HAPPY READING
🌸🌸🌸🌸🌸🌸
"Nyonya? Nyonya mau keluar?" Tegur Ira saat melihat Najwa menuruni tangga dengan menenteng tas berisi pakaian dan perlengkapan lainnya.
"Iya Ira. Aku mau kerumah Mama. Sepertinya malam ini aku akan menginap disana" Jawab Najwa lirih. Tatapannya masih tampak kosong. Itulah yang membuat pelayan itu masih merasa khawatir dengan keadaan nyonya mudanya.
"Nyonya sudah bilang pada Tuan, kalau Nyonya akan menginap dirumah Nyonya Siska?" Tanya Ira dengan suara lembut dan tatapan prihatin.
Meski dia tidak tau masalah apa yang terjadi, hingga membuat nyonya mudanya itu terlihat frustasi seperti orang kehilangan semangat hidup, namun feelingnya mengatakan pasti ini berhubungan dengan suaminya.
Apalagi kalau melihat tuannya yang akhir-akhir ini sering pulang malam, dan hampir tidak punya waktu lagi untuk istrinya. Ira hanya berharap, semoga pikirannya yang mengatakan kalau tuannya itu ada main serong dibelakang nyonya Najwa tidaklah benar.
"Tidak. Mungkin dia akan pulang larut malam lagi. Nanti kalau dia pulang, katakan saja padanya, kalau aku menginap dirumah mamaku. Katakan juga padanya, tidak perlu menyusulku kesana. Karena malam ini aku ingin menghabiskan waktu bersama Mama. Aku sangat merindukannya. Sudah lama aku tidak menginap disana"
Lirih Najwa yang berusaha keras agar air matanya tidak kembali tumpah. Mendengar Ira menyebut tentang suaminya, seolah membuka lukanya yang sudah susah payah dia tutupi.
Ira mengangguk dengan patuh. "Iya baik Nyonya. Nanti akan saya sampaikan, kalau tuan sudah pulang"
"Terima kasih. Aku pergi dulu"
💮💮💮💮💮
Kendra sampai dirumah jam 20.43. keadaan rumah yang lengang membuatnya heran. Padahal biasanya setiap kali dia pulang, pasti dia akan langsung melihat Najwa yang menunggunya disofa ruang keluarga.
Tapi malam ini tidak ada tanda-tanda keberadaan istrinya diruangan itu. Apa Najwa sudah tidur? Tapi, mana mungkin dia tidur jam segini? Biasanya dia pulang sampai larut malam pun, Najwa tetap menunggunya hingga tertidur disofa.
"Najwa! Sayang! Najwa" Seru Kendra dengan nada suara lembut sembari celingukan kesekelilingnya, berusaha mencari keberadaan sang istri.
"Kemana dia? Apa iya, sudah tertidur jam segini?" Gumamnya bermonolog dengan bingung sambil melirik arloji ditangannya, karena tak kunjung mendapat sahutan dari istri yang dicarinya.
"Tuan" Ira muncul dan membungkukkan badannya sebagai tanda hormat dan sopan.
"Ira, Najwa kemana ya? Kok dari tadi saya panggil-panggil, tidak ada sahutan?" Tanya Kendra dengan mata bergerilya kesana kemari.
"Maaf Tuan, Nyonya muda sedang tidak ada dirumah" Jawab Ira yang membuat Kendra mengernyitkan keningnya.
"Beliau sedang kerumah Nyonya Siska"
"Kerumah Mama Siska? Ngapain dia kesana? Malam-malam begini, dan tanpa memberi tau saya?"
"Iya Tuan. Katanya Nyonya Najwa sangat merindukan mamanya. Jadi beliau akan menginap disana malam ini. Nyonya juga berpesan, agar Tuan tidak perlu menyusul atau menjemputnya kesana. Karena beliau sedang ingin menghabiskan waktu bersama mamanya, tanpa diganggu oleh siapapun" Papar Ira sesuai dengan pesan Najwa.
"Najwa bilang begitu?"
"Iya Tuan" Ira mengangguk. "Kalau begitu saya permisi dulu"
"Iya"
Ira meninggalkan Kendra yang masih berdiri mematung dengan keheranan. Kenapa dia merasa sikap istrinya tiba-tiba menjadi aneh? Dia pergi kerumah ibunya tanpa mengajak bahkan memberi taunya?
Dan sejak kapan wanita itu tidak mau kebersamaannya dengan mamanya diganggu olehnya? Bukankah biasanya Najwa paling senang, jika bisa menghabiskan waktu bertiga dengannya dan mamanya? Apa mungkin ada sesuatu yang terjadi pada istrinya?
Dengan perasaan yang sedikit dilanda kekhawatiran, Kendra mengambil ponselnya dan menghubungi istrinya.
"Iya Ken" Jawab Najwa diseberang sana.
Sebenarnya dia enggan untuk bicara dengan suaminya itu. Hatinya masih terasa tercabik-cabik bila mengingat bagaimana selama ini pria itu sudah membohonginya.
Dan sekarang dia malah menyatakan cinta pada wanita masa lalunya itu, tanpa mempedulikan keberadaannya sebagai istri!
Namun dia tidak mau masalah ini jadi semakin berlarut-larut, dengan sikapnya yang terus menghindari Kendra bahkan melalui ponsel sekalipun.
"Sayang, kamu dimana sih? Kata Ira, kamu kerumah Mama Siska. Tumben kesana malam-malam begini? Tanpa mengajakku lagi? Apa mamamu sedang sakit?" Tanya Kendra dengan bingung dan cemas.
"Tidak. Mama baik-baik saja kok. Aku hanya merindukan Mama saja. Sudah lama aku tidak menghabiskan waktu bersamanya. Jadi aku memutuskan untuk menginap disini malam ini, menemani Mama" Kilah Najwa dingin.
"Kamu yakin, hanya itu saja alasannya?" Tanya Kendra yang merasa kurang yakin dengan alasan yang diberikan oleh istrinya.
"Memangnya apalagi? Aku tidak perlu berbohong kan, untuk menemui mamaku sendiri? Lagipula yang aku temui juga bukan selingkuhanku. Jadi kamu tidak perlu curiga" Jawab Najwa tajam dengan kata-kata sindiran, yang membuat Kendra tertegun bagai tertampar mendengarnya. Membuat jantungnya serasa mau copot.
Entah ini hanya perasaannya saja, atau Najwa yang sedang menyindirnya? Tapi tidak mungkin. Dia yakin Najwa tidak tau apapun dengan apa yang dilakukannya bersama Leora diluar sana.
"Mmm..... Bu-bukan begitu maksudku sayang. A-aku hanya merasa heran saja, dengan sikapmu yang menurutku sedikit aneh. Bukankah biasanya kamu selalu mengajakku, setiap kali ingin kesana? Tiba-tiba kamu kesana sendiri" Ucap Kendra gugup.
Dan hal itu bisa dirasakan oleh Najwa yang memang sudah mengetahui segalanya. Hatinya serasa terbakar menghadapi kelakuan suaminya, yang masih saja berkilah tentang perbuatannya diluar sana.
"Bukankah akhir-akhir ini kamu sangat sibuk dengan pekerjaanmu? Jika aku mengajakmu kesini, apa kamu rela meninggalkan kesibukanmu demi aku? Bukankah kesibukanmu itu sangat penting. Mungkin jauh lebih penting dari aku" Tanya Najwa geram.
Ingin rasanya dia berteriak dan mengatakan, bahwa kesibukan yang dimaksudnya adalah wanita itu.
Namun hatinya masih belum siap mendengar jawaban suaminya, yang entah akan berkata jujur atau tetap akan melanjutkan kebohongannya. Yang jelas apapun jawaban Kendra tentang perempuan itu, tetap akan melukai perasaannya.
"Sa-sayang, kok kamu bicaranya seperti itu? Kesibukanku memang penting, tapi kamu kan istriku. Jadi ya kamu juga penting bagiku. Kamu masih ngambek, karena kemarin-kemarin aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku? Dan ini caramu menunjukkan protes padaku? Sayang sudah dong, jangan ngambek. Kan masalah itu aku sudah minta maaf. Aku juga sudah berjanji kan? Akan berusaha membagi waktu antara pekerjaanku dan dirimu. Kok kamu masih marah aja sih?" Kendra berusaha membujuk dengan suara lembut.
"Kamu tidak perlu khawatir. Aku mengerti. Sangat mengerti. Kalau kamu akan berusaha membagi waktu antara aku dan pekerjaanmu. Kamu sudah mengatakannya. Dan aku juga sudah mengatakan bukan? Kalau aku kesini karena merindukan Mama. Apa kamu tidak bisa mengerti itu? Sudah dulu ya. Aku mengantuk. Selamat malam. Semoga tidurmu nyenyak"
"Sayang tunggu dulu" Najwa yang hendak mematikan ponselnya, mengurungkan niatnya saat Kendra mencegahnya.
"Aku akan menyusulmu kesana"
"Tidak usah. Untuk malam ini, aku hanya ingin menghabiskan waktu bersama Mama saja, tanpa kamu. Aku mohon" Tolak Najwa dengan nada tegas.
"Hallo. Na, Najwa"
BERSAMBUNG
Terima kasih untuk readers yang sudah mampir dan membaca novel ini ya,,,, jangan lupa tinggalkan jejak ya, biar author tambah semangat nulisnya
Like
Favorit
Komen
Vote
Subscribe
Hadiah bunga atau kopinya
Terima kasih 🙏🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
bodoh x najwa...hedeehhhh....udah tau segalanya masih pura kuat..
2024-03-20
1
Jeni Safitri
Najwa terlalu bucin hingga ngk berani menerima kenyataan bahwa suaminya mencibtai cinta pertamanya, kasihan sekali kuat najwa harus jadi wanita yg kuat dan tegas
2024-02-07
0
Nandi Ni
Coba pahami dan mengerti keadaan kesendirian ini Kendra? apa arti Najwa dihatimu
2024-01-31
0