jempol nya ya.
—
Kalvin menunggu Meyya bersuara. Dia hanya ingin permintaan maaf nya di terima oleh tunangan nya, tak lebih.
Meyya belum membuka suara hingga teh anget datang, dan yang mengantarnya Rayhan.
"Bang, apa kabar?" cetuk Rayhan basa-basi sambil menaruh teh anget di atas meja bulat.
"Makasih Ray. Kabar abang baik kok, kabar kamu gimana baik juga kan?" balas Kalvin dengan akrab kepada Rayhan.
"Baik dong, walau lagi di hantam sama tugas deadline di kampus" sahut Rayhan sedikit curhat kepada calon abang ipar nya.
"biasa itu semester pertama, lama kelamaan makin banyak kok tigas nya Ray, yang sabar ya" Kalvin menahan tawa melihat raut Rayhan yang nampak pasrah.
"Liat dong kakak mu nih, pas tugas kampus nya deadline dia nangis sampe minta tolong ke abang" oceh Kalvin bercerita tentang Meyya saat berkuliah beberapa tahun lalu.
"bener itu kak?" tanya Rayhan nampak tak percaya. Meyya menghela napas malas menanggapi.
Rayhan dan Kalvin saling tatap dan mengusap tengkuk masing-masing merasa canggung.
"Mending kamu masuk ke dalam sana dek" usir Meyya merasa Rayhan tak harus terlalu lama di luar.
"Adek disuruh papah, katanya biar ga kerasukan setan nakal" tolak Rayhan dengan jujur.
"Kamu tuh setan nya" balas Meyya membuat tatapan Rayhan sinis kepada nya.
"Menghindari zina, kalian ga boleh berduaan walau udah tunangan, belum sah jadi harus ada adek disini" ucap Rayhan tak mau di ganggu.
"Anggap aja Ray ga ada simple kan?" lanjut Rayhan dengan santai duduk di lantai dingin.
"Ambil kursi di dalam sana, jangan langsung duduk di lantai dingin, masuk angin nanti" tegur Meyya. Walau mereka sering bertengkar, tetapi peduli satu sama lain itu tak pernah lepas dari kedua nya.
Rayhan menurut, dan segera mengambil kursi dari dalam sesuai perintah Meyya.
"Dek" panggil Kalvin merasa Meyya tak mempedulikannya.
"Hm.. Aku mau tanya deh sama abang" ucap Meyya menyahuti dengan deheman singkat.
"Tanya aja dek, pasti abang jawab jujur kok" balas Kalvin dengan berbinar, akhirnya Meyya mau berbicara dengan nya.
"Abang tadi kemana pas aku telpon sampe puluhan kali? Chat ku aja ga di baca, centang dua aja terus" tanya Meyya mengeluarkan unek-unek nya.
Bersamaan dengan Rayhan yang baru menaruh kursi di teras dan segera duduk melirik ke arah kakak nya dan calon abang ipar nya sekilas.
"Abang ketiduran di apartemen dek, dn ternyata hp ke silent lupa nonaktifin, makanya ga ada denger" jawab Kalvin dengan jujur, tapi dia tak mengatakan lebih rinci.
"Sama cewek?" tanya Meyya dengan tatapan datar kepada Kalvin kemudian menghadap ke depan.
Deg!
......................
Ardha, anak kampung yang di idamkan oleh para gadis di kampung nya itu nampak termenung di gubuk sawah.
Plak! Plak! Plak!
"Beh.. Nyamuk nya gatel kayak eneng-eneng kampung sini, suka banget nempel" gumam Ardha setelah menepuk di pipi, paha, bahkan lengan nya yang merasa secara berurutan.
"Ar!" panggil seseorang yang tiba-tiba muncul dari arah samping gubuk sawah sedikit mengagetkan Ardha.
"Ada-ada aja kamu Mat, bisa nya ngagetin mulu" cebik Ardha sembari mengelus dada nya yang berdetak tak beraturan akibat terkejut.
Amat, teman sekampung Ardha itu hanya memberi cengir dan ikut duduk di gubuk sawah samping Ardha.
"Kenapa melamun kamu Ar? Kesambet mbak-mbak tau rasa" tanya Amat, membuat Ardha membalik rambut gondrong nya menutupi wajah nya.
"Nih udah jadi abang-abang" canda Ardha mendapat jitakan keras dari Amat.
"Serius Ar! Mikirin apa kamu?" tanya Amat sekali lagi. Amat teman terdekat Ardha yang tau seluk beluk Ardha dan tau apaoun tentang Ardha.
"Ga ada apa-apa, cuma aku tuh ya mikirin kapan kamu dapet jodoh ya" jawab Ardha dengan asal.
Bugh!
"Maaf Ar, ga tahan buat ga mukul kamu soalnya" ucap Amat berpura-pura meminta maaf setelah memukul bahu Ardha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Maulana ya_Rohman
blm bisa kasih comend...🤬
2023-12-19
0