Bab 9

"Ga usah dijemput Kak. Nanti Vina kerumah Kak Dini sebelum makan siang ya. Vina diantar supir aja, baru nebeng Kak Dini. Boleh Kan?"

"Oke , Vin. Ditunggu ya"

Panggilan pun berakhir.

Dimas yang mendengar percakapan Davina dengan Dini langsung mendekati adiknya.

"Ngapain kamu ajak-ajak Dini buat nonton pakai acara nebeng lagi" omel Dimas

"Ye, suka-suka Vina dong Kak. Kak Dini aja ga masalah kenapa Kak Dimas yang kebakaran jenggot" Jawab Davina, kesal.

"Siap-siap dulu ah"

Vina berjalan melewati Dimas sambil menjulurkan lidahnya. Dimas benar-benar gondok dengan kelakuan Davina.

"Ma Pa, Vina pamit jalan sama Kak Dini ya" kata Davina berpamitan dengan kedua orang tuanya yang sedang duduk santai ditaman samping rumah.

"Kakak ikut" sebuah suara terdengar tiba-tiba dari arah belakang. Davina jelas langsung menoleh.

Dibelakang Davina sudah berdiri Dimas dengan berpakaian rapi anak muda. Dimas menggunakan setelan celana jeans yang dipadukan dengan kaos bermerk ternama.

"Ngapain Kak Dimas ikut? Bukannya tadi diajak tidak mau" ucap Davina melirik.

"Suka-suka Kakaklah. Ayo" seru Dimas mengajak Davina setelah Dimas berpamitan dengan kedua orang tuanya. Dengan pedenya, Dimas berjalan duluan ke parkiran mobil.

"Sudah jangan cemberut lagi, Kak Dimas diajak saja. Mungkin dia sudah ada rasa dengan Dini" elus Mama Dian menenangkan Davina yang manyun.

Dengan kesal, Davina masuk kedalam mobil dan duduk disamping Dimas.

"Gak usah ditekuk begitu bibirnya, ntar ga ada laki-laki yang mau sama kamu" ucap Dimas tanpa rasa bersalah

"Biar aja" jawab Davina. Dimas hanya tersenyum melihat tingkah Davina yang masih kekanak-kanakan.

Dikamar, Dini sudah bersiap-siap. Hari ini, Dini menggunakan setelan celana rok pendek berwarna coklat muda dipadukan dengan atasan berbahan kaos dan dilapisi jaket. Tidak lupa Dini mengikat rambutnya keatas, memperlihatkan leher jenjangnya yang putih mulus. Untuk makeup, Dini hanya mengoles lip balm berwarna pink dan memakai bedak secukupnya.

"Oke, sempurna" ucap Dini didepan cermin.

"Non, dipanggil mama" ucap Mbok Yumi setelah mengetuk pintu.

"Iya, mbok sebentar lagi"

Setelah dirasa cukup, Dini mengambil tas yang ada ditempat tidur dan langsung keluar kamar menuju ruang tamu.

"Loh, Kok ada Pak Dimas" tanya Dini setelah sambil diruang tamu.

Mereka bertiga yang mendengar suara Dini, langsung menoleh bersamaan. Dimas yang melihat penampilan Dini jelas saja membuat pria tersebut menelan ludah. Benar-benar ditantangnya iman Dimas.

"Astagfirullah, kenapa aku jadi semesum ini" batin Dimas segera menoleh kembali memghadap Mama Sekar.

"Maaf, Kak Dini. Kak Dimas pengen ikut" jawab Davina merasa bersalah.

"Ga papa kan, Din. Dimas sekalian diajak. Biar ada yang jagain kalian" jelas Mama Sekar, senang.

"Ya sudahlah, mau bagaimana lagi. Ga punya pintu doraemon juga yang tinggal buka terus sampai tujuan" jawab Dini sambil duduk disamping Mamanya.

"Kamu ini Din, ada-ada aja. Dimas calon suamimu loh. Mulai sekarang, kamu harus hormat" kata Mama Sekar yang membuat Dimas bangga.

"Iya, Ma. Iya"

"Kak Din, ayo pergi sekarang" ajak Davina ditengah-tengah percakapan.

"Ayo"

"Mas, Mama titip Dini ya. Kalau dia bikin ulah jewer aja telinganya" pesan Mama ketika Dimas berpamitan. Dimas mengangguk. Dini yang mendengar Mamanya berbicara seperti jelas aja merajuk.

"Sudah, pergi sana" Kata Mama Sekar senang melihat anak dan calon menantunya sudah ada perkembangan.

Mereka bertiga akhirnya pergi menggunakan mobil Dimas. Dimana sekarang Dini duduk disamping Dimas. Hal itu malah membuat Dimas tidak fokus menyetir karena tergoda dengan leher Dini.

"Istigfar, Mas" ucap Dimas dalam hati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!