HAPPY READING
🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Najwa sudah tidak menghiraukan suara suaminya lagi. Dia benar-benar menutup ponselnya.
Pembicaraan yang penuh dengan kebohongan ini sungguh membuatnya lelah dan muak. Karena itulah dia cepat-cepat mengakhiri panggilan suara itu, sebelum tangisnya kembali pecah, karena kini air matanya sudah kembali tumpah.
Kendra menatap ponselnya dengan keheranan. Tidak mengerti dengan sikap istrinya yang terkesan dingin terhadapnya. Kali ini apalagi kesalahannya, hingga Najwa bersikap seperti itu?
Ah, mungkin dia saja yang terlalu berburuk sangka. Mungkin istrinya memang benar-benar sedang merindukan ibunya. Dan mungkin perempuan itu kesal padanya, karena dia bertanya terus dan tidak mempercayai alasan yang disampaikan oleh istrinya itu.
Ya pasti hanya itu. Ya sudahlah, biarkan saja. Mungkin Najwa ingin temu kangen dengan mamanya. Kendra melangkahkan kakinya menuju kamarnya.
Suasana dalam kamar itu nampak berbeda malam ini. Terasa begitu sepi dan sunyi. Biasanya setiap kali dia masuk kesana, selalu ada Najwa yang memeluknya dengan penuh cinta. Serta membantu melepaskan pakaiannya.
Ada rasa rindu yang bersarang dihatinya, saat dia tidak menemukan istrinya dikamar itu. Mungkin karena selama ini dia sudah terbiasa dengan kehadiran Najwa disisinya. Kalau masalah hati, itu hanya milik Leora saja.
Sebuah ide tiba-tiba terlintas dipikirannya. Berhubung malam ini Najwa tidak ada dirumah, sepertinya dia bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk kembali bertemu Leora. Senyum sumringah serta nakal terpancar diwajah Kendra.
Iya, malam ini dia akan memberi kejutan pada kekasihnya itu. Mungkin malam ini dia bisa menginap disana. Daripada dia dirumah dan tidur sendirian dengan kesepian. Lebih baik dia menghabiskannya bersama wanita tercintanya.
Tanpa pikir panjang lagi, Kendra pun bergegas meninggalkan rumahnya kembali. Menuju gedung apartemen dimana Leora berada.
"Ken? Ngapain kamu kesini malam-malam?" Tanya Leora heran melihat Kendra ada didepan unit apartmennya begitu dia membuka pintu. Padahal jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam.
"Mau ngapain lagi? Kalau bukan untuk menyalurkan kerinduanku padamu" Cetus Kendra sembari membelai rambut Leora. Leora menyingkirkan tangan Kendra dari rambutnya dengan sedikit kesal.
"Ken aku serius. Ini sudah malam. Seharusnya kamu pulang kerumahmu. Bukan malah kesini. Bagaimana dengan istri....?" Pertanyaan Leora terhenti saat Kendra meletakkan jari telunjuknya pada bibir seksi perempuan itu, sembari tersenyum penuh arti.
"Tenang sayang. Najwa sedang tidak ada dirumah. Malam ini dia menginap dirumah ibunya. Jadi dia tidak akan tau kalau aku kesini" Desisnya.
"Ibu mertuamu sakit, sampai Najwa menginap disana?" Tanya Leora penasaran.
"Tidak. Katanya sih dia sedang merindukan mamanya. Dan dia tidak ingin disusul olehku kesana. Dia bilang ingin menghabiskan waktu berdua saja dengan mamanya. Jadi daripada aku dirumah sendirian, mending kesini. Menghabiskan malam denganmu" Kendra tersenyum nakal.
"Kamu serius, istrimu tidak ada dirumah?" Leora bertanya dengan mata berbinar-binar. Rasa bahagia membuncah didadanya, karena bisa kembali berduaan dengan pria itu semalaman.
"Buat apa aku bercanda? Malam ini aku hanya akan menjadi milikmu seorang" Kendra mengecup bibir Leora. Sedangkan tangannya mulai menyentuh dan mengangkat tubuh perempuan itu masuk kedalam apartemen.
Suara jerit tawa penuh kegembiraan terdengar membahana dari mulut keduanya. Kendra membawa Leora kedalam kamar, dan meletakkannya diatas kasur dengan lembut dan hati-hati.
Leora tersenyum malu-malu saat bibir pria itu kembali mengecup bibirnya dengan penuh nafsu. Sedangkan tangan Kendra mulai menjelahi setiap bagian tubuhnya, dan membuka pakaiannya satu persatu.
Merekapun kembali mengulangi pertempuran panas seperti tadi pagi. Suara desahan demi desahan penuh kenikmatan pun terdengar dari kamar itu.
💮💮💮💮💮
"Kamu ada masalah, dengan suamimu?" Tanya Siska dengan suara lembut. Najwa yang sedang merebahkan kepalanya diatas pangkuan ibunya perlahan-lahan bangkit mendapat pertanyaan seperti itu.
Suasana hatinya mulai sedikit membaik setelah bertemu dan memeluk wanita yang telah melahirkannya itu. Seakan beban dipundaknya berkurang. Meski tidak bisa sembuh seratus persen, karena pengkhianatan suaminya pasti akan terus membuat hatinya terasa sakit dan perih.
"Kenapa Mama bisa berpikir begitu?" Tanya Najwa yang mulai ketar-ketir, takut kesedihan yang sedang dirasakannya bisa terbaca oleh mamanya.
"Ya karena Mama merasa aneh saja, tiba-tiba kamu datang kesini malam-malam, dan tanpa suamimu. Kamu ingin tidur disini, dan tidak mau disusul oleh Kendra. Ada apa? Kalian sedang bertengkar?" Tanya Siska menyelidik.
"Tidak kok Ma. Kami baik-baik saja. Aku hanya ingin menghabiskan waktu berdua saja dengan mama. Aku ingin tidur dengan Mama. Kalau ada Kendra kan, aku harus tidur dengannya. Mana enak aku membiarkannya tidur sendirian"
Kilah Najwa yang terpaksa harus berdusta, sembari memeluk mamanya dan berusaha menahan diri agar jangan sampai menangis.
Dia tidak ingin ibunya sampai mengetahui kisruh rumah tangganya yang sudah ternodai, oleh kehadiran orang ketiga yang merupakan wanita dimasa lalu suaminya.
Dia takut kondisi kesehatan ibunya memburuk mengetahui kelakuan suaminya. Biarlah dia menyimpan semua kesedihan dan rasa sakit ini seorang diri.
Siska memiliki penyakit jantung koroner. Oleh sebab itulah Najwa harus berhati-hati dalam menyampaikan apapun yang bisa saja membuatnya terkejut dan shock. Termasuk perselingkuhan Kendra dan Leora yang bisa membuat jantung mamanya kumat.
"Lalu, sebelum kesini, kamu sudah ijin dulu dengan suamimu? Dan dia mengijinkan?" Siska menatap mata Najwa dengan intens.
"Mmm.... Ta-tadi aku buru-buru. Aku sudah menghubungi Kendra. Tapi sepertinya dia sedang sibuk sekali. Jadi tidak diangkat-angkat. Makanya aku langsung kesini tanpa memberi taunya. Tapi mama jangan khawatir, kami berdua baik-baik saja kok. Barusan dia menelpon. Dan aku sudah memberi taunya, kalau aku menginap disini. Dan dia mengijinkan" Najwa berkata dengan gugup karena apa yang dikatakannya adalah dusta.
"Benar?" Siska kembali menatap putrinya dengan intens. Berusaha mencari tau, apakah dia berkata jujur atau tidak.
"Iya Ma benar. Masak Mama tidak percaya sama anak sendiri" Jawab Najwa tanpa berani menatap mamanya secara langsung.
Percaya dengan pengakuan anaknya, Siska menghela nafas lega. "Syukurlah kalau begitu. Mama lega mendengarnya. Mama tidak bisa membayangkan, kalau sampai terjadi sesuatu dengan rumah tangga kalian. Mama pasti tidak akan bisa pergi dengan tenang" Lirih Siska dengan tatapan menerawang sedih.
"Ma, kok Mama bicaranya seperti itu? Pamali Ma" Tegur Najwa yang ngeri mendengar perkataan mamanya.
"Mama hanya merasa, kalau waktu Mama sudah tidak lama lagi Nak. Mama hanya berharap, Mama bisa meninggalkanmu dalam keadaan selalu bahagia bersama suamimu. Mama sudah sering menasehatimu kan? Dalam hidup, tidak selamanya kita akan menikmati cuaca yang cerah. Suatu saat, kita pasti akan menghadapi mendung dan hujan badai. Tapi Mama percaya, anak Mama ini, mampu melewatinya sampai pelangi tiba. Begitu juga dengan rumah tanggamu. Pasti akan ada kerikil-kerikil tajam yang akan menghalangi langkah kalian. Tapi kamu harus bisa melaluinya. Jangan biarkan kerikil-kerikil itu, menghancurkan mahligai kalian"
BERSAMBUNG
Sambil menunggu novel ini up,,, yuk mampir juga ke novel temanku,,,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Dewie Biyati
yaa Allah saingan berat tentunya Nazwa menjaga perasaan ibu dan hatinya yg berlawanan.....tp itulah wanita pasti lebih memilih menjaga perasaan orang tua dari pada perasaan sendiri padahal berat luarbiasa yg di tanggung nya......lanjutttt tourrrrrr
2024-05-09
0
Priski Prananda
bodoh /Smug/
2024-05-05
1
Priski Prananda
hah/Left Bah!/
2024-05-05
1