HAPPY READING
🌸🌸🌸🌸🌸🌸
"Tapi kamu masih mencintainya kan? Bukankah dulu kamu sangat tergila-gila padanya? Apa sekarang, aku hanya jadi pelarianmu saja, karena dia sudah mengecewakanmu?" Lirih Kendra dengan tatapan menerawang kecewa.
"Tidak Ken. Tapi sekarang aku merasa, kalau aku mencintaimu. Aku merasa, kalau perasaanku pada Chiko sudah memudar. Sudah terkikis oleh rasa sakit dan kekecewaanku atas perlakuan kasarnya" Jawab Leora jujur. Membuat Kendra terkejut dan menatapnya dengan wajah berbinar-binar.
"Mungkin dulu aku tidak bisa merasakan apa yang kamu rasakan. Tapi sekarang, aku justru merasa takut kehilanganmu. Setiap kali membayangkanmu bersama istrimu, membuatku merasakan cemburu yang luar biasa. Rasanya aku tidak rela melihatmu bersama wanita lain. Apa aku salah, memiliki perasaan padamu, sementara kamu sudah punya istri?" Lanjut Leora dengan tatapan menerawang sendu.
"Tidak sayang. Itu bukan salahmu. Bukankah sekarang kita sudah saling mencintai? Cinta tidak pernah salahkan?" Kendra mempererat pelukannya, berusaha menghilangkan segala bentuk kegundahan yang bersarang dihati Leora.
Mendengar jawaban Leora yang mengaku sudah bisa membalas cintanya, membuat perasaan Kendra bagai terbang melayang.
"Tapi bagaimana dengan istrimu? Apa yang akan kamu lakukan pada kami berdua? Tidak mungkinkan, kamu bisa memiliki kami berdua?"
"Aku pasti akan meninggalkan Najwa, dan menikahimu. Tapi aku butuh waktu. Aku tidak mungkinkan, menceraikannya begitu saja tanpa alasan yang jelas? Dan aku juga harus mencari cara untuk meyakinkan orang tuaku, kalau pernikahan kami sudah tidak bisa lagi dilanjutkan. Dan untuk saat ini, sepertinya aku masih belum bisa melakukannya. Karena ibu mertuaku, maksudku ibunya Najwa. Beliau suka sakit-sakitan. Jadi aku takut, membuat penyakit beliau semakin parah, jika aku menceraikan anaknya tanpa sebab. Kamu maukan bersabar? Menunggu sampai aku siap untuk menikahimu?"
"Aku pasti akan bersabar menunggumu. Sama seperti kamu yang selama ini bersabar menungguku bercerai dari Chiko. Tapi...."
"Tapi?"
"Tapi kamu yakinkan, kalau kamu tidak pernah mencintai Najwa? Kamu yakinkan, kalau selama ini, dia hanya pelarian saja bagimu? Kamu yakinkan, kalau dari dulu sampai sekarang, kamu hanya mencintaiku?"
Leora bertanya dengan sangsi. Dalam hatinya masih terselip keraguan kalau perasaan Kendra untuknya masih sebesar dulu. Apalagi selama bertahun-tahun dia menjalani biduk rumah tangga yang bahagia bersama istrinya.
Apa mungkin tidak ada secuil pun rasa yang menempel dihatinya untuk wanita itu? Memikirkan hal itu membuat Leora dihinggapi rasa cemburu dan gelisah. Dia takut kalau perasaan Kendra sekarang sudah tidak lagi ada padanya seutuhnya. Tapi sudah terbagi dengan istrinya.
"Kok kamu bertanya seperti itu? Kamu tidak percaya padaku? Apakah semua yang aku lakukan selama ini masih kurang, untuk membuktikan kalau aku benar-benar mencintaimu?"
"Bukan begitu maksudku Ken. Aku hanya takut kecewa lagi seperti dulu. Dulu Chiko juga selalu mengatakan, kalau dia sangat mencintaiku. Dia selalu mengumbar janji untuk selalu membahagiakanku. Tapi kenyataannya? Dia selalu membuatku menderita. Bukan hanya secara fisik, tapi juga secara batin. Dan sekarang aku merasa takut, kalau kamu hanya menjadikanku sebagai pelarian saja. Karena kamu merasa bosan dan jenuh pada istrimu. Lalu nanti saat rasa bosan itu sudah hilang, kamu akan kembali lagi padanya, dan meninggalkanku. Aku takut diberi mimpi lagi disiang bolong. Mimpi yang pada akhirnya hanya akan membuatku kecewa dan sakit hati" Leora berkata dengan pilu.
"Le, aku inikan bukan Chiko. Kamu sendiri masih ingatkan, bagaimana dulu aku sangat mencintaimu? Aku masih Kendra yang sama. Yang hanya mencintaimu. Mungkin selama ini, Najwa hanya sebagai pelarian saja bagiku. Jujur aku merasa bersalah karena telah menyakitinya secara tidak langsung. Tapi aku bisa apa? Aku tidak bisa memaksakan diriku untuk mencintainya kan? Kalau pada kenyataannya, perasaanku masih ada padamu"
"Kamu janjikan, tidak akan meninggalkanku?" Leora menatap Kendra penuh harap.
"Aku janji sayangku" Kendra tersenyum gemas dan mengecup kening Leora dengan penuh cinta.
"Sudah, kita tidak usah membahas apapun dulu. Kita nikmati saja hari yang indah ini. Anggap saja hari ini, dunia hanya milik kita berdua. Tidak ada siapapun selain kita"
"Termasuk Najwa?" Tanya Leora.
"Juga Chiko" Jawab Kendra. Keduanya pun tertawa terbahak-bahak, dan saling berpelukan dengan erat layaknya pasangan suami istri yang sedang merajut cinta diatas ranjang.
"Tapi kamu tidak kekantor? Ini sudah jam 10. Kamu sudah telat"
"Tadinya sih aku mau kekantor. Tapi karena terlalu merindukanmu, aku mampir kesini dulu. Sampai disini, Ternyata kamu malah ngambek. Sampai aku jadi terbawa suasana. Dan semesta mendukung kita berdua, dengan menurunkan hujan. Sehingga menambah gairahku untuk menyentuhmu" Kendra tersenyum nakal.
"Dasar mesum" Gerutu Leora sembari tersenyum.
"Aku tidak tau apa yang aku rasakan, saat kemarin bertemu istrimu direstoran. Ada rasa cemburu, dan juga bersalah, karena aku sudah memonopoli waktu suaminya. Dan semalam saat aku menerima kiriman kalung berlian itu, aku semakin merasa tidak enak dengan istrimu. Jadi aku menghubungimu untuk mengatakan hal itu. Tapi kenapa kamu diam saja saat ditelpon? Malah ponselnya kamu matikan begitu saja. Apa saat itu ada Najwa bersamamu? Jadi kamu takut, kalau dia akan mengetahui semuanya tentang aku?" Perkataan Leora membuat Kendra mengernyit bingung dan tersentak bangun dari posisinya yang sedari tadi berbaring.
"Tunggu dulu. Kamu menghubungiku? Dan aku mematikan ponselnya? Kapan?"
"Tadi pagi. Sebelum kamu datang kesini. Kok kamu lupa? Padahal jelas-jelas tadi kamu mengangkatnya. Dan kamu langsung mematikannya setelah aku bicara tentang kalung dan apartemen ini" Jawab Leora yang heran melihat ekspresi Kendra yang memang seperti tidak tau apa-apa. Padahal jelas-jelas tadi pagi panggilannya dijawab.
"Sebentar" Kendra mengambil celananya yang tergeletak sembarangan dilantai. Lalu mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana itu.
Melihat daftar panggilan masuk. Dan benar saja. Ada riwayat panggilan terjawab dari Leora tadi pagi. Kalau dilihat jamnya. Itu sewaktu dia masih dirumah.
Kendra berpikir dengan keras. Dia tidak pernah mengangkat ponselnya sewaktu dirumah. Lalu siapa yang menjawab panggilan masuk dari Leora melalui ponselnya?
Tiba-tiba mata Kendra terbelalak dengan tegang. Apa jangan-jangan?!
💮💮💮💮💮
Kendra meninggalkan gedung apartemen itu sekitar jam 11 siang. Hujan sudah tidak terlalu deras lagi. Hanya tersisa gerimis. Meski langit masih nampak mendung dan menutupi sang surya.
Sebenarnya dia masih ingin berlama-lama di apartemen itu bersama Leora. Menikmati tubuh satu sama lain untuk menikmati hari pertama mereka jadian.
Namun dia harus mengurungkan niatnya itu dan kekantor. Banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Selama hampir satu bulan sibuk bersama Leora, membuat pekerjaannya menumpuk dan terbengkalai.
Kendra berlalu dengan hati riang dan berbunga-bunga, tanpa menyadari bahwa istrinya sudah menangis ditaman apartemen itu sembari hujan-hujanan selama berjam-jam lamanya.
BERSAMBUNG
Terima kasih buat readers yang sudah mau mampir ke karya receh terbaruku,,,, jika berkenan mohon dukungannya ya berupa
Like
Favorit
Komen
Vote
Subscribe
Hadiah biar author tambah semangat nulisnya
Terima kasih 🥰🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
sahaqi
nyesek banget bacanya
2024-05-17
0
Adam Malik
sampah ktemu sampah klo aku jd Najwa ya aku kasih aja suami ku ke orang lain memang pantes sampah kumpul nya ma sampah kok,,,
2024-05-14
0
Katherina Ajawaila
Thour, knp Najwa di buat sebagai perempuan lemah. sedih amat.. maaf ya thour,
2024-05-01
1