Lucia yang memang seorang dokter langsung melakukan pertolongan pertama dengan peralatan seadanya. Dengan tangan yang gemetar hebat dan air mata yang terus saja mengalir membasahi wajahnya, Lucia berusaha keras untuk mempertahankan detak jantung putrinya yang sempat terhenti.
“Sayang! Hiks, … Bertahanlah untuk Mommy dan Daddy,” pinta Lucia yang terus melakukan CPR pada putrinya.
“Daddy, mohon bertahanlah Shea!”
Hal yang sama pun Levi lakukan, dia menggenggam erat tangan putrinya yang mulai terasa dingin. Sungguh Levi merasa menjadi ayah gagal untuk putri satu-satunya yang tersisa, dia sudah pernah kehilangan satu putrinya dan tidak lagi untuk kali ini.
“Tuhan! Jangan lagi Engkau ambil putri kami! Hanya Shea yang kami miliki sekarang, kami janji tidak akan pernah mengabaikannya lagi!” batin Levi dan Lucia seolah saling terhubung, hingga mengatakan hal yang sama.
Hingga tak lama kemudian ambulance datang yang segera memindahkan tubuh gadis yang sebenarnya bernama Lucy itu menuju ke rumah sakit. Lucia dan Levi pun selalu berada di samping putrinya, apalagi setelah Lucia menjelaskan bahwa dirinya juga seorang dokter utama di salah satu rumah sakit terkenal.
Setibanya di rumah sakit, gadis yang di kira adalah Shea langsung di bawa masuk ke ruangan ICU agar bisa mendapatkan perawatan yang lebih tepat. Lucia tidak mau tinggal diam menunggu, dia sendiri yang akan menangani kondisi putrinya apapun yang terjadi.
“Bee, tunggulah di sini! Apapun yang terjadi, aku pasti akan menyelamatkan putri kita satu-satunya!” ujar Lucia pada suaminya.
Levi langsung membawa tubuh Lucia dalam pelukannya, lalu mengecup kening istrinya cukup lama dan berkata, “Aku selalu percaya padamu, Lucia istriku! Aku yakin kau pasti bisa menyelamatkan putri kita satu-satunya yang tersisa.”
“Emm, … Aku akan segera kembali dengan membawa kabar baik untuk kita semua,” balas Lucia yang semakin memeluk suaminya itu sebelum dia kembali ke ruangan ICU, dimana putrinya berada.
...****************...
Sementara Lucia tengah melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan putrinya, Levi terus memanjatkan doa agar kali ini Tuhan tidak kembali mengambil putrinya.
Katakan saja kalau penyesalan Levi dan Lucia sedikit terlambat, karena selama ini mengabaikan putri satu-satunya. Namun, keduanya sangat berharap di beri kesempatan untuk memperbaiki semuanya.
Sedangkan Shea yang asli sudah berada di sebuah ruangan yang sangat pengap dan minim cahaya, seperti ruang bawah tanah atau sebuah gudang yang telah lama kosong. Perlahan kesadaran Shea mulai kembali ketika merasakan tubuhnya terus di goyangkan dengan cukup keras.
“Hay, bocah sialan! Cepat bangun, jangan sampai aku kehilangan kesabaran lagi!” ujar seorang pria yang tengah menggunakan kakinya untuk membangunkan Shea.
Shea sejenak terkejut, sebab dia malah terbangun di tempat yang sangat asing dan juga sangat menyeramkan. Meski kepalanya masih terasa sedikit sakit, tapi Shea mengabaikannya karena pra preman di depannya saat ini lebih berbahaya jika dia lengah sedikit saja.
“Akhirnya kau bangun juga, bocah menyusahkan! Sekarang lakukan apa yang aku perintahkan sebelumnya, sebelum aku menghajarmu dan memotong jatah makanmu sebagai hukuman karena mencoba kabur dari kami!”
Pria dengan tato di lengan kirinya berniat meraih kerah bajunya dengan kasar, tapi Shea dengan cepat menepisnya. Kemudian bertanya dengan nada dinginnya dan tatapan tajam yang sangat mirip dengan Levi, “Siapa kalian?”
“Hahahaha, …”
Bukannya menjawab para preman itu malah tertawa meremehkan apa yang Shea tanyakan. Tentu saja meremehkan, sebab mereka masih mengira bahwa gadis yang dia bawa adalah Lucy, gadis yang mereka sangat kenal selama ini.
“Apakah sekarang kau ingin berpura-pura hilang ingatan agar kami semua lengah. Kemudian, kau memanfaatkan kesempatan itu untuk melarikan diri lagi dari sini?”
“Cih, … Jangan harap kau bisa menipu kami lagi, bocah!”
“Lebih baik sekarang kau retas saja data Dario perusahaan BLOUSHZE Group, ASHLU Group dan ZD Group! Jika kau berhasil, kami berjanji akan mengurangi hukumanmu,” cecar salah satu preman itu yang membuat Shea mengernyitkan keningnya.
“Mengapa perusahaan milik keluargaku? Aku sangat yakin pasti gadis yang sangat mirip denganku memiliki kemampuan IT yang sangat tinggi. Sehingga para preman bodoh ini terus mengejarnya!”
“Dan sebenarnya siapa gadis yang sangat mirip denganku itu? Aku harus menyelidikinya.” Shea hanya bisa mengatakan semua itu di dalam hatinya.
Pasalnya kenapa target para preman ini adalah perusahaan keluarganya. Dimana BLOUSHZE Group milik Grandpanya, ASHLU Group milik Luca, pamannya dan ZD Group milik ayahnya. Bahkan ketiga perusahaan itu berada di negara yang berbeda dan sudah pasti di jaga dengan keamanan IT yang sangat tinggi.
“Hai, apa kau lupa! Boss juga menyuruh kita untuk meretas data dari klan mereka!” ujar preman lainnya mengingatkan temannya.
“Kau benar! Aku hampir lupa soal itu, sebaiknya kita langsung bawa saja bocah ini untuk segera menjalankan tugasnya!” sahut preman sebelumnya sembari memberikan isyarat untuk menyeret Shea ke sebuah ruangan yang sudah di sediakan.
“Lebih baik aku ikuti saja kemauan mereka sambil memperhatikan tempat yang ada di sekitarku!” Shea masih berkata dalam hatinya.
Para preman itu membawa Shea masuk ke dalam salah satu ruangan dari banyaknya ruangan yang di lewatinya. Hingga Shea di buat terkejut begitu sampai di ruangan yang di tuju.
Bagaimana Shea tidak terkejut ketika melihat ruangan itu berisi komputer super canggih dengan beberapa anak yang tengah menjalankan berbagai macam program sekaligus.
“Sebenarnya tempat apa ini?” gumam Shea yang semakin penasaran dengan tempat yang saat ini dia lihat.
“Jangan berpura-pura terus! Sudah sana ke tempatmu dan lakukan tugasmu dengan baik,” ujar preman yang sejak tadi menyeretnya, kini malah mendorong tubuhnya hingga hampir tersungkur.
“Aish, … Siapa yang kau bilang pura-pura sejak tadi, Hah?”
“Aku memang tidak mengenal kalian semua! Dan kenapa kau terus memperlakukan aku seperti hewan sejak tadi!” cecar Shea dengan nada tinggi seolah menantang para preman itu.
“Bocah sialan! Masih beruntung kami tidak menghukum mu, tapi kelakuanmu semakin tidak tahu diri!”
“Rupanya kau ingin mendapatkan hukuman seperti yang lainnya ‘yah!”
Salah satu preman itu mengambil sebuah cambuk yang memang tidak jauh. Para anak di ruangan itu seketika terlihat ketakutan, tetapi tidak dengan Shea yang masih percaya diri tanpa takut sedikitpun.
Detik berikutnya preman itu mulai melayangkan satu cambukan, tapi Shea malah dengan mudah menangkap ujung cambuk tersebut sebelum mengenai tubuhnya.
“Apa kau pikir aku takut dengan mainan seperti ini?”
Kata Shea sambil terus menggenggam erat cambuk tersebut seraya menyeringai. Dapat preman itu rasakan dengan jelas, bahwa tenang gadis yang selama ini dia anggap lemah ternyata begitu kuat sampai dia tidak kuat menarik cambuknya.
^^^^^^Bersambung, ....^^^^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
sopiah
lucia kecil.. lanjut..
2024-07-05
0
guntur 1609
sudah seperti ni keadaan anak kalain. baru kalian ingat. selama ni kemana ja
2024-05-23
0
Saha Weh
asalamu Alaikum KA popo aku langsung mampir nih soalya penasaran Ama kluarga cavier🤗🙏💪💪💯👍
2024-04-02
1