Bab 18 Ayam goreng keju

Sepulang dari makam, Alden membawa Caca jalan jalan ke mall berhubung hari ini hari minggu.

Mereka hanya berjalan jalan saja. Melihat orang orang yang berbelanja, makan dan juga bermain bersama keluarga mereka.

"Mau naik itu?" Tanya Alden menunjuk bom bom car.

Dia tahu Caca sejak tadi tersenyum melihat orang orang bermain permainan itu.

"Itu kan permainan anak anak."

"Siapa bilang? Tuh lihat, banyak orang dewasa juga yang main."

Caca menggeleng.

"Ya sudah, kalau kamu tidak mau. Aku mau main." Ujar Alden.

Dia mencopot jam tangan mahalnya, mengelurkan hp dan dompet dari dalam saku celananya, dan terakhir menyingsingkan lengan kemejanya.

"Nih pegang. Aku mau main."

Dia memberikan hp, dompet dan jam tangannya pada Caca. Lalu dia segera menuju arena bom bom car.

Saat sudah naik mobil kecil itu, sontak saja Alden melambaikan tangan kearahnya. Caca pun hanya membalas dengan senyuman.

Alden mulai bermain. Dia berlomba dengan beberapa anak anak kecil dan juga remaja. Dia terlihat sangat bahagia dan ambisi sekali menyetir bom bom car miliknya.

Sesekali mobil Alden ditabrak oleh pemain lainnya dan mereka hanya saling tertawa.

Tidak lupa Alden tersenyum pada Caca dan kembali melambaikan tangan. Caca yang terbawa suasana pun tanpa sadar membalas lambaikan tangan Alden.

"Pacarnya ya mbak?" Tanya seseorang yang berdiri di samping Caca.

"Bukan." Sahut Caca cepat.

Dia yang tadi sangat bahagia menyaksikan Alden bermain pun seakan tertampar oleh pertanyaan barusan. Senyum itu pun hilang dari wajah Caca dan tatapannya pun tidak lagi menatap kearah Alden.

Alden yang menyadari itu pun langsung berhenti bermain. Dengan cepat dia menghampiri Caca.

"Kamu kenapa?" Tanya Alden agak ngos ngosan.

"Tidak apa apa." Sahutnya.

Dengan segera pula Caca memberikan hp, dompet dan jam tangan itu kembali pada pemiliknya.

"Aku mau pulang. Aku capek."

"Oke, kita pulang."

Caca melangkah lebih dulu, sedangkan Alden masih memakai jam tangannya, lalu memasukkan kembali dompet dan Hp kedalam saku celananya.

"Mau makan dulu nggak?" Tanya Alden sambil berjalan cepat mengejar langkah Caca yang sudah jauh di depan.

"Nggak lapar."

"Kamu kenapa sih?"

"Nggak apa apa."

"Ca, kamu kenapa?"

Alden menarik tangan kiri Caca sementara tangan satunya dia gunakan untuk menarik pinggang Caca, hingga Caca mendekat padanya.

Gerakan cepat itu membuat Caca kaget. Dia berusaha melepaskan diri dari Alden karena dia malu, beberapa orang mulai menatap pada mereka. Tentu saja itu membuat Caca malu.

"Lepas! Malu dilihatin orang." Ucap Caca dengan mengantapkan rahangnya.

"Kita makan dulu. Jawab iya, baru aku lepas." Bisiknya.

"Iya."

Alden tersenyum sambil melepaskan Caca. Lalu mereka kembali melangkah untuk mencari tempat makan. Tentu saja masih di area mall.

Kini Caca duduk di meja dengan raut wajah kesal. Dia merasa kesal pada dirinya sendiri yang semakin berharap pada suami adiknya. Padahal sekarang suaminya juga. Wajar saja jika dia berharap. Toh adiknya sendiri juga merestui pernikahannya.

Alden datang dengan membawa dua porsi nasi dan ayam goreng keju saus pedas.

"Adanya ayam goreng keju. Kamu suka juga kan, ayam goreng keju?"

Caca mengangguk.

"Selamat makan. Jangan lupa baca doa dulu."

Alden bicara sendiri. Karena sebelum dia mengingatkan berdoa, Caca sudah berdoa lebih dulu dan menyantap makanannya.

"Enak?" Tanya Alden.

Caca hanya mengangguk.

"Dulu Lisa sangat suka makan disini.."

Alden keceplosan membahas tentang Lisa lagi dan dia langsung melihat ekspresi wajah Caca yang ternyata baik baik saja.

Ya, diluar wajah Caca memang terlihat baik baik saja. Tapi, hatinya sangat sakit. Dia sadar diri dimana posisinya. Meski begitu tetap saja dia hanya manusia biasa yang merasakan berbagai macam perasaan dalam hatinya.

"Aku juga pernah makan disini diajak sama Lisa. Justru Lisa bilang kamu yang sangat suka makan disini."

Caca mengatakan itu sambil tersenyum. Senyum yang biasa saja untuk membuktikan bahwa dia baik baik saja dan tidak keberatan kalau Alden membahas tentang Lisa. Karena memang itulah tugasnya selama menjadi istri Alden.

Giliran Alden yang merasakan sakit. Melihat Caca yang terlihat baik baik saja, tentu sakit. Ditampar kenyataan bahwa sampai kapanpun Caca tidak akan membuka hati untuknya.

"Ya, aku suka ayam keju disini." Sahut Alden.

Dua manusia aneh itu lanjut makan dengan berbagai obrolan dalam hati mereka masing masing. Mereka saling mencintai, tapi seakan terhalang oleh sosok Khalisa yang sangat mereka cintai.

Andai mereka tahu, khalisa tidak suka makan di tempat ini dan dia tidak suka ayam goreng keju. Caca lah yang sebenarnya menyukai ayam goreng keju di tempat ini. Karena itulah Khalisa sering mengajak kakaknya itu selalu makan ayam goreng keju di tempat ini.

"Kak Caca suka ayam goreng keju disini?" Tanya Lisa saat dia datang pertama ke tempat ini bersama Caca.

"Iya dong. Nih ya, dari sekian banyak ayam goreng keju, kakak paling suka yang disini."

Lalu, alasan Khalisa mengajak Alden makan di tempat ini, untuk memberitahu Alden, bahwa kakaknya lah yang sangat suka ayam goreng keju di tempat ini.

Ya, sebenarnya di usia empat bulan pernikahannya, Khalisa mengetahui kenyataan bahwa Suaminya lebih dulu menyukai kakaknya jauh sebelum mengenal dirinya. Dan di awal bulan dia di diagnosa sakit, Khalisa pun akhirnya mengetahui kenyataan bahwa ternyata suaminya adalah cinta pertama kakaknya.

Sakit? Tentu sangat sakit saat mengetahui kenyataan itu. Tapi, tidak ada pilihan lain. Khalisa memilih egois, karena dia ingin ditemani oleh suami yang sangat dia cintai sampai akhir hidupnya.

"Maafkan aku kak. Lagi pula bang Alden juga sudah mulai melupakan kakak. Aku ingin bersama bang Alden lebih lama lagi kak." Hati Khalisa yang bicara.

Karena itulah Khalisa kekeh ingin menjodohkan Caca dengan Haris. Dia juga ingin kakaknya bahagia. Mau tidak mau pun Caca menerima. Bukan karena Caca ingin menjadikan Haris peralihan untuk melupakan Alden. Tidak sama sekali.

Dia lakukan semata karena ingin mengikuti kemauan adiknya saja. Sangking sayangnya Caca pada adiknya itu.

"Selamanya Alden suami kamu Lisa. Sampai kapanpun kakak tidak akan menjadi orang ketiga dalam rumah tangga kalian. Kakak akan pastikan itu selama kita sama sama masih berada di dunia ini." Ucap Caca tegas pada dirinya sendiri dihari pernikahan Khalisa dan Alden.

Khalisa sudah mewujudkan keinginannya untuk menutup mata dipangkuan suaminya. Makanya, saat terakhirnya dia memaksa kakak dan suaminya untuk menikah tepat dihadapannya.

Namun, kini Caca yang merasa serba salah. Dia berjanji tidak akan menggantikan posisi Lisa dihati Alden. Tapi, ternyata dengan terikat benang pernikahan seperti ini justru membuat Caca merasa sulit untuk tidak merasakan lagi rasa cinta yang sempat hilang pada sosok Alden.

Terpopuler

Comments

Umiati Ati

Umiati Ati

Alden ..yg gentle dong,ngomong jujur sama Caca,bahwa kamu suka dia,misskomunikasi bikin runyam

2024-08-02

0

Atikah Hmromli

Atikah Hmromli

aku gk suka tokoh alden gk gentleman lebih baik caca sm haris

2024-07-15

0

sherly

sherly

rumit ya..

2024-06-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Permohonan terakhir
2 Bab 2 Kehilangan
3 Bab 3 Mencoba bertahan
4 Bab 4 Ratu drama?!
5 Bab 5 Dugaan sihir
6 Bab 6 Aku bukan burung
7 Bab 7 Caca sakit perut
8 Bab 8 Pilihannya hanya dua
9 Bab 9 Aku orangnya
10 Bab 10 Terlalu baik atau bodoh
11 Bab 11 Jampi pengusir sihir
12 Bab 12 Hanya kebetulan
13 Bab 13 Diam diam
14 Bab 14 Boneka beruang
15 Bab 15 Titipan dari Haris
16 Bab 16 Ternyata sesakit ini?!
17 Bab 17 Berkunjung
18 Bab 18 Ayam goreng keju
19 Bab 19 Tamu bulanan
20 Bab 20 Seranjang
21 Bab 21 Pindah
22 Bab 22 Baper
23 Bab 23 Ibu negara
24 Bab 24 Kamu pemilk hatiku
25 Bab 25 Mulai bucin
26 Bab 26 Hari yang sibuk
27 Bab 27 Ketakutan
28 Bab 28 Cemburu
29 Bab 29 Ciuman pertama
30 Bab 30 Rahasia perlahan terungkap
31 Bab 31 Cintai aku!
32 Bab 32 Sesuatu yang buruk
33 Bab 33 Amarah
34 Bab 34 Tersimpan dalam doa
35 Bab 35 Haris kecelakaan
36 Bab 36 Makin bucin
37 Bab 37 Sedikit salah paham
38 Bab 38 Tidak selevel
39 Bab 39 Menemui Haris
40 Bab 40 Akal akalan Haris
41 Bab 41 Pura pura
42 Bab 42 'Abang'
43 Bab 43 Membolak balik fakta
44 Bab 44 Fitnah yang kejam
45 Bab 45 Penyesalan datang terlambat
46 Bab 46 Duniaku hancur & mimpi buruk
47 Bab 47 Bukan takdirku
48 Bab 48 Terlalu sempurna
49 Bab 49 Karma bagi Rahayu
50 Bab 50 Kehancuran Rani
51 Bab 51 Air mata Rani
52 Bab 52 Berikan kesempatan ke-2
53 Bab 53 Neraka dunia
54 Bab 54 Selalu ada
55 Bab 55 Garda terdepan
56 Bab 56 Luka ditempat yang sama
57 Bab 57 Kekecewaan
58 Bab 58 Adnan turun tangan
59 Bab 59 Kembali ke rumah
60 Bab 60 Intropeksi diri
61 Bab 61 Rani Hamil?!
62 Bab 62 Lamaran
63 Bab 63 Cerai!
64 Bab 64 Mulai membaik
65 Bab 65 Hari pernikahan
66 Bab 66 Aku hamil!!
67 Bab 67 Malam pertama!
68 Bab 68 Pagi yang bahagia
69 Bab 69 Rumah kita
70 Bab 70 Maafkan aku, sayang.
71 Bab 71 Suami siaga
72 Bab 72 Pertanyaan itu...
73 Bab 73 Hampir...
74 Bab 74 Rumah tempat kembali
75 Bab 75 Niat jahat Haris
76 Bab 76 Khawatir
77 Bab 77 Murahan?!
78 Bab 78 Hadiah setelah badai
79 Bab 79 Belut goreng
80 Bab 80 Mengidam?!
81 Bab 81 Bolu gulung tiramisu
82 Bab 82 Loli vs pasutri
83 Bab 83 Masih saja dibandingkan
84 Bab 84 Suami yang nurut?!
85 Bab 85 Salsabila
86 Bab 86 Sate kambing
87 Bab 87 Kehidupan awal pernikahan
88 Bab 88 Akhir pekan
89 Bab 89 Mantan pacar
90 Bab 90 Tidak ingin terulang
91 Bab 91 Video gila Dinda
92 Bab 92 Rencanakan jebakan?!
93 Bab 93 Pertemuan Dinda dan Caca
94 Bab 94 Misi selesai
95 Bab 95 Mendengarkan cerita
96 Bab 96 Main ke rumah mama
97 Bab 97 Sup jamur
98 Bab 98 Perjuangan hidup dan mati
99 Bab 99 Undangan pernikahan
100 Bab 100 Memberi nama
101 Bab 101 Aqiqah
102 Bab 102 Mencintai karena Allah
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Bab 1 Permohonan terakhir
2
Bab 2 Kehilangan
3
Bab 3 Mencoba bertahan
4
Bab 4 Ratu drama?!
5
Bab 5 Dugaan sihir
6
Bab 6 Aku bukan burung
7
Bab 7 Caca sakit perut
8
Bab 8 Pilihannya hanya dua
9
Bab 9 Aku orangnya
10
Bab 10 Terlalu baik atau bodoh
11
Bab 11 Jampi pengusir sihir
12
Bab 12 Hanya kebetulan
13
Bab 13 Diam diam
14
Bab 14 Boneka beruang
15
Bab 15 Titipan dari Haris
16
Bab 16 Ternyata sesakit ini?!
17
Bab 17 Berkunjung
18
Bab 18 Ayam goreng keju
19
Bab 19 Tamu bulanan
20
Bab 20 Seranjang
21
Bab 21 Pindah
22
Bab 22 Baper
23
Bab 23 Ibu negara
24
Bab 24 Kamu pemilk hatiku
25
Bab 25 Mulai bucin
26
Bab 26 Hari yang sibuk
27
Bab 27 Ketakutan
28
Bab 28 Cemburu
29
Bab 29 Ciuman pertama
30
Bab 30 Rahasia perlahan terungkap
31
Bab 31 Cintai aku!
32
Bab 32 Sesuatu yang buruk
33
Bab 33 Amarah
34
Bab 34 Tersimpan dalam doa
35
Bab 35 Haris kecelakaan
36
Bab 36 Makin bucin
37
Bab 37 Sedikit salah paham
38
Bab 38 Tidak selevel
39
Bab 39 Menemui Haris
40
Bab 40 Akal akalan Haris
41
Bab 41 Pura pura
42
Bab 42 'Abang'
43
Bab 43 Membolak balik fakta
44
Bab 44 Fitnah yang kejam
45
Bab 45 Penyesalan datang terlambat
46
Bab 46 Duniaku hancur & mimpi buruk
47
Bab 47 Bukan takdirku
48
Bab 48 Terlalu sempurna
49
Bab 49 Karma bagi Rahayu
50
Bab 50 Kehancuran Rani
51
Bab 51 Air mata Rani
52
Bab 52 Berikan kesempatan ke-2
53
Bab 53 Neraka dunia
54
Bab 54 Selalu ada
55
Bab 55 Garda terdepan
56
Bab 56 Luka ditempat yang sama
57
Bab 57 Kekecewaan
58
Bab 58 Adnan turun tangan
59
Bab 59 Kembali ke rumah
60
Bab 60 Intropeksi diri
61
Bab 61 Rani Hamil?!
62
Bab 62 Lamaran
63
Bab 63 Cerai!
64
Bab 64 Mulai membaik
65
Bab 65 Hari pernikahan
66
Bab 66 Aku hamil!!
67
Bab 67 Malam pertama!
68
Bab 68 Pagi yang bahagia
69
Bab 69 Rumah kita
70
Bab 70 Maafkan aku, sayang.
71
Bab 71 Suami siaga
72
Bab 72 Pertanyaan itu...
73
Bab 73 Hampir...
74
Bab 74 Rumah tempat kembali
75
Bab 75 Niat jahat Haris
76
Bab 76 Khawatir
77
Bab 77 Murahan?!
78
Bab 78 Hadiah setelah badai
79
Bab 79 Belut goreng
80
Bab 80 Mengidam?!
81
Bab 81 Bolu gulung tiramisu
82
Bab 82 Loli vs pasutri
83
Bab 83 Masih saja dibandingkan
84
Bab 84 Suami yang nurut?!
85
Bab 85 Salsabila
86
Bab 86 Sate kambing
87
Bab 87 Kehidupan awal pernikahan
88
Bab 88 Akhir pekan
89
Bab 89 Mantan pacar
90
Bab 90 Tidak ingin terulang
91
Bab 91 Video gila Dinda
92
Bab 92 Rencanakan jebakan?!
93
Bab 93 Pertemuan Dinda dan Caca
94
Bab 94 Misi selesai
95
Bab 95 Mendengarkan cerita
96
Bab 96 Main ke rumah mama
97
Bab 97 Sup jamur
98
Bab 98 Perjuangan hidup dan mati
99
Bab 99 Undangan pernikahan
100
Bab 100 Memberi nama
101
Bab 101 Aqiqah
102
Bab 102 Mencintai karena Allah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!