Bab 5

jempol nya ya.

—

"ka-kamu tau darimana -eh? ma-maksud abang kenapa bisa adek punya pikiran gitu ke abang" Kalvin berbicara dengan gagu bahkan wajah nya terlihat panik.

"gausah tanya aku tau darimana, aku cuma mau abang jujur tadi kemana? ga mungkin abang ketiduran sampe selelap itu kalo bukan karna kecapean" ucap Meyya tanpa membiarkan ada yang mengganggu.

Rayhan hanya menguping, tak berniat bersuara, dia takut kejadian beberapa saat terulang lagi yang membuat dia kena imbasnya.

"ab-abang beneran ketiduran dek, karna kerjaan yang numpuk banget. maaf dek" sesak Kalvin mencoba meminta maaf dengan memberi alasan yang cukup spesifik dan mudah diterima oleh Meyya.

Meyya berdecak seperti tak percaya.

lama Meyya tak menjawab m, hanya ada suara kendaraan yang berlalu lalang di jalanan.

"abang tau kan aku ga boleh terlalu banyak pikiran. aku harus banyak-banyak istirahat." ucap Meyya lagsung di angguki dengan cepat oleh Kalvin, dia tampak canggung saat Meyya tak ada bersuara sama sekali.

"jadi buat sekarang, aku maafin atas kelalaian abang jemput adek tadi" akhirnya Kalvin bisa bernapas lega.

"makasih dek, abang janji buat on time sebelum adek telepon abang" balas Kalvin mengucap janji dengan raut serius.

Meyya pun tersenyum mengingat janji Kalvin padanya. "kalo abang ingkar janji, gantinya apa?" lantang Meyya dengan tatapn tajam, membuat Kalvin meneguk saliva nya gugup dan takut.

"terserah adek nau ngasih hukuman apa ke abang, abang terima kok hukuman nya" balas Kalvin dengan pasrah.

"oke, emang gitu yang bakal aku inginin. jadi, ku harap abang ga ngulangin kesalahan lagi, kita itu udah mau nikah, bukan waktunya buat main-main" ujar Meyya panjang lebar dengan serius.

Kalvin mengangguk mengerti.

akhirnya hubungan yang sempat renggang kini kembali terjalin, membuat Rayhan yang menyaksikan perdebatan kecil antara Meyya dan Kalvin yang akan menikah.

beberapa hari kemudian,

Meyya sedang melakukan fitting baju pengantin ditemani oleh calon ibu mertua beserta calon suami nya juga yang sejak perdebatan mereka, Kalvin selalu menemani kemanapun Meyya bepergian.

"gimana dek? udah ketemu gaun yang kamu suka? mamah ada dapet gaun nih bagusan yang mana?" tanya calon ibu mertua nya sambil membawa beberapa gaun digantungan ke hadapan Meyya yang masih bingung memilah.

"menurut bang Kalvin bagusan yang mana?" Meyya mengoper pertanyaan itu ke calon suami nya.

"apapun gaun nya tetep bagus kalo yang make itu kamu dek" jawab Kalvin mendapat sorakan dari ibunya sendiri.

"huu.. bisa aja anak kadal" cibir ibu Kalvin merasa gombalan Kalvin basi, bahkan sangat-sangat basi.

"kalo Kalvin anak kadal, berarti mamah ibu kadal nya dong" balas Kalvin membuat ibunya berdecak kesal.

"ga ya, mamah dulu mungut kamu di jalanan" ibu Kalvin tak mau kalah dengan putra semata wayang nya.

Meyya hanya memberi tawa kecil menyaksikan perdebatan tak berfaedah yang di lakukan antara anak dan ibu.

setelah mendapat gaun yang di ingin kan, Kalvin segera membayar gaun itu dan memberikan kepada Meyya untuk hari pernikahan mereka beberapa hari lagi.

"hai Kalvin (mengecup pipi Kalvin), kok kamu di sini sayang? dan kenapa hampir seminggu kamu ga ada ke apart aku, aku kangen tidur sama kamu terus kita keringetan bareng." ucap seseorang yang tiba-tiba datang tanpa di undang.

Kalvin sempat terlonjak kaget bercampur takut. dia segera menoleh ke belakang mencari keberadaan ibu dan calon istri nya.

huft aman, batin Kalvin sembari bernapas lega, dia tak melihat ada nya ibu nya serta Meyya, entah kemana dua orang bergender sama walau berbeda usia.

"kamu ngapain ada di sini?" tanya Kalvin dengan berbisik.

"aku lagi jalan-jalan tadi, terus liat plat mobil di depan kayak kenal, jadi ya aku langsung masuk deh, dan bener aja itu kamu sayang" jawab wanita itu dengan manja bahkan tak segan-segan merangkul mesra lengan Kalvin.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***