar celoteh Haidar,Haidar anak usia 6 tahun tapi tingkat kejahilannya sudah spek dewa, "Nahh ini Dio" kata mama saat aku muncul dari ruang tengah,setelah menyalami tante sifa dan om Doni, aku pun duduk di sofa di depan mereka "Dio maaf ya,kalau Haidar udah Usil " "gak papa tante" kataku "Haidar ayo minta maaf sama kak Dio" perintah om Doni,Haidar pun mendekatiku, biasanya bocah itu selalu menolak jika disuruh minta maaf pada siapapun yang menjadi korban keusilannya, entah kali ini dengan wajah polos selayaknya anak kecil, dia mendekatiku ,tapi aku pun tak bisa percaya begitu saja "kak maafin aku ya..." kata Haidar sambil mengulurkan tangannya, aku yang dalam mode waspada meneliti anak iru dari atas sampai bawah dan kurasa aman, di saat aku menjabat tangannya, kurasakan ada yang licin di tangan dan menempel di tanganku, ketika aku melihat ingus yang ada di tangan haidar, aku pun berteriak "Haidarr..." Sambil.berlari ke kamar mandi,membersihkan bekas ingus yang menempel di tanganku dengan bergidik."Dasar anak jorok"umpatku.dan sekarang Haidar sedang mendapat omelan dari tante sifa "kan mama udah bilang, kalau ingusan di lap pakai tisu, bukan pakai tangan, kan jorok jadinya" haidar hanya bisa menunduk ,Om Doni dan mama pun terdiam.
Sementara Alana sedang Asik nonton duo gundul di televisi tanpa ada gangguan, namun tiba tiba chanel nya di ganti oleh abang nya, "Abang ...ish ganggu aja deh" omel Alana ",gantian dek" kata Dio yang saat ini sudah merubah chanel, dia memilih sepak bola "Abang rubah lagi gak? "Kalau gak di rubah aku panggil Haidar lo" ancam Alana mendengar nama Haidar, Dio masih jengekel sama bocil itu "ish gantian lah dek, aku juga pingin lihat bentar aja" rayu dio "enggak!!! ganti sekarang" " nih ...nih ganti sendiri" kata dio sambil mengembalikan remote dalam kekuasaan Alana.Dio pun kembali keatas kekamarnya, dia memilih tidur lagi.Dio Mahasiswa semester 3 di universitas pemuda ,mengambil fakultas hukum ini termasuk pembina Mapala, dengan bekal karate yang dimiliki,dan ketahanan tubuhnya dia sudah beberapa kali memenangkan lomba panjat tebing anatar universitas. saat inj dia memegang ketua Mapala dan anggota senior panjat tebing. Tapi berbeda Dio di kampus dengan Dio di rumah, Dio di kampus terkenal dingin, dengan wajah tampannya dan badan Atletisnya dia di kejar kejar banyak cewek, tapi jika di rumah, dio bisa berkamuflase menjadi anak mama dan seorang kakak, yang lembut dan penyayang, makanya tak jarang Dio menjadi sasaran keusilan adek nya yang Bar Bar.tapi memang Dio sangat menyayangi adek satu satunya itu,meskipun Alana kerap sekali mengusili nya,tapi Dio gak pernah sekalipun membalasnya. Tapi dio akan siap pasang badan jika ada orang yang akan menyakiti adek atau pun mamanya, kedua wanita yang akan dia lindungi setelah papanya pergi,meskipun taruhannya nyawa nya,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments