Saat ini Icha dan teman-temannya sedang berkumpul di kantin sekolah. Namun Adam tak berada di sana dan itu membuat Hawa sedih. Karena penasaran Dimas pun bertanya.
"Wa Adam kemana, kok gak ikut ke kantin?" tanya Dimas.
"Adam lagi di kelas Dim." jawab Hawa dengan lesu.
"Tumben, biasanya kalian selalu berdua kayak amplop sama perangko."
"Hawa lo mau makan apa..?" tanya Icha.
"Air mineral aja deh Cha." jawab Hawa.
"Kok gak makan..? nanti lo sakit Wa, gue tau lo gak pernah sarapan kalau pagi." jawab Icha.
"Gue lagi gak mood makan Cha." jawab Hawa.
Icha yang berada di sebelah Hawa merasa kasihan pada sahabat sekaligus pacar kakaknya tersebut. Icha mengambil ponselnya dan menulis pesan pada Adam.
Icha menghela nafasnya. Dia sangat tau bagaimana watak sahabat sekaligus tetangga sekompleks nya itu. Adam bukanlah orang yang mudah marah hanya karena masalah sepele.Hawa hanya bisa menunduk kan kepalanya karena sedih.
Dimas dan Billa mencoba bertanya pada Icha dengan memberi isyarat dengan bahasa tubuh mereka. Icha hanya menjawab dengan jari telunjuk yang berada di mulutnya seakan menyuruh mereka untuk diam.
Tak berapa lama Adam pun datang bersama Rena. Dia langsung duduk di sebelah Hawa yang hanya menunduk kan kepalanya.
"Kenapa gak makan..?" tanya Adam
Hawa mendongak kan kepalanya, menoleh seseorang yang berada di sampingnya. Orang yang selama ini dia sayangi setelah kedua orang tuanya. Adam tersenyum tulus menatap adik kembarnya tersebut. Melihat kakaknya yang tersenyum Hawa langsung memeluknya dengan menangis.
"Adam... hiks... hiks.. hiks.. jangan diamkan Hawa hiks.." Hawa terus menangis di pelukan Adam.Dia membalas pelukan Hawa. Mengelus rambut yang tertutup hijab putih.
"Maaf ya Adam udah cuekin Hawa. Adam hanya kecewa sama kata-kata Abah dan Ummi. Adam juga sedih kalau lihat Hawa seperti ini."
Hawa hanya mengangguk lalu melepas pelukannya. Adam menghapus air mata adiknya dan mencium ujung kepala Hawa yang tertutup hijab sehingga membuat teman-temannya iri.
"Lo bikin ngiri gue aja Dam, gue juga mau kali di cium Hawa." ucap Dimas.
"Mau gue tonjok muka lo." jawab Adam sinis.
Icha hanya tersenyum melihat teman kembarnya itu kembali berbaikan.
"Kalian berdua kenapa sih..? dari tadi we penasaran tau." tanya Billa penasaran.
"Kita gak papa kok, hanya masalah kecil.
Sudah ayo makan, kamu mau makan apa..?"
"Terserah Adam aja."
"Ya sudah, sebentar ya adam pesankan dulu." jawab Adam yang kemudian berdiri dan pergi memesan makanan.
Setelah makanan mereka datang mereka langsung menyantapnya sambil bercerita. Billa memicingkan matanya saat melihat tangan kiri Icha yang sudah berisi cincin. Dia langsung menyambar tangan Icha, membuat Icha kaget.
"Ampun Bill, lo apaan sih main tarik-tarik tangan orang, sakit tau!" ucao Icha kesakitan karena tangan nya di tari Billa.
"Ini apa..?" tanya Billa sambil mengangkat tangan Icha dan menunjuk cincin yang melingkar di jari manis Icha. Dimas dan yang lain pun langsung melihat apa yang ditunjuk Billa.
"Kayak cincin tunangan." ucao Dimas.
"Iya-iya gue kasih tau tapi lepasin tangan gue dodol."
"Cepat jelasin..!!"
"Iya ini emang cincin tunangan, semalam gue baru tunangan sama calon suami gue." jawab Icha santai.
Brakk.....
Billa yang kaget langsung menggebrak meja kantin, membuat semua temannya ikut kaget.
"APA..!! TUNANGAN..!!" ucap Billa dengan lantang.Icha langsung menutup mulut Billa karena dia berkata terlalu keras.
"Jangan keras-keras Bill, ntar anak-anak pada tau." jawab Icha.
"Ah iya maaf-maaf sekarang jelasin kenapa lo bisa tunangan."
"Gue di jodohin sama orang tua gue dan jodohnya juga teman kampusnya mas Adit plus pemilik sekolah kita ini." jawab Icha.
"What..!! pemilik sekolah kita..? lo di jodohin sama aki-aki apa." tebak Dimas.
"Issh.... bukan lah, kalian tau gak siapa pemilik sekolah kita ini..?" tanya Icha.
Dimas dan yang lain hanya menggelengkan kepalanya karena mereka tidak tau. Icha memajukan kepalanya sambil menunduk dan di ikuti teman-temannya juga.
"Kalian tau pemilik sekolah ini itu guru killer kita, alias wali kelas kita Billa." jawab Icha yang membuat Billa terkejut dan langsung melonjak kaget sehingga kepalanya membentur kepala Dimas yang berada di sampingnya.
"Suek lo Bill, sakit ni kepala gue." gerutu Dimas dengan kesal.
"Alah lebay lo Dim, eh tapi serius Cha, jadi calon suami lo Pak Abi dong." kali ini Billa mencoba menebak.Icha hanya mengangguk akan pertanyaan Billa.
"Gila lo betah Cha pacaran sama tu guru killer, yang ada lo bisa-bisa di cuekin sama dia." ucap Dimas.
"Dia gitu karena posisinya sebagai guru, dan waktu kerja. Kalau udah sama keluarganya dia tu manja banget." jawab Icha.
"Beruntung kamu Cha dapat Pak Abidzar, udah ganteng pekerja keras lagi. Semoga kalian langgeng ya." ucap Hawa dengan tulus.
"Kamu juga ya kakak ipar, semoga sampai halal sama Mas Adit." bisik Icha di telinga Hawa.
"Pas sih kamu Cha." ucap Hawa tersenyum malu-malu.
"Cha berarti lo bentar lagi merid dong." ucap Billa.
"Gak lah tunggu lulus sekolah dulu baru nikah."
Dimas dan yang lainnya hanya mengangguk kan kepalanya. Setelah itu mereka meneruskan makan mereka.
.
.
.
.
.
Bersambung...
Maaf ya baru up....
Selamat membaca....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 251 Episodes
Comments
Hasya Hidayana
gaseru ceritanya ugal ugalan
2024-05-04
0
Mustaim Kingers
ceritanya terlalu buru"
2024-03-24
1
Tuty rahayu Rahayu
eh jujur z,kira in di umpetin dulu br di kasih tau KL udh kejadian
2022-09-27
0