HAPPY READING
🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Hari semakin siang, hujan sudah berhenti sejak satu jam yang lalu. Dan sang mentari juga sudah kembali bersinar dengan terik. Najwa baru sadar kalau dia sudah menghabiskan waktu lama ditaman itu untuk menangis.
Kini air matanya serasa kering. Begitupun dengan tubuhnya yang sudah mulai mengering dari guyuran air hujan.
Dia berusaha untuk bangkit berdiri dengan mengumpulkan sisa-sisa tenaganya, meski tubuhnya masih terasa berat untuk berdiri tegak.
Dengan langkah gontai, Najwa berjalan menuju parkiran dimana mobilnya berada. Dia menatap gedung megah dan menjulang tinggi itu dengan perasaan hampa.
Rasanya dia masih tidak percaya akan mengetahui kenyataan pahit ini. Dimana suami yang sangat dicintainya berpaling pada wanita lain.
Tidak! Mungkin bukan berpaling. Karena suaminya sudah lebih dulu mencintai Leora sebelum dia hadir dalam hidupnya. Mungkin selama ini dialah yang terlalu naif. Sehingga tidak sadar kalau kehadirannya dalam hidup Kendra, tidak lebih hanya sebagai pelarian saja.
Dia tidak tau apakah suaminya masih berada dalam gedung itu atau tidak. Dan apa yang sedang dilakukannya.
Ingin rasanya Najwa melangkahkan kakinya untuk masuk kembali kedalam gedung itu. Menemui Kendra dan mempertanyakan kenapa pria itu tega memperlakukannya seperti ini? Menyatakan cinta pada wanita lain, dan mengabaikan pernikahan mereka.
Namun untuk saat ini dia tidak memiliki kekuatan apapun. Hati, tubuh dan pikirannya terlalu kalut dan lelah untuk menghadapi suaminya, apalagi wanita itu. Dia butuh waktu untuk berpikir dengan jernih, supaya bisa berpikir dengan tenang. Najwa melajukan mobilnya menuju rumahnya.
"Nyonya sudah pu....?" Sapa seorang pelayan dengan ramah membukakan pintu begitu Najwa tiba dikediamannya.
Namun pelayan muda itu dibuat tertegun melihat Najwa yang tidak membalas sapaannya. Nyonya mudanya itu terus berjalan dengan mata sembab, tatapan kosong dan langkah gontai menuju tangga.
Yang lebih mengherankannya lagi, penampilan wanita itu tampak amburadul. Baju dan rambutnya tampak sedikit basah. Riasan diwajahnya juga luntur.
Pelayan itu terus bertanya-tanya dalam hatinya. Sebenarnya apa yang terjadi pada majikannya itu? Kenapa wanita itu terlihat sangat sedih, hingga seperti orang frustasi? Apa ada hal buruk yang baru saja terjadi padanya? Karena seingatnya tadi pagi saat pergi, wanita itu masih baik-baik saja.
Sesampainya didalam kamar, Najwa berdiri mematung memandangi setiap sudut kamar dengan hampa. Begitu banyak kenangan indah yang tersimpan disini. Enam tahun yang mereka lalui bersama dengan segala suka duka, sebagai pasangan suami istri yang bahagia baginya sangat berharga.
Namun dia tidak pernah membayangkan akan dihadapkan pada kenyataan pahit, bahwa semua itu hanya pelarian saja bagi suaminya. Setiap waktu dan kebersamaan yang mereka habiskan dengan penuh canda tawa dan kebahagiaan, bagi Kendra hanya pelarian saja?
Najwa menghenyakkan duduk dipinggir kasur. Dia memandangi kasur yang empuk dan terbalut bed cover itu dengan hati yang pilu. Terasa ada ribuan jarum yang menusuk ulu hatinya. Bahkan bed cover itu masih tampak awut-awutan akibat pertempuran panas mereka tadi malam.
Tapi apakah semua itu juga pelarian saja bagi Kendra? Apakah semua janji dan kata-kata cinta yang penuh dengan keromantisan yang selama ini selalu diagung-agungkan pria itu, bukan berasal dari lubuk hatinya?
Ibarat pemain bola. Kehadirannya tidak lebih dari sekedar pamain cadangan. Yang tidak akan dibutuhkan lagi, saat pemain aslinya sudah hadir. Benarkah hanya sebatas itu kedudukannya dihati suaminya sendiri?
Tanpa sadar air mata Najwa kembali berjatuhan. Tubuhnya luruh dan merosot kebawah ranjang. Dia duduk dilantai dan menyandarkan kepalanya pada pinggir ranjang. Tangisannya kembali tumpah.
Hari itu dihabiskannya dengan menangis dan meratapi nasibnya, yang tidak pernah dicintai dengan tulus oleh suaminya sendiri.
"Nyonya. Nyonya Najwa. Ini saya Nyonya. Nyonya mau makan siang apa? Biar saya siapkan" Seru pelayan bernama Ira sembari mengetuk-ngetuk pintu kamar Najwa dengan hati-hati.
Melihat nyonya mudanya yang pulang dalam keadaan sedih, dan mengurung dirinya didalam kamar selama berjam-jam membuatnya jadi khawatir. Terlebih perempuan itu belum makan apapun sejak pulang tadi. Padahal hari sudah mulai sore.
Selama tiga tahun bekerja dengan Najwa, baru kali ini dia melihat istri tuannya itu mengurung diri didalam kamar seperti ini.
Padahal selama ini perempuan itu selalu bergabung dengan mereka dalam menyiapkan makanan. Baik itu malam, pagi dan siang hari. Baru kali ini pelayan muda itu menyaksikan pemandangan yang berbeda.
Setelah beberapa menit mengetuk dan menunggu, pintu kamar pun akhirnya terbuka dari dalam.
Terlihatlah Najwa dengan penampilannya yang masih berantakan seperti saat sampai dirumah tadi. Bahkan lebih acak-acakan dari sebelumnya. Matanya tampak lebih sembab dari sebelumnya. Sangat terlihat kalau dia habis menangis.
"Tidak usah Ira. Saya tidak lapar. Tolong jangan menggangguku dulu ya. Aku sedang ingin sendiri" Lirih Najwa dengan tatapan kosong.
Setelah mengatakan itu, dia berbalik dan kembali menutup pintu. Membuat pelayan Ira ikut sedih dan semakin khawatir melihat keadaannya. Namun dia tidak tau harus berbuat apa.
💮💮💮💮💮
Jam sudah menunjukkan pukul 17.30 WIB. Najwa yang sudah mengurung diri dan menangis selama berjam-jam didalam kamar pun, menghentikan tangisnya karena sudah terasa lelah.
Sebentar lagi malam akan tiba. Entah hari ini Kendra akan pulang malam lagi karena sibuk dengan perempuan itu, dan menggunakan alasan pekerjaan lagi. Entahlah.
Hatinya terasa begitu sakit dan perih setiap kali mengingat kebohongan suaminya, agar dia bisa menghabiskan waktu bersama cinta pertamanya itu dan menghindarinya.
Untuk saat ini dia tidak sanggup bertemu dengan Kendra, dan mendengarkan kebohongannya yang sudah basi itu.
Untuk malam ini sepertinya dia harus menghindari suaminya dulu, sampai hatinya benar-benar siap untuk menerima dan memaafkannya.
Najwa beranjak kekamar mandi untuk membersihkan badannya. Hati dan pikirannya yang terasa panas, perlahan-lahan mulai terasa dingin dan segar saat air dari shower itu mengguyur tubuhnya.
Usai mandi dan berpakaian rapi, dia kembali memoles wajahnya dengan riasan yang natural. Sekarang penampilannya sudah kembali terlihat cantik, anggun dan elegan. Sangat berbeda dengan penampilan sebelumnya yang sangat berantakan seperti orang gila.
Dia mengambil beberapa pakaiannya dari dalam lemari. Malam ini dia akan menginap dirumah mamanya dulu supaya bisa menghindari suaminya.
Setidaknya disana dia bisa menenangkan diri dan merenung, kemana arah rumah tangganya ini akan dibawa, tanpa harus melihat suaminya yang malam ini entah akan pulang jam berapa dengan membawa kebohongan dan bualannya.
Meski dia sendiri tidak tau apa yang akan dipikirkan oleh mamanya melihatnya datang kesana jam segini, dan tanpa kehadiran Kendra lagi.
Namun dia bisa memikirkan alasan yang bisa dia berikan untuk mamanya, saat nanti sudah berada disana. Karena untuk saat ini tidak ada tempat yang paling nyaman dan bisa membuatnya tenang, selain dalam dekapan wanita yang telah melahirkannya itu.
BERSAMBUNG
Yuk mampir juga ke novel temanku,,, dijamin gak kalah seru 👍👍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Nandi Ni
Menepi sejenak untuk melepaskan beban dan kepenatan hati itu perlu,meski hrs lari dan tanpa ijin suami itu wajar walau salah.
2024-01-31
0
Ibuk Kumaiyah
berharap selalu up dete selanjutnya/Determined//Smile//Drool/
2024-01-10
0