Bab 3

"Arrgghh"

Sinta yang baru saja mau menyuapkan bakso kemulutnya seketika kaget ketika melihat Dini langsung menaruh kepalanya diatas meja kantin.

"Kenapa lo?" tanya Sinta

"Dosen gue kejam banget, Sin" Dini mengangkat kepalanya.

"Kenapa lagi Pak Dimas?"

Sinta merupakan teman Dini dari SMA kelas 1, mereka selalu sekelas. Tapi ketika kuliah, minat study diantara keduanya berbeda.

"Lo tahu besok hari sabtu kan? Masa dia ngasih tugas hari ini dan besok harus dikumpulkan. Dan lebih parahnya lagi jika tidak dikerjakan maka kehadiran hari ini dianggap alfa" oceh Dini meluapakan amarahnya.

"Mampus dah Lo, gagal dah drakoran malam ini"

"Dasar dosen galak, Gue sumpahin lo ga nikah-nikah" ucap Dini bar-bar.

"Hmm, kamu lagi doakan saya?" terdengar suara bariton laki-laki yang dia kenal.

"Habis dah gue" Dini seketika menoleh untuk menyapa dosen yang baru saja didoakannya.

"Halo, Pak Dimas. Mau makan?" sapa Dini dengan halus. Muka Dimas tetap saja datar tanpa ada senyum diwajahnya.

"Selain makan, emang mau ngapain dikantin?" tanya Dimas.

Dini yang mendengar pertanyaan Dimas segera memukul kepalanya.

"Oh iya, Pa" Dini tersenyum bodoh memperlihatkan giginya yang rapi.

"Selesai makan, kamu keruangan saya" suruh Dimas.

"Mau ngapain, Pak?" Dini heran setahu dia hari ini dia tidak melakukan kesalahan.

"Nanti kamu juga tahu" Kata Dimas sambil melangkah pergi.

"Din" Sinta menegur Dini yang masih saja memperhatikan dosennya pergi.

"Iya"

"Lo ada masalah apa lagi?"

"Entah, perasaan gue hari ini ga ada bikin masalah"

"Cepat pesan makan gih" suruh Sinta

"Astaga, jadi lupa gue"

Dini segera pesan batagor dan es teh. Setelah makanannya datang, Dini dengan cepat memakannya sebelum dosennya tambah galak dia datang telat.

***

Tok.. Tok.. Tok..

Suara pintu diketuk Dini dengan sedikit emosi.

"Masuk" suara khas Dimas terdengar.

"Siang, Pak" ucap Dini dibalik pintu.

"Mau masuk atau tetap begitu?" tanya Dimas yang melihat Dini tidak ada niat untuk melangkahkan kakinya.

"Galak amat, Ya Allah" gerutu Dini sambil menutup pintu.

"Ada apa bapak memanggil saya kemari?" tanya Dini to the point.

"Orang tua saya menyuruh saya membawa kamu kerumah hari ini"

"Apa? Saya ga bisa pak kalau hari ini" tolak Dini.

Dimas yang mendengar penolakan Dini langsung memicingkan mata.

"Bapak lupa apa amnesia?' omel Dini ketika melihat reaksi Dimas. Dosennya ini benar-benar bikin darah tinggi dah.

"Kamu ngatai saya amnesia setelah kamu mendoakan saya tidak nikah-nikah. Dan sebenarnya kamu yang amnesia kalau saya tidak nikah pasti kamu juga tidak nikah?" kata Dimas.

Dini langsung menutup mulutnya dengan tangan. Benar apa yang dibilang Dimas, kalau Dimas ga nikah ya berarti dia juga ga nikah.

"Bukan begitu, Pak. Hari ini saya harus mengerjakan tugas yang bapak berikan. Kalau saya kerumah bapak, kapan saya ngerjainnya"

"Itu bukan urusan saya"

What? Tolong siapapun bantu gue hilangkan dosen ini. Batin Dini

"Kamu sudah tidak ada kuliah habis ini kan? Selesai shalat temui saya diparkiran dosen" perintah Dimas

"Tapi saya bawa kendaraan sendiri, Pak"

"Biarkan saja mobilmu disini, besok saya akan jemput kamu sebelum ke kampus"

"Tapi, Pak ..."

"Bisa ga kamu tidak usah membantah perkataan saya"

"Belum jadi suami aja sudah semena-mena" gerutu Dini

"Bilang apa kamu barusan?"

"Ga ada, Pak. Saya pamit dulu" Dini langsung lekas-lekas pergi dari ruangan tersebut. Sungguh atmosfer yang sangat mencekam.

Terpopuler

Comments

yellya

yellya

tenang din,nanti juga bucin 😁

2024-04-14

2

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

😄😃

2024-04-22

0

Nurma Yani

Nurma Yani

🥴👍✌️

2024-04-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!