Bab 5 Dugaan sihir

"Aku minta maaf atas perbuatan mama. Aku berharap kamu mau bertahan demi Lisa." Ucap Alden sekali lagi.

Caca berbalik untuk melihat lawan bicaranya.

"Untuk apa aku bertahan? Sebagai kakak, aku sudah memenuhi keinginan terakhir Lisa. Dan aku rasa, kamu bisa langsung menceraikan aku. Toh pernikahan ini juga hanya pernikahan siri. Yang semua orang juga tahu pasti, kedua belah pihak terpaksa menikah bukan karena saling mau." Ucap Caca tegas.

"Aku manusia. Aku punya hati dan perasaan. Aku tidak mau bertahan hanya untuk menjadi bahan gunjingan, cacian, makian bahkan penyiksaan fisik."

"Aku minta maaf untuk semua itu, Ca." Gumam Alden datar.

"Aku butuh bantuan kamu untuk melanjutkan hidup. Hanya kamu yang bisa menceritakan semua tentang Lisa. Kamu yang paling tahu tentang Lisa."

Apa lagi ini? Apa Alden pun akan berakting untuk menyudutkannya lagi sama seperti yang dilakukan mamanya?

Senyum geli terlihat dibibir Caca. Sungguh lucu rasanya mendengar alasan Alden memintanya untuk tetap bertahan demi Lisa.

"Aku bisa membantumu, aku bisa menceritakan semua tentang Lisa seperti yang kamu inginkan bahkan tanpa harus adanya ikatan pernikahan diantara kita." Jawab Caca.

Alden diam saja tidak merespon. Lalu tiba tiba dia menarik paksa tangan Caca untuk ikut naik menuju kamarnya.

"Lepasss!! Kamu kenapa sih Alden.."

"Kamu sudah gila!!"

"Sakittt, lepaskan tanganku sakittt..."

Caca terus berontak tapi Alden tak menghiraukannya. Yang ada setelah tiba di kamar, dia langsung mendorong tubuh Caca hingga terbaring di ranjang.

"Kamu sudah gila Alden!!"

Alden tidak menjawab. Dia menutup dan mengunci pintu kamarnya.

"Bukankah kamu juga sangat ingin menikah denganku? Sekarang aku sudah menikahi kamu. Jadi, jangan pernah berpikir kamu bisa lepas begitu saja. Kamu harus menanggung semuanya." Tegas Alden menatap Caca dengan tatapan yang sulit diartikan.

Matanya seakan megatakan kebencian, rindu, sedih, kesal dan juga murka. Semua rasa itu bisa dilihat dari sorot matanya saat menatap Caca yang duduk meringkuk diatas ranjang.

"Menanggung apa? Kapan aku ingin dinikahi oleh pria kasar seperti kamu?!" Teriak Caca tersulut emosi.

Alden tidak menjawab, dia malah masuk ke kamar mandi.

Caca menggunakan kesempatan itu untuk kabur dari rumah ini. Lebih baik dia disiksa oleh ibu tirinya dari pada menjadi bahan hinaan dari keluarga Adnan.

Namun sayang, Caca tidak bisa keluar dari kamar itu. Pintunya terkunci dan kuncinya dibawa oleh Alden.

"Alden lepaskan aku! Biarkan aku pergi. Aku janji akan tetap membantu kamu seperti yang kamu mau. Tapi, tolong biarkan aku pergi!!" Teriak Caca di depan pintu kamar mandi yang juga terkunci rapat.

Tidak ada jawaban dari Alden, karena Alden sedang menangis dibawah rintikan air shower yang mengguyurnya.

"Alden, please biarkan aku pergi!!"

Caca terus berteriak sampai akhirnya dia lelah sendiri dan berakhir membenamkan wajahnya dipermukaan kasur empuk milik Alden.

Sementara itu, Rani dan Nadin merasa kesal melihat Alden yang ternyata malah meminta maaf pada Caca dan membawa Caca kekamarnya.

"Kenapa abang jadi malah patuh sih ma sama Caca. Biasanya juga abang akan langsung mengusir siapa saja yang membuat mama sedih." Ujar Rani.

"Itu dia yang tidak mama sukai dari wanita itu. Dia punya sihir yang bisa menundukkan laki laki. Dulu mama tidak percaya pada hal mistis seperti itu, tapi setelah melihat sendiri bagaimana wanita itu membuat Alden patuh padanya, mama percaya sekarang bahwa wanita itu berbahaya seperti apa yang dikatakan Sarah." Celotehnya terus menuduh Caca.

"Iya juga ma. Mama ingat nggak, dulu waktu pertama kak Lisa tiba di rumah ini, mama kan juga pura pura disakiti kak Lisa.. abang langsung menegur kak Lisa dan bahkan abang tidak mau bicara sama kak Lisa sampai dua hari."

"Kamu benar. Abang mu sepertinya terkena sihir wanita itu. Lalu, kita harus bagaimana?" Nadin tampak sangat khawatir.

"Tenang ma. Aku punya teman yang kenal sama seorang ustad yang bisa mematahkan sihir. Syaratnya kita hanya perlu datang membawa sebotol air putih saja, ma."

"Kamu yakin?"

"Iya, ma."

"Kita temui ustad itu sekarang!"

"Nggak sekarang juga, ma."

"Kenapa? Harusnya jangan menunda nunda untuk mengusir hal hal mistis dari rumah kita."

"Iya aku tahu, ma. Tapi ustadnya sedang di luar kota. Dua hari lagi lah dia baru pulang." Ujar Rani menjelaskan.

"Dua hari? Kelamaan Rani. Cari ustad lain. Kita harus bergerak cepat."

"Iya ma sabar.."

"Sabar kamu bilang?! Mana bisa mama bersabar membiarkan putra satu satunya mama diambil alih sama wanita itu. Mama tidak sudi."

"Aku tanya kak Ayu dulu deh ma. Bentar."

"Ya sudah cepat tanyakan sama kakakmu itu."

Rani pun mencoba menghubungi kakaknya Rahayu. Tapi tidak diangkat. Wajar saja, karena Rahayu saat ini sedang ngumpul sama teman teman arisannya. Tentu saja dia tidak akan mempedulikan hp nya.

"Gimana?" Tanya Nadin sudah tidak sabar.

"Nggak dijawab ma. Sepertinya kak Ayu lagi kumpul sama geng arisannya." Sahut Rani.

"Kamu itu ya, selalu tidak bisa diandalkan. Ya sudah biar mama cari sendiri saja orang yang ahli mengusir sihir." Rutuknya memaki putri bungsunya itu.

"Ya terserah mama sih." Sahutnya lumayan kesal tapi masih ditahannya.

Dia tahu mamanya sedang sangat ketakutan kalau sampai Alden dikuasai oleh Caca.

Sedangkan kenyataannya, Alden tidak tersihir sama sekali. Bagaimana mau tersihir, toh Caca juga tidak menggunakan sihir apapun. Caca sendiri juga bingung mengapa Alden malah menahannya.

Ceklekkk

Pintu kamar mandi terbuka. Alden keluar dengan sudah berganti pakaian kasual dan rambut yang sudah disisir rapi.

"Tetaplah disini. Aku harus pergi ke kantor. Ada urusan penting." Ucap Alden.

Dia meraih mantelnya, tidak lupa hp dan kunci mobil. Lalu dia keluar dari kamar dengan mengunci kembali pintu kamar.

Caca hanya diam saja memperhatikan semuanya. Mendapati Alden masih menguncinya didalam kamar, membuat Caca mengerti, mungkin Alden memang membutuhkan bantuannya untuk bisa menjalani kehidupan tanpa adanya Lisa lagi.

"Aku bisa. Aku bisa melewati semua ini. Bantu kakak ya dek.." Ujar Caca saat menatap foto Khalisa.

Setelah itu dia pun menuju kamar mandi untuk berwudu dan melaksanakan sholat zuhur. Untungnya, Caca yang berpakaian serba panjang bisa melaksanakan sholat meski tanpa mukena. Karena pakaian yang dia pakai sudah memenuhi syarat sah pakaian yang bisa dipakai untuk sholat.

Terpopuler

Comments

martina melati

martina melati

lho? koq jd tahanan sih dkunci dari luar? dkurung donk thor

2024-08-02

0

martina melati

martina melati

koq dkuasai sih... kita adalah raja atas diri sendiri... sadarlah hai manusia!

2024-08-02

1

martina melati

martina melati

wow....

2024-08-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Permohonan terakhir
2 Bab 2 Kehilangan
3 Bab 3 Mencoba bertahan
4 Bab 4 Ratu drama?!
5 Bab 5 Dugaan sihir
6 Bab 6 Aku bukan burung
7 Bab 7 Caca sakit perut
8 Bab 8 Pilihannya hanya dua
9 Bab 9 Aku orangnya
10 Bab 10 Terlalu baik atau bodoh
11 Bab 11 Jampi pengusir sihir
12 Bab 12 Hanya kebetulan
13 Bab 13 Diam diam
14 Bab 14 Boneka beruang
15 Bab 15 Titipan dari Haris
16 Bab 16 Ternyata sesakit ini?!
17 Bab 17 Berkunjung
18 Bab 18 Ayam goreng keju
19 Bab 19 Tamu bulanan
20 Bab 20 Seranjang
21 Bab 21 Pindah
22 Bab 22 Baper
23 Bab 23 Ibu negara
24 Bab 24 Kamu pemilk hatiku
25 Bab 25 Mulai bucin
26 Bab 26 Hari yang sibuk
27 Bab 27 Ketakutan
28 Bab 28 Cemburu
29 Bab 29 Ciuman pertama
30 Bab 30 Rahasia perlahan terungkap
31 Bab 31 Cintai aku!
32 Bab 32 Sesuatu yang buruk
33 Bab 33 Amarah
34 Bab 34 Tersimpan dalam doa
35 Bab 35 Haris kecelakaan
36 Bab 36 Makin bucin
37 Bab 37 Sedikit salah paham
38 Bab 38 Tidak selevel
39 Bab 39 Menemui Haris
40 Bab 40 Akal akalan Haris
41 Bab 41 Pura pura
42 Bab 42 'Abang'
43 Bab 43 Membolak balik fakta
44 Bab 44 Fitnah yang kejam
45 Bab 45 Penyesalan datang terlambat
46 Bab 46 Duniaku hancur & mimpi buruk
47 Bab 47 Bukan takdirku
48 Bab 48 Terlalu sempurna
49 Bab 49 Karma bagi Rahayu
50 Bab 50 Kehancuran Rani
51 Bab 51 Air mata Rani
52 Bab 52 Berikan kesempatan ke-2
53 Bab 53 Neraka dunia
54 Bab 54 Selalu ada
55 Bab 55 Garda terdepan
56 Bab 56 Luka ditempat yang sama
57 Bab 57 Kekecewaan
58 Bab 58 Adnan turun tangan
59 Bab 59 Kembali ke rumah
60 Bab 60 Intropeksi diri
61 Bab 61 Rani Hamil?!
62 Bab 62 Lamaran
63 Bab 63 Cerai!
64 Bab 64 Mulai membaik
65 Bab 65 Hari pernikahan
66 Bab 66 Aku hamil!!
67 Bab 67 Malam pertama!
68 Bab 68 Pagi yang bahagia
69 Bab 69 Rumah kita
70 Bab 70 Maafkan aku, sayang.
71 Bab 71 Suami siaga
72 Bab 72 Pertanyaan itu...
73 Bab 73 Hampir...
74 Bab 74 Rumah tempat kembali
75 Bab 75 Niat jahat Haris
76 Bab 76 Khawatir
77 Bab 77 Murahan?!
78 Bab 78 Hadiah setelah badai
79 Bab 79 Belut goreng
80 Bab 80 Mengidam?!
81 Bab 81 Bolu gulung tiramisu
82 Bab 82 Loli vs pasutri
83 Bab 83 Masih saja dibandingkan
84 Bab 84 Suami yang nurut?!
85 Bab 85 Salsabila
86 Bab 86 Sate kambing
87 Bab 87 Kehidupan awal pernikahan
88 Bab 88 Akhir pekan
89 Bab 89 Mantan pacar
90 Bab 90 Tidak ingin terulang
91 Bab 91 Video gila Dinda
92 Bab 92 Rencanakan jebakan?!
93 Bab 93 Pertemuan Dinda dan Caca
94 Bab 94 Misi selesai
95 Bab 95 Mendengarkan cerita
96 Bab 96 Main ke rumah mama
97 Bab 97 Sup jamur
98 Bab 98 Perjuangan hidup dan mati
99 Bab 99 Undangan pernikahan
100 Bab 100 Memberi nama
101 Bab 101 Aqiqah
102 Bab 102 Mencintai karena Allah
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Bab 1 Permohonan terakhir
2
Bab 2 Kehilangan
3
Bab 3 Mencoba bertahan
4
Bab 4 Ratu drama?!
5
Bab 5 Dugaan sihir
6
Bab 6 Aku bukan burung
7
Bab 7 Caca sakit perut
8
Bab 8 Pilihannya hanya dua
9
Bab 9 Aku orangnya
10
Bab 10 Terlalu baik atau bodoh
11
Bab 11 Jampi pengusir sihir
12
Bab 12 Hanya kebetulan
13
Bab 13 Diam diam
14
Bab 14 Boneka beruang
15
Bab 15 Titipan dari Haris
16
Bab 16 Ternyata sesakit ini?!
17
Bab 17 Berkunjung
18
Bab 18 Ayam goreng keju
19
Bab 19 Tamu bulanan
20
Bab 20 Seranjang
21
Bab 21 Pindah
22
Bab 22 Baper
23
Bab 23 Ibu negara
24
Bab 24 Kamu pemilk hatiku
25
Bab 25 Mulai bucin
26
Bab 26 Hari yang sibuk
27
Bab 27 Ketakutan
28
Bab 28 Cemburu
29
Bab 29 Ciuman pertama
30
Bab 30 Rahasia perlahan terungkap
31
Bab 31 Cintai aku!
32
Bab 32 Sesuatu yang buruk
33
Bab 33 Amarah
34
Bab 34 Tersimpan dalam doa
35
Bab 35 Haris kecelakaan
36
Bab 36 Makin bucin
37
Bab 37 Sedikit salah paham
38
Bab 38 Tidak selevel
39
Bab 39 Menemui Haris
40
Bab 40 Akal akalan Haris
41
Bab 41 Pura pura
42
Bab 42 'Abang'
43
Bab 43 Membolak balik fakta
44
Bab 44 Fitnah yang kejam
45
Bab 45 Penyesalan datang terlambat
46
Bab 46 Duniaku hancur & mimpi buruk
47
Bab 47 Bukan takdirku
48
Bab 48 Terlalu sempurna
49
Bab 49 Karma bagi Rahayu
50
Bab 50 Kehancuran Rani
51
Bab 51 Air mata Rani
52
Bab 52 Berikan kesempatan ke-2
53
Bab 53 Neraka dunia
54
Bab 54 Selalu ada
55
Bab 55 Garda terdepan
56
Bab 56 Luka ditempat yang sama
57
Bab 57 Kekecewaan
58
Bab 58 Adnan turun tangan
59
Bab 59 Kembali ke rumah
60
Bab 60 Intropeksi diri
61
Bab 61 Rani Hamil?!
62
Bab 62 Lamaran
63
Bab 63 Cerai!
64
Bab 64 Mulai membaik
65
Bab 65 Hari pernikahan
66
Bab 66 Aku hamil!!
67
Bab 67 Malam pertama!
68
Bab 68 Pagi yang bahagia
69
Bab 69 Rumah kita
70
Bab 70 Maafkan aku, sayang.
71
Bab 71 Suami siaga
72
Bab 72 Pertanyaan itu...
73
Bab 73 Hampir...
74
Bab 74 Rumah tempat kembali
75
Bab 75 Niat jahat Haris
76
Bab 76 Khawatir
77
Bab 77 Murahan?!
78
Bab 78 Hadiah setelah badai
79
Bab 79 Belut goreng
80
Bab 80 Mengidam?!
81
Bab 81 Bolu gulung tiramisu
82
Bab 82 Loli vs pasutri
83
Bab 83 Masih saja dibandingkan
84
Bab 84 Suami yang nurut?!
85
Bab 85 Salsabila
86
Bab 86 Sate kambing
87
Bab 87 Kehidupan awal pernikahan
88
Bab 88 Akhir pekan
89
Bab 89 Mantan pacar
90
Bab 90 Tidak ingin terulang
91
Bab 91 Video gila Dinda
92
Bab 92 Rencanakan jebakan?!
93
Bab 93 Pertemuan Dinda dan Caca
94
Bab 94 Misi selesai
95
Bab 95 Mendengarkan cerita
96
Bab 96 Main ke rumah mama
97
Bab 97 Sup jamur
98
Bab 98 Perjuangan hidup dan mati
99
Bab 99 Undangan pernikahan
100
Bab 100 Memberi nama
101
Bab 101 Aqiqah
102
Bab 102 Mencintai karena Allah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!