Dua Garis Takdir

Dua Garis Takdir

Bagian Satu

โ€‚โ€‚โ€‚๐™ท๐šŠ๐š™๐š™๐šข ๐š๐šŽ๐šŠ๐š๐š’๐š—๐š๐Ÿ’•

#####################

"๐‘‡๐‘ข๐‘›๐‘”๐‘”๐‘ข ๐‘ ๐‘Ž๐‘ฆ๐‘Ž ๐‘ ๐‘’๐‘๐‘ข๐‘™๐‘ขโ„Ž ๐‘ก๐‘Žโ„Ž๐‘ข๐‘› ๐‘™๐‘Ž๐‘”๐‘– ,๐‘ ๐‘Ž๐‘ฆ๐‘Ž ๐‘Ž๐‘˜๐‘Ž๐‘› ๐‘˜๐‘’๐‘Ÿ๐‘ข๐‘š๐‘Žโ„Ž ๐‘˜๐‘Ž๐‘š๐‘ข ๐‘‰๐‘–๐‘ โ„Ž๐‘Ž".

โ€‚โ€‚Kalimat itu kini menguasai pikiran Visha sekarang,gadis dengan nama lengkap Avisha atau kerap di panggil Visha itu selalu mengingat ucapan sembilan tahun silam,kini hampir sudah sepuluh tahun ia menunggu namun tak ada tanda dari ucapan lelaki itu. Usia nya sudah menginjak dua puluh tiga tahun,sebentar lagi usia nya akan genap dua puluh empat tepat di sepuluh tahun ucapan itu mengganggu nya.

Apakah lelaki itu akan membuktikan ucapan nya!

Atau hanya bualan anak remaja saja!

"Astagfirullah al'adzim.."Ia tersadar dari lamunan yang menguasai nya akibat sentuhan tangan mungil di pundak nya.

"kak is.."ucap balita tiga tahun ,walau tak terlalu benar namun Visha masih memahami nya. Ia adalah Salsa,jarak umur mereka sangat jauh ,selama bertahun tahun mendapatkan gelar anak tunggal ,kini tepat di usia dua puluh satu tahun salsa masuk dalam hidup nya . Jika orang lain melihat nya mungkin akan mengira bahwa Visha adalah ibu nya.

"kenapa caa.."sahut Visha dengan lembut memeluk adik kecil itu.

"caca mau main !"Salsa membuat Visha berpikir jika ia salah menjawab pasti balita itu akan menangis.

"emang mau main kemana ca?"Salsa diam pipinya yang seperti bakpau itu pun ikut menggelembung."Taman"sahut nya dengan celemotan.

"udah izin sama bunda?"kini bibir balita itu ikut maju "Gimana kalau kakak izin bunda dulu ,boleh atau tidak?"balita itu menarik jemari Visha membawanya menuju ruang TV yang tak jauh dari kamar nya berada.

"Bundaa"wanita yang sedang duduk di ruang TV tersebut menoleh ke arah panggilan suara berada.

"ada apa kak is?"sahutan dengan nada lembut itu membuat Visha mengulas senyum nya yang tak pudar sendari tadi.

"kok di tanya malah senyum begitu ,ada apa kak?"suara bunda membuat ia sedikit canggung. tentu saja hanya ada bunda di rumah,Ayah nya sedang berada di perusahaan mengurus bisnis nya.

"nda ,Visha mau izin keluar boleh?"Visha menunduk ia tak berani menatap ibunda,memang ia adalah seorang yang malu untuk meminta keinginan apalagi ia sudah dewasa begini walau sekedar keluar ia merasa tak enak.

"kemana kak ?"suara berat menyahut yang berasal dari pintu yah itu adalah sang ayah yang baru saja pulang .

"ke taman yah ,kan banyak yang jualan makanan "celetus nya yang masih tertunduk."sama caca ini yah"lanjut nya sedangkan balita itu ikut tersenyum.

"jangan sore sore kak pulang nya ,kasihan adik nya"bunda pun merapikan pakaian salsa dan menggunakan balita itu hijab sedang kan Visha kembali ke dalam kamar untuk bersiap siap.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

"caaa....mau di mana ini kakak dah capek"Ia menghentak hentak kan kedua kaki nya ,gadis berkhimar mocca yang senada denngan gamis senada itu mengikuti balita yang aktif berjala tanpa henti.

โ€‚salsa pun berlari saat melihat tukang balon di depan nya meninggalkan Visha yang berjalan seperti siput "cacaaa...."triaknya.

Brukkk..

โ€‚โ€‚Suara tangis balita itu membuat Visha berlari dan langsung menggendong balita itu tanpa memperdulikan sesosok yang telah di tabrak salsa.

"Cup..cup..udah jangan nangis"bujuk Visha yang masih menunduk sambil mengelus salsa yang masih menangis.

"atittt...."rengek nya dengan suara pilu.

"cup...cup..cup.. udah yah sayang nanti beli es krim "seketika tangis itu pun mulai mereda.

"maaf..saya tak sengaja"ucapan itu terdengar dari sosok lawan jenis di hadapan nya yang di tabrak salsa.

"ini bukan salah anda,saya yang kurang berhati -hati" Visha tau seharusnya ia tak membiarkan salsa berada di depan nya."saya mohon maaf"ia masih tertunduk lalu berbalik ingin meninggalkan lelaki tersebut,namun ntah mengapa lelaki itu menatap dalam kepergian Visha ,sulit untuk di mengerti makna tatapan tersebut.

โ€‚โ€‚โ€‚โ€‚โ€‚Visha sedang terduduk di sebuah kursi umum bersama salsa menikmati es krim yang sesuai dengan ucapan Visha ,tak lupa Visha mengikatkan sebuah kain agar noda es krim tak mengenai pakaian salsa.

"habis ini kita pulang ke buru magrib ca"yah usai sholat asar mereka memang baru berangkat ,sedangkan salsa tak mendengarkan ia asyik menikmati es nya begitulah balita yang hendak berusia empat tahun.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

โ€‚Sesampai di kamar ,Ia mandi dan wudhu karena waktu magrib sudah hampir tiba ,selesai itu itu sesuai rutinitas semua selesai ia harus berada di depan labtop untuk menyelesaikan tugas makalah kuliah. Kini ia berkuliah di salah satu universitas islami di tempat nya berada.

"๐‘‡๐‘ข๐‘›๐‘”๐‘”๐‘ข ๐‘ ๐‘Ž๐‘ฆ๐‘Ž ๐‘ฃ๐‘–๐‘ โ„Ž๐‘Ž,๐‘ก๐‘ข๐‘›๐‘”๐‘”๐‘ข ๐‘ ๐‘Ž๐‘ฆ๐‘Ž"kalimat itu kembali melintas di pikiran Visha."udah sembilan tahun bentar lagi genab sepuluh tahun ,beneran datang ngga ya!"pikiran nya malah membayangkan betapa tampan sosok tersebut.

โ€‚pasalnya dahulu memang Visha sangat mengagumi sang gus anak pemilik yayasan pesantren yang ia tempati untuk menempuh pendidikan Tsanawiyah hingga Aliyah .karena gus tersebut lulus dan melanjutkan pendidikan nya di Tarim membuat nya tak bertemu hingga lulus aliyah.

"ya allah pikiran kuu"Vidha selalu menyadarkan pikiran nya agar tak terhanyut dalam dosa memikir kan lawan jenis,ia lalu menyelesaikan makalah yang akan di kumpul lusa .

โ€‚โ€‚โ€‚Pukul menunjukan jam 20:00,kini Visha sudah selesai dan membuka album kenangan semasa ia menempuh pendidikan di pesantren. Beberapa kenangan menunjukan bagaimana keseruan masa dahulu namun sebuah gambar membuat Visha tersenyum lebar pasal nya saat perlombaan itu ada sebuah foto yang menunjukan Gus tersebut melihat nya dari kejahuan .

" kok bisa gini "tutur nya ia merasa malu jika mengingat hal tersebut,ia tak menyangka bahwa sosok yang ia kagumi juga mengagumi nya .

โ€‚โ€‚โ€‚Ponsel nya pun berbunyi sebuah notifikasi pesan masuk di hand phone nya,siapa lagi kalau bukan Aisha sahabat nya.

๐€๐ข๐ฌ๐ก๐š: ๐ฆ๐š๐ค๐š๐ฅ๐š๐ก ๐ง๐ฒ๐š ๐ฎ๐๐š๐ก ๐ฌ๐ž๐ฅ๐ž๐ฌ๐š๐ข ๐›๐ž๐ฅ๐ฎ๐ฆ ๐ฏ๐ข๐ฌ?

๐•๐ข๐ฌ๐ก๐š:๐ฌ๐š๐ฅ๐š๐ฆ ๐๐ฎ๐ฅ๐ฎ ๐ฌ๐ก๐š !,๐ฆ๐š๐ค๐š๐ฅ๐š๐ก ๐ง๐ฒ๐š ๐ฎ๐๐š๐ก .

๐€๐ข๐ฌ๐ก๐š:๐ฒ๐š๐ฎ๐๐š๐ก ๐›๐ž๐ฌ๐จ๐ค ๐š๐ค๐ฎ ๐ค๐ž ๐ซ๐ฎ๐ฆ๐š๐ก ๐ฌ๐ž๐ค๐š๐ฅ๐ข๐š๐ง

โ€‚โ€‚โ€‚โ€‚โ€‚โ€‚โ€‚โ€‚:๐–๐ž๐ž๐ค๐ž๐ง๐ ๐ค๐ข๐ง๐ญ๐š ๐ฃ๐š๐ฅ๐š๐ง ๐ฃ๐š๐ฅ๐š๐ง!

๐•๐ข๐ฌ๐ก๐š:๐›๐จ๐ฅ๐ž๐ก!๐ค๐š๐ฆ๐ฎ ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ญ๐ซ๐š๐ค๐ญ๐ข๐ซ ๐ฌ๐ก๐š

๐€๐ข๐ฌ๐ก๐š:๐ฅ๐š๐ ๐ข ๐›๐จ๐ค๐ž๐ค ๐ข๐ง๐ข ๐ค๐š๐ฉ๐š๐ง ๐ค๐š๐ฉ๐š๐ง ๐š๐ฃ๐š ,๐›๐ž๐ฌ๐จ๐ค

โ€‚โ€‚โ€‚โ€‚โ€‚โ€‚โ€‚โ€‚:๐‰๐š๐ฅ๐š๐ง ๐š๐ฃ๐š ๐ฃ๐š๐ง๐ ๐š๐ง ๐ฆ๐š๐ค๐š๐ง.

๐•๐ข๐ฌ๐ก๐š:๐ž๐ง๐š๐ค ๐š๐ฃ๐š ๐ฆ๐š๐ค๐š๐ง ๐ฅ๐š๐ก ๐ฌ๐ก๐š ๐ค๐š๐ฉ๐š๐ง ๐ฅ๐š๐ ๐ข ๐œ๐จ๐›๐š

๐€๐ข๐ฌ๐ก๐š:๐ข๐š ๐›๐š๐ฐ๐ž๐ฅ.

โ€‚โ€‚โ€‚Begitulah percakapan dua gadis dewasa yang masih merasa remaja. Ia meletakan handphone nya dan melanjutkan apa yang ia kerjakan saat ini hingga waktu tidur pun sampai membuat nya bermimpi.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

โ€‚โ€‚โ€‚โ€‚Kini Visha dan Aisha berada di sebuah restoran menyantap beberapa hidangan sambil membicarakan tugas kuliah.

"vis..saya dapat kabar katanya dosen studi hadist dan tafsir?"kini Visha sedikit terbelalak pasal nya jika dosen tersebut di ganti entah jadi apa diri nya yang agak minus dengan pelajaran tersebut.

"serius kamu sha?"ia benar benar terkejut ia masih sedikit tak mengerti dengan dosen sebelum nya bagaimana jika dosen tersebut di ganti,bukan ! Visha bukan sosok yang bodoh namun entah mengapa untuk pelajaran tersebut butuh waktu lama untuk masuk di dalam otak nya.

"ya allah ..vis aku serius lagian kamu enak udah pinter nah sedangkan aku pasti di hukum terus"yah memang Aisha dari jaman masih Tsanawiyah otak nya bermasalah ,setiap pelajaran agama ia tak sama sekali memahami nya ,untung saja ia memiliki sahabat yang pintar jika tidak mungkin nasib buruk menimpanya.

โ€‚โ€‚Mereka terus membahas entah itu tentang dosen baru atau materi yang akan mereka hadapi.

โ€‚โ€‚Kini memang mereka sudah berada di semester 4 dan inilah waktu padat nya untuk ilmu ilmu yang mereka hadapi.

โ€‚โ€‚โ€‚Usai makan mereka mampir di sebuah toko buku yang tak jauh dari tempat mereka makan .

"Vis aduhh aku ke toilet dulu kamu duluan aja "ucap Aisha yang terburu buru menuju kamar mandi .

"yaudah iya"Visha berjalan sedikit cepat ia tak biasa berada di luar sendirian apa lagi di tempat ramai seperti ini ia hanya tak terlalu senang .

brukkk..

โ€‚Tak sengaja ia menabrak seorang dan menjatuh kan beberapa buku di lantai.

"Maaf"Visha mengulurkan sebuah sapu tangan panjang yang ia bawa untuk menolong lelaki yang terjatuh itu dan membantunya mengutip beberapa buku yang ia jatuh kan ,tak berselang lama ia langsung berpamitan tanda memandang wajah lelaki itu dan kembali ke tujuan utama.

โ€‚โ€‚โ€‚Di sini lah Aisha dan Visha berada memcari sebuah buku yang mereka tuju untuk tugas kuliah.

โ€‚โ€‚Aisha tak sengaja menatap sosok yang berada di kasih begitu terkejut nya ia..

"Vishaaa...."ia berusaha memanggil sahabat nya itu dan menunjukan sosok yang ia lihat .

โ€‚Deg ...

โ€‚Visha terkejut dan menundukan pandangan nya ,lelaki yang ia kagumi berada di satu tempat yang sama dengan nya namun di dalam pikiran nya mengapa lelaki itu tak memberi tahu nya_...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!